GANGGUAN SOMATOFORM
Disusun Oleh :
Nama
Npm
: Susan S Fauziah
: 103103377
Pembimbing
dr Ricky W Tarigan,M.Kes (KJ),Sp.KJ
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan rahmat, anugrah, dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah ini dengang baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saya
mengucapkan terima kasih kepada dr Ricky W Tarigan,M.Kes (KJ),Sp.KJ selaku
pembimbing di SMF Ilmu Penyakit Jiwa RSJ Provinsi Sumatera Utara.
Penulis
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
3
3
4
6
7
9
10
10
11
BAB 3 KESIMPULAN...................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki
gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik ini cukup
serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien
atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial
atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian
klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset,
keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh purapura yang disadari atau gangguan buatan.1,2
Gambaran yang penting dari gangguan somatoform adalah adanya gejala
fisik, dimana tidak ada kelainan organik atau mekanisme fisiologik. Dan untuk hal
tersebut terdapat bukti positif atau perkiraan yang kuat bahwa gejala tersebut
terkait dengan adanya faktor psikologis atau konflik. Karena gejala tak spesifik
dari beberapa sistem organ dapat terjadi pada penderita anxietas maupun penderita
somatoform disorder, diagnosis anxietas sering disalah diagnosiskan menjadi
somatoform disorder, begitu pula sebaliknya. Adanya somatoform disorder, tidak
menyebabkan diagnosis anxietas menjadi hilang. Pada DSM-IV ada 5 kategori
penting dari somatoform disorder, yaitu hipokhondriasis, gangguan somatisasi,
gangguan konversi, gangguan dismorfik tubuh dan gangguan nyeri somatoform.1
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian
(histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk
dokternya untuk menerima bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan bahwa
perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut.3
1.2.
Tujuan
Makalah ini ditulis sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti aktivitas
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis yang adekuat.1
Pada gangguan somatoform, orang memiliki simptom fisik yang
mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang
dapat ditemukan sebagai penyebabnya. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan
penderitaan emosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di
dalam peranan sosial atau pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan
oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan.1,
2.2.
Etiologi
Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang
mempunyai tujuan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam
transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan
metabolisme (hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer
non dominan.1
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai
berikut:1
a. Faktor-faktor Biologis
Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada
gangguan somatisasi).
b. Faktor Psikososial
Penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu tipe
komunikasi sosial, hasilnya adalah menghindari kewajiban, mengekspresikan
emosi atau untuk mensimbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan (contoh:
nyeri pada usus seseorang).
2.3.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala
Gastrointestinal:
4
- Saya pernah dirawat karena sakit maag dan kandung empedu dan belum ada
dokter yang dapat menyembuhkannya
Genitourinaria:
- Saya mengalami kesulitan dalam mengontrol BAK, sudah dilakukan
pemeriksaan namun tidak di temukan apa-apa
Musculoskeletal:
- Saya telah belajar untuk hidup dalam kelemahan dan kelelahan sepanjang
waktu
Sensoris:
- Pandangan saya kabur seperti berkabut, tetapi dokter mengatakan kacamata
tidak akan membantu
Beberapa tipe utama dari gangguan somatoform adalah gangguan
konversi, hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan somatisasi.
kontrol
farmakologis
terhadap
sindrom
komorbid
(memperparah kondisi).
2.
3.
2.7.
1.
2.
3.
Bromazepam (Lexotan)
Clobazam (Frisium)
2. Golongan Non- Benzodiazepin
Sulpiride (Dogmatil-50)
Hydroxyzine (Iterax)
2.8.
Amitriptyline (Amitriptyline)
Imipramine (Tofrani)
Clomipramine (Anafranil)
10
Tianeptine (stablon)
Maprotiline (Ludiomil)
Mianserin (Tolvon)
Amoxapine (asendin)
Moclobemide (Aurorix)
Sertraline (Zoloft)
Paroxetine (Seroxat)
Fluvoxamine (Luvox)
Citalopram (Cipram)
2.9.
Trazodone (Trazone)
Mirtazapine (Remeron)
Prognosis
Dubia et malam. Pasien susah sembuh walau sudah mengikuti pedoman
pengobatan. Sering kali pada pasien wanita berakhir pada percobaan bunuh diri.
11
BAB 3
KESIMPULAN
1. Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala
fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis yang adekuat.
2. Sebagai Dokter
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, H.I., Saddock, B.J., dan Grebb J.A., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2. Jakarta: Binanupa
Aksara
2. Mansjoer, A., dkk (editor), 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1.
Penerbit Media Aesculapicus : Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
3. Departemen Kesehatan R.I., 1995. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III Cetakan Pertama. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI
4. Elvira, S. D., dkk (editor), 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Setio, M. (editor), 1994. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC
13