Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PARTAI POLITIK SEBAGAI DEMOKRASI


Disusun Oleh:
Anastasia Okta Erisha
131610101091

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2014

1 | Page

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para hamba-Nya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita menuju terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Alasan penulis memilih judul: PARTAI POLITIK SEBAGAI DEMOKRASI adalah agar
penulis lebih mengetahui dan memahami perkembangan demokrasi di Indonesia dan sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester fakultas Kedokteran Gigi pada mata
kuliah Pancasila.
Dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dosen pembimbing.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikanperbaikan di
masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita
semua.

Jember, 01 Desember 2014

Penulis

2 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi di Indonesia sudah berlangsung 10 tahun sejak tahun 2000an. Hingga tahun
2010 ini, demokrasi di Indonesia telah melewati berbagai proses yang penuh dengan dinamika
kehidupan demokrasi. Dalam periode 10 tahun ke belakang telah banyak perubahan yang dialami
Indonesia dalam menjalankan proses demokratisasi ini, diantaranya adalah Amandemen UUD
1945, kebebasan pers, kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, dan lain-lain. Selain itu
sekarang ini juga terdapat banyak partai politik sebagai wadah untuk menyalurkan informasi dari
pemerintah menuju masyarakat begitu pula sebaliknya, dari masyarakat menuju pemerintah.
Partai politik merupakan kelompok warga negara yang terorganisasikan, yang bertindak
sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih,
bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum. Partai politik
merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok orang agar memperoleh kekuasaan untuk
menjalankan program yang telah direncanakan.
Demokrasi adalah pemerintahan oleh semua orang yang merupakan kebalikan dari
konsep pemerintahan oleh satu orang (otokrasi). Sehingga dalam membangun demokrasi ini
diperlukan adanya partisipasi aktif dari masyarakat. Partisipasi tersebut dapat terlihat dari
pelaksanaan pemilu. Masyarakat dapat menggunakan haknya untuk memilih sesuai dengan hati
nurani.
Namun, sekarang ini banyak masyarakat yang enggan memilih atau lebih tepatnya adalah
golput. Salah satu faktornya adalah sekarang ini terlalu banyak partai politik yang justru
membuat masyarakat bingung karena hanya menyatakan janji-janji palsu semata, tidak
merealisasikan visi misi yang diutarakan terhadap masyarakat. Partai politik sekarang lebih
banyak mencari untuk kepentingan pribadi partai politik itu sendiri.
Dalam pelaksanaan kehidupan demokrasi, keberadaan partai politik merupakan
komponen yang sangat penting dalam sistem politik. Sebab ia merupakan infrastruktur elemen
politik sebuah bangsa. Tidak terbantahkan bahwa tidak ada sistem politik yang dapat
berlangsung tanpa adanya keterlibatan partai politik, kecuali dalam masyarakat tradisional yang
berkepemimpinan otoriter. Melalui partai politik, rakyat dapat mewujudkan haknya untuk
3 | Page

menyatakan pendapat tentang arah kehidupan dan masa depannya dalam bermasyarakat dan
bernegara.
Sementara keberadaan demokrasi memberikan asumsi bahwa lebih banyak partisipasi
masyarakat akan lebih baik. Dalam alam pikiran ini menunjukkan tingginya tingkat partisipasi
menunjukkan bahwa warga Negara mengikuti dan memahami masalah politik kenegaraan dan
ingin melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Dianggap bahwa berhasil tidaknya pembangunan bergantung kepada partisipasi rakyat
dan bahwa pengikut sertaan partisipasi akan membantu proses penanganan masalah-masalah
yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan etnis, budaya, status sosial dan ekonomi, agama dan
sebagainya.

4 | Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Partai politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik modern yang demokratis.
Sebagai suatu organiasasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan
memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat
yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara absah
(legitimate) dan damai. Secara umum partai politik dikatakan sebagai satu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu,
melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Karena itu, Partai Politik dalam pengertian
modern dapat didefisinikan sebagai kelompok yang mengajukan calon-calon bagi jabatan publik
untuk dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau mempengaruhi tindakan-tindakan
pemerintah.
Proses demokratisasi di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1998 masih belum mencapai
tingkat konsolidasi. Indonesia masih dalam kondisi masa transisi dari sistem yang otoriter ke
sistem yang demokratis. Salah satu penyebab dari lamanya masa transisi ini ialah lemahnya
penerapan sistem nilai dan praktek demokrasi dalam berbagai pranata strategis yang seharusnya
menjadi tiang demokrasi. Salah satu pranata ini ialah Partai Politik.
Partai politik memiliki arti yang sangat penting dan telah menjadi fenomena umum dalam
kehidupan politik yang demokratis. Aksioma yang berlaku , tidak ada sistem politik yang
berjalan tanpa adanya partai politik , kecuali sistem politik yang otoriter atau sistem kekuasaan
tradisional , dimana raja atau penguasa dalam menjalankan kekuasaanya sangat bergantung pada
pada tentara atau polisi. Tetapi dalam kehidupan politik moderen yang demokratis , keberadaan
partai politik menjadi keharusan , sebab fungsi utama partai politik adalah bersaing untuk
memenangkan pemilu, mengagregasikan berbagai kepentingan masyarakat , menyediakan
alternative kebijakan,dan mempersiapkan para calon pemimpin yang akan duduk dalam
pemerintahan. Dengan demikian partai politik menjadi sarana penghubung kepentingan rakyat
dan pembuat kebijakan dalam pemerintahan demokrasi. Karena itu partai politik memiliki lebih
dari satu tujuan atau kepentingan dalam masyarakat pada tingkat tertentu mereka berusaha
mengagregasikan berbagai tujuan dan kepentingan tersebut.
5 | Page

Fenomena Demokrasi dewasa ini telah menjadi perdebatan hangat di perpolitikan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka kini Indonesia berusaha mencari jati dirinya, selama 65 tahun
Indonesia terus mengalami transisi di bidang politik. Kondisi Indonesia yang masih labil di paksa
untuk memerdekakan dirinya pada 17 Agustus 1945 dan hingga tahun 2010 ini indonesia masih
merupakan negara yang muda dan mudah tergoyah oleh kekuatan politik luar. Di dalam sistem
pemerintahan, Indonesia mengalami masa transisi dimana setelah merdeka mengalami pasang
surut, yaitu :
a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959), yaitu masa demokrasi (konstitusional) yang
menonjolkan peranan parlemen serta partai partai dan yang karena itu dapat dinamakan
Demokrasi Parlementer.
b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak
aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan
landasannya, dan menunjukan beberapa aspek demokrasi rakyat.
c. Masa Republik Indonesia III (1965-1998), yaitu masa Demokrasi Pancasila yang merupakan
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.
d. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu masa Reformasi yang menginginkan
tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi
pada masa demokrasi sebelumnya.
Perkembangan sistem politik di Indonesia tersebut merefleksikan bahwa keadaan
Indonesia masil labil. Pada masa-masa perkembangan Indonesia peran dari partai politik tidak
lepas dari berubahnya sistem di Indonesia. Indonesia melegalkan partai politik sebagai instrumen
untuk mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang di maksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 2. Partai politik adalah
sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam
suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik
tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut
menyumbang political development sebagai suprastruktur politik

6 | Page

Partai politik di Indonesia pun muncul semenjak adanya pemilu pertama kali tahun 1955
dengan peserta 28 partai politik. Tentunya fenomena partai politik menjadi titik balik awal untuk
menjadikan suatu negara tersebut demokrasi, karena partai politik tercipta karena adanya
pemilihan, dan partai politik di maksudkan untuk mengorganisir kepentingan suatu golongan
untuk dapat terwakili di suatu negara. hingga saat inipun partai politik merupakan perahu untuk
dapat berlayar dan terwadahi kepentingannya di bangku kenegaraan. Partai politik yang awalnya
hanya muncul pada pemilihan umum, namun sekarang partai politik telah muncul kapan saja.
Bahkan politik pencitraan begitu kental di Indonesia,sampai-sampai bencana alampun dijadikan
lahan untuk berpolitik melalui politik pencitraan. Partai politik yang terus hidup setelah pemilu
ini menyebabkan pengkubuan di Negara Indonesia ini, suatu kubu yang yang kontra pemerintah
ataupun yang menjadi opsisi pemerintah.
Partai politik adalah salah satu komponen yang penting di dalam dinamika perpolitikan
sebuah bangsa. Partai politik merupakan sekumpulan orang yang secara terorganisir membentuk
sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk bisa menjalankan
program-programnya. Dalam parpol biasanya mempunyai asas, tujuan, ideologi, dan misi
tertentu. Adanya partai politik di Indonesia adalah sebagai salah satu wujud adanya kebebasan
mengeluarkan pendapat, berserikat,dan berkumpul yang menjadi satu ciri utama negara yang
menjalankan sistem demokrasi. Bermacam-macam parpol di Indonesia muncul di saat era
reformasi.

7 | Page

BAB III
PEMBAHASAN
Wacana politik bangsa Indonesia seringkali diwarnai dengan parados-paradoks.
Keterbukaan dan ketertutupan , kebebasan dan pengendalian , dinamika dan stabilitas ,
kekuasaan negara dan kekuasaan rakyat atau masyarakat, transparasi proses politik dan misteri
proses politik dan seterusnya. Kenyataan politik yang ada selama ini , sepertinya bergerak di
antara paradoks-paradoks tersebut. Dan di tengahnya , muncul ruang yang sebaiknya difahami
sebagai koridor dan ruang untuk bermain politik bagi siapapun yang ingin measuki maupun
menguasainya.
Partai politik sering menjadi tameng dan kendaraan seseorang untuk beranjak ke
perpolitikan di Indonesia. dalu sebenarnya apa yang pengertian dari partai politik? Menurut
Undang-undang RI no 31 tahun 2002 Pasal 1, di jelaskan bahwa Partai politik adalah Organisasi
politik yang di bentuk oleh sekumpulan warga negara Republik Indonesia secara suka rela atas
dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota,
masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum. Dari pengertian menurut UU tersebut
jika di kritisi dapat menyebabkan mispersepsi bahwa partai politik dapat hanya mewadahi
kepentingan anggotanya, karena kepentingan negara, masyarakat dan anggota dapat saling
berbeda. dan di UU tersebut melegalkan bahwa partai politik untuk memperjuangkan
kepentingan anggotanya. padahal partai politik adalah komponen penting di suatu negara.
Tentunya dalam membuat konstitusi ini ada politik kepentingan di dalamnya. intervensi dari
berbagai partai sangat kuat dan melahirkan UU RI no 31 tahun 2002 tersebut.
Sistem politik Indonesia telah menempatkan Partai Politik sebagai pilar utama penyangga
demokrasi. Artinya, tak ada demokrasi tanpa Partai Politik. Karena begitu pentingnya peran
Partai Politik, maka sudah selayaknya jika diperlukan sebuah peraturan perundang-undangan
mengenai Partai Politik. Peraturan perundang-undangan ini diharapkan mampu menjamin
pertumbuhan Partai Politik yang baik, sehat, efektif dan fungsional. Dengan kondisi Partai
Politik yang sehat dan fungsional, maka memungkinkan untuk melaksanakan rekrutmen
pemimpin atau proses pengkaderan, pendidikan politik dan kontrol sosial yang sehat. Dengan
Partai Politik pula, konflik dan konsensus dapat tercapai guna mendewasakan masyarakat.
Konflik yang tercipta tidak lantas dijadikan alasan untuk memecah belah partai, tapi konflik yang
8 | Page

