Anda di halaman 1dari 5

52

Dentire, Vol 5, No. 2, Juni 2016: 52-55

Hubungan antara status gizi dengan akumulasi plak pada anak SD Negeri
48 Manado
1

David Ch. Kenda, 2Adrian Umboh, 3Christy N. Mintjelungan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2

ABSTRAK
Gizi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Kebutuhan gizi pada anak usia sekolah sebagian
besar digunakan untuk aktivitas serta pertumbuhan. Akibat gizi kurang dalam rongga mulut yaitu menyebabkan
tidak normalnya struktur dan fungsi rongga mulut sehingga pertumbuhan mikroba di celah gingiva meningkat
oleh terjadinya penguraian makanan di sekitar gigi sehingga membentuk plak. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan antara status gizi dengan akumulasi plak pada anak SD Negeri 48 Manado. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain cross sectional study dengan pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dan dilakukan di SD Negeri 48 Manado pada bulan April sampai dengan Mei
2016. Analisa data hasil penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat yang diolah menggunakan uji
Chi-square. Dari 100 sampel, status gizi 70% tergolong pada kategori status gizi normal, sedangkan akumulasi
plak dari 100 sampel, 55% tergolong dalam kategori buruk. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-square
menunjukkan nilai p=0,04 (0,04<0,05) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan
akumulasi plak pada anak SD Negeri 48 Manado.
Kata kunci: Status gizi, akumulasi plak, anak sekolah dasar.

ABSTRACT
Nutrition is very important for every individual. Nutrition needs for school-age children is mostly used to
activities and growth. As a result of less-nutrition in the oral cavity is the abnormal appearance causing
microbial growth in the gingival crevice increased by the decomposition of food around the teeth to form plaque.
The purpose of this study is to determine the relation between the nutritional status and the accumulation of
plaque of children in SD Negeri 48 Manado. This was an analytic research using cross sectional design by using
purposive sampling and been done in SD Negeri 48 Manado on April to May 2016. Data was analyzed using
univariate and bivariate analysis and processed using Chi-square test. By the 100 samples, the nutritional status
was 70% into the category of normal, while the accumulation of plaque of 100 sample was 55% into the bad
category. The bivariate analysis showed the value of p=0,04 (0,04<0,05) which states that there is a relation
between nutritional status and the accumulation of plaque of children in SD Negeri 48 Manado.
Key words: Nutritional status, accumulation of plaque, school-age children.
Korespondesi: David Ch. Kenda, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi, Manado, Indonesia. E-mail: davidchristo@rocketmail.com

PENDAHULUAN

Gizi merupakan hal yang sangat penting bagi


setiap individu. Kebutuhan gizi pada anak usia
sekolah sebagian besar digunakan untuk
aktivitas serta pertumbuhan. Masalah gizi pada
anak usia sekolah merupakan akibat dari
tingginya angka bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) dan ketidakseimbangan antara
asupan energi melebihi energi yang diperlukan.1
Status gizi dipengaruhi oleh asupan gizi
makronutrien dan mikronutrien yang seimbang.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian gizi
kurang secara langsung yaitu anak menderita
infeksi dan anak tidak mendapat asupan gizi
yang cukup. dipengaruhi oleh asupan gizi
makronutrien dan mikronutrien yang seimbang.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian gizi
kurang secara langsung yaitu anak menderita
infeksi dan anak tidak mendapat asupan gizi
yang cukup.2 Akibat dari gizi kurang dalam
rongga mulut yaitu menyebabkan tidak
normalnya fungsi dan struktur jaringan lunak
mulut terutama pada ujung bibir, lidah, palatum
dan pada gigi sehingga pertumbuhan mikroba
dalam celah gingiva meningkat oleh terjadinya
penguraian makanan disekitar gigi.3
Gigi dan mulut merupakan tempat awal
masuknya kuman dan bakteri yang dapat
mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya
namun, kesehatan gigi dan mulut sering kali
dijadikan prioritas yang kesekian bagi sebagian
orang. Berbagai penyakit periodontal disebabkan
oleh berkumpulnya bakteri dalam rongga mulut
yang kebersihan gigi dan mulutnya tidak dijaga
sehingga terjadi plak yang berakumulasi. Plak
adalah lapisan tipis yang melekat erat di
permukaan gigi serta mengandung kumpulan
bakteri.4
Sekolah Dasar Negeri 48 Manado
merupakan sekolah yang berada di pinggiran
Kota Manado bagian utara, tepatnya di
Kelurahan Sumompo yang lokasinya berdekatan
dengan tempat pembuangan akhir (TPA).
Pemilihan
populasi
dilakukan
dengan
pertimbangan bahwa daerah tersebut tergolong
pada kategori sosial ekonomi menengah
kebawah yang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi. Suhail dkk, pada
tahun 2014 menyatakan bahwa status gizi
memiliki hubungan yang signifikan dengan
kondisi
periodontal
khususnya
plak.5
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan antara status gizi dengan akumulasi

