Anda di halaman 1dari 8

PERAPAN TEKNIK SUPERVISI

DI PT. DUTA HITA JAYA

Rendy Pahlevi

Jurusan Teknik Manufaktur Politeknik Manufaktur Negeri Bandung


Jalan Kanayakan 21, Dago, Kota Bandung, Jabar
Abstrak :Dalam sebuah perusahaan, sebuah interaksi antar individu sangat berpengaruh besar atas
kinerjanya. Interaksi ini di jalankan melalui komunikasi antar pekerjanya. Interaksi yang terjadi dari waktu ke waktu
sangat berbeda, sesuai dengan kondisi suatu perusahaan. Dalam hal ini banyak sekali kendala yang dihadapi. Untuk
menangani segala kendala yang muncul baik sekarang maupun untuk masa mendatang, perlu di buat sebuah aturan
atau standar prosedur agar komunikasi berjalan dengan lancar. Maka dalam hal ini diperlukan suatu Teknik
Supervisi dalam suatu organisasi.

Dalam teknik supervisi, dijabarkan sistem dan cara berinteraksi dalam suatu organisasi dapat berjalan
dengan baik. Hal ini juga menyangkut hubungan antara atasan dan bawahan serta kaitannya dengan pekerjaan itu
sendiri. Dari hubungan interaksi atasan dan bawahan inilah sebagian besar masalah supervisi muncul, baik dalam
cara berbicara, menyampaikan pendapat sampai tugas dan tanggung jawab pekerjaan itu sendiri. Oleh karena itu,
teknik supervisi inilah yang menjadi alat solusi masalah-masalah supervisi yang terjadi.

Kata Kunci :Dump Vessel; Tipper Vessel; Subassy; Fixture Modular; Tackweld; Fullweld

I. PENDAHULUAN
Mahasiswa D3KT Politeknik Manufaktur Negeri Bandung menjalani Program Praktik Industri (PPI)
pada semester IV dan V dalam rangka pelaksanaan Program Praktik Industri (PPI), dengan tujuan untuk
menambah wawasan di bidang manufaktur, terutama manajemen di perusahaan, dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan. Penulis memperoleh kesempatan untuk
melaksanakan Program Praktik Industri (PPI) di PT. Duta Hita Jaya (DHJ).

Di tempat PPI, penulis mengamati sistem manajemen secara teori maupun aplikasinya, untuk
kelancaran sistem manajemen di perusahaan maka diperlukan suatu pengelolaan dalam pelaksanaan sistem
manajemen, yaitu teknik supervisi. Teknik supervisi sangat diperlukan dalam keberlangsungan kerja. Hal ini
bertujuan untuk mengkoordinasi satu sama lain agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai target. Teknik
supervisi mencakup segala aspek yang berhubungan dengan kerja sama, komunikasi, dinamika kelompok,
kepemimpinan dan lain-lain.

Teknik Supervisi ini sangat penting untuk dipelajari dan dipraktikan dalam kegiatan seseorang yang
bekerja di suatu perusahaan, baik orang itu seorang atasan maupun bawahan. Dengan pengetahuan teknik
supervisi, setiap individu dapat menempatkan posisinya sesuai dengan tempatnya. Hal ini berkaitan dengan
suasana kerja, apabila hubungan antara atasan dan bawahan terjalin dengan baik maka akan terjadi suasana
yang kondusif sehingga apa saja yang berhubungan dengan pekerjaan akan terlaksana dengan baik, memang
tidak terlepas dari masalah dan kesalahan namun, diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan terjadi.

1
Tujuan dibuatnya laporan teknik supervisi ini yaitu

1. memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Supervisi;


2. mengetahui lebih dalam tentang sistem kepemimpinan suatu perusahaan secara langsung guna
mendukung teori supervisi yang sudah didapatkan;
3. diharapkan dapat memperoleh pengalaman secara langsung, melatih keterampilan, mampu berinteraksi
dengan masyarakat industri;
4. sebagai referensi bagi pihak perusahaan untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik.

II. METODE PENELITIAN


Metode pengumpulan data yang penulis gunakan untuk menyusun laporan teknik supervisi ini dengan
observasisecara aktual dilapangan maupun dengan metode wawancara dengan pihak yang terkait serta mencari
literatur yang sesuai dengan pokok bahasan.

III. PEMBAHASAN
III.1 Data Pengamatan
III.1.1 Komunikasi
Interaksi antar karyawan amat diperlukan dalam kelancaran kegiatan di sebuah perusahaan.
Berjalannya interaksi antara karyawan di sebuah perusahaan tidak terlepas dari komunikasi yang terjadi
antara mereka dan dengan atasan nya. Komunikasi sangatlah penting untuk menjalin kerjasama antara
karyawan maupun dengan atasan nya. Komunikasi yang dimaksudkan di sini bukanlah komunikasi satu
arah,tetapi yang lebih utama adalah komunikasi multiarah, yang juga mencakup kemampuan mendengarkan
masukan, keluhan, dan pertanyaan dari karyawan ke supervisor maupun sebaliknya. Dalam
mengkomunikasikan perintah atau tugas-tugas, supervisor atau atasan perlu menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti atau dipahami oleh orang yang harus melaksanakan tugas atau perintah tersebut, bahasa
yang mudah dimengerti dan sesuai dengan kemampuan dan cara berpikir anak buah.

Cara untuk berkomunikasi yang dilakukan di PT. Duta Hita Jaya (DHJ) ini dilakukan dengan
beberapa cara:

Dengan menggunakan telepon intern untuk menghubungi antar divisi marketing dan divisi produksi.
Menggunakan Handy Talkie untuk menghubungkan antar kepala workshop.
Komunikasi verbal secara langsung untuk menyampaikan perintah atau saran.
Pertemuan rutin pada tiap divisi untuk membahas permasalahan yang terjadi di plant maupun di
kantor.

III.1.2 Tenaga Kerja


Suatu perusahaan tentunya akan berjalan dengan baik sebagaimana mestinya karena didukung oleh tenaga kerja
yang baik . Tenaga kerja pada suatu perusahaan menentukan segalanya mulai dari mutu produk, kualitas produk dan
kuantitas produk . Tenaga kerja di PT. Duta Hita Jaya dibagi menjadi 2 bagian, tenaga kerja harian dan tenaga kerja
tetap . Tenaga kerja harian diberikan upah/sallary setiap hari selesai mereka berkerja dan upah atau sallary mereka di
hitung per jam. Dimulai dari pukul 8.00 hingga pukul 16.00 selebihnya dihitung lembur . Tenaga kerja tetap diberi
upah tiap akhir bulan dengan jam kerja dari pukul 8.00 hingga pukul 16.00 selebihnya dihitung lembur . Hari kerja
di PT. Duta Hita Jaya dimulai dari hari senin hingga sabtu. Tenaga kerja yang di rekrut oleh PT. Duta Hita Jaya
adalah tenaga kerja yang sudah handal, terlatih serta berpengalaman . PT . Duta Hita Jaya juga merekrut tenaga kerja

2
dari warga sekitar pabrik, agar kehadiran PT. Duta Hita Jya dapat memberi kesejahteraan bagi warga sekitar serta
lingkungan

III.1.3 Penilaian Hasil Kerja

Setiap karyawan pasti memiliki motivasi dalam dirinya untuk mendapatkan pujian atas hasil karya
serta loyalitas mereka disamping dari upah atau sallary yang diberikan oleh perusahaan. Oleh karena itu,
penilaian hasil karya para karyawan harus lah diberikan kepada karyawan walau pun hanya ucapan atau
tindakan yang menunjukan bahwa kita menghargai hasil kerja keras serta loyalitas para karyawan. Di PT
Duta Hita Jaya, para supervisor selalu menunjukan bahwa mereka sangat menghargai hasil kerja para
karyawan nya . Walau hanya memberikan pujian dalam bentuk verbal, pujian itu akan sangat berarti bagi
karyawan dan dapat menumbuhkan rasa bangga serta loyalitas terhadap pimpinan maupun perusahaan akan
semakin meningkat .

II. ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

4.1 Komunikasi
4.1.1 Masalah
Penggunaan bahasa yang variatif antara bahasa Indonesia dan istilah-istilah asing oleh supervisor
dalam komunikasi sehari-hari terbilang sulit untuk dipahami sebagian karyawan. Penggunaan bahasa atau
istilah teknis kadang juga kurang dipahami oleh karyawan satu dengan yang lain nya di sebabkan karena
pemahaman istilah teknis antar karyawan berbeda beda, sehingga membuat komunikasi terganggu .Dampak
buruk yang disebabkannya yaitu menimbulkan penafsiran yang tidak maksimal pada karyawan. Mereka
hanya dapat mengartikan kata-kata yang sekiranya bisa mereka pahami.

4.1.2 Solusi
Hendaknya bahasa yang digunakan dalam komunikasi antrar karyawan menggunakan bahasa yang mudah di pahami
atau menggunakan bahasa Indonesia yang benar dengan tidak dicampuri oleh bahasa daerah yang dapat
mebingungkan karyawan daerah lain yang tidak mengerti. Latar belakang pendidikan dan jam terbang yang
membuat perbedaan bahasa/istilah teknis berbeda pengertian nya diantara karyawan . Pengguaan istilah teknis yang
umum bagi komunikasi di lapangan dengan karyawan lain sangat disarankan agar komunikasi akan lebih mudah
untuk dipahami

ung inspeksi yang dilakukan hanya sebatas kualitas pengelasan, sedangkan inspeksi ketepatan ukuran dilakukan
oleh operator sendiri (self check) tanpa ada form dokumentasi, berikut ini adalah perbandingan hasil produk
setting pengelasan sebelum dan sesudah menggunakan fixtureberdasarkan data pengamatan penulis dan
penuturan operator di tempat produksi

Pengumpulan Data
Tabel 4.1 perbandingan hasil produk setting pengelasan dengan atau tanpa fixture
Penggunaan Fixture Modular untuk
Setting
N Setting Tanpa
Setting Pengelasan Body Assy DV15
Item Dengan
o Fixture
Fixture

3
Ketegakluru Tidak tercapai, Tercapai,
san sidewall karena sidewall karena posisi
terhadap cenderung miring sidewall
bottom ke dalam akibat dicekam
1
panas pengelasan. dengan baik
Sehingga oleh stopper
membutuhkan belakang.
proses repair.
Ketinggian Tidak tercapai, Tercapai,
sidewall terlebih dengan dengan
kanan waktu pengaturan bantuan
dengan yang lama dan bracket
2 sidewall kiri sulit karena sidewall yang
mengandalkan mempermudah
crane untuk pengaturan
menepatkan posisi
posisi. sidewall.
Jarak Tidak tercapai, Tercapai,
sidewall sehingga tanpa
kanan membutuhkan melakukan
3 dengan proses repair dan pengukuran.
sidewall kiri memerlukan
pengukuran
secara manual.
Ketegakluru Tidak tercapai, Tercapai,
san frontwall sehingga dengan
terhadap membutuhkan bantuan toggle
4 bottom proses repair. untuk
menepatkan
posisi
frontwall.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa setting pengelasan body assy tanpa fixture sulit untuk
dilakukan, sehingga membutuhkan fixture.
4.1 Analisa Ketercapaian Aspek Ekonomis Penggunaan Fixture (Efisiensi)
Parameter utama ketercapaian fungsi fixture secara ekonomi adalah ongkos produksi yang murah dengan
memperpendek waktu proses produksi. Setelah itu dapat dihitung efisiensi biaya proses produksinya.
4.1.1 Analisa Efisiensi Waktu Proses Pengerjaan
Berikut ini adalah data waktu aktual proses setting pengelasan body assy DV15 sebelum dan sesudah ada
fixture :
Tabel 4.2 Perbandingan Waktu Proses Setting Pengelasan

4
Tanpa Dengan
No
Proses Fixture Fixture
.
(menit) (menit)
1 peletakan bottom 3 5
2 setting posisi sidewall rh 40 12
3 setting posisi sidewall lh 40 12
4 setting posisi frontwall 35 10
5 tackwelding 60 60
6 unloading 35 10
Total Waktu Proses 213 109

Dari data diatas dapat dilihat selisih waktu sebesar 104 menit lebih cepat jika menggunakan fixture, atau
terjadi efisiensi waktu sebesar 48.83%. Berikut ini adalah grafik perbandingan lama waktu proses setting
pengelasan tanpa fixture dan menggunakan fixture:

Grafik Perbandingan Durasi Proses S etting

70
60
50
40
Waktu (menit) 30
Tanpa Fixture
20
10
Dengan Fixture
0
1 2 3 4 5 6
Nomor proses
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa pada proses tackwelding membutuhkan waktu yang sama, baik
memakai ataupun tanpa fixture, hal ini karena proses tackwelding merupakan proses utama tanpa melibatkan
proses setting secara langsung. Selebihnya terlihat selisih waktu proses yang cukup signifikan setelah memakai
fixture, kecuali pada proses setting bottom karena saat menggunakan fixture membutuhkan setting posisi
bottom terhadap fixture mengingat bottom merupakan acuan utama posisi komponen yang lain.
4.1.2 Analisa Efisiensi Biaya Proses Pengerjaan
Setelah diketahui berapa efisiensi waktu proses yang dihasilkan dengan memakai fixture, Untuk
mengetahui efisiensi biaya proses dibutuhkan perhitungan break even point (BEP). Untuk mengetahui BEP,
berdasarkan data yang penulis peroleh dari perusahaan, diketahui bahwa waktu proses setting pengelasan body assy
DV15 tanpa fixture selama 213 menit, dan jika dengan fixture selama 109 menit. Kapasitas produksi PT UTPE
untuk produk DV15 sebanyak 300 unit perbulan, jika setting pengelasan dilakukan tanpa fixture mengharuskan
pemakaian operator ahli dengan ongkos operator perjam Rp17.500,00, dan untuk penyettingan menggunakan fixture
cukup memakai operator bukan terampil dengan ongkos perjam Rp.13.500,00. Dari pembahasan di bab III diketahui
bahwa estimasi harga fixture untuk setting pengelasan body DV 15 sebesar Rp80.745.030,00. Dari data-data
tersebut, berikut ini perhitungan awal penghematan dengan adanya fixture.

5
Tanpa Fixture Dengan Fixture

Tabel 4.3 Perhitungan 1 jam


Jumlah part perjam ( Ph ) awal mencari BEP dan
Jumlah part perjam( Ph)=
penghematan 213 menit

Dari data 1 jam diatas dapat selanjutnya


0,28 produk / jam
109 menit
dapat diketahui break even point dan
penghematan biaya proses setelah ada
fixture, berikut ini 0,55 produk / jam adalah perhitungannya:

300 X Rp 17.500,00 300 X Rp 13.500,00


OngkosOperator ( L)= OngkosOperator (L)=
0,28 0,55

Rp18.637 .500,00 Rp7.357 .500,00

Rp 0,00+ Rp18.637 .500,00


Rp 80.745.030,00+ Rp 7.357 .5
Harga Pengerjaan/ part(
Harga
Cp)=Pengerjaan / part( Cp)=
300 300

Rp62.125,00 Rp293.675,10

*(sebelum BEP) *(sebelum BEP)

(Rp0,00Rp 80.745.030,00)
a Break Even Point (BEP)=
Rp62.125,00Rp293.675,10

349 part

Rp 0,00+ Rp 7.357 .500,00


b Penghematan Harga penerjaan(Cp) setelah BEP=
300

Rp24.525,00

Dari perhitungan sebelumnya dapat diketahui bahwa nilai penghematan biaya pengerjaan per part setelah

BEP tercapai adalah Rp24.525,00 . Dibandingkan dengan biaya pengerjaan per part sebelum memakai fixture,

makadiperoleh selisih biayapengerjaan atau efisiensi sebagai berikut:

a) Efisiensi biaya pengerjaan = harga pengerjaan part tanpa fixture harga pengerjaan dengan fixture setelah BEP
= Rp62.125,00 Rp24.525,00
= Rp37.600,00

6
Rp 37.600,00
b Prosentase Efisiensi= x 100
Rp 62.125,00

60.52

Jadi efisiensi biaya pengerjaan setting pengelasan DV15 setelah memakai fixture sebesar Rp37.600,00 atau
60.52% per pengerjaan, dengan asumsi BEP pembuatan fixturenya telah tercapai, yakni 349 part.

5 SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahapan proses pembuatan Fixture Modular untuk Setting Pengelasan Body Assy DV/TV All Varian
meliputi perisapan bahan, fabrikasi komponen, dan perakitan. Proses pemesinan yang digunakan untuk
pembuatan fixture modular setting pengelasan body asyy DV/TV all varian yakni proses eye tracer, band
saw, bor, bubut, frais, kerja bangku, las gas metal arc welding (GMAW) dan saat assembling dilakukan
proses leveling.
2. Estimasi waktu pembuatan fixture adalah 90.68 jam atau 14 hari kerja, dimana aktualnya membutuhkan
waktu 22 hari kerja. Terdapat selisih waktu karenapada aktualnya ada waktu tunggu pembuatan komponen
yang dikerjakan subcontractor. Estimasi biaya pokok pembuatan sebesar Rp80.745.030,00 dimana biaya
aktual pembuatannya sebesar Rp88.496.490,00 yang diperoleh dari rule of thumb perusahaan.
3. Efektifitas Fixture Modular Setting Pengelasan Body Assy All Varian saat digunakan untuk setting
pengelasan body assy DV15 telah teruji secara baik, dengan indikasi ketepatan ukuran dan keseragaman

bentuk yang disetting. Efisiensi biaya pengerjaan per part setelah BEP tercapai adalah Rp24.525,00 .

Dibandingkan dengan biaya pengerjaan per part sebelum memakai fixture, terdapat selisih biaya sebesar
Rp37.600 atau terjadi efisiensi biaya sebesar 60,52%.dengan asumsi 1 lot produksi sebanyak 300 unit dan
Break Even Point-nya telah tercapai yakni sebanyak 349 unit.
5.2 Saran
Berdasarkan data pada saat proses trial dan saat penggunaan, berikut ini adalah saran dari penulis:
1. Bracket sidewall kanan dan kiri perlu ditinggikan agar lebih memudahkan penepatan posisi ketegaklurusan
sidewall terhadap bottom.
2. Diperlukan bracket tambahan sebagai stopper untuk melokasikan posisi bottom.
3. Diperlukan proses kalibrasi pada periode tertentu untuk menjamin kelayakan penggunaan alat, berdasarkan
quality planning fixture yang telah dibuat.
4. Diperlukan trial setting pengelasan body assy varian lain untuk menguji modularitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1.] Haan-Gruiten,Satz dan Druck. 2003. Tabellenbunch metal. Berlin : Europe-
Lehrmittel verlag.
[2.] Rochim, toufiq. 1985. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Bandung:
Labtek Produksi Jurusan Mesin Fakultas Teknologi Industri-ITB.

[3.] Setiawan, Albertus dan Mochamad Nuraini. 1978. Teknik Bengkel 1.


Bandung: Politeknik Mekanik Swiss ITB.

7
[4.] Setiawan, Albertus dan Mochamad Nuraini. 1978. Teknik Bengkel 2.
Bandung: Politeknik Mekanik Swiss ITB.

[5.] Politeknik Mekanik Swiss ITB. Biaya. Bandung: Politeknik Manufaktur


Negeri Bandung

[6.] Politeknik Mekanik Swiss ITB. 2002. Elemen Mesin 1. Bandung:


Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
[7.] Kurniawan. 2000. Perancangan Peralatan Penepat Dasar. Bandung:
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Marketing Plan Hijab Meidiani 2013
    Marketing Plan Hijab Meidiani 2013
    Dokumen56 halaman
    Marketing Plan Hijab Meidiani 2013
    Fikar Jr
    100% (3)
  • Potensi gempa sesar lembang
    Potensi gempa sesar lembang
    Dokumen2 halaman
    Potensi gempa sesar lembang
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka 1
    Daftar Pustaka 1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka 1
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Contoh Script
    Contoh Script
    Dokumen6 halaman
    Contoh Script
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Salinan Dari Postingan Instagram Kemerdekaan Indonesia
    Salinan Dari Postingan Instagram Kemerdekaan Indonesia
    Dokumen1 halaman
    Salinan Dari Postingan Instagram Kemerdekaan Indonesia
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Macam
    Macam
    Dokumen7 halaman
    Macam
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Actuator
    Actuator
    Dokumen4 halaman
    Actuator
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Surat Undangan
    Surat Undangan
    Dokumen2 halaman
    Surat Undangan
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • 20 Juni 2011
    20 Juni 2011
    Dokumen4 halaman
    20 Juni 2011
    Muhammad Taufik Ali Rahman
    Belum ada peringkat
  • Weld Ability
    Weld Ability
    Dokumen2 halaman
    Weld Ability
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Surat Undangan
    Surat Undangan
    Dokumen2 halaman
    Surat Undangan
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Eddy Current Prosedur
    Eddy Current Prosedur
    Dokumen1 halaman
    Eddy Current Prosedur
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • 1 Laporan NDT
    1 Laporan NDT
    Dokumen7 halaman
    1 Laporan NDT
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Elemen Mesin
    Elemen Mesin
    Dokumen18 halaman
    Elemen Mesin
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat
  • Beam
    Beam
    Dokumen7 halaman
    Beam
    MuhammadTaufikAliRahman
    Belum ada peringkat