Anda di halaman 1dari 26

ASPEK ORGANISASI DAN YURIDIS

Analisis aspek organisasi dan yuridis diperlukan oleh industri Koko


sohun dalam produksi sohun untuk melaksanakan tindakan yang meliputi stuktur
organisasi, perencanaan sumber daya manusia, manajemen penggajian dan
manajemen penyediaan bahan baku yang ada dalam aspek organisasi. Kemudian
aspek yuridis yang diperlukan oleh industry Koko sohun dalam produksi sohun
meliputi bentuk badan usaha, perizinan, perjanjian dan Amdal atau analisis
dampak lingkungan.. Hasil dari analisis aspek tersebut merupakan suatu simpulan
yang dapat menentukan apakah pendirian industri pengolahan sohun ini memiliki
keteraturan organisasi dan yuridis serta didukung oleh ketersediaan sumber daya
manusia yang memadai, sehingga dinyatakan layak untuk didirikan.
Aspek organiasasi

1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibentuk untuk menetukan pengelompokan kegiatan-kegiatan,
penugasan wewenang dalam melaksanakan pekerjaan, menentukan koordinasi
kewenangan dan hubungan informasi baik horisontal maupun vertikal untuk
mencapai tujuan daripada sarana keseluruhan atau untuk mencapai tujuan setiap
bagiannya (Husna dan Suwarsono, 1984). Struktur organisasi yang baik dalam
suatu perusahaan akan menunjang kelancaran aktivitas perusahaan itu sendiri.
Manajemen organisasi yang solid dapat meningkatkan kinerja dan
produktivitas pabrik secara keseluruhan yang mendorong tercapainya efisien dan
target-target perusahaan.Manajemen pabrik yang dipresentasikan dalam sebuah
struktur organisasi harus mengindikasikan pendelegasian wewenang dari beberapa
unit fungsional dalam perusahaan.
Struktur organisasi yang baik dalam suatu perusahaan akan menunjang
kelancaran aktivitas perusahaan itu sendiri. Proses produksi pada industri
pengolahan sohon di indutri Koko sohun cukup sederhana, oleh karena itu
pekerja yang dibutuhkan relatif sedikit dibanding perusahaan besar lainnya.
Perencanaan struktur organisasi perusahaan didasarkan pada kebutuhan
perusahaan terkait dengan skala usaha, komoditi usaha, fungsi organisasi, tingkat

beban kerja dan tanggung jawab masing-masing fungsi tersebut. Fungsi organisasi
yang disoroti secara umum ialah fungsi produksi, administrasi, sumber daya
manusia, keuangan, dan pemasaran. Sistem manajemen pada industri Koko
sohun dilakukan dengan cukup jelas.

Sistem manajemen pada industri Koko sohun dilakukan dengan cukup


jelas. Sistem yang dianut adalah sistem organisasi garis (line organization).
Sistem ini mempunyai pengertian bahwa setiap atasan mempunyai bawahan
yang tetap dan sebaliknya setiap bawahan mempunyai satu atasan tetap.
Oleh karena itu diperlukan pembagian tugas untuk fungsi-fungsi
tersebut.Selain itu, perlu kejelasan pula alur tanggung jawab dan wewenang,
sehingga perlu adanya suatu struktur organisasi yang menggambarkan
pembagian tugas dan alur tanggung jawab.

2. Perencanaan Sumber Daya manusia

Sebuah organisasi memerlukan perencanaan sumber daya manusia.


Perencanaan sumber daya manusia berisi spesifikasi, kualifikasi, wewenang,
deskripsi tugas, serta tanggung jawab setiap karyawan. Peningkatan
produktivitas dapat dipacu dengan penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan spesifikasi dan kualifikasinya. Penyusunan spesifikasi dan kualifikasi
tenaga kerja dilakukan dengan mempertimbangkan skala usaha, jenis usaha,
serta ruang lingkup pekerjaan. Kualifikasi dan spesifikasi kebutuhan tenaga
kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
No
.

Jabatan

Jumlah

Kualifikasi

Spesifikasi
- Pertanian
- Manajemen
- Manajemen
- Teknologi Pertanian
- Teknologi Pertanian

Direktur

S2

2
3
4

Kabag Umum
Kabag Produksi
Bagian Produksi
Staff Quality

1
1
7

S1
S1
D3/S1

D3/S1

S1

D3/S1

D3/S1

D3/S1

SD-SMA/K

- Tidak perlu

1
1
1

SD-SMA/K
SMA/K
SMA/K

- Tidak perlu
- Tidak perlu
- Tidak perlu

5
6
7
8

10
11
12
13

Control
Kabag
Pemasaran
Staf Pemasaran
Staf Adm.
Keuangan
Staf
Maintenance
Engineering
Bagian Non
Produksi
Staf Keamanan
Kepala Gudang
Staf Gudang

