Anda di halaman 1dari 16

MEKANISME TERJADINYA HAID.

Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan


masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana
seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual
serta mampu mengadakan proses reproduksi.
Pada awal masa pubertas, kadar hormon LH (luteinizing
hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) akan meningkat,
sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja
putri,

peningkatan

pematangan

kadar

payudara,

hormon

ovarium,

tersebut

rahim,

dan

menyebabkan
vagina

serta

dimulainya siklus menstruasi. Di samping itu juga timbulnya ciriciri seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan
rambut ketiak.
Pubertas pada remaja putri umumnya terjadi pada usia 9-16
tahun.

Tampaknya

usia

pubertas

dipengaruhi

oleh

faktor

kesehatan dan gizi, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan.


Remaja putri yang gemuk cenderung mengalami siklus menstruasi
pertama lebih awal. Sedangkan remaja putri yang kurus dan
kekurangan gizi cenderung mengalami siklus menstruasi pertama
lebih lambat. Siklus menstruasi pertama juga terjadi lebih awal
pada remaja putri yang tinggal di kota.
A.
PENGERTIAN
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang
setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang
berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus
menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid
sampai tepat satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen
wanita yang memiliki siklus 28 hari.

B.

SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium)

pada setiap bulan secara periodik. Menstruasi biasanya terjadi


selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi + 4,7 hari.
Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah
dengan rata-rata 35 cc4. Siklus yang normal berlangsung 24-35
hari.
Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering
terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan
terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan,
yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan
pada hari ke-1 dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi
berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar
antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28
hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi
sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak
teratur pada masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin
saja remaja putri mengalami jarak antar 2 siklus berlangsung
selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus. Namun jangan
khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan menjadi
lebih teratur.
Pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah
penting bagi remaja putri. Dengan mengetahui pola siklus
menstruasi

akan

membantu

dalam

memperkirakan

siklus

menstruasi yang akan datang.


Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan
membuat catatan pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus
menstruasi yang terjadi setiap bulannya dengan tanda silang, lalu

hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan cara ini, Anda


dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi,
endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan
terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14
terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini
masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii
dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel
telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin
sehingga terjadilah kehamilan.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka
endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau
disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung
selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan
dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus
berikutnya.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu,
1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi,
Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim
disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal
yaitu stratum basale. Darah ini tidak membeku karena adanya
fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan-potongan mukosa. Bila darah banyak keluar, fermen
tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam darah
haid3. Pada saat ini ovarium mulai membentuk estrogen.
2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi,
Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal.
Luka peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk
dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal
endometrium 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium
menstruasi dan berlangsung 4 hari.
3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi
cepat menjadi tebal 3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh

lebih

cepat

hingga

berkelok-kelok.

Stadium

proliferasi

berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama3. Pada


saat ini terjadi peningkatan FSH yang memicu terjadinya
pematangan folikel di ovarium menjadi folikel de graaf. Folikel
ini menghasilkan estrogen dimana estrogen menghambat kerja
FSH sehingga pembentukan folikel lainnya dapat dihambat
sehingga didapatkan satu folikel de graaf saja yang matang.
Estrogen memulai pembentukan lapisan baru pada uterus.
Ketika folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup
estradiol untuk memacu terjadinya pelepasan LH secara akut.
Pelepasan LH ini terjadi pada hari ke-12 dan bertahan selama 48
jam.

LH

mematangkan

ovum,

menipiskan

dinding

folikel

sehingga memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel


agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi
masih belum diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara
acak. Pada beberapa wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah
siklus yang disebut mittelschmerz akibat ada cairan yang
terbebas dari folikel yang meletup yang jatuh ke rongga
abdomen dan merangsang terjadinya rangsang peritoneum.
Perubahan hormonal tiba-tiba saat ovulasi dapat menyebabkan
perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada beberapa penelitian
didapatkan peningkatan kemampuan penciuman perempuan
saat ovulasi.
4. Stadium praementruum atau stadium sekresi3.
Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap
tetapi bentuk kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah.
Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan
kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung
pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama3. Setelah terjadi
ovulasi, folikel yang sudah kehilangan ovum berubah menjadi
korpus luteum di bawah pengaruh kelenjar hipofise. Korpus
luteum menghasilkan progesteron dan tambahan estrogen

untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum mati.


Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok
untuk implantasi embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal
sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi terjadi, embrio akan mengalir ke
dalam kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari setelah ovulasi.
Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada
sistem maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna
untuk

mempertahankan

menghasilkan

korpus

progesteron.

luteum

Bila

tidak

agar
terjadi

dapat

terus

kehamilan,

endometrium akan meluruh sehingga terjadilah menstruasi.


prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan
otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan
darah dari uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini juga
menjelaskan bagaimana terjadinya nyeri saat haid.

Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase, yaitu:


Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke- 14)
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum
kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).
Dinamakan

fase

folikuler

karena

pada

saat

ini

terjadi

pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase


folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan

sekitar

3-30

folikel

yang

masing-masing

mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus


tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian

endometrium

dilepaskan

sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan


progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling
atas

dan

lapisan

tengah

dilepaskan,

sedangkan

lapisan

dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru


untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, ratarata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram.
Darah

menstruasi

biasanya

tidak

membeku

kecuali

perdarahannya sangat hebat.


Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi

jika

(hari ke-14

sampai hari ke-28)


Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama
sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah
kembali

menutup

dan

membentuk

korpus

luteum

yang

menghasilkan sejumlah besar progesteron.


Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat
selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru
dimulai.

Peningkatan

suhu

ini

bisa

digunakan

untuk

memperkirakan terjadinya ovulasi.


Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang
baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur
dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human
chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum
yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan
hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan
kadar HCG.

Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)


Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya

proses

peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran


darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan
aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan
tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya
telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron
secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal
dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang
selanjutnya

dapat

mengakibatkan

perubahan-perubahan

higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan


Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke5)
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan
kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai
beraktivitas

kembali

membentuk

folikel-folikel

yang

terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon


FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali
di dalam ovarium.

C. Perubahan ovarium dalam siklus haid


a. Ovarium selama masa neonatus
Bayi baru lahir memiliki 400.000 folikel pada kedua
ovarium. Diameternya kurang lebih 1 cm, dengan berat

sekitar 250 350 mg pada waktu lahir. Pada masa ini


seluruh oosit terdapat dalam bentuk follikel primordial.
b. Ovarium selama masa anak-anak
Pada masa anak anak fungsi ovarium masih belum
normal. Ovarium sebagian besar terdiri atas kortek yang
mengandung banyak follikel primordial. Follikel mulai
berkembang akan tetapi tidak pecah dan kemudian
mengalami

atresia

insitu.

Hormon

hipofise

yang

diperlukan untuk ovulasi belum berfungsi dengan baik.


Hormon gonadotropin baru meningkat kadarnya pada
usia 9 tahun yang menyebabkan produksi estrogen juga
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan perkembangan
tanda

kelamin

sekunder

pada

wanita.

Menarche

biasanya terjadi setelah 2 tahun setelah itu.


c. Ovarium pada masa reproduksi
Masa reproiduksi biasanya terjadi pada umur kira kira 12
16 tahun dan berlangsung kurang lebih 35 tahun dalam
hidup manusia. Pada ovarium terjadi perubahan dimana
follikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak
mengalami atresia, biasanya hanya sebuah follikel yang
tumbuh terus membentuk ovum dan pecah pada waktu
ovulasi. Pada awal pubertas germ cell berkurang dari
300.000 sampai 500.000 unit. Selama usia reproduksi
yang berkisar antara

35 40 tahun, 400 sampai 500

akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai


menjelang menopause dan tinggal beberapa ratus pada
saat menopause. Kira kira 10 15 tahun

sebelum

menopause sudah terjadi peningkatan jumlah follikel


yang hilang. Ini berhubungan dengan meningkatnya
hormon FSH.

