Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU
Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI,
dan Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran setempat lainnya yang
berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
SKSNI T-15-1991-03
SKSNI S-05-1990-F
1253-1989-A
CAT EMULSI
SP 74 : 1977
SNI 2407
SNI 1729
AVWI
1974
PASAL 2
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan ini berada di Kelurahan Cibeber RW 10, Kecamatan Cimahi Selatan Kota
Cimahi.
PASAL 3
JENIS DAN MUTU BAHAN
PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi atau
Konsultan Pengawas. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang
cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian
terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi atau Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-
petunjuk harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk
untuk itu oleh Pemborong.
PASAL 6
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
6.1. Administrasi
1. Pelaksana wajib menyediakan buku direks dan buku tamu.
2. Membuat request sheet untuk menerima persetujuan direksi/Pengawas tentang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
4. Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan
perubahan kontrak (addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka
pelaksana wajib membuat perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh
persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan hasil perhitungan terlebih dahulu
harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
6.2. Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol Persen), 50%
(lima puluh persen, dan 100% (Seratus Persen)
PASAL 7
PENGUKURAN
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah
disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas
pengukuran pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk
juru-juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap
bagian pekerjaan yang memerlukannya.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk,
seperti yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana,
Tinggi lantai ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai saluran yang telah ada/selesai
3
dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 8
PAPAN NAMA KEGIATAN
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran
120x80 cm2 sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi, Pekerjaan
yang dilaksanakan, Pembiayaan, Janga waktu pelaksanaan, Nama konsultan pengawas,
Dan Nama Kontraktor pelaksana. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai dan seluruh beban yang timbul menjadi beban dan kewajiban
pelaksana.
PASAL 9
PEKERJAAN BONGKARAN
PASAL 10
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
ternyata
memuaskan
pada
kedalaman
dijumpai
kondisi
yang
tak
PASAL 11
PEKERJAAN BETON
secara
umum
menjadi
kesatuan
dalam
bagian
buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan
teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan referensi di bawah
ini:
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c. American Society of
Testing Materials (ASTM)
c. Standar Industri Indonesia ( SII)
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas
maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas,
semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan
diganti atas biaya pemborong sendiri.
4. Semua
material
harus
baru
dengan
kualitas
yang
terbaik
sesuai
persyaratan dan disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan
tersebut dan pemborong bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua
material yang tidak disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas harus
7
Ukuran
% Lewat Saringan
3/8
No.4
25,00 mm
20,00 mm
95,00 mm
4,76 mm
100
90 - 100
20 55
01
Hasil crushing test dari laboratorium yang berwenang terhadap kubuskubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada
direksi atau konsultan pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
3. Agregat Halus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali
dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak
beton atau S NI - 2 pasal 3 bab 3, sebagai referensi, boleh digunakan pasir
Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan
partikel- partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel
berikut:
Saringan
Ukuran
% Lewat Saringan
3/8
No. 4
No. 8
No. 16
No. 30
No. 50
No. 100
No. 200
9,5 mm
4,76 mm
2,39 mm
1,19 mm
0,19 mm
0,297 mm
0,149 mm
0,074 mm
100
90 100
80 100
50 85
25 65
10 30
5 10
05
4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini
sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum. atau seperti SNI - 2 pasal 6
Bab 3.
5. Tulangan :
a. Baja tulangan yang digunakan adalah Besi Wiremesh M10 dengan jarak
antara tulangan 150 mm
b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara
langsung dan penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
c. Kawat ikat berukuran. minimal 1 mm.
d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada
tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.
6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
a. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan
bahan pencampur (admixture) tersebut.
7. Cetakan Beton:
Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau
multiplek tebal minimal 12 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi
ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus
disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.
11.4. Mutu Beton
1. Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan karakteristik sebagai berikut:
Mutu beton
Jenis Pekerjaan
K 150
Lantai Kerja
K 225
Semua struktur beton & plat beton
2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan SKSNI
adalah sebagai berikut:
Slump
Jenis Konstruksi
maks. (cm)
Pelat & Dinding Pondasi Telapak
Pelat, Balok & Dinding, Kolom
Kaison & Konstruksi bawah tanah
Pelat diatas tanah/pergeseran jalan
12,5
15,0
9,0
7,5
10
Slump
min.
(cm)
5,0
7,5
2,5
5,0
3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka
harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak boleh
melebihi 15 cm.
11.5. Percobaan Pendahuluan
1. Pemborong harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari
masing- masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari Direksi
atau Konsultan Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari
material- material harus dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas
dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh seorang
inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab .
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau
Portable Continuous Mixer). Mesin pengaduk harus betul-betul kosong
sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila
tidak digunakan lebih dari 30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5
menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus
ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Direksi atau
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang
dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan.
Air habis dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama
pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki.
11.6. Persiapan Pengecoran
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagianbagian yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk
11
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.
5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan terlulis dari Direksi
atau Konsultan Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
a. Bagian sisi balok
48 jam
7 hari
c.
d.
21 hari
bertanggung
jawab
untuk
menyediakan
peralatan
guna
harus
diusahakan
berbentuk
garis
miring.
16
3. Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru
boleh dicor.
11.13. Penyelesaian Beton
1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada
bagian- bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut
harus berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-bagian yang
rapuh,
kasar,
berlubang, dan
tidak
memenuhi
17
satu hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15
x 15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda
uji lainnya hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton
rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2 untuk
mutu beton K 225, tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil
dari =160 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di
suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius,
maka beton harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung dicor.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan
18
PASAL 12
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI/PEKERJAAN LANTAI KERJA
yang
dipakai,
sebelum
dipasang
terlebih
dahulu
harus
PASAL 13
PEMASANGAN GRILL
PASAL 14
PEMBERSIHAN AKHIR/FINISHING
Pada Akhir Pekerjaan Seluruh Permukaan Pasangan Batu dan Sebagainya harus bersih
dari sisa-sisa semen dan kotoran lainnya. Gundukan-gundukan tanah bekas galian
harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar dari
lokasi pekerjaan. Bila ada bagian-bagian pekerjaan yang oleh suatu hal menyebabkan
kecacatan pada bagian pekerjaan tersebut belum memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan, maka pelaksana wajib melakukan perbaikan-perbaikan terhadap bagianbagian pekerjaan tersebut.
20