Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM KERJA

SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

RSU RAJAWALI CITRA


JL. PLERET KM 2.5 BANJARDADAP POTORONO
BANGUNTAPAN BANTUL
2022
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin
keselamatan pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke
seluruh unit kerja di rumah sakit. Salah satu tugas Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien (KMKP) sesuai dengan keputusan direktur rumah
sakit antara lain membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan
unit pelayanan mulai dari pemilihan prioritas perbaikan, manajemen data
indikator mutu, menindaklanjuti hasil capaian indikator, hingga
penyusunan regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program
PMKP.
B. LATAR BELAKANG
Pelaporan insiden keselamatan pasien di Rumah sakit dilakukan
ketika terjadi insiden. Alur pelaporan insiden keselamatan pasien terdiri dari
dua jenis yaitu alur pelaporan insiden secara internal dan eksternal. Laporan
insiden keselamatan pasien Sub-Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
merupakan suatu pelaporan yang tertulis setia pada Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) dan Kondisi Potensi Cedera (KPC) yang menimpa pasien atau
kejadian lain yang menimpa keluarga dan pengunjung. Sedangkan laporan
Insiden Keselamatan Pasien KKP-RS merupakan suatu pelaporan anonim
dan tertulis ke KKP-RS setiap KTD, KTC, KNC yang terjadi pada pasien
yang kemudian dilakukan analisis penyebab, rekomendasi dan solusinya
(Tristanita, 2018).
Budaya keselamatan pasien merupakan aspek penting untuk
pemberian layanan kesehatan yang berkualitas dan merupakan masalah yang
menjadi perhatian global (Wami, Demssie, Wassie, & Ahmed, 2016).
Budaya keselamatan pasien dianggap penting untuk kualitas layanan
kesehatan dan merupakan salah satu parameter utama yang perlu banyak
perhatian untuk memastikan bahwa layanan berkualitas diberikan kepada
pasien dalam organisasi layanan kesehatan di seluruh dunia. Konsep tentang
budaya keselamatan pasien menjadi aspek penting dalam organisasi
pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit karena dengan mempertahankan
budaya keselamatan pasien maka mutu pelayanan kesehatan akan baik
(Sheikh, Garcia, Jamal, & Abdo, 2014).
Pelaksanaan Budaya keselamatan pasien juga wajib dilaksanakan
oleh Rumah sakit. Budaya keselamatan juga dikenal sebagai budaya yang
aman, yakni sebuah budaya organisasi yang mendorong setiap individu
anggota staf (klinis atau administratif) melaporkan hal-hal yang
menguatirkan tentang keselamatan atau mutu pelayanan tanpa adanya imbal
jasa dari rumah sakit. Dengan adaya budaya keselamatan yang baik
diharapkan insiden keselamatan pasien dapat diminimalkan
Selama Tahun 2021 tipe insiden yang paling sering terjadi di RSU
Rajawali Citra antara lain terkait kesalahan administrasi klinik, dokumentasi
kemudian, proses/prosedur klinis. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien membutuhkan
monitoring dan evalusi secara terus-menerus terhadap kepatuhan petugas
dalam memberikan pelayanan khususnya terkait proses identifikasi sesuai
prosedur yang telah ditetapkan di Rumah Sakit, sehingga dapat mencegah
adanya efek cedera pada pasien, hasil dari survey budaya keselamatan
pasien yang telah dilakukan oleh sub komite keselamatan pasien di dapatkan
dengan intepretasi hasil: Baik/ Sangat baik.
Dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
pasien serta menjamin keselamatan pasien tersebut RSU Rajawali Citra
perlu melakukan survey budaya keselamatan pasien di RSU Rajawali Citra
secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai