Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah focus kejang
atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktifitas kejang
sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. lesi di otak tengah,
thalamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat epileptogenic, sedangkan lesi di
serebellum danbatang otak umumnya tidak memicu kejang.
Ditingkat membrane sel, focus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimia,
termasuk :
butirat (GABA).
Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang
mengganggu homeostasis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi
neuron.
Gangguan
keseimbangan
ini
menyebabkan
peningkatan
berlebihan
cukup tertimbun dipermuakaan otak , maka pelepasan muatan listrik sel-sel saraf kolinergik dan
merembes keluar dari permukaan otak. Pada kesadaran awas-waspada lebih banyak asetilkolin
yang merembes keluar dari permukaan otak dari pada selama tidur. Pada jejas otak lebih banyak
asetilkolin daripada dalam otak sehat. Pada tumor serebri atau adanya sikatriks setempat pada
permukaan otak sebagai gejala sisa dari meningitis, ensefalitis, kontusio serebri atau trauma
lahir, dapat terjadi penimbunan setempat dari asetilkolin. Oleh karena itu pada tempat itu akan
terjadi lepas muatan listrik sel-sel saraf. Penimbunan asetilkolin setempat harus mencapai
kosentrasi tertentu untuk dapat merendahkan potensial membrane sehingga lepas muatan listrik
dapat terjadi. Hal ini merupakan mekanisme epilepsy fokal yang bisanya simptomatik.
Pada epilepsy idiopatik, tipe grand mal secara primer muatan listrik dilepaskan oleh
nuclei intalaminares talami, yang dikenal juga sebagai inti centre cephalic, inti ini terminal dari
lintasan asendens aspesifik atau lintasan asendens ekstra lemsnikal. Input dari korteks serebri
melalui lintasan aferen aspesifik ini menentukan derajat kesadaran. Bilamana selama ini tidak
ada input maka timbullah koma. Pada grand mal, oleh karena sebab yang belum dapat
dipastikan, terjadi lah lepas muatan listrik dari initi-inti intralaminar thalamik secara berlebih.
Perangsangan talamokortikal yang berlebihan ini menghasilkan kejang seluruh tubuh dan
sekaligus menghalangi sel-sel saraf yang memelihara kesadaran menerima impuls aferen dari
dunia luar sehingga kesadaran hilang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian dari substanciaretikularis dibagian rostral
dari mesenfalon yang dapat melakukan blockade sejenak terhadap inti-inti intralaminar talamik
sehingga kesadaran hilang sejenak tanpa disertai kejang-kejang pada otot skeletal, yang dikenal
sebagai petit mal.