pendengaran pusat (sering disebut tuli syaraf). Gangguan dengan tipe ini bisa
disebabkan oleh berbagai hal namun kebanyakan disebabkan oleh kerusakan pada sel
rambut didalam cochlea akibat penuaan, atau rusak akibat suara yang terlalu keras.
3. Tipe ke tiga dari gangguan pendengaran disebut Mixed Hearing Loss (gangguan
pendengaran campuran), dimana kondisi gangguan pendengarannya ada unsur
konduktif & sensorineural. Banyak orang dengan gangguan pendengaran jenis ini
dapat terbantu bila memakai alat bantu dengar
Gangguan pendengaran yang paling umum adalah Keratosis obturans yang
merupakan pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan epitel liang telinga luar,
berwarna putih seperti mutiara, sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan
rasa penuh serta kurang dengar. Keratosis obturans pada umumnya terjadi pada
pasien usia muda antara umur 5-20 tahun dan dapat menyerang satu atau kedua
telinga. Etiologi keratosis obturans hingga saat ini belum diketahui. Namun,
mungkin disebabkan akibat dari eksema, seboroik dan furonkulosis. Pada pasien
dengan keratosis obturans terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, liang telinga
yang lebih lebar (karena adanya erosi tulang yang menyeluruh sehingga liang telinga
tampak lebih luas), membran timpani utuh tapi lebih tebal dan jarang ditemukan
adanya sekresi telinga. Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang hebat disebabkan
oleh desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga
Infeksi telinga tengah atau otitis media, merupakan infeksi telinga pada
telinga tengah yang umumnya di sebabkan oleh bakteri. Dapat di bedakan atas otitis
media akut dan kronis. Kejadian otitis media akut lebih sering terjadi pada anak-anak.
Hilangnya pendengaran pada otitis media bisa karena kerusakan membrana timpani
berupa perforasi, ruptura, sikatriks yang terjadi pada otitis media akut supuratif,
ataupun akibat glue ear yaitu menumpuknya cairan kental seperti lem yang di
sebabkan oleh hasil sisa dari Otitis media supuratif kronis maupun karena otitis media
efusi kronis.
Gangguan pendengaran seperti yang dibahas diatas merupakan gangguan
pendengaran utama yang sering terjadi pada anak-anak. Bila dibiarkan maka akan
menurunkan retensi belajar sehingga akan sangat berdampak pada kemampuan anak
dikemudian hari sehingga perlu dilakukan sebuah penapisan gangguan telinga secara
rutin.
yang
juga
muncul
adalah
belum
mahirnya
tenaga
paramedis
D. Pelaksanaan
Kegiatan Penapisan gangguan pendengaran dengan pendampingan yang
dilakukan oleh dokter internship dilakukan pada tanggal 22 November 2014 di dua
sekolah dasar di Desa Batu Noni yakni SDN Garotin dan SDN Locok. Kasus yang
Pendamping
dr Johan