timbul dicarikan konsensus guna menciptakan partai yang sehat dan fungsional. Pentingnya
keberadaan Partai Politik dalam menumbuhkan demokrasi harus dicerminkan dalam peraturan
perundang-undangan. Seperti diketahui hanya Partai Politik yang berhak mengajukan calon
dalam Pemilihan Umum. Makna dari ini semua adalah, bahwa proses politik dalam Pemilihan
Umum (Pemilu), jangan sampai mengebiri atau bahkan menghilangkan peran dan eksistensi
Partai Politik. Kalaupun saat ini masyarakat mempunyai penilaian negatif terhadap Partai Politik,
bukan berarti lantas menghilangkan eksistensi partai dalam sistem ketatanegaraan. Semua yang
terjadi sekarang hanyalah bagian dari proses demokrasi.
Menumbuhkan Partai Politik yang sehat dan fungsional memang bukan perkara mudah.
Diperlukan sebuah landasan yang kuat untuk menciptakan Partai Politik yang benar-benar
berfungsi sebagai alat artikulasi masyarakat. Bagi Indonesia, pertumbuhan Partai Politik telah
mengalami pasang surut. Kehidupan Partai Politik baru dapat di lacak kembali mulai tahun 1908.
Pada tahap awal, organisasi yang tumbuh pada waktu itu seperti Budi Oetomo belum bisa
dikatakan sebagaimana pengertian Partai Politik secara modern. Budi Utomo tidak
diperuntukkan untuk merebut kedudukan dalam negara (public office) di dalam persaingan
melalui Pemilihan Umum. Juga tidak dalam arti organisasi yang berusaha mengendalikan proses
politik. Budi Oetomo dalam tahun-tahun itu tidak lebih dari suatu gerakan kultural, untuk
meningkatkan kesadaran orang-orang Jawa. Sangat boleh jadi partai dalam arti modern sebagai
suatu organisasi massa yang berusaha untuk mempengaruhi proses politik, merombak
kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin dan mengejar penambahan anggota, baru lahir sejak
didirikan Sarekat Islam pada tahun 1912. Sejak itulah partai dianggap menjadi wahana yang bisa
dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan nasionalis. Selang beberapa bulan, lahir sebuah partai
yang di dirikan Douwes Dekker guna menuntut kebebasan dari Hindia Belanda. Dua partai inilah
yang bisa dikatakan sebagai cikal bakal semua Partai Politik dalam arti yang sebenarnya yang
kemudian berkembang di Indonesia.
Pada masa pergerakan nasional ini, hampir semua partai tidak boleh berhubungan dengan
pemerintah dan massa di bawah (grass roots). Jadi yang di atas, yaitu jabatan puncak dalam
pemerintahan kolonial, tak terjangkau, ke bawah tak sampai. Tapi Partai Politik menjadi
penengah, perumus ide. Fungsi Partai Politik hanya berkisar pada fungsi sosialisasi politik dan
fungsi komunikasi politik.

9 | Page

Pada masa pendudukan Jepang semua Partai Politik dibubarkan. Namun, pada masa
pendudukan Jepang juga membawa perubahan penting. Pada masa Jepang-lah didirikan
organisai-organisasi massa yang jauh menyentuh akar-akar di masyarakat. Jepang mempelopori
berdirinya organisasi massa bernama Pusat Tenaga Rakyat (Poetera). Namun nasib organisasi ini
pada akhirnya juga ikut dibubarkan oleh Jepang karena dianggap telah melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk mempengaruhi proses politik. Praktis sampai diproklamirkan kemerdekaan,
masyarakat Indonesia tidak mengenal partai-partai politik. Perkembangan Partai Politik kembali
menunjukkan geliatnya tatkala pemerintah menganjurkan perlunya di bentuk suatu Partai Politik.
Wacana yang berkembang pada waktu itu adalah perlunya partai tunggal.
Partai tunggal diperlukan untuk menghindari perpecahan antar kelompok, karena waktu itu
suasana masyarakat Indonesia masih diliputi semangat revolusioner. Tapi niat membentuk partai
tunggal yang rencananya dinamakan Partai Nasional Indonesia gagal, karena dianggap dapat
menyaingi Komite Nasional Indonesia Pusat dan dianggap bisa merangsang perpecahan dan
bukan memupuk persatuan. Pasca pembatalan niat pembentukan partai tunggal, atas desakan dan
keputusan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, pemerintah mengeluarkan maklumat
yang isinya perlu di bentuk Partai Politik sebanyak-banyaknya guna menyambut Pemilihan
Umum anggota Badan-Badan Perwakilan Rakyat. Pada keadaan seperti itulah Partai Politik
tumbuh dan berkembang selama revolusi fisik dan mencapai puncaknya pada tahun 1955 ketika
diselenggarakan Pemilihan Umum pertama yang diikuti oleh 36 Partai Politik, meski yang
mendapatkan kursi di parlemen hanya 27 partai. Pergolakan-pergolakan dalam Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Konstituante hasil Pemilihan Umum telah menyudutkan posisi
Partai Politik. Hampir semua tokoh, golongan mempermasalahkan keberadaan Partai Politik.
Kekalutan dan kegoncangan di dalam sidang konstituante inilah yang pada akhirnya memaksa
Bung Karno membubarkan partai-partai politik, pada tahun 1960, dan hanya boleh tinggal 10
partai besar yang pada gilirannya harus mendapatkan restu dari Bung Karno sebagai tanda lolos
dari persaingan. Memasuki periode Orde Baru, tepatnya setelah Pemilihan Umum 1971
pemerintah kembali berusaha menyederhanakan Partai Politik. Seperti pemerintahan
sebelumnya, banyaknya Partai Politik dianggap tidak menjamin adanya stabilitas politik dan
dianggap mengganggu program pembangunan. Usaha pemerintah ini baru terealisasi pada tahun
1973, partai yang diperbolehkan tumbuh hanya berjumlah tiga yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), GOLKAR dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Nampak sekali bahwa
10 | P a g e

partai-partai yang ada di Indonesia boleh dikatakan merupakan partai yang dibentuk atas
prakarsa negara. Pembentukan partai bukan atas dasar kepentingan masing-masing anggota
melainkan karena kepentingan negara. Dengan kondisi partai seperti ini, sulit rasanya
mengharapkan partai menjadi wahana artikulasi kepentingan rakyat. Baru setelah reformasi,
pertumbuhan Partai Politik didasari atas kepentingan yang sama masing-masing anggotanya.
Boleh jadi, Era Reformasi yang melahirkan sistem multi-partai ini sebagai titik awal
pertumbuhan partai yang didasari kepentingan dan orientasi politik yang sama di antara
anggotanya.Kondisi yang demikian ini perlu dipertahankan, karena Partai Politik adalah alat
demokrasi untuk mengantarkan rakyat menyampaikan artikulasi kepentingannya. Tidak ada
demokrasi sejati tanpa Partai Politik. Meski keberadaan Partai Politik saat ini dianggap kurang
baik, bukan berarti dalam sistem ketatanegaraan kita menghilangkan peran dan eksistensi Partai
Politik. Keadaan Partai Politik seperti sekarang ini hanyalah bagian dari proses demokrasi.
B. Demokrasi di Indonesia
Terdapat berbagai macam dalam istilah demokrasi. ada yang dinamakan demokrasi
konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila, demokrasi
rakyat, demokrasi soviyet, demokrasi nasional dan sebagainya. semua konsep ini memakai istilah
demokrasi yang menurut asal kata berarti rakyat berkuasa atau goverment by the people (kata
Yunani demos berarti rakyat, dan kratos/kratein berarti berkuasa).Perkembangan demokrasi di
Indonesia telah mengalami pasang surut. Selama 30 tahun berdirinya Republik Indonesia
ternyata masalah pokok yang di hadapi ialah bagaimana, dalam masyarakat yang benareka ragam
pola budayanya, mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi di samping membina suatu
kehidupan sosial dan politik yang demokratis. Pada pokoknya masalah ini berkisar pada
penyusunan suatu sistem politik dimana kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi serta nation building, dengan partisipasi rakyat seraya menghindari
timbulnya diktaktor, apakah diktaktor ini bersifat perorangan, partai ataupun militer. Dalam
masanya demokrasi Indonesia mengalami beberapa masa transisi. yaitu dari Masa Demokrasi
Konstitusional, Demokrasi Parlementer, ke Demokrasi Terpimpin kemudian ke Demokrasi
Pancasila dan kemudian masa Reformasi.
Lalu bagaimana Partai Politik dapat menjadi Instrument dari Demokrasi? menjawab dari
rumusan masalah, Substansi dari demokrasi adalah rakyat. dan partai politik adalah sekumpulan
11 | P a g e

golongan yang memiliki kepentingan untuk mewadahi kepentingan rakyat jika dilihat secara
tujuan umum, dan tujuan tersebut tersurat pada pasal 6 UU RI no 31 tahun 2002 bahwa tujuan
partai politik adalah untuk mewujudkan demokrasi. Partai politik adalah golongan masyarakat
dan tentunya akan menjadi instrumen untuk mewadahi kepentingan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan, apakah ada korelasi antara partai politik dengan demokrasi? Mari kita simak , isi
pernyataan berikut ini.
C. Partai dan Pelembagaan Demokrasi
Partai politik mempunyai posisi (status) dan peranan (role) yang sangat penting dalam
setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara
proses-proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa
partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi, seperti dikatakan oleh Schattscheider
(1942), Political parties created democracy. Karena itu, partai merupakan pilar yang sangat
penting untuk diperkuat derajat pelembagaannya (the degree of institutionalization) dalam setiap
sistem politik yang demokratis.
Dalam suatu negara demokrasi, kedudukan dan peranan setiap lembaga negara haruslah
sama-sama kuat dan bersifat saling mengendalikan dalam hubungan checks and balances.
Akan tetapi jika lembaga-lembaga negara tersebut tidak berfungsi dengan baik, kinerjanya tidak
efektif, atau lemah wibawanya dalam menjalankan fungsinya masing-masing, maka yang sering
terjadi adalah partai-partai politik yang rakus atau ekstrim lah yang merajalela menguasai dan
mengendalikan segala proses-proses penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan.Oleh karena
itu, sistem kepartaian yang baik sangat menentukan bekerjanya sistem ketatanegaraan
berdasarkan prinsip checks and balances dalam arti yang luas. Sebaliknya, efektif bekerjanya
fungsi-fungsi kelembagaan negara itu sesuai prinsip checks and balances berdasarkan
konstitusi juga sangat menentukan kualitas sistem kepartaian dan mekanisme demokrasi yang
dikembangkan di suatu negara. Semua ini tentu berkaitan erat dengan dinamika pertumbuhan
tradisi dan kultur berpikir bebas dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi berpikir atau kebebasan
berpikir itu pada gilirannya mempengaruhi tumbuh-berkembangnya prinsip-prinsip kemerdekaan
berserikat dan berkumpul dalam dinamika kehidupan masyarakat demokratis yang bersangkutan.

12 | P a g e

BAB IV
PENDAPAT PRIBADI
Partai politik merupakan kelompok warga negara yang terorganisasikan, yang bertindak
sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih,
bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum. Partai politik
merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok orang agar memperoleh kekuasaan untuk
menjalankan program yang telah direncanakan.
Demokrasi adalah pemerintahan oleh semua orang yang merupakan kebalikan dari
konsep pemerintahan oleh satu orang (otokrasi). Sehingga dalam membangun demokrasi ini
diperlukan adanya partisipasi aktif dari masyarakat. Partisipasi tersebut dapat terlihat dari
pelaksanaan pemilu. Masyarakat dapat menggunakan haknya untuk memilih sesuai dengan hati
nurani.
Namun, sekarang ini banyak masyarakat yang enggan memilih atau lebih tepatnya adalah
golput. Salah satu faktornya adalah sekarang ini terlalu banyak partai politik yang justru
membuat masyarakat bingung karena hanya menyatakan janji-janji palsu semata, tidak
merealisasikan visi misi yang diutarakan terhadap masyarakat. Partai politik sekarang lebih
banyak mencari untuk kepentingan pribadi partai politik itu sendiri.
Untuk membangun demokrasi di Indonesia, peran dan fungsi partai politik harus
dijalankan. Partai politik harus menjalankan peran tersebut dengan semestinya. Tidak menyalahi
aturan yang mengakibatkan kerugian pada masyarakat. Partai politik harus bisa menjadi tempat
untuk menyalurkan informasi dari pemerintah menuju masyarakat maupun sebaliknya,
masyarakat menuju pemerintah. Dengan demikian, maka akan tercipta suasana demokrasi yang
baik di Indonesia.

13 | P a g e

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa partai politik dipahami sebagai
sekelompok warga yang mengorganisir diri secara stabil, dengan tujuan merebut ataupun
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan. Adapun fungsi-fungsi politik yang
dilaksanakan oleh partai politik meliputi sosialisasi politik, komunikasi politik, partisipasi
politik, dan rekruitmen politik. Eksistensi dan kinerja partai politik akan diukur dari seberapa
jauh mereka bisa menjalankan fungsi-fungsi politik yang ada. Jika fungsi-fungsi tersebut secara
dominan dijalankan oleh partai politik, berarti sistem politik sudah berjalan secara wajar,
modern. Akan tetapi jika agen-agen lain yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut, seperti
birokrasi bahkan militer, berarti sistem politik memang belum mapan dan masih dalam tingkatan
transisi.
Peranan partai politik amat penting bagi proses politik. Keberadaan partai politik
merupakan faktor penting bagi pemenuhan kepentingan kelompok masyarakat yang majemuk.
Partai politiklah yang menyampaikan informasi rakyat kepada pemerintah, mengartikulaskan
kepentingan dan merekrut para calon untuk jabatan politik. Sebaliknya dari sudut umpan balik
mereka membantu memastikan bahwa pembuatan peraturan legislatif sudah tepat dan diterapkan
dengan baik. Bahkan sebagai penyalur aspirasi rakyat, partai politik sekaligus melaksanakan
fungsi artikulasi dan agregasi kepentingan. Di sini partai politik juga melakukan peran sebagai
broker (perantara) ataupun mediator antara pemerintah dan masyarakat.
Kelemahan yang mencolok partai politik yang berorientasi pada massa adalah kurang
intensif dan efektifnya kerja partai. Hal ini ditandai dengan tidak dimilikinya rencana kerja partai
yang bersifat jangka panjang, menegah dan jangka pendek. Partai politik semestinya merupakan
suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, serta
cita-cita yang sama, dan yang mempunyai visi, misi, program dan tujuan untuk memperoleh
kekuasaan politik dan melalui kekuasaan politik itu memperjuangkan kepentingan rakyat.
Sebagai akibatnya, partai politik tidak memiliki program yang jelas dalam melakukan
pendidikan politik kepada masyarakat, melakukan artikulasi dan agregasi kepentingan, belum

14 | P a g e

dapat membangun sosialisasi politik dan komunikasi politik untuk menjembatani rakyat dengan
pemerintah.
Selain itu , dari pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan dari rumusan masalah
yang di buat ,yaitu Partai Politik dapat menjadi Instrument dari Demokrasi karena substansi dari
demokrasi adalah rakyat. dan partai politik adalah sekumpulan golongan yang memiliki
kepentingan untuk mewadahi kepentingan rakyat jika dilihat secara tujuan umum, dan tujuan
tersebut tersurat pada pasal 6 UU RI no 31 tahun 2002 bahwa tujuan partai politik adalah untuk
mewujudkan demokrasi. Partai politik adalah golongan masyarakat dan tentunya akan menjadi
instrumen untuk mewadahi kepentingan masyarakat pada umumnya. Selain itu , ada nya korelasi
antara partai politik dan demokrasi dikarenakan partai politik mempunyai posisi (status) dan
peranan (role) yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran
penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara.
Bahkan banyak yang berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan
demokrasi.

15 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
Tandjung, Akbar , The Golkar Way . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ,2007
Budiyanto , Dasar- dasar Tata Negara untuk SMU . Jakarta :ERLANGGA , 2007
Budiardjo, Miriam ,Dasar-Dasar Ilmu Politik . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ,2008
Dr. Ichlasul Amal , Teori- teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : PTTiara Wacana Yogya ,
2005

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai