Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KELOLAAN

STASE KEPERAWATAN DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA OVARIUM DENGAN


ASITES

Baiq Wulan Iswansari


32-027-07-1-2011

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011

KANKER OVARIUM (Ca Ovarii)

A. PENGERTIAN
Kanker ovarium merupakan salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan
penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. Penyakit ini mempunyai
angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. 75% dari kasus terdeteksi pada tahap
lanjut karena sangat sulit untuk mendiagnosa kanker ovarium meskipun dengan
pemeriksaan yang cermat karena tumor ovarium biasanya terdapat jauh didalam dan sulit
untuk dideteksi.

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multi faktorial. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin, dan faktor
genetik.
1. Faktor lingkungan: kebiasaan makanan, kopi dan merokok, penggunaan bedak
talk perineal dianggap mungkin menyebabka kanker.
2. Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang nulipara,
menarke dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang lambat dan tidak
pernah menyusui. Perempuan dengan kanker payudara memiliki risiko dua kali
lebih besar untuk berkembangnya kanker ovarium.
3. Faktor herediter telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang mederita
kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita
kanker ovarium.

C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya
kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang

berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak
mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan
menggangu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan
cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah
terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor
ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung pada struktur yang
berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada
rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal
shingga implantasi dan pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua
permukaan intraperitoneal.
Pasien dengan kanker ovarium lanjut dapat mengalami asites dan efusi pleura
yang diduga karena adanya iritasi peritoneum dari tumor ovarium yang keras dan
solid menstimulasi produksi cairan peritoneum. Terjadinya asites dapat juga
disebabkan oleh pelepasan mediator mediator dari tumor menybabkan peningkatan
permeabilitas kapiler.

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan
menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang banyak dengan nyeri tekan
pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyamann pada abdomen, dyspepsia,
tekanan pada pelvis dan sering berkemih. Gejala-gejala ini biasanya samar tetapi
tetapi setiap wanita dengan gejala-gejala gastrointestinal dan tanpa diagnosis yang
diketahui harus dievaluasi dengan menduga kanker ovarium. Flatuleness, rasa begah
setelah makan makanan kecil dan lingkar bdomen yang terus meningkat merupakan
gejala-gejala signifikan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. LED

c. Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma


d. Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive;
1) Ro thorak
2) USG
3) MRI
4) Urografi Intravena (IVU)
b. Invasif
1) Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan
pembedahan
2) Aspirasi biopsy (FNAB)
3) Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
4) True cut / Care biopsy
5) Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk
memandu jarum pada massa
6) Incisi biopsy
7) Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara froxen section

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi radiasi
Radiasi biasanya merupakan pengobatan pilihan untuk karsinoma sel squamosa
serviks, tergantung pada tahap kanker tersebut. Radiasi biasanya digunakan
sebagai penanganan tambahan setelah pembedahan.
2. Kemoterapi
3. Pembedahan
Intervensi bedah untuk kanker ovarium adalah histerektomi abdominal total.

G. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kanker ovarium adalah reaksi pasien
terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut. Pertanyaan
yang berhubungan mencakup hal-hal berikut:
a. Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis?
b. Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu?
c. Dukungan psikologis atau emosional apa yang digunakan?
d. Apakah ada pasangan, anggota keluarga atau teman untuk membantunya
dalam membuat pilihan pengobatan?
e. Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan?
f. Apakah pasien mengalami ketidaknyamanan?
Berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang mungkin muncul
mencakup antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia (proses kanker,
diskontinuitas jaringan)
b. keperawatan: deficite self care b.d nyeri
c. Cemas berhubungan dengan status kesehatan
d. Gangguan rasa nyaman: Nausea berhubungan dengan kanker dan penyakit
ada abdomen.
e. Intoleransi aktivitas b.d nyeri, keletihan

2. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil
Keperawatan

kimia
kanker,

injuri
(proses
dis-

Rasional

(NOC)

Nyeri akut b/dKonrol nyeri:


agen

Intervensi (NIC)
Untuk

Manajemen nyeri:

setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam nyeri

1) Lakukan

menentukan

intervensi

yang

penilaiansesuai.

terhadap nyeri, lokasi,


karakteristik

danMembantu

meng-

kontinuitas

pasien berkurang dengan

jaringan)

indikator:

untuk

mengidentifikasi

yangidentifikasi

menimbulkan nyeri
2) Amati

1) Menggunakan skala
nyeri

faktor
isyarat

verbal

ketidaknyamnan

non

tentangMeningkatkan

kegelisaan
3) Fasilitasi

tingkat nyeri

derajat

kenyamanan
linkungan

nyaman

Mengurangi

nyeri

2) Pasien

menyatakan4) Kolaborasi pemberindan memungkinkan


nyeri berkurang
obat analgesik
pasien
untuk

3) Pasien

mampu5) Bantu
istirahat dan tidur
menemukan

4) Menggunakan teknik
non- farmakologi

pasienmobilisasi
posisinyeri

nyaman
6) Berikan massage diMeningkatkan
punggung

Diagnosa

tampa

relaksasi.
1) Mempermudah

Perawatan diri : setelah

Membantu perawatan diri


proses
jangkauan
pasien
deficite
selfkeperawatan selama 3x24
2) Melatih
care b.d nyeri jam,
pasien
mampu1) Tempatkan alat-alat
kemandirian
mandi disamping TT3) Meningkatkan
melakukan perawatan diri
keperawatan: dilakukan

sendiri dengan indikator:


1) Tubuh bebas dari bau
dan menjaga keutuhan
kulit.
2) Menjelaskan

cara

mandi dan berpakaian


secara aman

pasien

kepercayaan

2) Libatkan keluarga dan


pasien
3) Berikan

bantuan

selama pasien masih


belum

mampu

mengerjakan sendiri
1) Memudahkan

ADL berpakaian
1) Informasikan

pada

pasien dalam memilih


pakaian

selama

perawatan
2) Sediakan pakaian di

intervensi
2) Melatih
kemandirian
3) Menghindari
nyeri bertambah

tempat yang mudah4) Memberikan


dijangkau
3) Bantu

kenyamanan
berpakaian5) Memberikan

yang sesuai

kepercayaan diri

4) Jaga privacy pasien


5) Berikan

pasien

pakaian

pribadi yang digemari


dan sesuai
Cemas

b.d

status kesehatan

Kontrol kecemasan danPenurunan kecemasan


coping.
Setelah

1) Bina
dilakukan

Hub.

1) Mempermudah

intervensi
Saling2) Mengurangi

percaya

2) Libatkan keluarga
3)
perawatan selama 2x24
3) Jelaskan
semua
jam cemas pasien hilang
Prosedur
atau berkurang dengan
4) Hargai pengetahuan
indikator:
pasien
tentang
Pasien mampu:
penyakitnya
4)
1) Mengungkapkan
5) Bantu pasien untuk
cara
mengatasi
mengefektifkan
cemas
sumber support
2) Mampu
6) Berikan reinfocement
menggunakan
untuk menggunakan
coping
sumber Coping yang
3) Pasien dapat tidur
efektif
4) Mengungkapkan
tidak ada penyebab
fisik

yang

dapat

menyebabkan cemas

kecemasan
Dukungan

akan

memberikan
keyakinan
terhadap harapan
untuk sembuh.
Penggunaan
Strategi adaptasi
secara

bertahap

( dari mekanisme
pertahanan,
coping,

sampai

strategi
penguasaan)
membantu pasien
cepat
mengadaptasi
kecemasan

Gangguan rasa Level


nyaman:

Setelah

keyamanan.Manajemen lingkungan :1) Meningkatkan


dilakukanrasa nyaman.

rasa nyaman

Nausea

tindakan

keperawatanAktivitas:

berhubungan

selama

3x24

jam1) Cegah gangguan yang

dengan kanker pasien


dan

dapat

penyakit meningkatkan

pada abdomen. nyaman

2) Membantu pasien

rasa
dengan

indikator:

tidak

perlu

berikan

dan
waktu

istirahat.
yang

1) Melaporkan

mualnya

dan

dapat

dan

terapi

yang

sesuai.
3) Memberikan

fisik3) Monitor waktu pasien

posisi yang dapat

merasa mual.

mengurangi rasa

dan psikologis.
2) Melaporkan
kepuasan

bersih

nyaman.

kenyamanan

rasa

memberikan

2) Sediakan tempat tidur

Pasien dapa:

mengatasii

4) Bantu
dengan

kontrol gejala.

pasien

menemukan

posisi4) Makan

nyaman.

3) Mengungkapkan

mual.
yang

terlalu berlebihan

5) Anjurkan pasien untuk

maupun

perut

kenyamanan dengan

mengkonsumsi

yang

lingkungan sekitar.

makanan kecil seperti

dapat merangsang

biskuit

dan

timbulnya mual.

dalam

porsi

4) Rasa

mual

berkurang.

makan

kosong

sedikit5) Mengurangi

tapi sering.

keluhan pasien.

6) Kolaborasi pemberian
obat
Intoleransi
aktifitas

dapat

mengurangi mual.
dilakukanAktivitas dapat ditolerir

Setelah
b.dtindakan

yang

- Otot

yang

keperawatan- Dukung klien dalam mengalami

nyeri, keletihan selama 3x24 jam, pasien


menunjukan

menegakkan

regimen kontaminasi

perbaikan

latihan teratur dengan membutuhkan lebih

dalam toleransi akifitas

menggunakan treadmill banyak oksigen dan

dengan criteria hasil :

dan exercicle berjalan memberikan beban

- Klien

atau latihan lain yang tambahan

melakukan

pada

aktifitas napas pendek

sesuai seperti berjalan paru-paru. Melalui

lebih sedikit

perlahan

Berjalan

dan

latihan

yang

secara- Pertahankan intake bertahap dan teratur

bertahap meningkatkan

output tercatat secara kelompok obat ini

waktu

adekuat

dan

berjalan
memperbaiki
fisik

jarak

menjadi

untuk- Monitor TTV

terkoordinasi

kondisi- Berikan cairan secara pasien


bertahap

melakukan

- Monitor
laboratorium
sesuai

lebih
dan
dapat
lebih

nilai banyak

tanpa

yang mengalami

napas

pendek.

Latihan

Libatkan keluarga dalam bertahap


membantu

peningkatan memutuskan siklus

masukan cairan

yang melemahkan
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Dchtermn & Bulechek, 2006, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby,
Philadelphia.
Jhonson, Maas & Moorhead, 2006, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby,
Philadelphia.
NANDA, 2005-2006, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA
Price & Wilson, 2006, Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai