PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah
yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”.
Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan
(resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena
justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan
secara sembarangan. Perubahan menjadi suatu kepastian dan siapapun yang tidak
mau berubah sebenarnya telah melawan kodrat alam itu sendiri. Hanya saja
perubahan itu mesti dikelola sedemikian rupa agar mencapai tujuan yang
diharapkan. Perubahan yang tidak dikelola dan dibiarkan saja, akan menimbulkan
perubahan yang tidak berbentuk.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk
yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya
mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa
juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi
berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi
meningkat, dan lain sebagainya.
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi,
tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan
bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis
melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan
teknologi.
Tanggung jawab terhadap pengelolaan perubahan ini harus
mempertimbangkan perasaan dan emosi orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Jika hal ini diabaikan atau tim manajemen perubahan tidak sensitif terhadap hal
1
ini, perubahan tidak akan dapat terjadi sesuai rencana yang telah dibuat.
Perubahan dapat menjadi sangat resisten dan defensif.
Dalam proses perubahan, seorang pemimpin harus berupaya untuk melatih
perubahan terlebih dahulu pada dirinya sendiri. Sehingga terjadi suatu integritas
pada dirinya. Dan perubahan ini akan mempengaruhi terjadinya perubahan kinerja
dalam organisasi yang dipimpinnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terarah menuju sasaran perubahan, memonitor perkembangan, dan
menyediakan umpan balik bagi anggota tentang banyaknya perubahan
yang dicapai, tidak menjadi masalah apabila perubahan itu begitu kecil.
4
2. Karakteristik dari Perubahan itu Sendiri.
Karakteristik Organisasi artinya adalah sejauh mana kesiapan organisasi
itu untuk melaksanakan proses perubahan. Dalam hal ini kesiapan organisasi
ditentukan oleh tiga aspek, yakni kesesuaian arah perubahan dengan jiwa
organisasi, level dan dampak perubahan, serta ada atau tidak adanya serikat
pekerja
5
6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan
hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
6
Suatu perubahan melibatkan perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari
orang yang terlibat dan tipe gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan
melibatkan sebagian besar terhadap perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih
sulit untuk merubahnya dan membutuhkan waktu yang lama.
7
ekternal untuk perubahan; antisipasi perlawanan; mengembangkan visi yang
terbagi; mobilisasi kesempatan; menyiapkan sebuah rencana perubahan;
memperkuat perubahan.
Demikian juga perubahan terhadap keorganisasian dapat dilakukan terhadap hal-
hal sebagai berikut:
Perubahan terus menerus (Preventive maintenance atau Kaizen).
Perubahan ini berisiko kecil, kurang intensif dan umum dilakukan.
Adaptasi. Perubahan ini bersifat inkremental, baik pada masalah
eksternal dan tekanan yang dihadapi organisasi.
Reorientasi. Perubahan ini bersifat antisipatoris (investasi) dan
dengan ruang lingkup strategi (fokus)
Rekreasi. Perubahan ini bersifat intensif dan penuh risiko
Perubahan organisasi disebabkan faktor internal dan eksternal, maka
dalam perubahannya diperlukan agen perubahan (orang/pihak
tertentu yang membawa perspektif orang luar terhadap situasi
perubahan organisasi yang bersangkutan), baik tim perubahan
internal (orang dekat) dan eksternal (orang luar), maupun
kombinasinya. Dalam melakukan perubahan juga seringkali ditemui
penolakan dalam bentuk terbuka, implisit, langsung dan tertahan,
baik oleh perorangan (persepsi, kepribadian dan kebutuhan) dan
organisasi.
8
2. Communication atau komunikasi merupakan medium terpenting dalam
manajemen perubahan karena disinilah titik untuk membuat manusia
berubah. Komunikasi memiliki the rule of 7 (7 Aturan),
Perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi dapat di dorong baik oleh
lingkungan eksternal seperti tingkat persaingan, politik, ekonomi, kekuatan
global, demografik, sosial, teknologi dan konsumen atau lingkungan internal
seperti pergantian pimpinan, ketersediaan sumber daya internal, dan konflik.
9
fungsi dalam organisasi. Demikian pula dengan resiko yang dihadapi akan lebih
besar, mengingat mengintegrasikan beberapa buah fungsi organisasi yang
memiliki karakteristik dan obyektivitas berbeda bukanlah suatu hal yang mudah.
Jenis perubahan berikutnya yang sangat populer saat ini adalah “business
process redesign” atau yang lebih dikenal dengan BPR atau “Business Process
Reengineering”. Teori Michael Hammer dan James Champy, yang digabung
dengan kerangka value chain Michael Porter, telah mengilhami perusahaan untuk
mengadakan perubahan besar-besaran dan secara mendasar. Karena perusahaan
akan melakukan transformasi besar-besaran di sini, maka resiko yang dihadapi
juga sangatlah besar.
10
keberanian yang luar biasa. Bahkan sebagian besar pemimpin perubahan
gugur di usia perjuangannya.
b. Tidak semua orang bisa diajak melihat perubahan. Sebagian besar orang
bahkan hanya melihat realitas tanpa kemampuan melihat masa depan.
Sehingga persoalan besar perubahan adalah mengajak orang untuk
melihat dan mempercayai apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
c. Perubahan terjadi setiap saat, karena itu perubahan harus diciptakan setiap
saat pula, bukan sekali-sekali. Setiap satu perubahan kecil dilakukan oleh
seseorang, maka akan terjadi perubahan-perubahan lainnya.
d. Perubahan menyangkut dua sisi : hard dan soft. Sisi hard menyangkut
uang dan teknologi, sedangkan sisi soft menyangkut manusia dan
organisasi. Sebagian besar pemimpin hanya fokus pada sisi hard, padahal
keberhasilan sangat ditentukan oleh sisi soft.
g. Perubahan tidak selalu membawa ke arah yang lebih baik secara instant.
Perlu waktu dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. Perubahan
menimbulkan ekspektasi, dan karenanya ekspektasi yang belum tercapai
akan menimbulkan kekecewaan. Sehingga manajemen perubahan harus
diimbangi dengan manajemen harapan agar para pengikut dan pendukung
perubahan dapat terus membakar energi untuk terlibat dalam proses
11
perubahan itu, walaupun tujuannya meleset atau masih memerlukan
waktu untuk dicapai.
Agar resistensi dapat ditekan demi tercapainya keberhasilan suatu program
perubahan maka setiap orang harus siap dan mampu merubah perilakunya. Hal ini
12
sangat bergantung pada apa yang mempengaruhi perilaku dan apa pula yang
mendorong seseorang untuk berubah. Beragam faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku: pengetahuan, kepercayaan, ketrampilan, lingkungan dan
tujuan perusahaan. Untuk itu sosialisasi intensif dan penerapan pendekatan
partisipasi sangat dibutuhkan.
Semua elemen organisasi penting dilibatkan sejak awal dalam merumuskan
syarat-syarat agar perubahan berhasil seperti adanya kerangka perubahan, batasan
perubahan yang diinginkan, target hasil, keterkaitan dengan tujuan perusahaan,
komit pada kepemimpinan, memahami implikasi perubahan, memilih metode
yang benar, melibatkan pemangku kepentingan, menggunakan strategi, dan
memantau dan mengendalikan proses.
13
2. Mengadakan Analisis Situasional
14
BAB III
A. KESIMPULAN
perubahan yang terjadi tidak selalu mendapat respon positif. Ada saja mereka
yang menyukai dan yang tidak menyukai perubahan. Beberapa alasan mengapa
perubahan fisik dengan berhasil. Namun dalam perubahan perilaku, para manajer
sukses maka manajer harus mampu menciptakan kondisi yang baik untuk
15
berhasil dalam proses perubahan melalui evaluasi dengan cermat terhadap
B. SARAN
Manajemen perubahan baru akan berhasil efektif jika didukung oleh
pemain utama proses perubahan. Karena itu faktor pengembangan sdm sangat
mengapa organisasi harus siap terhadap perubahan: apakah yang bersifat inovatif
maupun strategis.
darurat, perubahan dalam hal mutu produk dan pelayanan, dan perubahan radikal.
Dalam hal ini manajer selayaknya proaktif menjelaskan kepada karyawan tentang
16
BAB IV
PENUTUP
perubahan yang jelas. Arah saja tidak cukup, harus ada komitmen pelaku
perubahan agar arah, rencana dan tujuan perubahan bukan hanya leap service.
Arah dan komitmen saja tidak cukup, harus pandai-pandai melihat keadaaan. Ada
komitmen dan pandai-pandai saja tidak cukup, harus ada semangat menjaga
komitmen jangan sampai putus . Bahaya besar menanti bila komitmen putus di
semangat saja tidak cukup, harus ada dukungan dan kerjasama dalam melakukan
perubahan.
Tanpa dukungan, perubahan akan terasa sulit dan sangat lama. Arah,
komitmen, pandai-pandai, semangat dan dukungan saja tidak cukup, harus ada
doa. Semoga dengan doa, perubahan yang dilakukan akan membawa dampak
yang lebih baik. Perubahan ke arah yang lebih baik dapat terwujud bila
kebersamaan, serta tidak ada lagi narsisme, sentimen pribadi dan pembedaan
SARA.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mathis R.L dan Jackson J.H, 2002, Manajemen Sumber daya Manusia,
www.google.com
18
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “ Manajemen Perubahan ”,
suatu permasalahan yang selalu dialami bagi perusahaan – perusahaan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi mata kuliah “ “
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya saya mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya saya sampaikan :
, selaku dosen mata kuliah “Keamanan Jaringan informasi”
Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Penulis
19
DAFTAR ISI
Halaman Judul Hal
Daftar isi………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Perubahan ( Management change )…………...
4
1. Karakteristik Program dan Agenda Perubahan……………………
4
2. Faktor Penentu Keberhasilan Manajemen Perubahan…………….
4
3. Taktik Mengatasi Penolakan Atas Perubahan……………………..
5
B. Tahap – Tahap Manajemen Perubahan………………………………...
6
1. Langkah Manajemen Perubahan…………………………………..
7
2. Identifikasi Tujuan Perubahan…………………………………….
7
C. Beberapa Jenis Perubahan……………………………………………...
9
1. Jenis Organisasi Perubahan………………………………………..
10
2. Karakteristik perubahan yang patut diantisipasi…………………..
10
3. Strategi Perubahan Dan Resistensi……………………………….
12
D. Proses Penyusunan Strategi Organisasi………………………………..
13
1. Menaksir kebutuhan untuk perubahan strategis…………………...
13
2. Mengadakan Analisis Situasional…………………………………
13
3. Memilih Alternatif-alternatif Strategi……………………………..
14
20
B. Saran…………………………………………………………………… 16
BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 18
21