Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (P2K3)

Oleh
Anisa Kusuma Dewi

1306487130

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

1. Definisi Kesehatan Kerja


a. Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO Committee (1995) ialah
penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari kesehatan fisik,
mental dan sosial tenaga kerja di semua pekerjaan, pencegahan gangguan
kesehatan tenaga kerja yang disebabkan kondisi kerjanya, perlindungan tenaga
kerja terhadap resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya, dan sebagai kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan manusia kepada pekerjaannya.
2. Definisi Sehat
Pengertian sehat menurut WHO adalah Health is a state of complete physical,
mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity.
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat
berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa
udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup
yang baik.
Selama beberapa dekade terakhir, pengertian sehat masih dipertentangkan oleh
para ahli dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh
masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO), 1950, membuat
defenisi universal yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan
kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Konsep Sehat menurut para Ahli
1. UU N0. 23/1992 tentang Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
2. Menurut konsep masyarakat
Sehat adalah orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
3. Menurut Parson
Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya
secara efektif.
3. Definisi Sakit
1.
Definisi Sakit Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau


gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya
terganggu. Walaupun seseorang sakit, istilah masuk angin, pilek tetapi bila ia tidak
terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit.
2.

Definisi Sakit Menurut Ahli


a. Konsep sakit menurut Masyarakat
Sakit adalah keadaan di mana dirasakan oleh seseorang yang sudah tidak dapat
bangkit dari tempat tidurnya dan tidak dapat menjalakan pekerjaan sehari-hari.
b. Menurut batasan medis
Sakit adalah keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala.
c. Menurut Perry dan Potter
Sakit adalah suatu keadaan di mana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan atau spiritual seseorang berkurang atau

terganggu bila

dibandingkan kondisi sebelumnya.


d. Menurut Parson
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk
keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
4. Promosi Kesehatan Beserta isi Ottawa Charter
Promosi kesehatan merupakan salah satu aspek dalam mewujudkan pembangunan
kesehatan. Promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat (Depkes, 2003).
Dalam mewujudkan promosi kesehatan dapat dicapai melalui 3 (strategi) utama,
yaitu : advokasi , bina suasana, dan gerakan pemberdayaan. Ketiganya diharapkan saling
bersinergis dengan didukung oleh pola kemitraan yang nantinya dapat mewujudkan
perilaku mencegah dan mengatasi masalah kesehatan.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986
telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang berisi 5 (lima) butir
kesepakatan yang meliputi:
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy )
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh
karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan
proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini
ditujukan

kepada

para

pengambil

kebijakan (policy

makers) atau

pembuat

keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh

adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah jepara, para pengambil kebijakan dan
pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus
diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinankemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.
2. Lingkungan yang mendukung ( Supportive environment ).
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam
pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik.
Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung terwujudnya
masyarakat yang sehat.
Contoh: perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok
terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas
polantas, dsb.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan ( Reorient health service ).
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab
pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider), tetapi
pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan
kesehatan (health provider) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi
pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga
bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan
kesehatan, dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan
kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek,
tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
sangatlah diharapkan.
Contoh: semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.
4. Ketrampilan individu ( Personal Skill )
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu
mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara
diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan
masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah
diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil

tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai
kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup
sehat.
Contoh : melalui penyuluhan secra individu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.
Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
5. Gerakan masyarakat ( Community action ).
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya
milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah
hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu
masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya
meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya,
teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat
justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang
berbunyi:
Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih,
perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa
kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.

REFERENSI
Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Komisi Bersama ILO dan WHO tahun 1995 dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Parson T. 1972. Definitions of Health and Illness in the Light of American Values and Social
Structure. In E. G. Jaco (Ed), Patients, Physicians, and Illness. New York: the Free
Press
Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
Sutomo, Bambang. 2011. Lima Kebijakan Promosi Kesehatan (Isi Ottawa Charter).
Semarang: Universitas Dipoengoro
Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
World Health Organization (WHO) tahun 1950

Anda mungkin juga menyukai