LETAK SUNGSANG
Pembimbing :
dr. Wahyu Jatmika,Sp.OG
Disusun Oleh :
Giovanni Reynaldo
(11-2014-266)
LAPORAN KASUS
: Giovanni Reynaldo
NIM
: 11.2014.266
Dr pembimbing / penguji
Tanda tangan :
A. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. ZN
Umur : 23 tahun
Status perkawinan : Kawin (GIP0A0)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kutuk RT 04 RW 02, Kutuk,
Undaan, Kudus
Nama suami : Tn. S
11.00
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Alamat
B. ANAMNESIS :
Diambil dari : Autoanamnesis tanggal : 30 Juli 2015 ; Jam : 11.10
Keluhan utama :
Perut terasa mulas mau melahirkan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien wanita datang dengan keluhan perut terasa kencang sejak 3 jam SMRS. Keluhan
ini disertai dengan keluarnya cairan jernih dari jalan lahir. Saat ini os sedang hamil 38
minggu. Os datang dengan rujukan dari bidan sekitar tempat tinggal os dengan kondisi
kehamilan berupa letak sungsang. Os mengatakan bahwa selama ini sudah rutin kontrol
kehamilan ke bidan.
Os tidak mengeluhkan adanya demam,pusing, mual, muntah, dan mata berkunang. Ini
merupakan kehamilan pertama pasien. Os juga tidak memiliki riwayat trauma selama
1
kehamilan atau tekanan darah tinggi sebelum maupun selama kehamilan. Os mengatakan hari
pertama haid terakhir adalah tanggal 25 Oktober 2014.
Riwayat Kehamilan:
ANC rutin di bidan, masalah yang ditemukan saat kehamilan 8 bulan sampai 9 bulan
posisi janin letak sungsang.
Riwayat Menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Menopause
:(-)
Dismenorrhea
:(+)
Siklus haid
: 28 hari
Leukorrhea
:(-)
Lama haid
: 7 hari
Riwayat Perkawinan
Umur
anak kehamilan
Jenis
BBL
persalian
gram
Penolong
Tempat
lahir
Kondisi umum
ibu
bayi
HPHT
HPL
: 25 Oktober 2014
: 1 Agustus 2015
( - ) Pil KB
( - ) Suntikan 3 bulan
( - ) Susuk KB
( - ) IUD
( - ) Lain-lain
() Diabetes
() Hepatitis
() Asma
() Tuberkulosis
() Gastritis
() HIV
() Hipertensi
() Penyakit Jantung
Ya
-
Tidak
Hubungan
Riwayat Operasi
Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
Suhu
: 36,2 o C
Pernafasaan
Tinggi Badan
: 158 cm
Berat Badan
: 63 kg
Kepala
Mata
Kulit
Jantung
Pulmo
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
: Membuncit, Tidak tampak linea nigra dan striae gravidarum. Bising usus
(+), nyeri tekan (+), kontraksi (+)
: PPV (-)
: Tangan Edema -/-, kaki edema -/-, reflex fisiologis (+/+),
reflex patologis (-/-), Akral hangat tangan dan kaki (+/+), clubbing
finger (-/-), sianosis (-/-)
Supraklavikula
Lipat paha
Leher
Ketiak
Aspek kejiwaan
Tingkah laku
: tenang
Alam perasaan
: biasa
Proses pikir
: wajar
D. STATUS OBSTETRIKUS
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah
Payudara
Abdomen
Genital
Palpasi
TFU
TBJ
Leopold I
Leopold II
: teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kiri, dan teraba bagian
terkecil di sebelah kanan (PUKI)
4
Leopold III
Leopold IV
4.300.000
Hemoglobin
11,4 g/dL
Leukosit
14,07
Hematokrit
40.50 %
(N: 30-43)
Trombosit
204.000
(N: 150.000-440.000)
Golongan darah/Rh
A/+
Diff. Count
Eosinofil
Basofil
0,4
(1-3)
0,1
(0-1)
Neutrofil
78
(50-70)
Limfosit
22,7
(25-40)
7,7
(1-4)
14,9 %
Faktor Pembekuan / CT
5,00
(3-6 menit)
Faktor Pembekuan / BT
2,30
(1-3 menit)
Monosit
RDW
Hemostasis
Imunoserologi
Anti-HBsAG stick
Negatif
Anti-HIV stick
Negatif
F. RINGKASAN (RESUME)
Anamnesis
Pasien GIP0A0, usia 23 tahun datang dengan keluhan perut terasa kencang sejak 3 jam
SMRS. Keluhan ini disertai dengan keluar cairan dari jalan lahir. Saat ini os sedang hamil
38 minggu. Os datang dengan rujukan dari bidan sekitar tempat tinggal os dengan kondisi
kehamilan berupa letak sungsang Os mengatakan bahwa selama ini sudah rutin kontrol
kehamilan ke bidan. Os mengatakan hari pertama haid terakhir
adalah tanggal 25
Oktober 2014.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
Suhu
: 36,2 o C
Pernafasaan
Tinggi Badan
: 158 cm
Berat Badan
: 63 kg
Inspeksi
Wajah
Payudara
Abdomen
Genital
Palpasi
TFU
TBJ
Leopold I
Leopold II
: teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kiri, dan teraba bagian
terkecil di sebelah kanan (PUKI)
Leopold III
Leopold IV
Pengawasan 10
Evaluasi 4 jam
Infus RL 20 tpm
Puasa
Prognosis
Power
: ad bonam
Passage
: ad bonam
7
Passanger
: dubia ad bonam
G. LAPORAN PERSALINAN
Tanggal 30 Juli 2015, Jam 22.15 WIB
Dilakukan operasi Sectio Cesarea atas indikasi letak sungsang dan ketuban pecah dini
Laporan Operasi :
-
Plasenta dilahirkan secara manual, kotiledon lengkap, infark 10% , hematom (-)
Tindakan selesai
D5/RL/NaCl 20 tpm
Cefotaksim 3 x 1 gram
Ketorolac 2 x 1 (IV)
Cek Hb
FOLLOW UP
Tanggal 31 Juli 2015, Jam 07.30 WIB
S : OS merasa kemeng pada luka operasi di perutnya. Sudah miring kanan miring kiri, duduk
belum, Flatus (-), pusing (-), demam (-), mual & muntah (-)
O : Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 37,5 C
Mata
: CA -/-, SI -/-
Thorax
Abdomen
PPV
Extremitas
: 10.8 g/dL
O : Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8 C
Mata
: CA -/-, SI -/-
Thorax
Mammae
: Asi (+)
Abdomen
PPV
Extremitas
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/60 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 C
Mata
: CA -/-, SI -/-
Thorax
Mammae
: ASI (+)
10
Abdomen
PPV
Extremitas
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling
penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian perinatal pada
letak sungsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata kali lebih banyak.
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingakan
dengan letak kepala. Dirumah sakit Kariadi Semarang, Rumah sakit umum Dr. Pringadi Medan
dan Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-masing
38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastman melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-14%.
Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan penanganan persalinan yang
kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan
hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala
memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya
plasenta sebelum kepala lahir. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir
dapat membahayakan, karena mukus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksi
janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada presentasi bokong
kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempuran, tetapi jarang dijumpai pada presentasi bokong.
11
Bila didapatkan CPD meskipun ringan dalam letak sungsang sangat berbahaya. Adanya
kesempitan panggul sudah harus diduga waktu pemeriksaan antenatal khususnya pada
primigravida pada letak sungsang. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lebih teliti, termasuk
pemeriksaan panggul rontgenology atau MRI untuk menyingkirkan adanya kesempitan.
Multiparitas dengan riwayat obstetrik yang baik, tidak selalu menjamin persalinan dalam letak
sungsang akan berlangsung lancar, janin yang besar dapat menyebabakna disproporsi meskipun
ukuran panggul normal.
Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(1)
Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi ; Complete breech (5-10%) yaitu tungkai atas
lurus keatas, tungkai bawah ekstensi ; Footling (10-30%) yaitu satu atau kedua tungkai atas
ekstensi, presentasi kaki (2).
Prevalensi
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal. (1-3)
Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi bokong
dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya. Angka kejadiannya adalah 3-4% dari
seluruh kehamilan. (1-3) Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan
presentasi bokong sebanyak 4-4,5%.(1) Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan
tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang
(1)
Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi
bokong sebesar 8,63%.
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal
pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala.
Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama
kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan
kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan
2-3% pada presentasi kepala (1,2,4).
12
Etiologi
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah prematuritas, abnormalitas uterus
(malformasi, fibroid), abnormalitas janin (malformasi CNS, massa pada leher, aneploid),
overdistensi uterus (kehamilan ganda, polihidramnion), multipara dengan berkurangnya kekuatan
otot uterus, dan obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma, tumor pelvis lain). Fianu dan
Vacclanova (1978) mendapatkan dengan pemeriksaan USG bahwa prevalensi letak sungsang
tinggi pada implantasi plasenta pada cornu-fundal(1). Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan
faktor yang menyebabkan terjadinya letak sungsang (4).
Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak,
sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan
pada
kehamilan
cukup
bulan,
janin
sebagian
besar
ditemukan
dalam
presentasi
kepala.Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.Sebagian dari mereka berada dalam posisi
sungsang.
Tanda dan gejala
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas
dan gerakan lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa
dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada yang
sungsang.
13
menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen
(bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala,
menentukan adanya kelainan bawaan anak (1,2,4).
Jenis Persalinan
Untuk memilih jenis persalinan pada letak sungsang Zatuchni dan Andros telah membuat
suatu indeks prognosis untuk menilai apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau
perabdominal. Jika nilai kurang atau sama dengan 3 dilakukan persalinan perabdominal, jika
nilai 4 dilakukan evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin; bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam, jika nilai lebih dari 5 dilahirkan pervaginam (5).
ALARM memberikan kriteria seleksi untuk partus pervaginam yaitu jenis letak sungsang
adalah frank atau bokong komplit, kepala fetus tidak hiperekstensi dan taksiran berat janin 25003500 gram serta tindakan augmentasi dan induksi persalinan diperbolehkan pada janin letak
sungsang.
Persalinan pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan
penurunan bokong. Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna
(complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu
besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi. Mekanisme
persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:
Persalinan bokong
1. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
2. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam sehingga
trokanter depan berada di bawah simfisis.
3. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia
bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
4. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.
5. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter
depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
6. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.
7. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
15
Persalinan bahu
1. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
2. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
3. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan bertindak
sebagai hipomoklion.
4. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
5. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga seluruh
bahu janin lahir.
6. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
7. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
16
bokong
(frank
bokong
kaki
breech)
2. Presentasi
Setelah
trokanter
belakang
berlanjut,
sehingga
Terjadi
persalinan
bokong,
hipomoklion.
trokanter
depan,
selama
kontraksi
episiotomi
dapat
18
Jika
kaki
janin
telah
keluar,
kaki
anterior
dan
sehingga
bagian
badan
dalam
sehingga
diameter
diameter
pelvic
bagian luar.
ke
berbahaya.
2. Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai
mulut, pada fase
kepala
keluar
dari
ruangan
bagian
yang
perlahan-lahan
untuk
menghindari
Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.
Kerugian :
Terjadi kegagalan sebanyak 5-10% jika panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaki,
misalnya primigravida lengan menjungkit atau menunjuk.
21
2.
Kedua
kaki
janin
dilahirkan dan tangan kanan menolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas
sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
3. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan
jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai fossa cubiti kemudian lengan
bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.
4. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati
punggung ibu.
5. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
6. Jika lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan belakang. Gelang
bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan kedua tangan penolong sedemikian
rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak di punggung dan sejajar dengan
sumbu badan janin sedang jari-jari lain mencengkram dada. Putaran diarahkan ke perut
dan dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang kemudian lengan dilahirkan
dengan cara yang sama.
Cara Mueller
1. Prinsipnya : melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru
kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
2. Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks, yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan
sejajar spina sacralis media dan jari telunjuk pada crista illiaca dan jari-jari lain
mencengkram paha bagian depan. Badan janin ditarik curam ke bawahsejauh mungkin
sampai
bahu depan tampak dibawah simpisis, dan lengan depan dilahirkan dengan
3.
Sete
lah
bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara
femuro-pelviks ditarik ke atas sampai bahu ke belakang lahir. Bila bahu belakang tak
lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah
dengan kedua jari penolong.
Keuntungan :
Tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam jalan lahir sehingga bahaya infeksi minimal.
Cara lovset :
1. Prinsipnya : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan
traksi awam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya lahir
dibawah simpisis.
2. Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke
bawah, badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu
depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar lagi ke arah yang
berlawanan setengah lingkaran. Demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang
tampak di bawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.
23
1. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari
tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari ke 4 mencengkram fossa
kanina, sedangkan jari lain mencengkeram leher. Badan anak diletakkan di atas lengan
bawah penolong, seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke 3
penolong yang lain mencengkeram leher janin dari arah punggung.
2. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten
melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan penolong
yang mencengkeram leher janin dari arah punggung. Jika suboksiput tampak di bawah
simpisis, kepala janin diekspasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahir
seluruh kepala janin.
24
pangkal
paha
sampai
lutut,
fleksi.
mendorong
bawah.Setelah
Tangan
fundus
kaki
yang
diluar
uterus
ke
bawah
fleksi
0
Primigravida
>39 mgg
>3630 gr
Tidak
<2 cm
<-3
1
Multigravida
38 mgg
3629 gr 3176 gr
1x
3 cm
<-2
2
< 37 mgg
< 3176 gr
>2x
>4 cm
-1 atau lebih
rendah
Arti nilai :
< 3 persalinan perabdomen
4 evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin bila nilainya tetap maka dapat
dilahirkan pervaginam
> 5 dilahirkan pervaginam(10)
Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
1. Dari faktor ibu:
Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
26
Prognosis
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan letak kepala. Di RS Karjadi Semarang, RS Umum Dr. Pringadi Medan dan RS Hasan
Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%.
Eastmen melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-14%.Sebab kematian perinatal
yang terpenting akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala
memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya
placenta sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus
dilahirkan akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung
dan mulut lahir dapat membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada
presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi jarang dijumpai pada
presentasi bokong.7
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams Obstetrics.22 st
Nugroho,
dkk.
2008.
Persalinan
Sungsang.
Available
27
pregnancies.
4. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699
Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 174201.
6. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmu kebidanan bagian patologi.
28