NIM
TUGAS
AGING PROCESS
A. DEMOGRAFI LANSIA
Pada akhir abad yang lalu, diperkirakan usia lanjut semakin banyak. Di
Indonesia populasi lansia kini mencapai rata-rata 7,5% dari jumlah total penduduk,
diperkirakan dalam waktu 20 tahun kedepan jumlah lansia di Indonesia akan melebihi
jumlah balita.
Populasi lanjut usia (aging population) didefinisikan sebagai peningkatan
proporsi penduduk usia lanjut dari seluruh total populasi. Penuaan populasi di
Indonesia muncul sebagai gambaran demografi pergeseran penduduk ke usia lanjut
dari 6% hingga kini mencapai 8% dan diprediksi akan meningkat tajam menjadi 13%
pada tahun 2025, dan menjadi 25% pada tahun 2050. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2025, 1 dari 4 penduduk Indonesia dapat dikelompokkan sebagai orang
berusia lanjut dibandingkan 1 dari 12 penduduk saat ini.
Fenomena terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan oleh
penurunan angka fertilitas penduduk, perbaikan status kesehatan akibat kemajuan
teknologi dan penelitian-penelitian kedokteran, transisi epidemiologi dari penyakit
infeksi menuju penyakit degeneratif, perbaikan status gizi yang ditandai oleh
peningkatan kasus obesitas lansia daripada underweight, peningkatan usia harapan
hidup dari 45 tahun di awal tahun 1950 menjadi 65 tahun pada saat ini.
Wanita mendominasi kelompok penduduk usia lansia dibandingkan pria. Saat
ini hampir 60% penduduk lansia di Indonesia adalah wanita, dan diprediksikan akan
meningkat menjadi 64% di tahun 2030. Kaum lansia wanita cenderung tidak aktif
secara ekonomi , artinya mereka tidak bekerja lagi sehingga sudah tidak
berpenghasilan. Hanya 30% lansia wanita yang berusia 65 tahun yang produktif
secara ekonomi dibandingkan dengan 57% lansia pria dengan usia yang sama.
Terdapat perbedaan yang cukup besar antara lasia di kota dan di desa.
Perbedaan ini bisa terjadi karena pola migrasi penduduk usia muda ke kota dan saat
tuanya lebih memilih kembali ke desanya, dan penduduk desa memiliki usia harapan
hidup yang lebih besar karena tidak menghirup udara yang sudah berpolusi, tidak
sering menghadapi hal-hal yang membuat mereka stres, lebih banyak tenteramnya
ketimbang hari-hari stres, atau juga bisa karena makanan yang dikonsumsi tidak
terkontaminasi dengan pestisida, sehingga membuat mereka tidak mudah terserang
penyakit.
Akan tetapi jika dilihat pada tahun 2020, ternyata jumlah lansia yang tinggal
di perkotaan lebih besar dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan. Hal ini
dikarenakan oleh tidak banyaknya perbedaan antara desa dan kota karena pemusatan
penduduk di suatu wilayah dapat menyebabkan dan membentuk wilayah urban.
Alasan lain ialah karena para remaja yang saat ini sudah banyak menuju ke
kota, mereka nantinya sudah tidak tertarik lagi untuk kembali ke desa karena saudara,
keluarga, bahkan teman-temannya tidak banyak lagi yang berada di desa. Di masa
depan sektor jasa mempunyai peran yang penting sebagai sumber penghidupan yang
banyak ditemukan di kota-kota besar.
Peningkatan jumlah lansia mempengaruhi aspek kehidupan, antara lain
perubahan-perubahan fisik, biologis, sosial, dan munculnya penyakit degeneratif
akibat proses penuaan tersebut.
B. TEORI PENUAAN
Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Lanjut usia (lansia) merupakan kelompok
orang yang sedang mengalami proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu
tertentu.
Menua (aging) merupakan proses yang harus terjadi secara umum pada
seluruh spesies secara progresif seiring berjalannya waktu yang menghasilkan
perubahan yang menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan kegagalan suatu
organ atau sistem tubuh tertentu.
Proses menua pasti terjadi pada seluruh spesies, yang terjadi secara progresif
seiring berjalannya waktu. Proses ini menghasilkan perubahan yang menyebabkan
disfungsi organ dan kegagalan suatu organ atau sistem tubuh tertentu. Menurut WHO,
lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age)
: Usia 45-59 tahun
2. Lansia (elderly)
: Usia 60-74 tahun
3. Lansia tua (old)
: Usia 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old)
: Usia diatas 90 tahun
Departemen Kesehatan RI (2006) memberikan batasan lansia sebagai berikut:
Virilitas (prasenium): Masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
Usia lanjut dini (senescen): Kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif:
Usia diatas 65 tahun
Pengertian lansia dibedakan menjadi 2 macam, yaitu lansia kronologis
(kalender) dan lansia biologis. Lansia kronologis mudah dihitung dan diketahui,
sedangkan lansia biologis berpatokan pada keadaan jaringan tubuh.
Lanjut usia merupakan proses alamiah dan berkesinambungan yang
mengalami perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada jaringan atau organ yang
akhirnya mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan bedan secara keseluruhan.
Terdapat tiga dasar fundamental yang dipakai untuk menyusun berbagai teori
menua yaitu:
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Proses menua adalah proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah
yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh makhluk hidup. Proses menua
sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga
tubuh mati sedikit demi sedikit.
Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam
hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Umumnya fungsi fisiologis tubuh
mencapai puncaknya pada usia 20 sampai 30 tahun. Setelah mencapai fungsi, alat
tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit
demi sedikit sesuai dengan bertambahnya umur. Lanjut usia akan selalu bergandengan
dengan perubahan fisiologik maupun psikologik.
Proses penuaan merupakan perubahan fisiologis organ tubuh yang
berlangsung seiring berjalannya waktu. Proses penuaan akan meningkatkan
kemungkinan terserang penyakit bahkan kematian.pada akhirnya penuaan
mengakibatkan penurunan kondisi anatomis dan sel akibat terjadinya penumpukan
metabolik yang terjadi didalam sel. Metabolit yang menumpuk itu tentunya bersifat
racun terhadap sel sehingga bentuk dan komposisi pembangun sel sendiri akan
mengalami perubahan.
E. MEMPERLAMBAT PROSES PENUAAN
Hanya sekitar 3% dari populasi dunia yang diharapkan akan hidup sampai atau
lebih dari 100 tahun. Hal itu disebabkan karena mereka memiliki gen yang bagus.
Menurut Dr.Sulindro dalam bidang pengobatan anti penuaan, proses penuaan
didefinisikan sebagai suatu penyakit yang dapat dikelompokkan menjadi tiga fase atau
tahapan berdasarkan usia.
Fase Pertama: Fase-Sub Klinis yaitu antara umur 25-35 tahun, sebagian
besar kadar hormon telah mulai menurun.
Fase Kedua: Fase-Transisi yaitu pada usia 36-45 tahun akan mengalami
gejala penurunan kekuatan fisik dan energi, rambut mulai abu-abu dan ubanan dan
menurunnya penglihatan indera mata
Fase Ketiga: Fase-Klinis yaitu terjadi pada mereka yang berumur lebih dari
45 tahun atau lebih. Gejala yang terjadi pada fase ini seperti pengkerutan kulit wajah
dan bagian tubuh lain, dan mulai bermunculan berbagai penyakit tua seperti diabetes,
hypertensi karena fungsi organ tubuh mulai melemah dan rusak.
Pada usia 70 tahun terjadilah proses kemunduran kesehatan secara cepat.
Umur panjang yang sehat 70% ditentukan dari gaya hidup seseorang dan sisanya atau
30% nya ditentukan oleh genetik. Berdasarkan hal ini Dr.Sulindro (2000)
mengembangkan lima pilar anti penuaan terdiri dari tiga pilar pertama dan dua pilar
teknis.
Pada tiga pilar pertama, termasuk olahraga, gizi seimbang, dan reduksi
stress.
Dua pilar teknis, memberikan dorongan terhadap terjadinya pertumbuhan dan
suplementasi yang dapat diterapkan di setiap waktu.