plak pada anak SD Negeri 48 Manado.


Penelitian ini memberikan informasi mengenai
hubungan status gizi dengan akumulasi plak
sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional study.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 48
Manado pada bulan April Mei 2016. Populasi
dalam penelitian ini ialah seluruh anak SD
Negeri 48 Manado berdasarkan survei awal
sebanyak 282 anak.
Setelah melewati sampling frame yaitu
kriteria
inklusi
dan
eksklusi,
metode
pengambilan sampel yang digunakan ialah
purposive sampling. Besar sampel yang
ditentukan dengan purposive sampling yaitu
sebesar 100 anak. Penentuan sampel ditentukan
dengan proporsi sebesar 35% dari masingmasing kategori umur.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat dari pemakaian, penyerapan dan
penggunaan makanan yang dinilai melalui
indeks antropometri dengan menggunakan
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).
Pengukuran berat badan menggunakan alat
timbangan badan dan pengukuran tinggi badan
menggunakan stature meter. Untuk menentukan
status gizi, hasil penilaian IMT/U kemudian
dihitung menggunakan rumus Z-score. Hasil
ukurnya dikategorikan ke dalam lima kategori
yaitu Sangat Kurus, Kurus, Normal, Gemuk dan
Obesitas.
Akumulasi plak adalah lapisan lunak yang
terdiri atas bakteri yang melekat pada
permukaan gigi. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan
indeks
Patient
Hygiene
Performance oleh Podshadley dan Haley.
Pemeriksaan dilakukan pada satu bagian gigi
yang dibagi menjadi lima subdivisi yaitu D
(distal), G (sepertiga tengah gingiva), M
(mesial), C (sepertiga tengah) dan I/O (sepertiga
tengah insisal atau oklusal). Elemen gigi yang
digunakan adalah molar pertama kanan atas
(bukal), insisivus pertama kanan atas (labial),
molar pertama kiri atas (bukal), molar pertama
kiri bawah (lingual), insisivus pertama kiri
bawah (labial) dan molar pertama kanan bawah
(lingual). Hasil ukurnya dikategorikan dalam
tiga kategori yaitu Baik, Sedang dan Buruk.

David Ch. Kenda dkk: Hubungan status gizi dengan akumulasi plak

Prosedur penelitian yang dilakukan ialah


anak sebelumnya diberikan informed consent,
kemudian dilakukan pengukuran status gizi
IMT/U yaitu anak ditimbang menggunakan alat
timbangan badan dan diukur dengan stature
meter kemudian dicatat dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan akumulasi plak menggunakan
indeks PHP oleh Podshadley dan Haley, yaitu
sampel
diinstruksikan
untuk
berkumur,
kemudian diinstruksikan untuk membuka mulut.
Pemeriksaan rongga mulut pasien dibantu
dengan alat penerangan kemudian dilakukan
pemeriksaan plak dengan menggunakan
disclosing solution yang diteteskan pada cotton
pellets kemudian dioleskan pada bagian gigi
yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan
pencatatan
skor
indeks
plak
dan
menginstruksikan sampel untuk menyikat gigi
untuk membersihkan sisa disclosing solution
yang melekat di permukaan gigi.
Data yang didapatkan diolah menggunakan
SPSS untuk menganalisa secara univariat yaitu
untuk mendeskripsikan masing-masing variabel
serta disajikan dalam bentuk tabel dan
menganalisa secara bivariat pengolahan data
menggunakan uji statistik Chi-square untuk
menguji hubungan antara variable bebas dan
terikat.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 48
Manado yang terletak di Jl. Tilongkabila
Sumompo No. 22, Kelurahan Sumompo
Lingkungan II, Kecamatan Tuminting, Kota
Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Jumlah murid
di sekolah tersebut berjumlah 282 anak.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
gambaran distribusi anak menurut kelompok
jenis kelamin dan kelompok umur. Untuk jenis
kelamin, ditemukan jumlah anak perempuan
dominan sebanyak 58 anak (58%) dari anak lakilaki sebanyak 42 anak (42%) sedangkan untuk
kelompok umur, 6 tahun sebanyak 13 anak
(13%), 7 dan 8 tahun masing-masing sebanyak
14 anak (14%), 9 tahun sebanyak 23 anak
(23%), 10 tahun sebanyak 16 anak (16%) serta
11 dan 12 tahun masing-masing sebanyak 10
anak (10%). Gambaran hasil penilaian status gizi
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Hasil Penilaian Status Gizi

Status Gizi
Sangat Kurus
Kurus

n
2
15

%
2,00
15,00

Normal
70
70,00
Gemuk
6
6,00
Obesitas
7
7,00
Total
100
100
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa kategori
status gizi yang paling banyak ditemukan pada
sampel yaitu kategori normal sebanyak 70 anak
(70%).
Untuk gambaran hasil pemeriksaan
akumulasi plak dapa dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Hasil Pemeriksaan Akumulasi
Plak

Akumulasi Plak
n
%
Baik
0
0,00
Sedang
45
45,00
Buruk
55
55,00
Total
100
100
Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
kategori akumulasi plak buruk dominan yaitu
sebanyak 55 anak (55%) dibandingkan dengan
kategori akumulasi plak sedang yaitu 45 anak
(45%) dan tidak ditemukan sampel dengan
kategori akumulasi plak yang baik.
Untuk analisa bivariat yaitu pengujian
hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel
3.
Tabel 3. Hubungan Antara Status Gizi dengan Akumulasi
Plak pada Anak SD Negeri 48 Manado

Pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa tidak


terdapat sampel dengan kategori akumulasi plak baik.
Untuk kategori akumulasi plak sedang, status gizi
kurus sebanyak 10 anak (66,67%), normal 28 anak
(40%), gemuk 5 anak (88,33%) dan obesitas 2 anak
(28,58%) sedangkan untuk kategori akumulasi plak
buruk, status gizi sangat kurus sebanyak 2 anak
(100%), kurus 5 anak (33,33%), normal 42 anak
(60%), gemuk 1 anak (16,67%) dan obesitas 5 anak
(71,42%). Hasil analisis uji statistik chi-square
ditemukan nilai p=0,04 yang menunjukkan adanya
hubungan antara status gizi dengan akumulasi plak
karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
(0,04<0,05).

PEMBAHASAN
Status gizi dipengaruhi oleh asupan zat gizi
makronutrien dan mikronutrien yang seimbang. 2
Kekurangan zat gizi dalam rongga mulut yaitu
menyebabkan tidak normalnya fungsi dan

struktur jaringan lunak mulut terutama pada


ujung bibir, lidah, palatum dan pada gigi. 3 Hal
ini menyebabkan pertumbuhan mikroba dalam
celah gingiva meningkat oleh terjadinya
penguraian makanan di sekitar gigi yang
mempengaruhi respon imunologi terhadap
antigen bakteri dan membantu mekanisme
perbaikan jaringan periodontal setelah terjadinya
akumulasi plak bahkan kalkukus. 6 Bakteri
mengeluarkan enzim penghancur yang berperan
merusak jaringan periodontal.7
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara status gizi dengan
akumulasi plak pada anak SD Negeri 48
Manado. Dapat dilihat dari hasil pengujian
statistik uji chi-square dimana nilai p lebih kecil
dari 0,05. Ini dapat disebabkan oleh status gizi
yang mempengaruhi respon imunologi terhadap
antigen bakteri yang membantu mekanisme
perbaikan
jaringan
periodontal.
Respon
imunologi tentunya sangat berkaitan erat dengan
gizi
yang
cukup.
Malnutrisi
sangat
mempengaruhi ketahanan kekebalan host
terhadap pertumbuhan mikroba. Respon
imunologi yang berkurang dapat memperbesar
peluang kolonisasi mikroba dalam rongga mulut
dan menyebabkan bakteri menumpuk sehingga
terbentuknya akumulasi plak yang merupakan
penyebab awal terjadinya berbagai penyakit
periodontal.8 Penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suhail IM, dkk di Iraq pada tahun 2014 yang
menyatakan bahwa status gizi memiliki
hubungan yang signifikan dengan kondisi
periodontal khususnya plak pada anak usia prasekolah dan menyimpulkan bahwa semakin
buruk status gizi anak, maka semakin buruk juga
akumulasi plak anak tersebut.5
Hal yang berbeda terjadi pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Sanaa N, dkk
pada tahun 2012 di kota Nassiriya, Iraq yang
menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan akumulasi
plak, indeks gingival dan indeks kalkulus pada
anak usia sekolah yaitu 9 10 tahun, namun
terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
status gizi dengan karies gigi dimana nilai
p=0,01.9
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
dipopulasi yang sama tahun 2013 menyatakan
bahwa tingkat karies di populasi tersebut
sebagian besar tergolong pada kategori buruk. 10
Hal ini membuktikan bahwa anak SD Negeri 48

Manado masih kurang memahami mengenai


pentingnya menjaga dan merawat kesehatan gigi
dan mulut.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, terdapat
hubungan antara status gizi dengan akumulasi
plak pada anak SD Negeri 48 Manado.
SARAN
Diharapkan bagi orang tua, tenaga pengajar
serta tenaga medis khususnya dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut agar dapat
memberikan perhatian dan pengetahuan
mengenai pentingnya menjaga dan merawat
kesehatan gigi dan mulut khususnya dalam
upaya promotif dan preventif kedokteran gigi.
Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar
melakukan penelitian yang lebih lanjut guna
memperkuat hasil penelitian serta mengetahui
keeratan hubungan status gizi dengan akumulasi
plak pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadi H. Beban Ganda Masalah Gizi dan
Implikasinya
Terhadap
Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan
Nasional.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2005;
h.3-8
2. Muliadi. Peranan gizi yang berkualitas dalam
mencegah malnutrisi pada anak sekolah
dasar. Makassar: Sanggar Sangaji Makassar.
2007; 2(2):356-8
3. Mashabi NA. Kaitan Antara Status Gizi
dengan Gingivitis di Kecamatan Karangantu
Banten. Jakarta: Journal of Dentistry
Indonesia. 2004; 11(2):59-62
4. Manson JD, Eley BM. Buku Ajar
Periodontiti. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2013; h.23-5,105-9
5. Suhail IM, Al-Obaidi W. Periodontal
condition in relation to nutritional status
among kindergarten children in Al-Ramadi
city/Iraq. Iraq: J Bagh College Dentistry.
2014; 26(3): 129.
6. Radhi NJ. Salivary vitamins and total
proteins, in relation to caries-experience and
gingival health, according to nutritional
status of a group of five-year old children.
Iraq:
J
Bagh
College
Dentistry.
2012;24(3):129-36

David Ch. Kenda dkk: Hubungan status gizi dengan akumulasi plak

7. Krisnansari D. Nutrisi dan Gizi Buruk.


Purwokerto: Mandala of Health. 2010;
4(1):63
8. Anbarasi K, Ravi BK, Sathasivasubramanian
S. Gizi dan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Banda Aceh: Asian Pacific Journal of
Tropical Disease. 2012; h.7-8
9. Sanaa NA, Sulafa KE. Oral Health Status and
Treatments in relation to nutritional status
among 9-10 year-old school children in

Nassiryia city/ Iraq. Iraq: J Bagh College


Dentistry. 2012; 24(1):133-7
10. Tulangow JT, Mariati NW, Mintjelungan C.
Gambaran Status Karies Murid Sekolah
Dasar Negeri 48 Manado Berdasarkan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua. Manado: Jurnal
e-Gigi. 2013; Vol. 1 No. 2. h. 86

Anda mungkin juga menyukai