Penting untuk mengetahui bahwa banyak anak dengan defisiensi vitamin A tidak memiliki
kelainan mata. Artinya, anak dengan kelainan mata hanya sebagian dari anak yang menderita
defisiensi vitamin A. Beberapa kelainan mata akibat defisiensi vitamin A pada anak dibagi oleh
WHO menjadi :
Defisiensi vitamin A dalam jangka lama sering pada anak usia 3-6 tahun. Defisiensi vitamin A
akut sering pada anak 1-4 tahun. Untuk mencegah kebutaan dan kematian akibat defisensi
vitamin A, intervensi harus dilakukan sejak anak usia prasekolah
ruangan gelap, anak mungkin kurang aktif. Buta senja biasa mengenai ibu hamil dan menyusui
serta anak usia 2-6 tahun
Xerosis konjungtiva
Hal ini menunjukkan adanya kekeringan pada konjungtiva dan merupakan tanda dari defisiensi
vitamin A. hal ini sulit dideteksi dan bukan merupakan tanda pasti
Bitots spots
Bitots spots merupakan karakteristik dari defisiensi vitamin A dan tidak disebabkan oleh yang
lain. Lesi putih berbusa biasa tampak pada konjungtiva bulbi di dekat limbus pada posisi jam 3
atau 9. Bitots spot sering pada daerah temporal. Warna putih terdiri dari keratin, dimana
dibentuk oleh konjungtiva akibat defisiensi mengakibatkan metaplasia skuamosa dengan sel pada
konjungtiva lebih menyerupai kulit daripada membran mukosa. Bagian berbusa dapat dihapus
dari permukaan konjuntiva, tapi tidak dapat hilang sempurna walaupun defisiensi vitamin A
sudah diobati. Jadi, tanda ini tidak berarti seorang anak sedang mengalami defisiensi vitamin A.
bitots spot biasanya terjadi pada anak 3-6 tahun. Bitots spots yang tidak member respon pada
pengobatan vitamin A sering terjadi pada anak usia sekolah.
Xerosis Kornea
Merupaka kekeringan pada kornea dan merupakan tanda akut defisiensi vitamin A. Kornea
menjadi kering akibat kelenjar di konjungtiva tidak bisa berfungsi normal. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya air mata serta mukus yang bekerja sebagai wetting agent.
Berkurangnya mukus serta air mata tidak hanya mengakibatkan kekeringan tapi juga
meningkatkan resiko infeksi.
Ulserasi kornea
Jika defisiensi akut tidak ditangani segera, kornea dapat menjadi ulserasi. Ulkus dapat terlihat
kecil, punched out area pada kornea (gambar atas) atau ulkus dapat terlihat lebih halus
(gambar bawah). Jika tidak terjadi infeksi sekunder, mata dapat terlihat putih. Bagaimanapun,
infeksi sekunder pada ulkus sering terjadi, yang menyebabkan inflamasi akut pada mata.
Keratomalacia
Bentuk paling berbahaya dari xeropthalmia adalah keratomalacia, dimana lebih dari 1/3 kornea
terkena. Kornea bisa menjadi edema dan tebal lalu menghilang. Hal ini terjadi akibat nekrosis
pada struktur kolagen di kornea. Kornea dapat rusak hanya dalam beberapa hari. Anak dengan
keratomalacia sering malnutrisi, tapi anak yang sebelumnya sehat juga dapat mengalami
keratomalacia akibat infeksi campak dan diare: hal ini biasa akibat defisiensi vitamin A dan
infeksi campak yang menyebabkan simpanan vitamin A habis.
Clare Gilbert. The eye signs of vitamin A deficiency. Comm Eye Healh 2013; 26(84):
http://www.cehjournal.org (accessed 3 September 2015).