Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK PEMIMPIN PERUBAHAN

Transparansi & akuntabilitas dana & pengelolaan


Ketegasan
Komitmen pimpinan
Lambat, tidak efisien, tidak terukur
Resistensi / karyawan tipe teroris
Bekerja sesuai tupoksinya selama mampupin
7 Sifat Manusia Efektif
1. Pro aktif
2. Merujuk pada tujuan akhir
3. Dahulukan yang utama
4. Berfikir menang
5. Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti
6. Wujudkan sinergi
7. Asah gergaji
Ka LAN
Pemimpin perubahan :
1. Continuous improvement
2. Solution maker
3. Good Behaviour

Sutarno
1. Jujur
2. Professional
3. Trasnparan
4. Tegas
5. Konsisten
6. Tidak macam-macam
7. Akuntabel
8. Berorientasi pada hasil yang terukur
9. Amanah
Lukman
1. Mampu mensejahterakan karyawannya
Desi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Taat aturan
Menjalankan supervise pimpinan dengan baik
Komitmen
Objektif
Keteladanan
Visioner

Ana
1.
2.
3.
4.
5.

Peduli
Hangat
Sabar
Sensitif
Akomodatif

Jasin
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Continuous improvement
Problem solver
Percaya diri pada diri sendiri
Karismatik
Cerdas
Selalu bersemangat

ORGANISAI BERKINERJA TINGGI


1. Perencanaan
2. Pembagian tugas yang jelas
3. Bekerja sama
4. Komitmen
5. Komunikasi efektif
6. Sinergi
7. Satu komando
8. Mengarah pada tujuan
Referensi 1
Morgan (2006:322): ciri-ciri pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan
untuk mengenali dan menyediakan besaran pembinaan yang tepat bagi bawahan.
Jacobs, Masson, Harvill, dan Schimmel (2012:25): pemimpin yang efektif memiliki kepribadian
yang caring, openness, flexibility, warmth, objectivity, truthworthiness, honesty, strength,
patience, dan sensitivity. Ciri lainnya adalah bahwa pemimpin tersebut nyaman dengan diri
sendiri dan orang lain, meliputi nyaman dengan posisi sebagai pemegang otoritas, percaya diri
dengan kemampuannya untuk memimpin, dan kemampuan untuk mendengarkan perasaan,
reaksi, mood, dan kata-kata orang lain. Hal terpenting lainnya adalah memiliki kesehatan
psikologis.
Adair (2011): kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu memahami dan
memenuhi tiga jenis kebutuhan dalam oganisasi, yaitu kebutuhan tugas (task needs),
kebutuhan individu (individual needs), dan kebutuhan tim (team needs). Konsep fungsi
kepemimpinan efektif berdasarkan beberapa pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa konsep
kepemimpinan efektif adalah konsep kepemimpinan yang memperhatikan relasi dan kebutuhan
antara pemimpin dan pengikut, di mana di dalamnya terdapat karakteristik yang menjadi
instrumen untuk menghasilkan output kepemimpinan. Instrumen kepemimpinan tersebut
merupakan hubungan yang didasari oleh kebajikan moral dan sosial.
Muenjohn dan Armstrong (2007): ketika seorang pemimpin bersedia memahami bawahan maka
bawahan akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan diri sendiri. Dengan
adanya kepemimpinan partisipatif maka membuka ruang bagi pemberdayaan staf untuk
berhubungan dengan bawahan.
Ini artinya, pemimpin yang efektif harus memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi bawahan, situasi lingkungan. Nah, gaya kepemimpinan seperti apa sih....
Martin, Cashel, Waggstaff, dan Breunig (2006:45): gaya kepemimpinan adalah cara di mana
pemimpin mengekspresikan pengaruh mereka. Interpretasi dalam teori gaya kepemimpinan
mengidentifikasi tipe khusus dari perilaku yang menekankan pada kemampuan kepemimpinan.
Dalam teori ini, sejumlah faktor akan menentukan gaya kepemimpinan.
Vroom (dalam Lussier dan Achua, 2010:166) mengidentifikasi lima gaya kepemimpinan yang
didasarkan pada tingkat partisipasi pemimpin dan pengikut dalam pengambilan keputusan.
Dalam hal ini, Vroom mengadopsi model kepemimpinan kontinuum yang dikembangkan oleh
Tannenbaum dan Schmidt, yang memeringkat gaya kepemimpinan mulai dari gaya
kepemimpinan otokratik sampai partisipatif. Lima gaya kepemimpinan yang dikembangkan
Vroom tersebut meliputi:
Decide. Pemimpin membuat keputusan sendiri dan mengumumkannya, atau
menyampaikannya kepada pengikut. Pemimpin mungkin mendapat informasi dari pihak lain di
luar kelompok maupun di dalam kelompok tanpa melakukan spesifikasi permasalahan.
Consult individually. Pemimpin memberitahu pengikut secara individual tentang
permasalahan, mendapatkan informasi dan arahan, dan kemudian membuat keputusan.
Consult group. Pemimpin memimpin pertemuan kelompok dan memberitahu pengikut
mengenai permasalahan, mendapatkan informasi dan arahan, dan kemudian mengambil
keputusan.
Facilitate. Pemimpin memimpin pertemuan kelompok, dan bertindak sebagai fasilitator untuk
menentukan permasalahan dan membatasi dalam pengambilan keputusan yang harus dibuat.
Pemimpin mencari partisipasi dan persetujuan dalam pengambilan keputusan tanpa
menekankan idenya.

Delegate. Pemimpin membiarkan kelompok mendiagnosa permasalahan dan membuat


keputusan. Peran pemimpin hanya menjawab pertanyaan dan menyediakan sumber daya dan
memberi semangat.
Dalam rangka mengetahui gaya kepemimpinan menurut Vroom, maka Vroom menyusun model
kuesioner dengan mempertimbangkan tujuh aspek, yaitu (Lussier dan Achua, 2010:168):
Decision significance. Aspek ini mempertanyakan seberapa penting sebuah keputusan
terhadap keberhasilan suatu proyek atau organisasi. Apakah tingkat kepentingan keputusan
tersebut tinggi (H-high) atau rendah (L-low). Makin tinggi tingkat kepentingan keputusan
tersebut dalam pengambilan keputusan maka makin penting pula tingkat keterlibatan yang
harus ditunjukkan oleh pemimpin.
Importance of commitment. Aspek ini mengukur seberapa penting komitmen pengikut untuk
mengimplementasikan keputusan. Jika penerimaan atas keputusan tersebut penting untuk
implementasi yang efektif, maka tingkat kepentingannya adalah tinggi (H), dan jika komitmen
pengikut tidak penting maka tingkat kepentingannya adalah rendah (L).
Leader expertise. Aspek ini mengukur seberapa banyak pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki oleh pemimpin terkait dengan keputusan yang diambil. Jika keahlian pemimpin tinggi (H)
maka partisipasi pengikut tidak terlalu diperlukan dalam kondisi ini, tetapi jika keahlian
pemimpin rendah (L) maka harus melibatkan pengikut.
Likelihood of commitment. Jika pemimpin membuat keputusan sendiri, apakah pengikut
memiliki komitmen untuk mematuhinya (H) atau tidak (L)? Jika pembuatan keputusan tersebut
memiliki kemungkinan besar bahwa pengikut akan bersedia mengimplementasikannya maka
hanya perlu sedikit partisipasi pengikut dalam pengambilan keputusan.
Group support for objectives. Aspek ini mengukur tinggi rendahnya dukungan pengikut
terhadap keberhasilan proyek atau organisasi. Makin tinggi (H) dukungan yang diberikan maka
makin tinggi partisipasi pengikut.
Group expertise. Aspek ini mengukur seberapa banyak pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki oleh pengikut terkait dengan keputusan yang diambil. Jika keahlian pengikut tinggi (H)
maka makin tinggi pula partisipasi pengikut yang diperlukan dalam kondisi ini.
Team competence. Aspek ini mengukur kemampuan individu untuk bekerja bersama sebagai
tim. Jika tinggi (H) maka lebih banyak partisipasi yang diperlukan.
Semoga bermanfaat....
Referensi 2
Prof. Dr. A. Abdurrahman yang dikutip dari Administrasi dan Supervisi Pendidikan karangan
Ngalim Purwanto, menyimpulkan bahwa sifat kepemimpinan menjadi sifat pokok yang
disebutnya panca sifat yaitu :
1.
Adil
2.
Suka melindungi
3.
Penuh insiatif
4.
Penuh daya penarik
5.
Penuh kepercayaan pada diri sendiri.[2]
Ordway Tead, mengemukakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
sebagai berikut :
1.
Berbadan sehat, kuat dan penuh energi
2.
Yakin akan maksud dan tujuan organisasi
3.
Selalu bergairah
4.
Bersifat ramah tamah
5.
Mempunyai keteguhan hati
6.
Unggul dalam teknik bekerja
7.
Sanggup bertindak tegas
8.
Memiliki kecerdasan
9.
Pandai mengajari bawahan
10.
Percaya pada diri sendiri.[3]

Selanjutnya penelitian, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan


sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau
pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawas pekerjaan
orang lain.
2.
Kebutuhan akan prestasi dalam bekerja, mencakup pencarian tanggung jawab dan
keingin suksesan.
3.
Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya piker.
4.
Ketegasan (decibeness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5.
Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk
menghadapi masalah.
6.
Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan
serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru dan inovasi.[4]
Sedangkan keith Davis mengikhtisarkan ada empat cirri / sifat utama yang mempunyai
pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi adalah (1) kecerdasan, (2)
Kedewasaan, dan keluasan hubungan sosial (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi (4)
sikap-sikap hubungan manusiawi.[5]
Selanjutnya akan dibahas mengenai sifat-sifat / karakteristik kepemimpinan kepala
sekolah yang efektif diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik, lancer dan produktif.
2.
Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3.
Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
dilibatkan sekolah dan pendidikan.
4.
Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
guru dan pegawai lain di sekolah.
5.
Bekerja dengan tim manajemen.
6.
Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.[6]
Suatu konsep yang lebih menarik lagi ialah sifat-sifat yang diharapkan dimiliki oleh
setiap pemimpin yang baik, yang dikemukakan oleh Suprapto pada permulaan memangku
jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta ia mendasarkan uraiannya kepada asas
kepemimpinan yang dirumuskan Ki. Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madya mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Dari asas kepemimpinan tersebut ditutunkannya 17
sifat kepemimpinan yang semuanya dimulai dengan huruf t yaitu :
1.
Takwa
2.
Taat
3.
Temen (jujur)
4.
Tekun
5.
Terampil
6.
Tanggap
7.
Trengginas (lincah)
8.
Tegas
9.
Tangguh
10.
Tangg on (iman)
11.
Terbuka
12.
Toleran
13.
Teliti
14.
Tertib
15.
Tepo Seliro
16.
Tanpa Pamrih

17.

Tanggung Jawab.[7]

Anda mungkin juga menyukai