A. PENGERTIAN
Kanker ovarium merupakan salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan
penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. Penyakit ini mempunyai
angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. 75% dari kasus terdeteksi pada tahap
lanjut karena sangat sulit untuk mendiagnosa kanker ovarium meskipun dengan
pemeriksaan yang cermat karena tumor ovarium biasanya terdapat jauh didalam dan sulit
untuk dideteksi.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multi faktorial. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin, dan faktor
genetik.
1. Faktor lingkungan: kebiasaan makanan, kopi dan merokok, penggunaan bedak
talk perineal dianggap mungkin menyebabka kanker.
2. Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang nulipara,
menarke dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang lambat dan tidak
pernah menyusui. Perempuan dengan kanker payudara memiliki risiko dua kali
lebih besar untuk berkembangnya kanker ovarium.
3. Faktor herediter telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang mederita
kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita
kanker ovarium.
C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya
kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang
berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak
mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan
menggangu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan
cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah
terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor
ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung pada struktur yang
berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada
rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal
shingga implantasi dan pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua
permukaan intraperitoneal.
Pasien dengan kanker ovarium lanjut dapat mengalami asites dan efusi pleura
yang diduga karena adanya iritasi peritoneum dari tumor ovarium yang keras dan
solid menstimulasi produksi cairan peritoneum. Terjadinya asites dapat juga
disebabkan oleh pelepasan mediator mediator dari tumor menybabkan peningkatan
permeabilitas kapiler.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. LED
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi radiasi
Radiasi biasanya merupakan pengobatan pilihan untuk karsinoma sel squamosa
serviks, tergantung pada tahap kanker tersebut. Radiasi biasanya digunakan
sebagai penanganan tambahan setelah pembedahan.
2. Kemoterapi
3. Pembedahan
Intervensi bedah untuk kanker ovarium adalah histerektomi abdominal total.
G. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kanker ovarium adalah reaksi pasien
terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut. Pertanyaan
yang berhubungan mencakup hal-hal berikut:
a. Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis?
b. Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu?
c. Dukungan psikologis atau emosional apa yang digunakan?
d. Apakah ada pasangan, anggota keluarga atau teman untuk membantunya
dalam membuat pilihan pengobatan?
e. Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan?
f. Apakah pasien mengalami ketidaknyamanan?
Berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang mungkin muncul
mencakup antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia (proses kanker,
diskontinuitas jaringan)
b. keperawatan: deficite self care b.d nyeri
c. Cemas berhubungan dengan status kesehatan
d. Gangguan rasa nyaman: Nausea berhubungan dengan kanker dan penyakit
ada abdomen.
e. Intoleransi aktivitas b.d nyeri, keletihan
2. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil
Keperawatan
kimia
kanker,
injuri
(proses
dis-
Rasional
(NOC)
Intervensi (NIC)
Untuk
Manajemen nyeri:
setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
1) Lakukan
menentukan
intervensi
yang
penilaiansesuai.
danMembantu
meng-
kontinuitas
jaringan)
indikator:
untuk
mengidentifikasi
yangidentifikasi
menimbulkan nyeri
2) Amati
1) Menggunakan skala
nyeri
faktor
isyarat
verbal
ketidaknyamnan
non
tentangMeningkatkan
kegelisaan
3) Fasilitasi
tingkat nyeri
derajat
kenyamanan
linkungan
nyaman
Mengurangi
nyeri
2) Pasien
3) Pasien
mampu5) Bantu
istirahat dan tidur
menemukan
4) Menggunakan teknik
non- farmakologi
pasienmobilisasi
posisinyeri
nyaman
6) Berikan massage diMeningkatkan
punggung
Diagnosa
tampa
relaksasi.
1) Mempermudah
cara
pasien
kepercayaan
bantuan
mampu
mengerjakan sendiri
1) Memudahkan
ADL berpakaian
1) Informasikan
pada
selama
perawatan
2) Sediakan pakaian di
intervensi
2) Melatih
kemandirian
3) Menghindari
nyeri bertambah
kenyamanan
berpakaian5) Memberikan
yang sesuai
kepercayaan diri
pasien
pakaian
b.d
status kesehatan
1) Bina
dilakukan
Hub.
1) Mempermudah
intervensi
Saling2) Mengurangi
percaya
2) Libatkan keluarga
3)
perawatan selama 2x24
3) Jelaskan
semua
jam cemas pasien hilang
Prosedur
atau berkurang dengan
4) Hargai pengetahuan
indikator:
pasien
tentang
Pasien mampu:
penyakitnya
4)
1) Mengungkapkan
5) Bantu pasien untuk
cara
mengatasi
mengefektifkan
cemas
sumber support
2) Mampu
6) Berikan reinfocement
menggunakan
untuk menggunakan
coping
sumber Coping yang
3) Pasien dapat tidur
efektif
4) Mengungkapkan
tidak ada penyebab
fisik
yang
dapat
menyebabkan cemas
kecemasan
Dukungan
akan
memberikan
keyakinan
terhadap harapan
untuk sembuh.
Penggunaan
Strategi adaptasi
secara
bertahap
( dari mekanisme
pertahanan,
coping,
sampai
strategi
penguasaan)
membantu pasien
cepat
mengadaptasi
kecemasan
Setelah
rasa nyaman
Nausea
tindakan
keperawatanAktivitas:
berhubungan
selama
3x24
dapat
penyakit meningkatkan
2) Membantu pasien
rasa
dengan
indikator:
tidak
perlu
berikan
dan
waktu
istirahat.
yang
1) Melaporkan
mualnya
dan
dapat
dan
terapi
yang
sesuai.
3) Memberikan
merasa mual.
mengurangi rasa
dan psikologis.
2) Melaporkan
kepuasan
bersih
nyaman.
kenyamanan
rasa
memberikan
Pasien dapa:
mengatasii
4) Bantu
dengan
kontrol gejala.
pasien
menemukan
posisi4) Makan
nyaman.
3) Mengungkapkan
mual.
yang
terlalu berlebihan
maupun
perut
kenyamanan dengan
mengkonsumsi
yang
lingkungan sekitar.
dapat merangsang
biskuit
dan
timbulnya mual.
dalam
porsi
4) Rasa
mual
berkurang.
makan
kosong
sedikit5) Mengurangi
tapi sering.
keluhan pasien.
6) Kolaborasi pemberian
obat
Intoleransi
aktifitas
dapat
mengurangi mual.
dilakukanAktivitas dapat ditolerir
Setelah
b.dtindakan
yang
- Otot
yang
menegakkan
regimen kontaminasi
perbaikan
- Klien
melakukan
pada
lebih sedikit
perlahan
Berjalan
dan
latihan
yang
bertahap meningkatkan
waktu
adekuat
dan
berjalan
memperbaiki
fisik
jarak
menjadi
terkoordinasi
melakukan
- Monitor
laboratorium
sesuai
lebih
dan
dapat
lebih
nilai banyak
tanpa
yang mengalami
napas
pendek.
Latihan
masukan cairan
yang melemahkan
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Dchtermn & Bulechek, 2006, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby,
Philadelphia.
Jhonson, Maas & Moorhead, 2006, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby,
Philadelphia.
NANDA, 2005-2006, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA
Price & Wilson, 2006, Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit, EGC, Jakarta.