Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PELURUHAN ALFA

Oleh :

Anissa Rakhma Putri 12030184004


Riyadlotul Munawaroh 12030184011

Pendidikan Fisika A 2012


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

A. PELURUHAN ALFA
Peluruhan alfa tidak mungkin terjadi menurut fisika klasik. Namunsecara
kuantum peluruhan alfa mungkin tejadi. Peluruhan alfa terjadi sebagai suatu cara untuk
memperbesar kemantapan suatu atom atau mencapai konfigurasi yang mantap. Gaya
tarik antar nukleon tak dapat mengimbangi gaya tolak menolak antar proton, sehingga
terjadi peluruhan alfa. Peluruhan alfa merupakan emisi partikel alfa (inti helium) yang
dapat dituliskan sebagai

He atau

2.

Ketika terjadi peluruhan alfa nomor atom

berkurang dua dan nomor atom berkurang empat. Peluruhan alfa dapat ditulis:
A
Z

4
X A4
Z2Y + 2

Sebagai contoh
234
92

234
92

U meluruh dan mengeluarkan sebuah parikel alfa:

U 230
90Th+

B. ENERGI PELURUHAN ALFA


Dalam peluruhan alfa, hampir semua partikel alfa saja yang dipancarkan
karena energi ikat partikel alfa tinggi. Agar dapat meloloskan diri dari sebuah atom,
sebuah partikel harus mempunyai energi kinetik. Adapun energi kinetik yang
dilepaskan saat pemancaran partikel alfa (energi disintegrasi) adalah:
Q=( mi mf mx ) c 2
dimana ; mi = massa inti awal ; mf = massa inti akhir ; mx = massa partikel
Hanya peluruhan alfa saja yang mungkin terjadi secara energitik, sedangkan
jenis peluruhan yang lain memerlukan energi dari luar inti. Peluruhan alfa dalam
232
92

melepaskan energi 5,4 MeV, sedangkan untuk melepas proton diperlukan

energi luar sebesar 6,1 MeV. Energi kinetik, K tidak tepat sama dengan Q karena pada
saat partikel alfa terpancar, partikel inti bergerak mundur (rekoil) sesuai dengan hukum
kekekalan momentum. Hal ini sesuai dengan persamaan:
K

A4
Q
A

Penurunan rumus tersebut diperoleh melalui perhitungan dengan menerapkan hukum


kekekalan momentum.

Nomor massa dari semua inti pemancar alfa > 210, sehingga hampir semua disintegrasi
muncul sebagai energi kinetik partikel alfa. Untuk inti berat, secara prinsip tereduksi
melalui peluruhan alfa. Penjelasan mengenai partikel alfa yang meoloskan diri dari inti
atom, secara lebih lengkap akan dijelaskan berikut ini.

Gambar (a) ditinjau secara fisika klasik, sedangkan gambar (b) ditinjau secara
fisika kuantum, dimana secara klasik partikel alfa mustahil dapat meloloskan diri.
Sedangkan secara kuantum ada peluang dengan nilai tertentu, partikel alfa dapat
meloloskan diri dari inti atom. Inti dari gambar diatas adalah agar partikel alfa dapat
lolos dari inti, maka ia harus memiliki energi minimal 25 MeV (setara dengan energi
untuk membawa partikel alfa dari jarak tak hingga ke dekat inti tapi masih diluar

jangkauan gaya tarik inti). Namun peluruhan alfa hanya memiliki energy sekitar 4 9
MeV, sehingga terjadi kekurangan energi sebesar 16 21 MeV untuk meloloskan diri
dari inti.

Persoalan kekurangan energi tersebut dapat dijawab secara mekanika

kuantum (oleh Gamow, Gurney, dan Condon). Ada tiga prinsip yang dikemukakan
untuk menjawabnya:
1. Partikel alfa bisa ada sebagai partikel di dalam inti.
2. Partikel semacam ini terus menerus dalam keadaan gerak dan dibatas geraknya
hanya dalam inti oleh rintangan potensial yang melingkupinya.
3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk partikel ini melewati rintangan
potensial ini (meski kecil) setiap kali terjadi tumbukan.
Peluang terjadinya tumbukan () dirumuskan:
Konstanta peluruhan
dimana

= v .T

adalah frekuensi tumbukan dan T adalah peluang partikel alfa menembus

rintangan potensial. Jika kita anggap pada setiap saat hanya satu partikel alfa yang
dapat lolos dan partikel itu bergerak bolak-balik sepanjang diameter nuklir, maka
Frekuensi tumbukan partikel

v
2 R0

dimana v adalah kecepatan partikel alfa dan R0 adalah jari-jari nuklir. Umumnya harga
v dan R0 adalah 2.107 m/s dan 10-15 m, sehingga,
v