Dalam tahun reproduksi, pematangan

follikel akibat interaksi antara hipotalamus - pituitari


gonad (Nelson, 2009).

d. Perkembangan folikel
Mula mula sel sel yang berada disekeliling ovum
jumlahnya berlipat ganda, kemudian diantara sel sel ini
muncul rongga yang berisi cairan yang dinamankan
liquor folliculi. Hal ini membuat ovum terdesak ke pinggir
dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke
dalam rongga follikel. Tumpukan sel dengan sel telur
didalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur
dan sel sekitarnya terdapat

zona pelluzida. Sel sel

granulosa lainnya yang membatasi ruang follikel disebut


membrane

granulosa.

Dengan

tumbuhnya

follikel

jaringan ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar


dan membentuk 2 lapisan, yaitu
banyak mengandung

theca interna yang

pembuluh darah dan

theca

externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel


yang masak ini disebut follikel de Graaf (Nelson , 2009).
Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana
tempat pembuatannya terdapat di theca interna. Liquor
follikuli yang terbentuk terus menyebabkan tekanan
didalam follikel makin tinggi, tetapi untuk terjadinya
ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi
tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan
perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel follikel.
Pada permukaan ovarium sel sel menjadi tipis hingga
pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan
keluarnya liquor follikuli bersama dengan ovumnya yang
dikelilingi oleh sel sel cumulus oophorus. Keluarnya sel
telur dari

folikel de Graaf disebut

ovulasi. Setelah

ovulasi maka sel sel granulosa dari dinding folikel


mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang
kuning

disebut

corpus

luteum.

Corpus

luteum

mengeluarkan

hormon

yang

disebut

progesterone

disamping estrogen. Tergantung apakah terjadi konsepsi


(pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi
corpus

luteum

graviditatum

atau

corpus

luteum

menstruationum. Jika terjadi konsepsi, corpus luteum


dipelihara

oleh hormon Chorion

Gonadotropin yang

dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion. (Guyton, 2007)


D. Fungsi hormon-hormon yang terlibat dalam siklus
menstruasi
Siklus menstruasi melibatkan kerja dari sejumlah sistem
hormon yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik.
Proses ini dipengaruhi oleh mekanisme neuro endokrin yang
sangat kompleks. Koterks serebri, hipofisis, ovarium dan
rangsangan eksterna akan dapat mempengaruhi fungsi
reproduksi. Kelenjar hipofisis dalam melakukan fungsinya
dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga
dipengaruhi oleh korteks serebri dan faktor faktor eksterna.
Ada suatu teori yang menyatakan bahwa dengan jalan
transducer, pengaruh ekstrena disalurkan melalui serabut
serabut saraf tertentu dari berbagai sentrum dalam otak
yang lebih tinggi ke hipotalamus dan kemudian ke hipofisis.
Hubungan sentrum yang lebih tinggi kehipotalamus ke
hipofisis bersifat ganda. Hipotalamus dan neurohipofisis
dihubungkan secara neural, sedang hipotalamus dan bagian
anterior hipofisis atau adenohipofisis secara neurohumoral
dengan sistem vaskuler yang khas yang disebut sirkulasi
portalhipofisis. Hipotalamus mempengaruhi adenohipofisis
dengan melepaskan releasing factor (RF) atau releasing
hormon (RH). Disamping itu hipotalamus juga mengeluarkan
zat yang menghambat adenohipofisis yang disebut dengan
inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon (IH).

Hipofisis

dibawah pengaruh

releasing hormone,

adenohipofisis mengeluarkan hormone

tropik dan hormon

ovarium. Hormon tropik tersebut adalah thyroid stimulating


hormone

(TSH),

adrenocorticotrophin

hormone

(ACTH),

growth hormone (GH) ,melanocyt stimulating hormone


(MSH),

follicle

hormone

stimulating

(LH),

dan

hormone

prolaktin;

(FSH),

luteinzing

sementara

hormon

ovariumnya, yaitu estrogen, progesteron, androgen, dan


relaksin. Siklus menstruasi dibawah pengaruh hormone FSH
dan LH menyebabkan folikel primer mulai berkembang dan
memproduksi estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel sel
teka dari follikel. Sesudah folikel matang dan ovulasi terjadi,
terbentuk korpus luteum: sel sel granulose dari korpus
luteum

mengeluarkan

Sedangkan

estrogen

androsteron dan

dan

progesterone.

