Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng
India-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tersebut bergerak dan saling
bertumbukan membentuk zona subduksi di beberapa tempat, seperti; di pantai barat
pulau Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai selatan Bali dan Nusa Tenggara, Maluku
Utara, pantai utara dan timur Sulawesi dan pantai utara Papua. Selain itu, interaksi
ketiga lempeng tersebut menyebabkan daerah di Indonesia banyak terdapat sesar
besar yang aktif, seperti; Sesar Sumatera/Semangko, Cimandiri, Baribis, Opak, Busur
Belakang Flores, Palu-Koro, Sorong, Ransiki, dan sistem sesar aktif lainnya yang
belum terungkap.

Gambar 1. Tektonik dan sebaran sesar aktif di Indonesia (Supartoyo, 2008)

Lajur subduksi Sumatra merupakan lajur tempat Lempeng Indo-Australia


menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah
utara dengan kecepatan relatif terhadap lempeng Eurasia sebesar 7 cm/tahun (Wilson
et al., 1998). Pergerakan lempeng menunjam ini sangat mempengaruhi aktivitas
1

tektonik di Pulau Sumatra dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pergesekan pada lajur
Benioff pada lempeng yang menunjam menyebabkan aktivitas magmatik sepanjang
Pulau Sumatra yang muncul sebagai deretan gunung api. Arah subduksi yang relatif
miring terhadap daratan Sumatra menimbulkan adanya Lajur Sesar Sumatra dan
Lajur Sesar Mentawai (Diament et al., 1992; Malod et al., 1995) yang memanjang
dari utara hingga selatan Pulau Sumatra dengan besar pergerakan yang makin kecil di
ujung selatan pulau (McCaffrey, 1991; Pramumijoyo dan Sebrier, 1991; Sieh dan
Natawidjaja, 2000).
Segmentasi lempeng mikro Sumatra telah banyak diulas pada penelitianpenelitian sebelumnya (Diament et al., 1992; Sukmono drr., 1997; Triyoso,
2005;Handayani dan Harjono, 2006; Chlieh et al., 2008) yaitu data-data terbaru
menunjukkan kemungkinan pembagian segmen yang makin detail. Pembagian
segmen juga sangat berkaitan dengan pembagian daerah seismik aktif dan
kemungkinan terjadi nya pengumpulan energi yang memungkin kan kejadian gempa
bumi dalam waktu yang akan datang (Natawidjaja dan Sieh, 2009).
Gempa bumi besar di lepas pantai Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi
suatu momen besar yang menandai tingginya aktivitas tektonik sepanjang Pulau
Sumatra. Sejak gempa bumi besar tersebut, telah terjadi beberapa gempa bumi di
pantai barat Sumatra. Kegiatan rutin yang dilakukan pada stasiun-stasiun pencatat
gempabumi (stasiun geofisika) adalah menentukan parameter dan posisi gempa yang
terjadi. Data gempa bumi besar beserta gempa bumi susulannya yang cukup banyak
itu sangat berharga dalam membantu memahami gerakan tektonik daerah tersebut.
Permasalahan tersebut mendorong penyusun untuk melakukan analisis
mengenai geologi regional daerah gempa, tektonik daerah gempa, dan data
seismogram, serta analisis jarak episenter yang digunakan untuk penentuan lokasi
pusat gempa.
B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana geologi regional daerah gempa?
2. Bagaimana tektonik daerah gempa?
3. Dimana episenter gempa berada?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kurikulum mata kuliah Seismologi di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral di Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Kondisi geologi
regional daerah gempa, Kondisi tektonik daerah gempa, episentrum, serta magnitudo
gempa.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah mengetahui cara
menghitung

episentrum

berdasarkan

rekaman

seismogram,

sehingga

dapat

menentukan episenter gempabumi. Serta menghitung besaran magnitudo gempabumi


yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai