PELURUHAN ALFA
Oleh :
A. PELURUHAN ALFA
Peluruhan alfa tidak mungkin terjadi menurut fisika klasik. Namunsecara
kuantum peluruhan alfa mungkin tejadi. Peluruhan alfa terjadi sebagai suatu cara untuk
memperbesar kemantapan suatu atom atau mencapai konfigurasi yang mantap. Gaya
tarik antar nukleon tak dapat mengimbangi gaya tolak menolak antar proton, sehingga
terjadi peluruhan alfa. Peluruhan alfa merupakan emisi partikel alfa (inti helium) yang
dapat dituliskan sebagai
He atau
2.
berkurang dua dan nomor atom berkurang empat. Peluruhan alfa dapat ditulis:
A
Z
4
X A4
Z2Y + 2
Sebagai contoh
234
92
234
92
U 230
90Th+
energi luar sebesar 6,1 MeV. Energi kinetik, K tidak tepat sama dengan Q karena pada
saat partikel alfa terpancar, partikel inti bergerak mundur (rekoil) sesuai dengan hukum
kekekalan momentum. Hal ini sesuai dengan persamaan:
K
A4
Q
A
Nomor massa dari semua inti pemancar alfa > 210, sehingga hampir semua disintegrasi
muncul sebagai energi kinetik partikel alfa. Untuk inti berat, secara prinsip tereduksi
melalui peluruhan alfa. Penjelasan mengenai partikel alfa yang meoloskan diri dari inti
atom, secara lebih lengkap akan dijelaskan berikut ini.
Gambar (a) ditinjau secara fisika klasik, sedangkan gambar (b) ditinjau secara
fisika kuantum, dimana secara klasik partikel alfa mustahil dapat meloloskan diri.
Sedangkan secara kuantum ada peluang dengan nilai tertentu, partikel alfa dapat
meloloskan diri dari inti atom. Inti dari gambar diatas adalah agar partikel alfa dapat
lolos dari inti, maka ia harus memiliki energi minimal 25 MeV (setara dengan energi
untuk membawa partikel alfa dari jarak tak hingga ke dekat inti tapi masih diluar
jangkauan gaya tarik inti). Namun peluruhan alfa hanya memiliki energy sekitar 4 9
MeV, sehingga terjadi kekurangan energi sebesar 16 21 MeV untuk meloloskan diri
dari inti.
kuantum (oleh Gamow, Gurney, dan Condon). Ada tiga prinsip yang dikemukakan
untuk menjawabnya:
1. Partikel alfa bisa ada sebagai partikel di dalam inti.
2. Partikel semacam ini terus menerus dalam keadaan gerak dan dibatas geraknya
hanya dalam inti oleh rintangan potensial yang melingkupinya.
3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk partikel ini melewati rintangan
potensial ini (meski kecil) setiap kali terjadi tumbukan.
Peluang terjadinya tumbukan () dirumuskan:
Konstanta peluruhan
dimana
= v .T
rintangan potensial. Jika kita anggap pada setiap saat hanya satu partikel alfa yang
dapat lolos dan partikel itu bergerak bolak-balik sepanjang diameter nuklir, maka
Frekuensi tumbukan partikel
v
2 R0
dimana v adalah kecepatan partikel alfa dan R0 adalah jari-jari nuklir. Umumnya harga
v dan R0 adalah 2.107 m/s dan 10-15 m, sehingga,
v
= 1022 Hz
Partikel alfa menumbuk dinding 10 22 kali/detik, namun masih harus menunggu rata-rata
1010 tahun untuk bisa meloloskan dirinya.
Karena V>K, maka dalam fisika klasik terjadinya transmisi alfa adalah tak
mungkin (T=0). Sedangkan secara mekanika kuantum partikel alfa yang bergerak
dipandang sebagai gelombang dengan peluang tranmisi T. Contohnya adalah
pemantulan cahaya pada cermin. Cahaya akan terpantul pada cermin tebal sedangkan
pada cermin tipis, cahaya dapat menembusnya.
C. TEORI PELURUHAN ALFA
Jika suatu partikel dengan harga energi kinetik K jatuh pada rintangan pada
potensial (V) yang lebih tinggi, maka besarnya rasio antara banyaknya partikel yang
melewati rintangan dengan partikel yang datang (peluang transmisi) adalah
T =e
2 K2 l
(a)
dimana
k2 =
2 m(V K )
k 2 ( x ) dx = -2
ln T = -2
0
K 2 ( x ) dx
(b)
R0
dimana R0 = jari-jari inti dan R = jarak dari pusat, sehingga K=V. Energi
kinetik K>V untuk x>R, sehingga jika partikel itu dapat melampaui R, maka partikel
alfa secara permanen meloloskan diri dari inti.
Energi potensial listrik sebuah partikel alfa pada jarak x dari pusat inti yang
bermuatan Ze adalah
V(x) =
2 Ze 2
4 0 x
disini Ze menyatakan muatan nuklir minus buatan partikel alfa 2e; jadi Z
menyatakan muatan inti anak. Kita dapatkan,
k2 =
2 m(V K ) 2 m 1/ 2 2 Ze 2
=( 2 )
K
4 0 x
1 /2
2 Ze2
4 0 R
2mK
2
1 /2
R
1
x
1/ 2
( )( )
(c)
jika kita masukkan nilai k2 ke persamaan lnT, maka akan kita dapatkan
lnT = -2
K 2 ( x ) dx
lnT = -2
( ) [
R0
2mK
2
1 /2
R cos1 (
R0 1 /2 R 0 1/ 2
R 1/ 2
) ( ) ( 1 0 )
R
R
R
R0 1 /2
(1 ) 1
R
Sehingga
lnT = -2
( ) [
2mK
2
1 /2
1 /2
R 2( 0 )
2
R
jika persamaan (c) kita substitusikan ke persamaan diatas, serta dengan memasukkan
berbagai konstanta, maka diperoleh
lnT = 2,97Z1/2 R01/2 3,95ZK-1/2
dengan K adalah energi kinetik partikel (MeV), R 0 adalah jari-jari nuklir (fm = 10-15 m)
dan Z adalah nomor atom inti dikurangi partikel alfa. Dengan demikian kita dapat
mencari konstanta peluruhan, adalah
ln = ln
v
2 R0
v
)
2 R0
Gambar (12.14 : 467) menunjukkan plot antara log10 dengan ZK-1/2 untuk
berbagai nuklir radioaktif alfa. Kemiringan garis lurus yang sesuai dengan data
eksperimental adalah -1,72. Kita apat memakai kedudukan garis ini untuk menentukan
R0, jari-jari nuklir. Karena hasilnya sama, maka cara ini dapat digunakan untuk
menentukan ukuran nuklir.Ada dua hasil analisis mekanika kuantum yang penting.
Pertama adalah memungkin dimengertinya variasi yang sangat besar dari umur paro
terhadap energi disintegrasinya. Semakin lama waktu paruh, maka semakin kecil energi