PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang Terbuka Hijau(RTH) merupakan suatu wadah yang dapat
mewadahi kegiatan aktivitas tertentu bagi masyarakat baik secara individu
atau secara kelompok. Ruang yang di rencanakan karena kebutuhan akan
tempat pertemuan, aktivitas berupa kegiatan rekreasi, olahraga, jalan-jalan
dan santai bersama di udara terbuka. Ruang terbuka yang berada di ruang
luar ruang dapat menjadi terbuka aktif yang didalamya banyak terjadi
kegiatan, berupa bermain, olahraga, acara santai dan bahkan dapat di
gunakan untuk rekreasi.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.26 Tahun 2007
pasal 4, ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam
dengan Proporsi paling sedikit 40% dari luas wilayah kota, dengan proporsi
seluas 30% untuk area RTH dan seluas 10% untuk areal ruang terbuka
public sebagai ukuran minimal untuk memberi jaminan keseimbangan
ekosistem kota.
Perinsipnya Penciptaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 Kawasan Perkotaan
memberikan beberapa nilai di antaranya pertama: Fungsi Ekologis, yang
mana
menjaga
keseimbangan
ekologis
seiring
dengan
banyak
kebutuhan
visual,
menahan
perkembangan
lahan
komunikasi antar warga dan bisa menjadi sarana refreshing bagi warga kota.
Ketiga, fungsi estetika yaitu pengikat antar elemen gedung dalam kota,
pemberi ciri dalam membentuk wajah kota dan unsur dalam penataan
arsitektur perkotaan. Keempat: Fungsi ekonomi yang mana dari kota itu
memberikan perkembangan nilai ekonomi bagi warga.
Di Kota Kupang yang beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara
21,50 33,70 Celcius dan curah hujan rata-rata tahunan pada tahun 2002
sebesar 158.00 mm. Rendahnya curah hujan dan intensitas yang bervariasi
menyebabkan bentang alam kawasan sekitar kota Kupang menjadi relative
kering dan sangat berpengaruh pada kcadaan air tanah yang berdampak pada
masalah pemeliharaan taman kota dan ruang terbuka yang dihijaukan.
(www.suaraflores.com diakses tanggal 03 november 2013)
Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang telah menyiapkan lahan untuk
dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Hal ini disampaikan Kepala Dinas
(Kadis) Tata Ruang dan Permukiman Wilayah Kota Kupang, Ir.Nicky Uli
tentang Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) sudah dimulai tahun
2012 dan saat ini sudah masuk pada tindaklanjut pengisian ruang. Di
kawasan pinggiran Kota Kupang untuk mencapai 30 persen ruang terbuka
hijau (RTH) sebagai syarat terwujudnya kota hijau sebenarnya mudah. Dari
total luas Kota Kupang 26,18 kilometer persegi, 30 persen atau sekitar 7,85
kilometer persegi sudah terpenuhi menjadi RTH. RTH di kawasan pinggiran
kota sudah lebih dari 10 kilometer persegi namun kawasan ini pun terancam
perambahan lahan (harian Pos Kupang tanggal 08 Februari 2013). Lokasi
Ruang Terbuka Hijau di Kota Kupang terdiri dari 6 (enam) lokasi yaitu
Boulevard El Tari I, Boulevard El Tari II, PKL Jalan El Tari I, RTH Gua
Monyet, RTH Punggung Bukit Sasando, RTH Boni M
Lokasi RTH Boni M berada pada pusat Kota Kupang merupakan
lahan/area yang diperuntukan scbagai ruang publik, hal ini mcmberi peluang
bagi penataan dan pengembangan RTH Boni M sebagai ruang terbuka hijau
perkotaan yang belum tertata dengan baik, hal ini dapat dilihat dari eksisting
2
lokasi seperti tidak terdapatnya lampu taman, belum tertatanya dengan baik
tanaman-tanaman penghias taman, tidak tersedianya sarana pembuangan
sampah di sekitar lokasi RTH Boni M, tidak terdapat pagar pembatas, tidak
terdapatnya Hydrant Air Bersih, belum tertatanya pohon-pohon pcneduh serta
aktivitas penunjang sebagai area rekresi serta wahana wisata yang
menyajikan berbagai kekayaan kuliner yang dapat menarik masyarakat Kota.
Dengan letak yang sangat strategis lokasi ini potensial menjadi ruang
public yang menarik bagi masyarakat kota. Untuk itu, perlu dilakukan
penataan
sekaligus
alokasi
kegiatan
penunjang
untuk
mendukung
Rumusan Masalah
1.4 Sasaran
3
Sebagai bahan acuan bagi Pemerintah Kota Kupang untuk membantu dan
mendukung menghijuakan kota Kupang serta harus diatur untuk menjaga
kelestariannya.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup akan ditekankan pada aspek-aspek perancangan
arsitektur untuk RTH plus Taman Kuliner di Kota Kupang.
1.6.2
Batasan
Untuk lebih mempertajam batasan pembahasan perancangan ini,
maka diadakan beberapa batasan :
1. Merancang RTH pada Taman Kuliner
2. Pembahasan ditekankan pada aspek arsitektural yang meliputi bentuk
dan ruang serta sirkulasi yang disesuaikan dengan konsep yang
dipilih.
3. Mendesain fasilitas-fasiltas pendukung.
Studi literatur
Prinsip
perancangan
taman kuliner
Perinsip
RTH
Prinsip perancangan
Eksisting Site
Studi Kasus
Fasilitas
Konsep
Masterplan
Desain Fasilitas-fasilitas
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
serta kesimpulan.
KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep dasar tapak, konsep perancangan
tapak, konsep perancangan fasilitas kuliner, konsep vegetasi, dan
BAB VI