androstenadion merupakan

produksi dari stroma ovarium (Sherwood, 2001)


Estrogen memegang peranan penting

dalam

perkembangan ciri ciri kelamin sekunder dan mempunyai


pengaruh terhadap psikologi perkembangan kewanitaan.
Efek utama estrogen adalah pertumbuhan alat genital
wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan vagina berkembang
di bawah pengaruh

estrogen, hormone ini mempengaruhi

jaringan epitel, otot polos, dan merangsang pembuluh darah


alat alat tersebut.

Estrogen juga menyebabkan proliferasi

epitel vagina , penimbunan glikogen dalam sel epitel yang


oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga
menyebabkan pH vagina menjadi rendah.
Disamping itu estrogen mempunyai fungsi :
a. mempengaruhi hormone lain, yaitu:
1. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan
sekresi LH

2.

merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium,

sekalipun tidak ada FSH.


3. menimbulkan proliferasi

dari

endometrium

baik

kelenjarnya maupun stromanya.


4. mengubah uterus yang yang infantile menjadi matur.
5. merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas
otot otot tuba fallopi.
6. servik uteri menjadi lembek, ostium

uteri terbuka

disertai lendir yang bertambah banyak, encer, alkalis


dan

aselluler dengan pH yang bertambah sehingga

mudah dilalui spermatozoa.


7. menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli
dan saluran glandula mamma.
Progesteron serum mencapai maksimum lebih dari 10
ng/ml kira kira 1 minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone
yang bertambah dari kurang 1 ng/ml menjadi lebih besar 5
ng/ml menunjukkan adanya ovulasi. Progesterone dapat
berasal

dari

korpus

luteum,

plasenta,

dan

adrenal.

Progesteron memiliki beberapa fungsi sebagai berikut , yaitu


menyiapkan

endometrium

untuk

implantasi

blastokist;

mencegah kontraksi otot otot polos terutama uterus dan


mencegah

kontraktilitas

pengaruh

oksitosin;

uterus

menjadikan

secara
cervix

spontan
uteri

karena
kenyal;

mempengaruhi tuba fallopi; merangsang natriuresis dan


sebaliknya menambah produksi aldosteron; merangsang
pusat pernafasan sehingga respirasi bertambah; mungkin
menambah sekresi LH. dan tidak menekan produksi FSH dan
tidak

berkhasiat

dalam

menghilangkan

gejala

gejala

vasomotor pada masa menopause. (Guyton, 2007)


Androgen dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam
sel sel stroma ; androgen utamanya adalah androstenedion
dengan daya androgen yang lemah tetapi dapat

diubah

diperifer menjadi testosterone yang bersifat androgen kuat.

Peranan androgen pada wanita belum diketahui dengan


pasti. (Sherwood, 2001)
E. Fungsi hormon-hormon yang terlibat dalam siklus
menstruasi
Siklus menstruasi melibatkan kerja dari sejumlah sistem
hormon yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik.
Proses ini dipengaruhi oleh mekanisme neuro endokrin yang
sangat kompleks. Koterks serebri, hipofisis, ovarium dan
rangsangan eksterna akan dapat mempengaruhi fungsi
reproduksi. Kelenjar hipofisis dalam melakukan fungsinya
dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri juga
dipengaruhi oleh korteks serebri dan faktor faktor eksterna.
Ada suatu teori yang menyatakan bahwa dengan jalan
transducer, pengaruh ekstrena disalurkan melalui serabut
serabut saraf tertentu dari berbagai sentrum dalam otak
yang lebih tinggi ke hipotalamus dan kemudian ke hipofisis.
Hubungan sentrum yang lebih tinggi kehipotalamus ke
hipofisis bersifat ganda. Hipotalamus dan neurohipofisis
dihubungkan secara neural, sedang hipotalamus dan bagian
anterior hipofisis atau adenohipofisis secara neurohumoral
dengan sistem vaskuler yang khas yang disebut sirkulasi
portalhipofisis. Hipotalamus mempengaruhi adenohipofisis
dengan melepaskan releasing factor (RF) atau releasing
hormon (RH). Disamping itu hipotalamus juga mengeluarkan
zat yang menghambat adenohipofisis yang disebut dengan
inhibiting factor (IF) atau inhibing hormon (IH).
Hipofisis
dibawah pengaruh releasing hormone,
adenohipofisis mengeluarkan hormone