= 1022 Hz

Partikel alfa menumbuk dinding 10 22 kali/detik, namun masih harus menunggu rata-rata
1010 tahun untuk bisa meloloskan dirinya.
Karena V>K, maka dalam fisika klasik terjadinya transmisi alfa adalah tak
mungkin (T=0). Sedangkan secara mekanika kuantum partikel alfa yang bergerak
dipandang sebagai gelombang dengan peluang tranmisi T. Contohnya adalah
pemantulan cahaya pada cermin. Cahaya akan terpantul pada cermin tebal sedangkan
pada cermin tipis, cahaya dapat menembusnya.
C. TEORI PELURUHAN ALFA
Jika suatu partikel dengan harga energi kinetik K jatuh pada rintangan pada
potensial (V) yang lebih tinggi, maka besarnya rasio antara banyaknya partikel yang
melewati rintangan dengan partikel yang datang (peluang transmisi) adalah

T =e

2 K2 l

(a)

dimana
k2 =

2 m(V K )

dengan L adalah tebal rintangan. Persamaan T diatas diturunkan dari


pemecahan soal-soal untuk rintangan potensial persegi, sedangkan partikel alfa dalam
inti berhadapan dengan potensial yang tingginya berbeda-beda. Untuk menyesuaiakan
persamaan diatas dengan kondisi partikel alfa, ada beberapa langkah yang dapat
ditempuh. Pertama adalah mengintegralkan logaritma persamaan T:
ln T = -2K2L
R

k 2 ( x ) dx = -2
ln T = -2
0

K 2 ( x ) dx

(b)

R0

dimana R0 = jari-jari inti dan R = jarak dari pusat, sehingga K=V. Energi
kinetik K>V untuk x>R, sehingga jika partikel itu dapat melampaui R, maka partikel
alfa secara permanen meloloskan diri dari inti.
Energi potensial listrik sebuah partikel alfa pada jarak x dari pusat inti yang
bermuatan Ze adalah
V(x) =

2 Ze 2
4 0 x

disini Ze menyatakan muatan nuklir minus buatan partikel alfa 2e; jadi Z
menyatakan muatan inti anak. Kita dapatkan,
k2 =

2 m(V K ) 2 m 1/ 2 2 Ze 2
=( 2 )
K

4 0 x

1 /2

ketika V=K dan x =R,


K=

2 Ze2
4 0 R

Maka kita dapat menuliskan k2 sebagai


k2 =

2mK
2

1 /2

R
1
x

1/ 2

( )( )

(c)

jika kita masukkan nilai k2 ke persamaan lnT, maka akan kita dapatkan

lnT = -2

K 2 ( x ) dx

lnT = -2

( ) [

R0

2mK
2

1 /2

R cos1 (

R0 1 /2 R 0 1/ 2
R 1/ 2
) ( ) ( 1 0 )
R
R
R

karena rintangan potensial relativ lebar, R R0, dan


R0 1 /2
R0 1 /2
cos ( ) ( )
R
2
R
1

R0 1 /2
(1 ) 1
R
Sehingga
lnT = -2

( ) [
2mK
2

1 /2

1 /2

R 2( 0 )
2
R

jika persamaan (c) kita substitusikan ke persamaan diatas, serta dengan memasukkan
berbagai konstanta, maka diperoleh
lnT = 2,97Z1/2 R01/2 3,95ZK-1/2
dengan K adalah energi kinetik partikel (MeV), R 0 adalah jari-jari nuklir (fm = 10-15 m)
dan Z adalah nomor atom inti dikurangi partikel alfa. Dengan demikian kita dapat
mencari konstanta peluruhan, adalah
ln = ln

v
2 R0

+ 2,97Z1/2 R01/2 3,95ZK-1/2

jika persamaan diatas kita ubah ke logaritma biasa, maka didapatkan


log10 = log10

v
)
2 R0

+ 1,29Z1/2 R01/2 1,72ZK-1/2

Gambar (12.14 : 467) menunjukkan plot antara log10 dengan ZK-1/2 untuk
berbagai nuklir radioaktif alfa. Kemiringan garis lurus yang sesuai dengan data
eksperimental adalah -1,72. Kita apat memakai kedudukan garis ini untuk menentukan
R0, jari-jari nuklir. Karena hasilnya sama, maka cara ini dapat digunakan untuk
menentukan ukuran nuklir.Ada dua hasil analisis mekanika kuantum yang penting.
Pertama adalah memungkin dimengertinya variasi yang sangat besar dari umur paro
terhadap energi disintegrasinya. Semakin lama waktu paruh, maka semakin kecil energi

disintegrasinya. Kedua adalah konsep (dengan memperhitungkan frekuensi tumbukan


partikel) penerobosan partikel yang energinya tak cukup untuk melewati rintangan.

Anda mungkin juga menyukai