METODOLOGI PENELITIAN
3.1
48
49
50
50
Data curah hujan bulanan perkebunan pisang PT NTF dari tahun 20042013 disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Curah Hujan Bulanan pada Tahun 2004--2013 (mm)
Bulan
Tahun
Jan
Feb
Mar
Apr
May
2004
640,1
343,2
365,4
229,6
195,6
41,7
167,0
39,5
47,4
59,3
91,6
489,0
2005
313,1
306,6
467,0
147,1
202,1
139,0
164,0
34,8
0,3
95,0
144,8
199,2
2006
368,4
376,8
357,7
191,6
122,9
81,5
39,6
0,5
5,1
39,6
84,1
388,1
2007
376,2
459,4
224,9
235,7
59,7
197,4
100,3
42,8
8,6
40,1
120,0
294,2
2008
235,6
225,5
314,8
243,2
78,5
65,1
8,5
88,5
183,1
128,3
405,0
525,6
2009
340,2
432,8
308,2
286,5
141,0
128,2
60,8
49,3
26,6
112,9
337,4
133,5
2010
482,0
412,8
404,3
160,2
257,2
237,3
393,2
228,7
161,0
355,9
200,0
346,5
2011
426,4
269,0
436,3
319,7
125,1
121,1
133,7
0,0
22,1
119,3
165,5
226,4
2012
331,7
230,2
188,7
108,8
158,5
48,0
50,2
0,0
0,0
112,0
108,7
272,7
2013
359,4
219,1
305,4
203,1
186,0
51,2
318,9
29,6
57,0
60,1
182,7
407,3
387,3
327,5
337,3
212,6
152,7
111,1
143,6
51,4
51,1
112,2
184,0
328,2
Rata-rata
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
51
Dua puluh tujuh situs pengambilan sampel tanah dan akar tanaman pisang Cavendish
diambil dari 27 blok yang terpilih dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Blok yang Terpilih Dalam Pengambilan Sampel Tanah dan Akar
Ulangan / Nama Blok
Umur
Tanaman
I
II
III
T1
14B01
13A01
11 E01
L1
T2
12B04
12B01
14A01
T3
11D02
11D04
11C01
T1
51406
24B03
31A03
L2
T2
40903
8B03
1A03
T3
40901
8A01
40804
T1
40703
51301
40702
L3
T2
83703
83806
62601
T3
72704
30301
72701
Keterangan: L1= Umur lahan 35 tahun, L2 = Umur lahan 1012 tahun,
L3 = Umur lahan 1719 tahun, T1= Umur tanaman 13 bulan,
T2 = Umur tanaman 46 bulan, T3 = Umur tanaman 79 bulan
Umur
Lahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan akar, kantong plastik
transparan, plastik es balon, karet gelang, spidol, kertas label, aquades, larutan
Golden X (campuran aquades, formalin, gliserin), kertas tisue, dan air. Sedangkan
peralatan yang digunakan adalah cangkul yang telah dimodifikasi seperti sekop,
meteran, nampan, gelas ukur, pisau, corong plastik, rak kayu, neraca elektrik digital,
botol suspensi nematoda, termometer, botol semprot, ember, kompor, panci,
mikroskop stereo binokuler dan compound, hand counter, pipet, tabung reaksi,
pengait nematoda, kaca preparat, cover glass, cawan petri, dan alat tulis menulis.
52
3.3
Metode Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Keterangan:
L1= umur lahan 35 tahun ; L2 = umur lahan 1012 tahun ;
L3 = umur lahan 1719 tahun; T1= umur tanaman 13 bulan;
T2= Umur tanaman 46 bulan; T3 = Umur tanaman 79 bulan.
53
Gambar 7. Pengambilan 5 subsampel tanah dan akar secara diagonal pada lahan
berukuran 50 m x 50 m
Keterangan:
= Lahan berukuran 50 m x 50 m
= subsampel pengamatan terdiri dari 6 tanaman pisang
= Tanaman pisang dengan jarak tanam 2,0 m x 2,5 m
Tiap subsampel tanah dan akar diambil dari 6 lubang berukuran sekitar
20 cm x 20 cm x 20 cm, dengan jarak 10 cm dan 50 cm dari pohon pisang Cavendish
secara bersilang dengan mata cangkul yang telah dimodifikasi seperti sekop
(Gambar 8 dan 9). Subsampel tanah atau akar dicampur menjadi sampel komposit
untuk tiap satu situs pengambilan sampel. Sampel tanah dan akar masing-masing
dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label. Sampel tanah atau akar
dihindarkan dari dedahan sinar matahari langsung.
54
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 8. (a) Jarak lubang 10 cm dan (b) 50 cm dari pohon pisang, (c) lubang
berukuran sekitar 20 cm x 20 cm x 20 cm, dan (d) cangkul yang telah
dimodifikasi seperti sekop.
50 cm
10 cm
2,5 m
2m
Gambar 9. Enam titik lubang pengambilan subsampel tanah dan akar tanaman pisang
secara bersilang
Keterangan:
55
Pada tiap kombinasi umur tanaman dan umur lahan diambil 3 situs pengambilan
sampel sebagai ulangan, sehingga seluruhnya ada 27 sampel tanah dan 27 sampel
akar.
56
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 10. Corong Baermann yang dimodifikasi, (a) Ujung corong diikat dengan
kantong plastik es, (b) permukaan corong dilandasi saringan kawat yang, (c)
dilapisi kertas tisue, dan (d) akar tanaman pisang yang telah dipotong-potong
sebanyak 50 g diletakkan di kertas tisue yang telah dibasahi.
Menurut Hopper (1970, dalam Susilo dan Karyanto, 2005) fiksasi merupakan metode
yang dilakukan untuk mengawetkan nematoda dengan menambahkan larutan fiksasi
(larutan Golden X) ke dalam suspensi sehingga nematoda berada pada 3% formalin.
Nematoda dalam botol suspensi dimatikan terlebih dahulu dengan air hangat bersuhu
50oC dengan cara merendam botol suspensi nematoda dalam air mendidih. Setelah
mencapai 50oC, botol diangkat dan didinginkan selama 1 hari. Setelah dingin volume
suspensi dikurangi menjadi 10 ml dengan cara disedot hati-hati dengan pipet dari
bagian atas larutan untuk meminimalkan kehilangan nematoda yang mengendap di
bagian bawah botol. Suspensi nematoda dalam botol ini kemudian dituangkan ke
57
dalam tabung reaksi dan didiamkan selama 1 hari agar nematoda turun ke dasar
tabung reaksi, lalu volume suspensi dikurangi lagi menjadi 3 ml dengan cara disedot
hati-hati dengan pipet dari bagian atas. Suspensi kemudian ditambah larutan Golden
X (8% formalin + 2% gliserin + 90% aquades) hingga volume suspensi menjadi
10 ml.
58
3.5
Variabel lingkungan yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar air tanah, suhu
tanah, C organik tanah, dan pH tanah. Seluruh variabel lingkungan itu diamati pada
setiap titik sampel tanah di sekitar perakaran tanaman pisang Cavendish.
Kadar air tanah dihitung dengan cara menimbang tanah yang masih basah seberat
10 g dengan neraca elektrik digital, lalu tanah dikeringkan dalam oven listrik dengan
suhu 105oC sampai tanah kering mencapai berat yang konstan, lalu dihitung kadar air
tanahnya yaitu:
Kadar air tanah =
x 100%.
Suhu tanah diukur menggunakan termometer pada saat pengambilan sampel tanah
yang berada di lubang galian sedalam 20 cm. Pengukuran C organik tanah dilakukan
di laboratorium PT Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, sedangkan pengukuran
pH tanah dengan pH meter dilakukan di laboratorium PT NTF Lampung Timur.
3.6
Analisis Data
59
60