Anda di halaman 1dari 1

Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam

menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,


menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk mempereol tubuh atau
bagian tubuh manusia (Syamsuni, 2006).
Sedative adalah obat-bat yang bekerja sebagai depresan terhadap sistem saraf
pusat dengan jalan mengurangi secara ringan kepekaan korteks atau sistem
saraf pusat sehingga aktivitas fisiologis menjadi ringan dan memberikan efek
menenangkan pada pemakai, tetapi belum sampai kategori tidur (Staf Pengajar
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2009).
Bentuk yang paling ringan dari penekanan SSP adalah sedasi, di mana penekan
SSP tertentu dalam dosis yang lebih rendah dapat menghilangkan respons fisik
dan mental tetapi terutama dipakai pada siang hari (Kee dkk, 1996). Efek yang
ditimbulkan oleh pemakaian obat golongan hipnotik-sedatif akan bertahan jauh
lebih lama pada manula dan berkaitan dengan keadaan konfusi, peristiwa
terjatuh, fraktur, kecelakaan ketika mengemudi, serta inkontinensia. Pemberian
preparat, khususnya dengan masa kerja yang lama, sedapat mungkin harus
dihindari; namun, golongan benzodiazepine yang kerjanya paling singkat
sekalipun dapat memberikan efek yang merugikan (Isselbacher, 2006).
Diazepam merupakan salah satu golongan senyawa benzodiazepin yang
biasanya disalahgunakan oleh masyarakat karena memiliki efek depresan atau
obat penenang. Efek penenang disebabkan karena diazepam tergolong dalam
obat sedatif yang memiliki efek yang kuat pada sistem saraf otonom perifer,
maka senyawa-senyawa ini dikenal sebagai obat-obat sedatif-otonomik.
Diazepam juga dapat digunakan untuk kejang otot, kejang otot merupakan
penyakit neurologi. Diazepam digunakan sebagai obat penenang dan dapat juga
dikombinasikan dengan obat lain (Niendya dkk, 2011).
Fenobarbital merupakan obat anti epilepsi generasi lama yang efektif untuk
epilepsi fokal. Dampak obat antiepileptik terjadi dengan cara meningkatkan
inhibisi. Fenobarbital berikatan dengan reseptor GABA memperpanjang waktu
membukanya Cl- channel sehingga terjadi hiperpolarisasi.7 Pemakaian
fenobarbital menimbulkan efek samping sedasi dan hipnosis yang
mengakibatkan gangguan perhatian dan konsentrasi. 22 Fenitoin juga termasuk
obat anti epilepsi generasi lama yang efektif untuk epilepsi fokal. Efek
antiepileptik terjadi dengan cara mereduksi eksitasi, yaitu menghalangi Na+
channel sehingga mencegah aktivitas elektrik paroksismal, menghalangi
potensiasi pasca kejang, dan mencegah menjalarnya kejang (mustarsid dkk,
2011). Fenobarbital dapat berinteraksi dengan obat lain karena menginduksi
enzim-enzim hati yang meningkatkan metabolism obat atau sebagai respons
terhadap kompetisi dengan enzim-enzim hati sehingga metabolisme obat
melambat (Sacher, 2004)

Anda mungkin juga menyukai