Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelasan merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan keteknikan
khususnya dalam bidang produksi manufaktur. Pengelasan sering kita temui dalam kegiatan
manufaktur terutama pada saat perangkaian komponen khususnya logam yang dimana
pengelasan sering digunakan untuk menyambung antara komponen satu dengan komponen
yang lainnya.
Dewasa ini sangatlah banyak cara-cara pengelasan modern yang sangat canggih dan
berkembang sangat cepat. Ada macam-macam pengelasan, misalnya pengelasn dalam air dan
lainnya. Bahkan pengelasan bisa dibuat sebagai alat pemotong logam yang sangat cepat dan
mempunyai kerataan yang sangat baik dalam pemotongan bahan logam menggunakan
pengelasan. Serta masih banyak lagi perkembangan-perkembangan dalam pengelasan yang
akan kita bahas dalam makalah ini.

1.2 Ruang Lingkup


Didalam makalah ini kita akan membahas tentang pengelasan. Terutama tetang
sambungan las, diantaranya kita akan membahas apa itu sambungan las, apa macam-macam
sambungan las, apa saja bahan-bahan yang dapat digunakan untuk sambungan las serta halhal lainnya tentang sambunga las pada bidang elemen mesin.

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan


Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman atau pun
ilmu pengetahuan yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua. Khususnya
pemahaman dalam bidang pengelasan. Bagaimana langkah-langkah pengelasan , apa saja alat
alat yang digunakan dalam pengelasan serta apa bahan-bahan tambah apa saja yang di
perlukan dalam sambungan pengelasan. Yang khususnya kami bahas dalam makalah ini
adalah sambungan las.

Sambungan Las

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Las
Sebelum kita membahas tentang sambungan pengelasan, pertama tama kita harus
mengetahui definisi atau pengertian dari las itu sendiri. Las (welding) adalah suatu cara untuk
menyambung benda padat (logam) dengan cara mencairkannya melalui pemanasan.

2.2 Macam Macam Las


1. Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Las busur metal manual atau istilah lain Shielded Metal Arc Welding/SMAW adalah
salah satu jenis proses las busur yang menggunakan busur listrik sebagai sumber panas. Panas
yang timbul pada busur listrik yang terjadi antara elektroda dan benda kerja, mencairkan
kawat las (elektroda) dan benda kerja kemudian membentuk paduan logam, setelah membeku
disebut lasan.
2. Las Busur Dengan Elektroda Berselaput
Las busur ini lebih dikenal umum dan banyak pemakaianya. Busur listrik yang terjadi
di antara elektroda dan benda kerja akan mencairkan elektroda dan sebagian bahan dasar.
Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi
ujung elektroda, kawah las, busur listrik, dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap
pengaruh udara luar (oksidasi)

Sambungan Las

3. Las Busur Gas TIG (Tungsten Insert Gas)


Las busur gas TIG menggunakan elektroda wolfram yang tidak berfungsi sebagai
bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
merupakan sumber panas pengelasan. Elektroda wolfram yang mempunyai titik cair tinggi
(3800C),

tidak

ikut

mencair

pada

saat

terjadi

busur

listrik.

Tangkai las dilengkapi dengan nosel keramik untuk menyambung gas pelindung yang
melindungi daerah las dari pengaruh luar pada saat pengelasan. Sebagai gas pelindung
digunakan gas argon, helium, atau campuran keduanya, tergantung dari jenis logam yang
akan disambung. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi.
Sebagai bahan tambah digunakan kawat las tanpa adanya selaput, yang digerakan dan
didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
4. Las Busur Gas MIG (Metal Insert Gas)
Pada las busur MIG, digunakan kawat las yang sekaligus berfungsi sebagai elektroda.
Elektroda tersebut berupa gulungan kawat yang gerakanya diatur oleh motor listrik.
Kecepatan

gerakan

elektroda

dapat

diatur

sesuai

dengan

kebutuhan.

Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menyemburkan gas pelindung yang
dialirkan dari tabung gas melalui selang gas. Gas yang adalah CO2 untuk pengelasan baja
dan baja lunak. Argon atau campuran argon dan helium, digunakan untuk pengelasan
alumunium dan baja tahan karat.
5. Las Busur Rendam (Submerged)
Las busur jenis ini umumnya bekerja secara otomatis dan semi otomatis
menggunakan fluks serbuk sebagai bahan pelindungnya. Busur listrik di antara ujung
elektroda dan bahan dasar berada dalam timbunan fluks serbuk, sehingga tidak terjadi sinar
las yang keluar seperti pada las busur yang lainya, dan operator las tidak perlu menggunakan
kaca

untuk

pelindung.

Pada waktu pengelasan, fluks serbuk mencair dan membeku menutuo lapisan las.
Sebagian fluks serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak
terak las. Elektroda berupa kawat tanpa selaput berbentuk gulungan, digerakan oleh motor
listrik yang kecepatanya dapat diatur sesuai kebutuhan.
Sambungan Las

2.2.1 Alat Alat Las


Peralatan Utama
Peralatan ini wajib digunakan pada saat praktek pengelasan. Ada beberapa alat alat
yang digunakan seperti trafo las / mesin las, kabel tenaga, kabel las, pematik api las, penjepit
atau pemegang elektroda, tip cleaner, tabung gas, penjepit massa, sikat baja, palu terak,
pembakar (torch).
Serta adapun alat-alat keselamatan kerja yang akan digunakan seperti kacamata,
sarung tangan, helm / kedok las, jaket apron, sepatu las.

Trafo las/ mesin las

Kabel tenaga

Kabel las

Sambungan Las

Penjepit/pemegang elektroda

Regulator

Pembakar (Torch)

Penjepit Massa

Tabung Gas

Pematik Api Las

Tip Cleaner

Sambungan Las

Palu Terak

Sikat Baja

Sarung tangun

Sepatu las

Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Helm / kedok las

Jaket apron

2.2.2 Jenis Jenis Pengelasan

Sambungan Las

Klasifikasi Berdasarkan Jenis Sambungan Dan Bentuk Alur.


1. Sambungan Las Dasar
Sambungan las dalam kontruksi baja pada dasarnya dibagi dalam sambungan tumpul,
sambungan T, sambungan sudut dan sambungan tumpang, sambungan dengan penguat dan
smabungan sisi seperti yang ditunjukan dalam gbr. Pembagian lebih lanjut dari sambungan
ini dapat dilihat, dalam gbr.
2. Sambungan Tumpul
Sambungan tumpul adalah jenis sambunganyang paling efesien, sambungan ini dibagi
lagi dalam dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi menjadi
sambungan tanpa pelat pembantu yang masih dibagi lagi dalam pelat pembantu yang turut
menjadi bagian dari kontruksi dan pelat pembantu yang hanya sebagai penolong pada waktu
proses pengelasan saja.
Bentuk alur dalam sambungan tumpul mempengaruhi efesiensi pengerjaan, efesiensi
sambungan dan jaminan sambungan. Karena itu pemilihan bentuk alur sangat penting, bentuk
dan ukuran alur sambungan datar ini sudah banyak distandarkan dalam standar AWS, BS,
DIN, GOST, JSSC dan lain-lainnya.
Pada dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju kepada penurunan logam las
sampai kepada harga yang terendah tidak menurunkan mutu sambungan. Karena hal ini maka
dalam pemilihan bentuk alur diperlukan kemampuan dan penglaman yang luas. Bentukbentuk yang telah distandarkan pada umumnya hanya meliputi pelaksanaan pengelasan yang
sering dilakukan sehingga dalam pengelasan khusus bentuk alur harus ditentukan sendiri
berdasarkan penglaman yang dapat dipercaya.

3. Sambungan Bentuk T Dan Silang

Sambungan Las

Pada kedua sambungan ini secara garis besar dibagi dalam dua jenis yaitu jenis las
dengan alur dan jenis las sudut, hal-hal yang dijelaskan untuk sambungan tumpul diatas juga
berlaku untuk sambungan jenis ini, dalam pelaksanaan pengelasan mungkin sekali ada bagian
batang yang menghalangi yang dalam hal ini dapat diatasi dengan memperbesar sudut alur.
4. Sambungan Sudut
Dalam sambungan ini dapat terjadi penyusunan dalam arah tebal pelat yang dapat
menyebabkan terjadinya retak lamel, hal ini dapat dihindari dengan membuat alur pada pelat
tegak seperti yang terlihat dalam pengelasan yang tidak dapat dilakukan karena sempitnya
ruang maka pelaksanaanya dapat dilakukan dengan pengelasan tembus atau pengelasan
dengan pelat pembantu.
5. Sambungan Tumpang
Sambungan tumpang dibagi dalam 3 jenis. Karena sambungan ini efisiensinya rendah
maka jarang sekali digunakan untuk pelaksanaan penyambungan konstruksi utama.
Sambungan tumpang biasanya dilaksanakan dengan las sudut, dan las isi.
6. Sambungan sisi
Sambungan sisi dibagi dalam sambungan las dengan alur dan sambungan las ujung.
Untuk jenis yang pertama pada pelatnya harus dibuat alur sedangkan pada jenis kedua
pengelasan dilakukan pada ujung pelat tanpa ada alur. Jenis kedua ini biasanya hasilnya
kurang memuaskan kecuali bila pengelasannya dilakukan dalam posisi datar dengan aliran
listrik yang tinggi.
7. Sambungan dengan pelat penguat
Sambungan ini dibagi dalam dua jenis yaitu sambungan dengan pelat penguat tunggal
dan dengan pelat penguat ganda. Sambungan ini mirip dengan sambungan tumpang. Dengan
alasan yang sama dengan sambungan tumpang, maka sambungan ini pun jarang digunakan
untuk penyambungan konstruksi utama.

Klasifikasi Berdasarkan Cara Pengelasan

Sambungan Las

Sebenarnya banyak cara untuk mengklasifikasikan pengelasan, tetapi karena dalam


hal ini akan di hubungkan dengan bentuk daerah las maka diambil klasifikasi yang
didasarkan atas keadaan yang terjadi pada logam yang di las yaitu cair, padat dengan tekanan
dan lain sebagainya. Berdasarkan ini sambungan las dapat dapat dibagi dalam tiga jenis
seperti diterangkan dihalaman selanjutnya.
1. Sambungaan Las Cair
Sambungan las cair adalah jenis yang paling banyak digunakan dalam konstruksi las
yang masih dibagi lagi kedalam elektroda terumpan dan elektroda tak terumpan. Las busur
listrik tangan, las busur listrik dengan pelindung gas dan las busur listrik terendaam
kesemuanya termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda terumpan. Sedangkan las TIG
termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda tak terumpan.
2. Sambungan Las Tekan
Jenis sambungan yang dapat dilakukan dengan sambungan las tekan adalah
sambungan tumpang, di mana pelaksanaannya dapat berupa las ledakan, las gesekan atau
friksi las ultrasonic las tekan dingin, lastekan panas dan las resisteansi.
3. Sambungan Patri
Sambungan patri adalah semacam sambungan las yang menggunakan sifat metalurgi
dimana ligam dapat dipadu pada temperatur yang lebih rendah dari pada temperatur cairnya.
Logam patri biasanya mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari pada logam induk dan
dibagi dalam dua jenis yaitu logam patri keras dan logam patri lunak yang dibedakan oleh
suhu cairnya.

Sambungan Las

2.3 Sambungan Las


Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang yang
bertemu di sambungan, jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk
pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis
dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis
dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi.

Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar

dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah
menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam
Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full
penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum
dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung
yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan)
dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan,
dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya,
kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan
dengan

akurat.

Sambungan Lewatan

Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini
mempunyai dua keuntungan utama:
Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan
dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan
tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan
atau untuk penyesuaian panjang.
Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan

persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk
pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung
dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang
khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan
beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah
dilas.
Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk
menyambung plat yang tebalnya berlainan.

Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti

profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing
stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk
sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat
dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut
maupun las tumpul.

Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi

empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang
besar.

Sambungan Sisi

Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga
agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran
(alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi kelima jenis
sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih dari satu cara
untuk menyambung sebuah batang struktural dengan lainnya, perencana harus dapat memilih
sambungan (atau kombinasi sambungan) terbaik dalam setiap persoalan.

2.3.1 Macam Macam Bahan Sambungan Las (Elektroda)


Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut
klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang
artInya sebagai berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in 2
lihat table.
X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di
bawah tangan
X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk
pengelasan lihat table.

Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau
DC

1. Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara
destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm
dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda

misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium
oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan
persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda
tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut
mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian
benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat
mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan
terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
2. Elektroda Baja Lunak
Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis
selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
3.1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk
pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak
yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat
mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput
selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E
6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
3.2. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan
sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E
6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat
dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih
benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan
diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
3.3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah
dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan.

Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan
posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
3.4. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung
serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih
tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan
bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
3.5. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %),
sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan
yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa
yang akan mengalami tekanan
Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
3.7. Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut :
elektroda baja
elektroda nikel
elektrode perunggu
elektroda besi tuang
Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las
yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat
las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit
las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini
dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja

dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.


Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las
dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang
menghasilkan busur stabil.
Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari
1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil
lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
3.8. Elektroda Untuk Aluminium.
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel
keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las
busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan
dalam tabel berikut
3.9. Elektroda untuk palapis Keras
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap
kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis keras dapat
diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :
elektroda tahan kikisan
elektroda tahan pukulan
elektroda tahan aus.

Elektroda tehan kikisan.


Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk
karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC
kutub terbalik.

Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang
tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda tahan pukulan.
Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai
untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram
dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup
dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
2.3.2 Gerakan Elektroda.
Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :
1 Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2 Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal
daripada ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik
pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk
memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan
lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka
penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
Alur Spiral
Alur Zig-zag

Alur Segitiga

2.3.3 Macam Macam Kampuh Las


Jenis Jenis Kampuh dalam Pengelasan
Kampuh adalah salah satu cara untuk memudahkan proses pengelasan.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Setelah kami membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan daripenyusunan
makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pada akhirnya kami mengetahui Pengertian sambungan las, alat-alat yang digunakan
pada proses pengelasan, serta keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakandalam proses
pengelasan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Potensi gempa sesar lembang
    Potensi gempa sesar lembang
    Dokumen2 halaman
    Potensi gempa sesar lembang
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Marketing Plan Hijab Meidiani 2013
    Marketing Plan Hijab Meidiani 2013
    Dokumen56 halaman
    Marketing Plan Hijab Meidiani 2013
    Fikar Jr
    100% (3)
  • Daftar Pustaka 1
    Daftar Pustaka 1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka 1
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Contoh Script
    Contoh Script
    Dokumen6 halaman
    Contoh Script
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Salinan Dari Postingan Instagram Kemerdekaan Indonesia
    Salinan Dari Postingan Instagram Kemerdekaan Indonesia
    Dokumen1 halaman
    Salinan Dari Postingan Instagram Kemerdekaan Indonesia
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Macam
    Macam
    Dokumen7 halaman
    Macam
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Actuator
    Actuator
    Dokumen4 halaman
    Actuator
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Surat Undangan
    Surat Undangan
    Dokumen2 halaman
    Surat Undangan
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • 20 Juni 2011
    20 Juni 2011
    Dokumen4 halaman
    20 Juni 2011
    Muhammad Taufik Ali Rahman
    Belum ada peringkat
  • Weld Ability
    Weld Ability
    Dokumen2 halaman
    Weld Ability
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Surat Undangan
    Surat Undangan
    Dokumen2 halaman
    Surat Undangan
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Eddy Current Prosedur
    Eddy Current Prosedur
    Dokumen1 halaman
    Eddy Current Prosedur
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Beam
    Beam
    Dokumen7 halaman
    Beam
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • 1 Laporan NDT
    1 Laporan NDT
    Dokumen7 halaman
    1 Laporan NDT
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat