Incisi Pada
Pembedahan
Oncologi
OLEH:
dr.Azis Aimaduddin.AI
Pembimbing:
Dr. K.Yuliyarsa, SpB, K-Onk
Sub BAGIAN BEDAH ONCOLOGY
Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah
FK UNS - RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
2016
1
TINJAUAN PUSTAKA
Bedah onkologi adalah cabang ilmu kedokteran dalam hal ini ilmu bedah yang
mempelajari penyakit akibat tumor. Onkologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
oncos yang berarti massa atau tumor, dan logos yang berarti ilmu. Neoplasma
berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu
neos
plasein
yaitu jaringan bentukan yang abnormal. Prinsip - prinsip bedah onkologi meliputi
epidemiologi tumor, biologi tumor yang terdiri dari karsinogenesis, genetik,
etiologi kanker atau karsinogen, diagnosis d a n s t a d i u m k a n k e r , d a n t e r a p i
kanker.
Terapi pembedahan didasarkan pada suatu konsep bahwa suatu kanker
berasal dari penyakit lokal yang kemudian meluas (infiltrasi) pada jaringan
sekitarnya
secara
langsung
(Perkontinuitatum)
maupun
menyebar
secara
Sebagian jenis kanker dapat diterapi dengan tindakan pembedahan yaitu dengan cara
mengangkat seluruh jaringan tumor beserta jaringan normal disekitarnya yang diperkirakan
sudah terinfiltrasi oleh tumor tersebut, jika tumor masih bersifat operable, sedangkan tumor
yang inoperable adalah tumor yang sudah metastase jauh dan banyak.
Hal hal yang dapat dipergunakan sebagai pegangan dalam menentukan
operabilitas suatu tumor yaitu :
1. Luas tumor Diukur dengan satuan centimeter ke segala arah, lalu dibuat
suatu
sketsa
dengan
keterangan
yang
menggambarkan
hubungan
lainnya
yang
membesar.
Diperlukan
pula
pemeriksaan
2
dalam arah yang akan memungkinkan untuk setiap kemungkinan pembesaran lingkup
operasi.
3. Security
Penutupan luka harus kuat dan dapat diandalkan. Idealnya, harus meninggalkan dinding
kulit dengan integritas sebanding.
4. Expose
Sayatan harus tidak hanya memberikan espose dan akses langsung ke anatomi yang akan
dibedah tetapi harus juga menyediakan ruang yang cukup untuk operasi yang akan
dilakukan (Velanovich, 1989)
5. Estetik .
Langer ( 1861) mempelajari dan luka-luka incisi pada mayat dan hasilnya diterbitkan
sebagai representasi skematis dari garis ketegangan kulit normal untuk semua daerah
tubuh.
Norman dan Bramley (1990) memberikan pedoman tertentu untuk sayatan secara umum
yaitu :
-
minimal.
harus mudah diajarkan.
Krueger (1989) lebih lanjut menambahkan bahwa ketika melakukan sayatan, kulit harus
ditarik dan menandai garis sayatan tersebut .Sayatan harus tegak lurus pada kulit dan benarbenar melalui itu.
Langer ( 1861) mempelajari dan luka-luka incisi pada mayat dan hasilnya diterbitkan
sebagai representasi skematis dari garis ketegangan kulit normal untuk semua daerah tubuh.
Kocher (1907) ditetapkan prinsip bahwa sayatan bedah harus dilakukan sepanjang
jalur tersebut ( Langer Line ) yaitu garis ketegangan kulit normal, dengan cara ini pada saat
penutupan kulit jumlah ketegangan dan bekas luka yang dihasilkan akan minimal.
Di dalam dermis, sebagian besar berkas serabut serabut kolagen berjalan sejajar.
Insisi bedah pada kulit yang dilakukan disepanjang atau antara berkas berkas ini
menimbulkan kerusakan minimal pada kolagen sehingga luka yang sembuh dengan sedikit
jaringan parut. Sebaliknya, insisi yang dibuat memotong berkas berkas kolagen akan
merusaknya dan menyebabkan pembentukan kolagen baru yang berlebihan sehingga
terbentuk jaringan parut yang luas dan jelek. Arah berkas berkas kolagen ini dikenal
sebagai garis insisi ( garis Langer ), dan garis garis ini cenderung berjalan longitudinal pada
extremitas dan melingkar pada leher dan batang badan.
Reseksi Lokal
Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang memenuhi prinsip prinsip onkologi adalah 2 cm diluar daerah yang dianggap tidak ada
tumor. Reseksi lokal adekuat untuk neoplasma dengan gradasi rendah,
tidak infiltrasi ke jaringan sekitarnya, tanpa adanya ektensi ke kelenjar
getah bening regional dan belum bermetastase jauh. Contohnya Basal Sel
Karsinoma, Tumor jinak mammae, dan Tumor campuran kelenjar parotis.
2.
Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang lebih luas lagi, pada
tumor yang telah menginfiltrasi luas jaringan sekitarnya. Pada reseksi
lokal radikal, jaringan normal yang luas antara batas eksisi massa tumor
dapat berfungsi juga sebagai barrier yang mencegah sel tumor masuk
kedalam saluran limfe maupun pembuluh darah. Contoh tumor yang
sering dilakukan reseksi jenis ini adalah soft tissue sarcoma, carcinoma
gaster dan esofagus.
Tindakan reseksi lokal radikal dapat juga dikerjakan untuk suatu tumor
yang telah dilakukan biopsi atau eksplorasi sebelumnya, karena kutis,
subkutis, fascia dan otot juga ikut diangkat sebagai suatu soft tissue
sarcoma letak dalam diantara otot atau didalam otot itu sendiri maka
tindakan reseksi lokal radikal adalah dengan mengangkat bundle otot dari
origo sampai insersinya, termasuk didalamnya fascia, pembuluh darah,
syaraf, jaringan ikat serta kulit yang berdekatan dengan lesi tumor. Hal ini
dilakukan karena soft tissue sarcoma mempunyai kecenderungan untuk
berinfiltrasi sepanjang fascia dan otot yang letaknya cukup jauh dari lesi
tumornya.
3.
Biopsi atau pembedahan diagnostik bertujuan memperoleh sediaan jaringan yang cukup
untuk melakukan diagnostik lengkap. Saat berlangsungnya pembedahan dapat dibuat sediaan
beku agar segera dapat diperoleh keterangan tentang jinak/ganasnya tumor untuk
merencanakan tindakan segera selanjutnya. Untuk diagnosis ini kadang dilakukan biopsi
insisi dimana hanya sebagian jaringan tumor yang dikeluarkan.
6.
7.
8.
Pembedahan Paliatif
Pembedahan yang tidak bertujuan menyembuhkan tetapi untuk tujuan mengurangi atau
meringankan
gejala,
beratnya
penyakit,
memperbaiki
vitalitas
sementara
serta
Pembedahan Sitoreduktif
Pembedahan ini sering disebut juga pembedahan debulking, yang dilakukan apabila massa
tumor ganas tidak dapat dikeluarkan seluruhnya karena alasan teknis. Tujuan pembedahan ini
adalah untuk mengeluarkan sebanyak mungkin massa
kemoterapi dan atau radioterapi pasca operatif dapat menanggulangi sisa massa tumor yang
tertinggal.
8
Batas Safety
Melanoma
Margin
1 2 cm
Maligna
Squamous Sel
1 cm
Ca
Basal sel Ca
0,5 1 cm
10
11
12
13
15
DAFTAR PUSTAKA
1.
Lukitto,P : Sejati, F Terapi Bedah Pada tumor. Sub bagian oncology. Bagian Ilmu
2.
3.
4.
5.
16