Anda di halaman 1dari 5

A.

DIAGNOSIS
1. Funduskopi.
Untuk melihat gambaran dan menilai keadaan bagian dalam bola mata terutama saraf
optik.
2. Tonometri.
Pemeriksaan untuk mengukur tekanan bola mata, baik dengan alat kontak
(menyentuh bola mata) maupun non kontak.
3. Gonioskopi.
Adalah pemeriksaan untuk menilai keadaan sudut bilik mata, adakah hambatan
pengaliran humor aquous.
4. Perimetri.
Pemeriksaan lapang pandangan dengan komputer, untuk mendeteksi atau menilai
hilangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf penglihatan. Pemeriksaan lengkap
ini hanya dilakukan pada penderita yang dicurigai menderita glaukoma saja.
5. Tes provokasi
a. Untuk glaukoma sudut terbuka
i. Tes minum air
Penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam. Kemudian
disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokuler diukur
setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih
dianggap mengidap glaukoma.
ii. Pressure congestion test
Pasang tensimeter pada ketinggian 50-60 mmHg, selama 1 menit.
Kemudian ukur tensi intraokulernya. Kenaikan 9 mmHg atau lebih
mencurigakan, sedang bila lebih dari 11 mmHg pasti patologis.
iii. Kombinasi test minum dengan pressure congestion test
Setengah jam setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test.
Kenaikan 11 mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau
lebih pasti patologis.
iv. Tes steroid

Diteteskan larutan dexamethasone 3-4 dd gt 1 selama 2 minggu. Kenaikan


tensi intraokuler 8 mmHg menunjukkan glaukoma.
b. Untuk glaukoma sudut tertutup
i. Tes kamar gelap
Orang sakit duduk di tempat gelap selama 1 jam, tak boleh tertidur. Di
tempat gelap ini terjadi midriasis, yang mengganggu aliran cairan bilik
mata ke trabekulum. Kenaikan tekanan lebih dari 10 mmHg pasti
patologis, sedang kenaikan 8 mmHg mencurigakan.
ii. Tes membaca
Penderita disuruh membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45 menit.
Kenaikan tensi 10-15 mmHg patologis.
iii. Tes midriasis
Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2%, homatropin 1% atau
neosynephrine 10%. Tensi diukur setiap jam selama 1 jam. Kenaikan 5
mmHg mencurigakan sedangkan 7 mmHg atau lebih pasti patologis.
Karena tes ini mengandung bahaya timbulnya glaukoma akut, sekarang
sudah banyak ditinggalkan.
iv. Tes bersujud (prone position test)
Penderita disuruh bersujud selama 1 jam. Kenaikan tensi 8-10 mmHg
menandakan mungkin ada sudut yang tertutup, yang perlu disusun dengan
gonioskopi. Dengan bersujud, lensa letaknya lebih ke depan mendorong
iris ke depan, menyebabkan sudut bilik depan menjadi sempit.
B. DIAGNOSA BANDING
Glaukoma primer sudut terbuka:

Glaukoma bertekanan rendah

Glaukoma sudut tertutup kronik

Glaukoma sekunder dengan sudut terbuka

Glaukoma primer sudut tertutup:

C. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
a. Supresi pembentukan humor aqueous
1) Penghambat adrenergic beta adalah obat yang paling luas digunakan untuk
terapi glaukoma. Obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasikan

dengan obat lain. Preparat yang tersedia sekarang yaitu timolol maleat 0,25%
dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan
metipranolol 0,3%.
2) Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergik 2 baru yang menurunkan
pembentukan humor akuos tanpa efek pada aliran keluar.
3) Inhibitor karbonat anhidrase sistemik-asetazolamid adalah yang paling
banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif lain yaitu diklorfenamid dan
metazolamid. Digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak
memberi hasil memuaskan dan glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang
sangat tinggi yang perlu segera di kontrol. Obat ini mampu menekan
pembentukan HA sebesar 40-60%.
b. Fasilitasi aliran keluar humor aqueous.
1) Kolinergik/ Parasimpatomimetik,

yakni pilokarpin, larutan 0,5-6% yang

diteteskan beberapa kali sehari, atau gel 4% yang diteteskan sebelum tidur.
Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif.
2) Antikolinesterase ireversibel, merupakan obat parasimpatomimetik yang
bekerja paling lama. Obat-obat ini adalah Demekarium Bromida 0,125% yang
umumnya dibatasi untuk pasien afakik atau pseudofakik karena mempunyai
potensi kataraktogenik. Obat-obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang dapat
menyebabkan penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien juga
harus diberitahu mengenai kemungkinan ablasio retina.
3) Epinefrin 0,25-2%, diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran
keluar humor akueus dansedikit banyak disertai penurunan pembentukan humor
akeus. Terdapat sejumlah efek samping okular eksternal, termasuk vasodilatasi
relek konjungtiva , endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis, dan reaksi
alergi. Efek samping intraokular yang dapat terjadi adalah edema makula sistoid
pada afakia dan vasokonstriksi ujung saraf optikus.
4) Dipivefrin, adalah suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara
intraokular

menjadi bentuk aktifnya. Epinefrin dan dipivefrin tidak dapat

digunakan untuk mata dengan sudut kamera anterior sempit.

c. Miotik, midriatik, dan sikloplegik


Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut
tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau.Dilatasi pupil penting
dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinemia posterior.
Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior, sikloplegik
(siklopentolat dan atropin) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris
sehingga mengencangkan aparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa ke
belakang.
2. Operasi
a. Iridektomi dan iridotomi perifer
Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi
langsung antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara
keduanya menghilang. Hal ini dapat dicapai dengan laser neonidium: YAG atau
aragon (iridotomi perifer) atau dengan tindakan bedah iridektomi perifer. Iridotomi
laser YAG adalah terapi pencegahan yang digunakan pada sudut sempit sebelum
terjadi serangan penutupan sudut.
b. Trabekuloplasti laser
Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa
kejalinan trabekular dapat mempermudah aliran keluar HA karena efek luka bakar
tersebut pada jalinan trabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya proses-proses
selular yang meningkatkan fungsi jalinan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan
untuk bermacam-macam bentuk glaukoma sudut terbuka, dan hasilnya bervariasi
bergantung pada penyebab yang mendasari. Penurunan tekanan biasanya
memungkinkan pengurangan terapi medis dan penundaan tindakan bedah
glaukoma.

Anda mungkin juga menyukai

  • Macam Macam Cairan Infus Dan Indikasi
    Macam Macam Cairan Infus Dan Indikasi
    Dokumen9 halaman
    Macam Macam Cairan Infus Dan Indikasi
    Sutjipto Wijono
    Belum ada peringkat
  • Perbedaan Torsio Testis Dan Orchitis
    Perbedaan Torsio Testis Dan Orchitis
    Dokumen2 halaman
    Perbedaan Torsio Testis Dan Orchitis
    Khairunnisa Esam
    100% (1)
  • Metode
    Metode
    Dokumen4 halaman
    Metode
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Erisipelas
    Erisipelas
    Dokumen12 halaman
    Erisipelas
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Veruka Plana
    Veruka Plana
    Dokumen22 halaman
    Veruka Plana
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • KEPUTIHAN
    KEPUTIHAN
    Dokumen3 halaman
    KEPUTIHAN
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Warna Rambut
    Warna Rambut
    Dokumen2 halaman
    Warna Rambut
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen7 halaman
    Torsio Testis
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Kanitis
    Kanitis
    Dokumen2 halaman
    Kanitis
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Pneumothoraks Ui
    Pneumothoraks Ui
    Dokumen8 halaman
    Pneumothoraks Ui
    Audria Graciela
    Belum ada peringkat
  • MDRTB 2
    MDRTB 2
    Dokumen13 halaman
    MDRTB 2
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • MDRTB Referat
    MDRTB Referat
    Dokumen17 halaman
    MDRTB Referat
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • MDRTB Referat
    MDRTB Referat
    Dokumen16 halaman
    MDRTB Referat
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Pneu
    Pneu
    Dokumen9 halaman
    Pneu
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Trauma Thorax
    Trauma Thorax
    Dokumen42 halaman
    Trauma Thorax
    Melly Yusfarinaa Kai
    Belum ada peringkat
  • Kanga Ru
    Kanga Ru
    Dokumen7 halaman
    Kanga Ru
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • LAPJAG
    LAPJAG
    Dokumen13 halaman
    LAPJAG
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Imunisasi PDF
    Ringkasan Imunisasi PDF
    Dokumen9 halaman
    Ringkasan Imunisasi PDF
    Nurima Ulya Dwita
    100% (1)
  • Pneumothoraks Ui
    Pneumothoraks Ui
    Dokumen8 halaman
    Pneumothoraks Ui
    Audria Graciela
    Belum ada peringkat
  • Sepsis Berat Dan Syok Septik Insidensy
    Sepsis Berat Dan Syok Septik Insidensy
    Dokumen6 halaman
    Sepsis Berat Dan Syok Septik Insidensy
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • 4 4 5
    4 4 5
    Dokumen6 halaman
    4 4 5
    Krisna Ponggalunggu
    Belum ada peringkat
  • Preparat Besi 2
    Preparat Besi 2
    Dokumen7 halaman
    Preparat Besi 2
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • REFERAT MDRTB Upl
    REFERAT MDRTB Upl
    Dokumen19 halaman
    REFERAT MDRTB Upl
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Transfusi
    Transfusi
    Dokumen3 halaman
    Transfusi
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Transfusi Darah
    Transfusi Darah
    Dokumen3 halaman
    Transfusi Darah
    Arti Tyagita Kusumawardhani
    Belum ada peringkat
  • CA Laringss
    CA Laringss
    Dokumen10 halaman
    CA Laringss
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Glomerulonefritis Akut Pada Anak 2
    Penyakit Glomerulonefritis Akut Pada Anak 2
    Dokumen10 halaman
    Penyakit Glomerulonefritis Akut Pada Anak 2
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Referat Pneumocystic Carinii Pneumoni
    Referat Pneumocystic Carinii Pneumoni
    Dokumen1 halaman
    Referat Pneumocystic Carinii Pneumoni
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • TUBERKULOSIS
    TUBERKULOSIS
    Dokumen2 halaman
    TUBERKULOSIS
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat
  • Depress
    Depress
    Dokumen12 halaman
    Depress
    Khairunnisa Esam
    Belum ada peringkat