Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

SCABIES

Oleh :
dr. Sarah Kamilah

Pembimbing :
dr. Amari Aqmar

DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN
JAKARTA 2015

Kasus 1
Topik

: Scabies

Tanggal (kasus)

: 24 Maret 2015

Tanggal presentasi

Tempat Presentasi

: Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Presentan

: dr. Sarah Kamilah

Pendamping

: dr. Amari Aqmar

Obyektif Presentasi
Keilmuan

Keterampila

Penyegara

Tinjauan

n
n
Pustaka
Diagnostik
Manajemen Masalah
Istimewa
Neonat Bay Ana Rema Dewa Lansi Bumil
us
i
k
ja
sa
a
Deskripsi : Anak laki-laki 5 tahun dengan gatal pada perut,
sekitar kemaluan dan sela jari tangan
Tujuan : mendiagnosis dan menangani kasus scabies di fasilitas
kesehatan pertama
Bahan Bahasan
Tinjauan

Riset

Kasus

Audit

Pustaka
Cara Membahas
Diskusi

Presentasi

dan Email

Pos

Diskusi
Data Pasien
Nama
Nomor Registrasi

: An. A
:

Nama Puskesmas

: Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan


2

Data utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien datang diantar ibunya dengan keluhan gatal sejak 3 hari yang lalu. Gatal
dirasakan pada perut, sekitar kemaluan dan sela jari kedua tangan. Ibu pasien
mengatakan bahwa pada malam hari pasien gelisah dan menggaruk-garuk
badannya, sedangkan sepertinya di waktu siang hari tidak separah malam hari.
Terdapat bintil-bintil merah yang makin lama makin banyak di sekitar perutnya
yang beberapa telah menjadi luka.
2. Riwayat Pengobatan :
Ibu pasien memberikan bedak salisil tetapi gatal tidak berkurang.
3. Riwayat kesehatan / Penyakit :
Riwayat alergi disangkal, riwayat tergigit serangga ibu pasien tidak tahu persis
4. Riwayat keluarga :
Di lingkungan keluarga pasien saat ini ada yang menderita gatal-gatal yang serupa
dengan pasien yaitu kakak pasien yang berusia 10 tahun dan tidur bersama pasien
5. Lain-lain :
- Hasil pemeriksaan fisik didapatkan:

keadaan umum
kesadaran
berat badan
tinggi badan
frekuensi napas
suhu
status generalis:
o mata
o THT
o leher

: tampak sakit ringan


: compos mentis
: 18 kg
:102 cm
: 20 x/menit
: 36,7 derajat celcius
: conjunctiva anemis -/: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan

o cor

: bunyi jantung I dan II regular, Gallop (-),

Murmur (-)
o pulmo

: suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing

-/o abdomen
o ekstremitas
o kulit

: tidak ada kelainan


: tidak ada kelainan
: lesi berupa papul eritema multipel difus

serta pustul pada regio abdomen, genitalia dan manus bilateral


Daftar Pustaka
1.

Binic I, Aleksandar J, Dragan J, Milanka L. Crusted (Norwegian) Scabies

Following Systemic And Topikal Corticosteroid Therapy. J Korean Med Sci; 25:
2010.88-91.
2.

Scabies and Pediculosis, Orkin Miltoin, Howard L. Maibach. Fitzpatricks

Dermatology in General Medicine, 7th. USA: McGrawHill; 2008. 2029-31.


3.

Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P. Saripati Penyakit Kulit dan Kelamin.

Ed.3. Jakarta: EGC; 1996. 191-5.


4.

Habif TP, Hodgson S. Clinical Dermatology. Ed.4. London: Mosby; 2004.

497-506.
5.

Chosidow O. Scabies. New England J Med. 2006. July : 354/ 1718-27.

Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis scabies
2. Faktor predisposisi dan presipitasi
3. Mengenali tanda-tanda scabies
4. Edukasi untuk pencegahan penularan

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :


1. Subjective
4

Pasien datang diantar ibunya dengan keluhan gatal sejak 3 hari yang lalu.
Gatal dirasakan pada perut, sekitar kemaluan dan sela jari kedua tangan. Ibu
pasien mengatakan bahwa pada malam hari pasien gelisah dan menggaruk-garuk
badannya, sedangkan sepertinya di waktu siang hari tidak separah malam hari.
Terdapat bintil-bintil merah yang makin lama makin banyak di sekitar perutnya
yang beberapa telah menjadi luka. Ibu pasien memberikan bedak salisil tetapi
gatal tidak berkurang. Riwayat alergi disangkal, riwayat tergigit serangga ibu
pasien tidak tahu persis. Di lingkungan keluarga pasien saat ini ada yang
menderita gatal-gatal yang serupa dengan pasien yaitu kakak pasien yang berusia
10 tahun dan tidur bersama pasien
2. Objective
Hasil pemeriksaan fisik dan berbagai faktor predisposisi pada pasien menunjang
diagnosis scabies. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Faktor predisposisi berupa gatal pada perut, sekitar kemaluan dan sela jari
tangan kanan dan kiri selama 3 hari, paling gatal dirasakan pada malam hari.
Kakak pasien yang tidur bersama dengan pasien juga mengalami gejala yang
sama.
- Hasil pemeriksaan fisik didapatkan papul eritema multipel difus disertai pustul
multipel di regio abdomen, genitalia dan manus bilateral
3. Assessment
Adanya gatal dan bintil-bintil merah pada pasien ini disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekret dan ekskret dari Sarcoptes scabei. Pada saat ini
ditemukan papul eritema difus multipel serta pustul. Penularan terjadi melalui
kontak langsung maupun tidak langsung. Pada pasien ini kemungkinan penularan
oleh kakak pasien yang bersentuhan dan tidur bersama pasien atau menggunakan
pakaian yang sama. Gatal pada malam hari biasanya disebabkan oleh karena
aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Tempat
predileksi yang berada di abdomen, genitalia dan sela-sela jari tangan merupakan
tempat yang digemari oleh tungau karena memiliki stratum korneum yang tipis.
4. Plan
Diagnosis
: Diagnosis scabies pada pasien ini ditegakkan karena memenuhi 2
dari 4 kriteria yaitu adanya pruritus nokturnal dan adanya anggota keluarga lain
yang menderita gejala yang serupa. Sedangkan kriteria yang lain yaitu adanya
kunikulus dan ditemukannya tungau harus diperiksa dengan cara kerokan kulit
dan burrow ink test.
Pengobatan : Terapi scabies menggunakan krim permethrin 5% yang digunakan
setelah pasien mandi dengan cara dioleskan tipis-tipis pada seluruh tubuh dari
leher sampai ujung kaki dan didiamkan selama 24 jam. Pasien juga diberikan
antihistamin yaitu klorfeniramin maleat 0,35 mg/kgBB/hari, pada pasien ini
diberikan tablet sebanyak 3 kali sehari. Serta diberikan antibiotik sistemik
karena didapatkan infeksi sekunder, yaitu Amoxicillin 250 mg sebanyak 3 kali
sehari selama 5 hari.

Edukasi
: Dijelaskan kepada ibu pasien bahwa seluruh pakaian pasien,
handuk dan seprei yang digunakan dicuci terpisah dengan anggota keluarga yang
lain, bila perlu dicuci dengan cara direbus dan kasur yang digunakan oleh pasien
dijemur di terik matahari. Pengobatan juga harus dilakukan oleh kakak pasien
yang juga mengalami gejala yang sama. Anggota keluarga yang lain juga harus
diobati untuk mencegah penularan tungau scabies. Serta hindari bertukar-tukar
pakaian, handuk dan seprei.
Kegiatan

Periode

Memotivasi keluarga Sesegera mungkin


pasien
untuk
memeriksakan
anggota
keluarga
yang
tinggal
serumah
untuk
diperiksakan
ke
dokter
Edukasi
untuk Sesegera mungkin
mencegah
penularan
skabies
dengan
cara
memisahkan
pakaian
yang
digunakan
pasien
dengan
anggota
keluarga yang lain,
mencuci seprai dan
menjemur
kasur
serta bantal dan
guling serta rutin
mengganti seprai 2
minggu
sekali
setelah
pasien
diobati

Hasil yang
diharapkan
Mengobati anggota
keluarga yang lain
secara keseluruhan

Keluarga tahu persis


cara
memutus
rantai
penularan
penyakit skabies

Anda mungkin juga menyukai