tropik dan hormon

ovarium. Hormon tropik tersebut adalah thyroid stimulating


hormone

(TSH),

adrenocorticotrophin

hormone

(ACTH),

growth hormone (GH) ,melanocyt stimulating hormone


(MSH),

follicle

stimulating

hormone

(FSH),

luteinzing

hormone

(LH),

dan

prolaktin;

sementara

hormon

ovariumnya, yaitu estrogen, progesteron, androgen, dan


relaksin. Siklus menstruasi dibawah pengaruh hormone FSH
dan LH menyebabkan folikel primer mulai berkembang dan
memproduksi estrogen. Estrrogen ini dikeluarkan oleh sel sel
teka dari follikel. Sesudah folikel matang dan ovulasi terjadi,
terbentuk korpus luteum: sel sel granulose dari korpus
luteum

mengeluarkan

Sedangkan

estrogen

androsteron dan

dan

progesterone.

androstenadion merupakan

produksi dari stroma ovarium (Sherwood, 2001)


Estrogen memegang peranan penting

dalam

perkembangan ciri ciri kelamin sekunder dan mempunyai


pengaruh terhadap psikologi perkembangan kewanitaan.
Efek utama estrogen adalah pertumbuhan alat genital
wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan vagina berkembang
di bawah pengaruh

estrogen, hormone ini mempengaruhi

jaringan epitel, otot polos, dan merangsang pembuluh darah


alat alat tersebut.

Estrogen juga menyebabkan proliferasi

epitel vagina , penimbunan glikogen dalam sel epitel yang


oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga
menyebabkan pH vagina menjadi rendah.
Disamping itu estrogen mempunyai fungsi :
b. mempengaruhi hormone lain, yaitu:
8. menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan
sekresi LH
9. merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium,
sekalipun tidak ada FSH.
10. menimbulkan proliferasi dari endometrium baik
kelenjarnya maupun stromanya.
11. mengubah uterus yang yang infantile menjadi
matur.
12.
merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas
otot otot tuba fallopi.

13.

servik uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka

disertai lendir yang bertambah banyak, encer, alkalis


dan

aselluler dengan pH yang bertambah sehingga

mudah dilalui spermatozoa.


14. menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli
dan saluran glandula mamma.
Progesteron serum mencapai maksimum lebih dari 10
ng/ml kira kira 1 minggu setelah ovulasi. Kadar progesterone
yang bertambah dari kurang 1 ng/ml menjadi lebih besar 5
ng/ml menunjukkan adanya ovulasi. Progesterone dapat
berasal

dari

korpus

luteum,

plasenta,

dan

adrenal.

Progesteron memiliki beberapa fungsi sebagai berikut , yaitu


menyiapkan

endometrium

untuk

implantasi

blastokist;

mencegah kontraksi otot otot polos terutama uterus dan


mencegah

kontraktilitas

pengaruh

oksitosin;

uterus

menjadikan

secara
cervix

spontan
uteri

karena
kenyal;

mempengaruhi tuba fallopi; merangsang natriuresis dan


sebaliknya menambah produksi aldosteron; merangsang
pusat pernafasan sehingga respirasi bertambah; mungkin
menambah sekresi LH. dan tidak menekan produksi FSH dan
tidak

berkhasiat

dalam

menghilangkan

gejala

gejala

vasomotor pada masa menopause. (Guyton, 2007)


Androgen dapat dibentuk oleh ovarium, terutama dalam
sel sel stroma ; androgen utamanya adalah androstenedion
dengan daya androgen yang lemah tetapi dapat

diubah

diperifer menjadi testosterone yang bersifat androgen kuat.


Peranan androgen pada wanita belum diketahui dengan
pasti. (Sherwood, 2001)

Anda mungkin juga menyukai