- Teknologi Pertanian
- Teknik Kimia
- Manajemen
- Pemasaran
- Manajemen
- Pemasaran
- Akuntansi
- Manajemen
- Teknik Mesin

Pembuatan deskripsi dan tanggung jawab perencanaan sumber daya


manusia ini bertujuan agar manajemen dalam pabrik berjalan secara sehat dan
efisien serta memudahkan orang yang melaksanakan pekerjaan, mengenali,
dan mendapatkan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawabnya. Tenaga

kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja usia produktif yaitu antara 18-30
tahun. Deskripsi tugas dan tanggung jawab pada industri Koko sohun dalam
pengolahan sohunadalah sebagai berikut:

a. Direktur
Direktur merupakan pemimpin perusahaan yang memiliki wewenang
dan tanggung jawab terhadap semua aktivitas produksi dan operasi
perusahaan,

serta

mengendalikan,

bertugas

dan

memimpin,

mengevaluasi

mengkoordinasikan,

kegiatan

penyelenggaraan

perusahaan. Direktur juga bertugas mengelola sumber daya manusia


untuk mendapatkan SDM yang produktif, menentukan jumlah tenaga
kerja, dan mengembangkan sistem yang dapat memotivasi karyawan.
b. Kepala bagian umum
Kepala bagian umum bertanggung jawab sepenuhnya pada
pengelolaan sumber daya manusia yang ada, sistem keuangan dalam
perusahaan, sistem pemasaran produk serta keamanan perusahaan.
c. Kepala bagian industri
Kepala bagian produksi bertanggung jawab terhadap jalannya
kegiatan persiapan, produksi, dan pengemasan produk.
d. Bagian produksi
Bagian produksi terdiri dari beberapa orang yang terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :

Bagian ruangan persiapan


Bagian ini terdiri dari 1 orang pekerja yang bertugas menentukan
bahan yang akan digunakan dan menentukan subsitusi sayuran
yang ditambahkan untuk menghasilkan sohun yang berkualitas dan
bervariasi.

Bagian ruang produksi


Bagian ini terdiri dari 4 orang pekerja, yang bertugas dalam
pembuatan sohundari pemasakan sampai penjemuran.

Bagian pengemasan
Bagian terdiri dari 2 orang pekerja yang bertugas mengemas sohun
ke dalam kemasan yang telah dibuat dan menyegel produk.
Pengemasan dilakukan sesuai dengan volume dan ukuran kemasan
yang telah ditentukan.

e.

Staff quality control


Bagian ini bertangung jawab terhadap tinggi rendahnya mutu
produk. Bagian QC bertugas mengadakan pengawasan mutu mulai
dari bahan baku, proses produksi, produk akhir, dan limbah sesuai
standar kualitas perusahaan.

f.

Kepala bagian pemasaran


Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab terhadap jalannya
kegiatan pemasaran yang meliputi target penjualan dan promosi.

g.

Staff pemasaran
Tugas dari staf pemasaran adalah merealisasikan target penjualan,
serta mempromosikan produk perusahaan.

h.

Staff administrasi keuangan


Staf

administrasi

keuangan

mempunyai

tugas

untuk

mengkoordinasikan aktivitas yang berkenaan dengan administrasi,


purchasing, data, processing, dan analisa keuangan.
tanggung

jawab

dari

staf

administrasi

Batasan

keuangan

adalah

mempertanggung jawabkan aktivitas bagian administrasi keuangan


kepada kabag umum dan mengatur keuangan perusahaan.
i.

Staff maintenance engineering


Maintenance and Enginering (ME) bertugas menangani aktivitas
pemeliharaan mesin dan keteknikan untuk memastikan semua sistem
dari proses produksi berjalan dengan baik. ME bertanggung jawab
untuk menjamin operasi dari mesin dan pemeliharaannya secara
benar dan efisien, serta menjaga agar jadwal produksi tidak
terganggu sehingga operasi produksi berjalan dengan efisien.

j.

Bagian non produksi

Staf non produksi merupakan karyawan yang membantu kelancaran


jalannya perusahaan di luar proses produksi. Staf non produksi
adalah supir dan cleaning service.
k. Staff Keamanan
Staf keamanan bertugas mengamankan lingkungan pabrik terhadap
tindak kriminal yang dapat merugikan perusahaan.
l.

Kepala gudang
Kepala gudang Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab
terhadap jalannya penerimaan bahan baku, pengiriman bahan baku
ke ruang persiapan dan ke ruang produksi.

m. Staff gudang
Staf gudang bertugas menerima bahan baku untuk disimpan di
gudang, dan sekaligus mengirimkan bahan baku ke ruang persiapan
dan ke ruang produksi. Staf gudang ini juga bertugas mencatat
produk jadi yang masuk dan keluar dalam gudang produk jadi.
3. Penggajian
Permasalahan

gaji

merupakan

hal

yang

sering

menimbulkan

ketidakharmonisan dan ketidakpuasan dalam suatu organisasi perusahaan


karena biasanya sistem penggajian tidak disusun berdasarkan beban kerja,
ruang lingkup tugas dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang.Kondisi ini
menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara keperluan karyawan dengan
kemauan majemen perusahaan.
Kurniawan (2003) menyatakan bahwa manajeman pengajian harus
disusun

dengan

mempertimbangkan

beberapa

faktor,

meliputi:

(1)

kemampuan perusahaan dalam memperbaiki gaji/upah, (2) analisis beban


kerja yang dimiliki seseorang dalam perusahaan, (3) rentang gaji antara
pejabat tertinggi dan terendah, (4) standar penggajian pada perusahaanperusahaan sejenis, serta (5) mengacu pada peraturan pemerintah tentang
Upah Minimum Regional (UMR).
Selain itu, Manajemen penggajian mengacu pada Surat Ketetapan
Gubernur Jawa Tengah No.560/85 tahun 2014 tentang Upah Minimum pada

35 Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah per 1 Januari 2015 yaitu untuk
kabupaten banymas Rp. 1.100.000,Struktur gaji pokok karyawan disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Daftar rencana gaji pokok karyawan perusahaan


No

Jabatan

Jumla

Gaji (Rp)

Gaji/bulan

Gaji/tahun

1.
2.

Direktur
Kabag Umum

h
1
1

5.000.000
4.000.000

(Rp)
5.000.000
4.000.000

(Rp)
60.000.000
48.000.000

3.
4.
5.
6.
7.

Kabag Produksi
Bagian Produksi
Staff Quality Control
Kabag Pemasaran
Staff Pemasaran

1
7
1
1
3

4.000.000
3.500.000
3.500.000
4.000.000
3.500.000

4.000.000
31.300.000
3.500.000
4.000.000
12.700.000

48.000.000
375.600.000
42.000.000
48.000.000
154.600.000

8.

Staff Adm. Keuangan

2.000.000

24.000.000

2.000.000
1.800.000
3.000.000
1.500.000
1.500.000
76.300.000

24.000.000
21.600.000
36.000.000
18.000.000
18.000.000

2.000.000

Staff Maintenance

9.
10.
11.
12.
13.

Engineering
Kepala Gudang
Bagian Non Produksi
Staff Keamanan
Staff Gudang
Total

1
1
2
1
1
23

2.000.000
1.800.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
37.800.00
0

917.800.000

4. Manajemen penyediaan bahan baku


menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total yang
minimal. Persediaan atau inventory meliputi bahan mentah atau bahan
baku, bahan pembantu, bahan dalam proses atau work in process, suku cadang,
dan barang jadi atau finished good. Alasan perlunya manajemen persediaan adalah
karena

timbulnya

ketidakpastian

permintaan,

ketidakpastian

pasokan

supplier, dan ketidakpastian waktu pemesanan.Sedangkan tujuannya adalah untuk


memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, memperlancar proses

produksi, mengantisipasi kekurangan persediaan (stock out), dan dalam rangka


menghadapi fluktuasi harga.
Fungsi-Fungsi Persediaan :
1. Fungsi Decoupling
Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi
kebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada suplier
barang.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan
dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada
dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat mengurangi biaya
perunit produk. Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah
penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang
dapat memberikan potongan harga, serta biaya pengangkutan yang lebih
murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena
banyaknya persediaan yang dipunyai.
3. Fungsi antisipasi
Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktu
pengiriman barang dari usaha lain, sehingga memerlukan persediaan
pengamanan (safety stock), atau mengalami fluktuasi permintaan yang
dapat diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu
akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut sebaiknya
mengadakan persediaan musiman. (Asdjudiredja,1999).
Persediaan bahan baku sebagai kekayaan perusahaan memiliki peranan
penting didalam operasi bisnis dalam pabrik atau suatu industry. Bahan baku
merupakan faktor utama didalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses
produksi, baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Masalah
penentuan besarnya persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan,
karena persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keutungan perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi ( modal yang tertanam) dalam

persediaan akan menekan keutungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku


yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah beban
bunga, biaya pemeliharaan dan penyimpanan dalam gudang, serta kemungkinan
terjadinya penyusutan dan kualitas yang tidak bias dipertahankan, sehingga
semuanya ini akan mengurangi keutungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya
persediaan bahan baku yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan
kemacetan dalam produksi, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian lagi.
Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan
persediaan.Pengendalian

persediaan

diusahakan

untuk

mencapai

jumlah

persediaan yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan kualitas yang tepat. Maka
tujuan dari penyediaan bahan baku dalam aspek organisasi

ini adalah

mempelajari pelaksanaan manajemen persediaan bahan baku pada perusahaan dan


menentukan alternatif teknik pengendalian bahan baku yang dapat dipilih oleh
perusahaan.
Salah satu metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan adalah
dengan metode Material Reqruitment Plannig (MRP) dengan teknik Lot For
Lot,Teknik Penetapan Kuantitas Optimal (Economic Order Quantity = EOQ) dan
teknik Part Periode Balancing (PPB). Dari ketiga metode ini akan dipilih yang
menghasilkan biaya persediaan paling minimum.
Tujuan diadakannya persediaan pada CV. Jaya koko sohun, untuk
memperlancar produksi, memperkecil kerusahan bahan, untuk mengantisipasi
bahan-bahan yang sulit didapat dan untuk melindungi dari ketidakpastian
pemasok akan bahan baku. Selain itu efisiensi operasional suatu organisasi dapat
meningkat karena fungsi penting persediaan, yatitu berfungsi sebagai antisipasi
dalam menghadapi ketidakpastian dari pemasok.Berdasarkan fungsi tersebut dapat
diketahui bahwa jenis persediaan dalam perusahaan adalah anticipation stock.

ASPEK YURIDIS

Pendirian dan beroperasinya usaha akan lebih diketahui serta diakui


keberadaannya oleh pemerintah jika berbentuk badan usaha dan memiliki
perizinan usaha. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena ini
merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila dikemudian hari timbul
masalah.Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak
yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.
Aspek yuridis merupakan faktor yang sangat perlu dikaji.Hasil dari kajian
aspek yuridis merupakan suatu simpulan apakah rencana pendirian industri ini
memiliki kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan tidak menyimpang dari
hukum yang ada, jika rencana pendirian industri ini tidak bertentangan dengan
peraturan hukum yang berlaku maka rencana pendirian industri ini memiliki
kelayakan ditinjau dari aspek yuridis.
1. Bentuk Badan usaha
Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.Badan Usaha
seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda.Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara
perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelolah faktorfaktor produksi.
Menurut Sumarni dan Soeprihatno (1998) dalam Ardi (2007),
pemilihan bentuk badan usaha harus ditetapkan pada saat perusahaan akan
didirikan atau akan mulai melaksanakan operasinya.

Beberapa

pertimbangan dalam memilih bentuk perusahaan adalah sebagai berikut :


a) Jenis usaha yang akan dilaksanakan (jasa, industri atau perdagangan)
Bentuk jenis usaha yang akan kami laksanakan yaitu jenis usaha
industri, yang memproduksi sohun didaerah banyumas, cilacap dan
seterusnya.
b) Jumlah modal yang ditanamkan dan kemungkinan untuk penambahan
modal

Dalam pendirian CV. Jaya Koko Sohun ini, jumlah modal yang
ditanamkan yaitu sebanyak Rp. 150.000.000.000 merupakan jumlah
modal yang ditanamkan sebagai prasyarat untuk mendirikan suatu
usaha dan juga untuk laporan data kekayaan bersih perusahaan tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
c) Rencana pembagian laba
Rencana pembagian laba ini sudah ditetapkan pada gaji pekerjaan
setiap bulan.
d) Penentuan tanggung jawab perusahaan
Penentuan tanggung jawab perusahaan di CV. Jaya Koko Sohun dibagi
berdasarkan deskripsi tugas pada industri koko sohun.
e) Penanggung jawab resiko yang akan dihadapi
Penanggung jawab resiko yang akan dihadapi yaitu berdasarkan pada
tugas masing-masing yang mereka kerjakan.
f) Prinsip-prinsip pengawasan yang akan digunakan
Prinsip-prinsip pengawasan yang akan digunakan merupakan tanggung
jawab dari semua elemen yang mengemban tugasnya masing-masing
namun, untuk pengawasan mutu dilakukan oleh QC atau Quality
control yang bekerja di CV. Jaya Koko Sohun.
g) Jangka waktu berdirinya perusahaan
Jangka waktu berdirinya perusahaan yaitu dilakukan kurang lebih
selama 14 bulan waktu tersebut termasuk kedalam pendaftaran
perizinan , mendirikan bangunan, mencari pekerja, dan melakukan
perencanaan proyek industry pangan.

Bentuk badan usaha yang sesuai untuk industri Koko Sohun yang
akan didirikan ini adalah CV, karena jumlah karyawan, kapasitas dan
besaran modal yang dibutuhkan dapat masuk dalam kategori menengah,
serta dapat diperoleh dari pemilik modal dan pinjaman bank atau lembaga
keuangan.
Komanditier atau Commanditaire Vennootshcap lebih sering
disingkat dengan CV merupakan persekutuan yang didirikan berdasarkan
kepercayaan.CV merupakan salah satu bentuk usaha yang dipilih oleh para

pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang


terbatas.
Dalam perseroan komanditer terdapat beberapa sekutu yang secara
penuh bertanggung jawab atas sekutu lainnya.Kemudian ada satu atau
lebih sekutu yang bertindak sebagai pemberi modal.Tanggung jawab
setuku komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang ditanamkan
dalam perusahaan.Jadi, sekutu yang terdapat dalam CV ada 2 macam
yakni sekutu komplementer yaitu, orang-orang yang bersedia mengatur
perusahaan;

(2)

sekutu

komanditer

yaitu,

orang-orang

yang

mempercayakan modal usahanya dan bertanggung jawab sebatas modal


yang diikutsertakan dalam perusahaan.

2. Perizinan
Perizinan menyangkut penyelesaian Perizinan yang dipersyaratkan oleh
pemerintah daerah setempat dalam pendirian usaha atau industry CV. Jaya Koko
Shoun. Persyaratan yang dipersyaratkan oleh pemerintah daerah antara satu
daerah dengan daerah lain biasanya berbeda walaupun pada prinsipnya sama.
Pendirian industri sohun yaitu CV. Jaya Koko Sohun berdiri diBanyumas sekitar
daerah gunung selamet purwokerto utara hal ini dikarenakan daerah sekitar jalan
gunung selamet purwokerto utara adalah tepat yang dianggap paling tepat dan
tidak terlalu dekat dengan pemukiman warga, yang dapat menyebabkan dampak
kepada lingkungan sekitar, selain itu jg dekat dengan tempat bahan baku, daerah
gunung selamet berada di kabupaten Banyumas.
Persyatan yang pertama pada perizinan usaha terdapat persyaratan
administrasi yang harus dipenuhi oleh perusahaan yaitu berupa surat domisili
usaha dari desa disahkan oleh kecamatan, memberikan fotokopi KTP pemilik
perusahaan CV. Jaya Koko Sohun sebanyak 2 lembar, pas foto 4x6 2 lembar dan
materai Rp. 6000 2 lembar untuk memenuhi persyaratan administrasi. Struktur
dan besarnya tarif izin usaha perdagangan yang diberikan pemerintah daerah
Kabupaten banyumas no.6 tahun 2001 untuk modal usaha sebanyak sekitar 150

juta maka biaya yang perlu dikeluarkan sebagai perizinin yaitu sekitar Rp. 80.000
yaitu termasuk kedalam usaha kecil. Semakin besar modal usaha, maka semakin
tinggi pula tariff pembayaran izin usaha.
Perizinan yang diperlukan dalam pendirian CV (Comanditaire Venootschap)
adalah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perseroan (khusus
CV), Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP).Sebelum pengurusan perizinan ke pihak pemerintah daerah,
perusahaan terlebih dahulu harus membuat akta pendirian usaha ke notaris.
Perizinan lain yang diperlukan dalam pendirian industri meliputi beberapa
macam perizinan antara lain yaitu akta notaris, Izin Lokasi, Izin Gangguan (HO),
Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Usaha Perdagangan (IUP) dan Tanda
Daftar Usaha Perdagangan (TDUP), serta Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda
Daftar Industri (TDI) dan Izin Reklame.
Banyumas yang juga merupakan daerah Otonom yang mengakomodir
Perpres No. 27 tahun 2009 kedalam Peraturan Bupati No. 10 tahun 2010 tentang
Pendelegasian Kewenangan Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas.
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas
adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan yang dimiliki oleh
Kabupaten Banyumas yang bertugas menyusun dan melaksanakan kebijakan
teknis operasional urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal dan
pelayanan perizinan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta
menyelenggarakan penerbitan perizinan dan non perizinan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Badan ini dipimpin oleh seorang Kepala Badan
yang dibantu oleh Sekretariat, Bidang Promosi dan Kerjasama, Bidang Perizinan,
Bidang Pengembangan dan Pengendalian, UPT dan Kelompok Jabatan
Fungsional.
Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP)
menurut Peraturan Bupati Banyumas Nomor 27 Tahun 2007 pasal 2 ayat (2)
tentang Penjabaran Tugas. Fungsi Dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Dan
Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas yaitu:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan pelayanan
perizinan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang


penanaman modal pelayanan perizinan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang penanaman modal dan
pelayanan perizinan;
d. Pendokumentasian penerbitan dokumen perizinan dan non perizinan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Berdasarkan Peraturan Bupati No 24/2006: Standar Pelayanan Publik Pada
Kantor Pelayanan Perizinan dan Investasi Kabupaten Banyumas dan Peraturan
Bupati No 31/2006: Jenis Usaha Jenis Usaha dan Atau Kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Prosedur pelayanan perizinan dibuat
sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh masyarakat atau pemohon yang
ingin mengurus izin yang diperlukannya.

Kabupaten Banyumas secara nyata telah melakukan upaya perubahan dalam


pelayanan perizinan ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya
keputusan Bupati Banyumas Nomor 22 Tahun 2003 yang merupakan pedoman
bagi tatalaksana pelayanan perizinan dan investasi pada kantor Pelayanan
Perizinan dan Investasi Kabupaten banyuamas. Upaya ini adalah tonggak awal
reformasi perizinan, karena sebelumnya pelayanan perizinan dilakukan oleh
berbagai unit atau satuan kerja. Hal ini sejalan dengan makna reformasi sebagai
upaya positif yang dilakukan untuk menuju sesuatu yang lebih baik.
Perizinan yang dibuat oleh CV ini adalah sebagai berikut :

1) Akta Badan Usaha


Pembuatan akta pendirian badan usaha diperlukan akta dari notaris,
lokasi perusahaan, NPWP, SIUP, SK dari Departemen Kehakiman, dan
TDP. Permohonan akta notaris untuk perusahaan dalam bentuk CV
dilakukan dengan:
a. Calon nama yang digunakan dalam CV tersebut.
b. Tempat kedudukan dari CV.
c. Siapa yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan siapa yang akan
bertindak selaku Persero diam.
d. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun tentu
saja dapat mencantumkan maksud dan tujuan yang seluas-luasnya).
2) Izin Lokasi
Menurut Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin
Lokasi, izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk
memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan rencana
penanaman modalnya. Izin lokasi juga berlaku sebagai izin untuk
pemindahan hak atas tanah, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna
keperluan usaha penanaman modalnya. Dengan Izin Lokasi, suatu
perusahaan diberikan hak untuk membebaskan tanah dalam areal izin
lokasi.
Izin Lokasi diatur dalam peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi.
Perizinan ini juga diatur pada Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu. Perizinan
lokasi perusahaan ini dibuat di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan (BPMPP) Banyumas.
3) Izin Gangguan (HO)
Berdasarkan pada peraturan daerah Kabupaten Banyumas Nomor 21
Tahun 2011, Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan
kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat

menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat


usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.
Izin gangguan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas
Nomor 9 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Gangguan dan Keputusan
Bupati Banyumas Nomor 112 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda Kabupaten Banyumas Nomor 9 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin
Gangguan. Perizinan ini dapat dibuat di Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan (BPMPP) Banyumas.
4) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 21
tahun 2011, Izin Mendirikan Bangunan adalah perizinan yang diberikan
oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk kepada Pemilik untuk membangun
baru, merehabilitasi/merenovasi dan melestarikan/memugar bangunan
sesuai dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yang
berlaku.
Izin tentang IMB diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Banyumas Nomor 3 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung, Nomor 7
Tahun 2011 tentang Izin Mendirikan Bangunan, Nomor 10 Tahun 2011
tetang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas Tahun 20112031, dan Nomor 21 Tahun 2011 tetang Retribusi Perizinan Tertentu.
Perizinan ini dapat dibuat di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan (BPMPP) Banyumas.
5) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun
2005, Tanda Daftar Perusahaan adalah tanda daftar yang diberikan kepada
setiap perusahaan sebagai bukti bahwa perusahaan telah melaksanakan
pendaftaran dalam daftar perusahaan berdasarkan Peraturan Perundangundangaan yang berlaku.

Izin tentang Tanda Daftar Perusahaan diatur dalam Peraturan Daerah


Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2005. Perizinan ini dapat dibuat di
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP) Banyumas.
6) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah
Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
Dasar hukum Izin Usaha Perdagangan (IUP) diatur dalam SK
Menperindag RI Nomor 254/MPP/Kep./7/1997 tentang Kriteria Industri
Kecil dan Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian
dan Perdagangan, SK Menperindag RI Nomor 255/MPP/Kep./7/1997
tentang Pelimpahan Wewenang pemberian perizinan di bidang industri dan
perdagangan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
SK Menperindag RI Nomor 408/MPP/Kep./10/1997 tentang Ketentuan
dan tata cara pemberian Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP), dan
perizinan ini juga diatur pada Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas
Nomor 6 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Perdagangan.
Setiap kegiatan usaha yang telah masuk dalam kriteria atau masuk
dalam daftar klasifikasi usaha wajib SIUP (modal lebih dari 10 juta) wajib
memiliki SIUP dari daerah setempat. Permohonan pembuatan SIUP
disampaikan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa
Tengah dengan mengisi formulir permohonan ijin usaha dengan dilampiri
akta pendirian perusahaan, ijin tempat usaha, Kartu Tanda Penduduk
(KTP) dan pas foto penghadap.Sebelumnya perusahaan melakukan
permohonan pengesahan pendirian perusahaan yang disampaikan kepada
Menteri Kehakiman Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan melampirkan
akta notaris, ijin tempat usaha, dan Nomor Pokok Wajib pajak
(NPWP).Perizinan ini dapat dibuat di Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan (BPMPP) Banyumas.

7) Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI)


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 13 Tahun 1995 tentang Ijin
usaha Industri dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
No.256/MP /Kep/7/1997 tentang ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin
Usaha Industri, Ijin Perluasan dan Tanda Daftar Industri, semua kegiatan
perindustrian wajib dilengkapi dengan Tanda Daftar Industri (TDI).
Tanda Daftar Industri (TDI) diperuntukkan bagi perusahaan industri
yang nilai investasinya antara 5 sampai 200 juta, sedangkan Izin Usaha
Industri (IUI) diperuntukkan bagi perusahaan industri yang nilai
investasinya lebih dari 200 juta.
Tata cara permohonan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha
Industri (IUI) diatur dalam Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1984
tentang Perindustrian, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986
tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengembangan Industri,
Peraturan Pemerintah Nomor. 13 Tahun 1995 tentang Ijin Usaha Industri,
Keputusan Presiden RI Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaa Izin
Usaha Industri, Keputusan Menperindag RI No.255/MP/Kep./7/1997
tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Perizinan di Bidang Industri
dan

Perdagangan

di

Lingkungan

Departemen

Perindustrian

dan

Perdagangan, dan Keputusan Menperindag RI No.256/MP/Kep/7/1997


tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Industri, Ijin
Perluasan, dan Tanda Daftar Industri. Perizinan ini dapat dibuat di Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP) Banyumas.

8) Izin Pemasangan Reklame (REK)


Izin Pemasangan Reklame (REK) diatur dalamPerda Kab Banyumas
No. 9 Tahun 1988 tentang Pajak Reklame.Tujuannya untuk ketertiban dan
pengendalian pemasangan reklame serta untuk peningkatan PAD.Isi dari
ketentuan yaitu reklame yang dipasang agar memperhatikan estetika
lingkungan

serta

penetapan

besarnya

retribusi

yang

harus

dibayar.Perizinan ini dapat dibuat di Badan Penanaman Modal dan


Pelayanan Perizinan (BPMPP) Banyumas.
9) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP ini dikeluarkan oleh Kantor Dinas Pajak Daerah.Untuk
mendapatkanNPWP, badan hukum harus menyiapkan akta notaris
pendirian yang berisiAD/ART, fotokopi KTP pemilik, dan Surat
Keterangan Domisili Usaha.
10) Sertifikasi Halal
Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.Oleh karena itu,
kehalalan produk perlu disertifikasi agar kepercayaan konsumen terhadap
produk semakin baik. Proses seritifikasi halal produk didapatkan
dariMajelis Ulama Indonesia.
11) Izin Dinas Kesehatan
Perizinan mengenai keamanan produk dapat didaftarkan pada Dinas
Kesahatan yaitu BPPOM agar produk memenuhi standar keamanan
pangan dan kepercayaan konsumen terhadap produk meningkat.

3. Perjanjian
Perjanjian lebih merupakan nota kesepakatan yang dituangkan dalam sebuah
surat yang disahkan oeh pihak yang berkepentingan yaitu notaris untuk menjaga
keterjaminan kepentingan masing-masing pihak.
Surat perjanjian tersebut diantaranya surat perjanjian kontrak yang mengikat
antara perusahaan dan petani sayuran di Purbalingga dan petani sagu di daerah
Banten. Surat perjanjian ini berisi perjanjian perusahaan untuk membeli hasil
panen sayur dan pati sagu dari produesn, keterjaminan kualitas dan tersedianya
sayur dan pati secara berkala, dan ketentuan lain yang bersifat mengikat.
Di dalam Pasal 1319 KUHPdt, perjanjian dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
Perjanjian Bernama (Nominaat) adalah suatu perjanjian atau kontrak yang sudah
dikenal di dalam KUHPdt. Didalam KUHPdt terdapat lima belas kontrak antara
lain : jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, badan hukum, hibah, penitipan
barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, perjanjian melakukan pekerjaan,
persekutuan perdata, pemberian kuasa, bunga tetap atau abadi, perjanjian untunguntungan, penanggungan hutang, dan perjanjian perdamaian.
Syarat Sahnya Perjanjian
Syarat sahnya perjanjian dibedakan menjadi 2 syarat yaitu :
Syarat Subyektif

Sepakat untuk mengikatkan dirinya

Cakap untuk membuat suatu perjanjian


Syarat Objektif

Mengenai suatu hal tertentu

Suatu sebab yang halal

Pembatalan Perjanjian
Jika terjadinya pembatalan perjanjian maka akan ditindaklanjuti sesuai
menurut pasal 1266 KUHPer membawa kedua pihak kembali seperti keadaan
semula sebelum perjanjian diadakan, jadi perjanjian ini ditiadakan.
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana pihak pertama berjanji
kepada pihak kedua untuk melaksanakan sesuatu.
Perjanjian dibagi menjadi 3 macam yaitu :
Perjanjian untuk melakukan sesuatu
Perjanjian untuk tidak melakukan sesuatu
Perjanjian untuk memberikan / menyerahkan suatu barang
Dalam KUHPer di pasal 1339 mengungkapkan bahwa suatu perjanjian
tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam
perjanjian, tetapi juga segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan
oleh kepatuhan, kebiasaan, dan undang-undang. Didalam pelaksanaannya
ditetapkan bahwa ada tiga sumber norma-norma yaitu undang-undang , kebiasaan,
dan kepatuhan.
4. Pengelolaan lingkungan (Analisis Dampak Lingkungan)

Masalah yang timbul dari proyek agroindustri lingkungan diantaranya adalah


polusi baik polusi udara, tanah dan air yang berbentuk limbah padat maupun
limbah cair.
Proyek yang dapat diperkirakan dapat merusak lingkungan atau menyebar
polusi jelas tidak layak karena berdampak tidak baik bagi masyarakat dan
lingkungan sekitarnya (Sukanto, 2002).
Sukanto (2002) juga menambahkan apabila hasil produksinya bersih dari
pencemaran, permintaan akan meningkat sehingga produksi berkembang, biayabiaya dapat ditekan dan akhirnya dana yang telah dikeluarkan untuk
menanggulangi pencemaran dapat kembali.
Dampak lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan
pengkajian yang seksama.

Analisis dampak lingkungan meliputi hal-hal sebagai berikut:


a. Mengadakan identifikasi atau tindakan dalam

pelaksanaan

pembangunan yang mungkin dapat menjadi penyebab pencemaran.


b. Mengidentifikasi keadaan lingkungan, bagian yang peka yang akan
terkena dan menderita pencemaran.
c. Melakukan usaha penanggulangan, agar dampak yang timbul sekecil
mungkin dan berada di bawah batas toleransi (Soeharto, 2005).

a. Aspek Sosial Ekonomi


Secara umum keberadaan dan pengembangan industri sohun memberikan
dampak yang positif bagi wilayah baik lokal maupun regional.Sifat industry
sohun yang padat karya membuka peluang kerja dan menyerap tenaga kerja serta
meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar usaha.Efek lainnya yaitu berperan
dalam

peningkatan

pendapatan

daerah.Dilokasi

usaha,

tiap

unit

usaha

mempekerjakan 25 hingga 90 orang atau rata-rata 55 orang dengan jam kerja


sekitar 6-8 jam perhari.
Keberadaan industri pengolahan sohun memberikan nilai ekonomis yang
lebih baik dan meningkatkan nilai tambah bagi pati sagu sehingga dapat menyerap
produksi pati sagu yang melimpah di Indonesia. Berdasarkan statistik pemakaian
bahan baku untuk industri makaroni, mi, spagheti, bihun, sohun dan sejenisnya,
terdapat peningkatan pemakaian pati sagu dari tahun ketahun. Pemakaian pati
sagu pada tahun 2014 sebesar 8.981 ton meningkatm menjadi 13.268 ton pada
tahun 2015. Hal ini tentu juga berpengaruh pada peningkatan pendapatan petani
sagu dan pendapatan bagi daerah penghasil sagu.
b. Dampak Lingkungan
Pengolahan sohun menghasilkan limbah cair, padat dan gas. Limbah cair
dihasilkan dari sisa proses pencucian pati yang mengadung kaporit. Limbah ini
sebagian besar termasuk bahan organik yang bersifat biodegradable yaitu secara

alami dapat atau mudah diurai oleh mikro organisme (Djarwanti et al,
1992).Limbah cair ini dialirkan ke tempat penampungan, diendapkan, baru
dialirkan kesungai atau lubang penampungan sehingga diserap tanah.Limbah ini
tidak berbahaya bagi organisme tanah dan tanaman.
Limbah padat dihasilkan dari ceceran sohun pada proses pengekstrusian.
Ceceran ini biasanya diolah kembali jika memungkinkan, yaitu dengan cara
dihaluskan dan dicampurkan kembali dengan adonan pati untuk dimasak. Jika
tidak memungkinkan limbah ini biasanya digunakan untuk pakan ternak.Limbah
padat juga dihasilkan pada saat pencucian pati pertama kali.Limbah berupa
kotoran serat dan lainnya dibuang dalam lubang pembuangan.Limbah gas dalam
jumlah sedikit dihasilkan pada saat pemakaian kaporit. Namun gas ini akan
langsung menguap keudara karena berada di ruangan terbuka sehingga tidak
berbahaya bagi pekerja dan lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Ardi, R. L. 2007. Uji Performansi Konsumen dan Analisis Teknoekonomi
Pendirian Industri GreaseBerbahanDasar Minyak Jelantah Di Kabupaten
Purbalingga.Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. 102 hal (tidak dipublikasikan).
Asdjudirejda, Lili. 1999. Manajemen Produksi. Bandung : Armiko

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2009. UMK Kabupaten Purbalingga
2005-2009. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Purbalingga.
Jenie, Betty Sri Laksmi dan W.P. Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri
Pangan. Kanisius, Bogor.
Kantor Pelayanan Perizinan dan Investasi.2008. Buku Panduan Prosedur
Perizinan pada KPPI Kab.Purbalingga.Kantor Pelayanan Perizinan dan
Investasi Kabupaten Purbalingga. 20 hal.

Anda mungkin juga menyukai