Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA

KAJIAN

MANHAJ
TARBIYAH
( LKMT)

No. Dok

: 03/MT/LKMT/01

Pokok Bahasan : Ilmu Allah


MINHAJ TARBIYYAH
No. kode P.B
: 1.1.1.03.017
MARHALAH
_ Status Revisi
: 0/0
_____________________
Jumlah Halaman : 16
MADAH : AQIDAH

I. TUJUAN UMUM MADAH


Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang
digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqli dan aqli, menanamkannya
dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurafat yang mungkin
mengotorinya.
II. TUJUAN KOGNITIF
1. Memahami bahwa Allah adalah sumber ilmu dan pengetahuan.
2. Mengetahui bentuk ilmu Allah melalui jalur formal dan non formal
3. Memahami dan meyakini bahwa ilmu Allah melalui jalur formal
kebenarannya berifat mutlak
4. Memahami dan meyakini bahwa ilmu Allah melalui jalur non formal
kebenarannya berifat nisbi
III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK
1. Menyadari kepentingan kedua bentuk ilmu Allah dalam pengabdian kepada
Allah untuk mencapai taqwa.
2. Menyadari bahwa Allah memberikan ilmu tersebut melalui dua jalan yang
membentuk dua fungsi : pedoman hidup dan juga sarana hidup.
3. Menjadikan Allah sebagai tujuan dalam setiap perbuatan.
4. Menyadari bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan Allah swt, sebab
seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut
5. Menyadari bahwa ilmu Allah swt sangat luas, tidak ada satupun, betapa pun
kecil dan halusnya yang luput dari ilmu-Nya, maka manusia akan dapat
mengontrol tingkah laku, ucapan amalan batinnya sehingga selalu sesuai
dengan yang diridhai Allah swt.
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
a.
Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Ilmu Allah
b.
Menginventarisir tentang fenomena yang berhubungan dengan tema
kajian
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

2. Kegiatan Inti:
a. Kajian tentang Ilmu Allah
b. Berdiskusi dan tanya jawab tentang tema kajian ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor)
c. Penekanan dari Murabbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
materi Ilmu Allah
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri
b. Evaluasi
VI. PILIHAN KEGIATAN
1. Mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah swt hingga dapat
membuktikan adanya pencipta dengan akalnya
2. Mengumpulkan ayat-ayat al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur
3. Mengumpulkan ayat-ayat tentang pentingnya mengkaji Ilmu Allah
4. Mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas
5. Menulis makalah tentang pentingnya mengkaji Ilmu Allah
6. Mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif
tentang pentingnya mengkaji Ilmu Allah
7. Tafakur Alam
VII. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH
1. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialog menggunakan metode
pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan
2. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai
VIII.

TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH

Menjelaskan dua sumber ilmu yaitu melalui jalan formal non formal (melalui
wahyu dan ilham)
IX. MUHTAWA


Ilmu Allah
Mukadimah
Allah swt telah menciptakan dan menjadikan alam ini seluruhnya lengkap dengan
sistem yang menyeluruh. Antara satu sama lain ada perakitan dan manfaatnya sendiri.
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

Allah swt yang menjadikan semua isi alam ini dari yang sekecil-kecilnya hingga yang
paling besar, yang nyata dan yang ghaib. Dari sifat pengetahuan Allah swt yang Maha
Mengetahui inilah, sehingga Allah swt menjadi sumber ilmu.
Dengan ilmu Allah swt tersebut, kemudian Dia mengajar manusia terhadap apa-apa
yang tidak diketahui menjadi diketahuinya. Ada ilmu Allah swt yang diturunkan
secara resmi kepada Rasul-Nya dan ini kemudian menjadi pedoman hidup (minhajul
hayah).
Ada ilmu Allah swt yang diturunkan secara tidak resmi dan ini menjadi sarana hidup
(wasailul hayah).
Kedua ilmu tersebut sangat bermanfaat untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Islam mendorong kaumnya untuk menguasai ilmu dunia dan ilmu akhirat.
"Barang siapa menginginkan dunia maka ada ilmunya. Barang siapa menginginkan
akhirat maka ada ilmunya. Barang siapa menginginkan keduanya, maka diperlukan
ilmu keduanya" (Al Hadits).

Pembahasan
Dalam asmaul husna Allah swt disebut sebagai Al Alim (Yang Maha Mengetahui).
Bahwasanya ilmu Allah swt tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit
dan di bumi, yang terdahulu, sekarang ataupun yang akan datang, baik yang ghaib
maupun yang nyata: "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi. . "(Al Hajj:70)
"Dialah Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" (Al Hasyr:22)
Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah swt. Sebutir biji di dalam gelap gulita
bumi yang berlapis tetap diketahui Allah swt: "Di sisi-Nya segala anak kunci yang
ghaib, tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang
ada di daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia
mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda
yang basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam Kitab yang terang" (Al
An'am:59)
Ilmu Allah swt Maha luas, tak terjangkau dan tak terbayangkan oleh akal pikiran,
tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah, dan akan terjadi serta yang
mengaturnya. Manusia, malaikat dan makhluq manapun tak akan bisa menyelami
lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak
akan mampu. Dalam tubuh manusia tak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus
dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak
manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji. Belum lagi tentang
astronomi, berapa banyak bintang, galaksi di langit, berapa jauhnya, bagaimana cara
mencapainya, proses terjadinya, apakah ada penghuninya, dsb. Jika kita menatap ke
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih kecil dari itu.
Andaikan saja ada manusia yang menguasai planet bumi sebagai miliknya pribadi,
maka di hadapan alam di ruang angkasa ini dia hanyalah memiliki debu tak berarti.
Jika saja ada manusia menguasai bumi, dia hanya menguasai debu. Sementara
kekuasaan, kerajaan Allah swt tak akan tertandingi sedikitpun jua.
Allah swt menggambarkan betapa kecil dan tak berdayanya manusia bila
dibandingkan dengan ilmu Allah swt, dengan perumpamaan air laut bahkan tujuh
lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat Allah swt, niscaya tidak akan habishabisnya kalimat Allah tersebut dituliskan:
"Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula" (Al Kahfi:109)
"Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya
(dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat" (Luqman:27).
Allah swt telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang
terkandung di dalamnya merupakan fenomena yang sangat mengesankan dan
menakjubkan akal serta hati sanubari manusia. Itulah alam semesta atau al kaun
(universum). Simaklah firman Allah swt berikut ini:
"Dia lah Allah Yang menciptakan, Yang mengadakan, Yang Membentuk rupa, Yang
Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi . Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Al
Hasyr: 24).
Hendaknya manusia senantiasa men-taddaburi ayta-ayat-Nya, baik yang qauliyah
maupun kauniyah. Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya,serta dorongan/ motivasi
untuk mengkaji maupun mengimplementasikannya. "Hai jama'ah jin dan manusia
jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah,
kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan" (Ar Rahman :33).
Dengan ayat ini manusia akan mengerti jika ingin menembus langit diperlukan energi
yang besar.
Maka dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu
mengkonversi energi tersebut. Masih banyak ayat-ayat Al Qur'an yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah swt telah menciptakan alam
beserta isi dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan
mencermati Al Qur'an, akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang
keberadaan ciptaan-Nya.
Timbulnya ilmu pengetahuan, disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang
berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu,
manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit, memandang
alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Dalam hal ini memang telah menjadi
qudrat dan iradat Nya, bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan
hidupnya. Telah tercantum dalam Al Qur'an perintah Allah swt : "Katakanlah,
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan Rasul-Rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman" (Yunus: 101)
Hasil dari pemikiran manusia itu melahirkan ilmu pengetahuan dengan berbagai
cabangnya. Maka ilmu pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan
sebagai wasailul hayah (sarana kehidupan) dan juga nantinya yang akan
membimbing ke arah iman. Sebagaimana kita ketahui, banyak ahli ilmu pengetahuan
yang berpikir dalam, telah dipimpin oleh pengetahuannya kepada suatu pandangan,
bahwa di balik alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur
dan menyusunnya, memelihara segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.
Herbert Spencer dalam tulisannya tentang pendidikan, menerangkan sebagai berikut:
"Pengetahuan itu berlawanan dengan khurafat, tetapi tidak berlawanan dengan
agama. Dalam kebanyakan ilmu alam kedapatan paham tidak bertuhan (atheisme),
tetapi pengetahuan yang sehat dan mendalami kenyataan, bebas dari paham yang
demikian itu. Ilmu alam tidak bertentangan dengan agama. Mempelajari ilmu itu
merupakan ibadah secara diam, dan pengakuan yang membisu tentang keindahan
sesuatu yang kita selidiki dan kita pelajari, dan selanjutnya pengakuan tentang
kekuasaany Penciptanya. Mempelajari ilmu alam itu tasbih (memuji Tuhan) tapi
bukan berupa ucapan, melainkan tasbih berupa amal dan menolong bekerja.
Pengetahuan ini bukan mengatakan mustahil akan memperoleh sebab yang pertama,
yaitu Allah".
"Seorang ahli pengetahuan yang melihat setitik air, lalu dia mengetahuinya bahwa
air itu tersusun dari oksigen dan hidrogen, dengan perbandingan tertentu, dan kalau
sekiranya perbandingan itu berubah, niscaya air itu akan berubah pula menjadi
sesuatu yang bukan air. Maka dengan itu ia akan meyakini kebesaran Pencipta,
kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya orang yang bukan ahli dalam ilmu
alam, akan melihatnya idak lebih dari setitik air".
Manusia sejak zaman dahulu telah mengerahkan daya akal untuk menyelidiki rahasia
serta mencari hubungannya dengan kebutuhan dan tujuan hidupnya di atas bumi ini.
Maka lahirlah para ahli ilmu alam seperti astronom, meteorolog, geolog, fisikawan,
dsb beserta para ahli filsafatnya di bidang tersebut.
Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok,
yaitu kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan
diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah dan kelompok yang beranggapan
bahwa alam semesta ini dinamis, bergerak atau berubah.
Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu
pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh
adanya red shift, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan
dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu
sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa
proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat.
Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul
membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang
terbentuk.
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30
menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominir
oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur
berat akan dominan. Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar
dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan
rumus Einstein, E = mc 2. Dalam proses pengembungan inienergi sinar banyak
terpakai dan meteri semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari meteri
dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam
panas radiasi, seperti garam larut di air. Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun,
matei dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola
gas masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan
masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian
berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi
sangat cepat. Akibat kontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka
suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun
mulai bercahaya. Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet
dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan
membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama
makin besar.
Proses kondensasi bintang pembentukan planet membutuhkan waktu beberapa ratus
juta tahun. Kita mengetahui bahwa bulan bergerak menjauhi bumi, hal ini berarti
bahwa beberapa milyar tahun yang lalu bumi dan bulan itu satu, dan bulan merupakan
pecahan dari bumi yang memisahkan diri. Firman Allah swt:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman" (Al Anbiya: 30)
Konsep ini jelas menunjang teori kedinamisan alam semesta. Orang Rusia
berdasarkan umur batu bulan, telah menetapkan bahwa bulan berumur 4,5 milyar
tahun.
Dalam mempelajari red shift, jarak diukur dengan tahun cahaya, bukan dengan
kilometer. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik, sedangkan beberapa galaxi
beberapa juta tahun cahaya jauhnya. Pada waktu kita memandang galaxi yang sangat
jauh itu, sebetulnya kita sedang meneropong jauh ke masa yang silam. Dalam
mempelajari galaxi yang jauhnya satu milyar tahun cahaya, sebetulnya membuktikan
bahwa satu milyar tahun yang lalu alam semesta ini mengembung dengan kecepatan
yang lebih tinggi dari sekarang. Hal ini berarti pula bahwa kita berada di alam
semesta yang dinamis, bukan statis.
Lain daripada itu penurunan kecepatan mengembung meramalkan bahwa pada suatu
waktu pengembungan itu akan berhenti, kemudian berkontraksi, pada akhirnya
kembali kepada situasi kepadatan seperti asalnya lebih kurang lima milyar tahun yang
lalu.
Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa alam semesta ini mengembung dan
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

mengempis. Untuk lebih lanjut perhatikan uraian George Gemov dalam bukunya The
Creation of the Universe, hal. 36: ". . . bahwa tekanan raksasa yang terjadi pada
permulaan sejarah alam semesta adalah akibat dari suatu kehancuran yang terjadi
sebelumnya, dan bahwa pengembungan yang sekarang ini sebenarnya hanyalah
suatu gerak kembali yang elastis yang terjadi segera setelah tercapai kepadatan
maximun yang diizinkan. "
Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana besarnya tekanan yang tercapai pada
kepadatan yang maksimum itu, tetapi menurut semua petunjuk tekanan itu sungguhsungguh amat tinggi. Besar kemungkinan seluruh massa alam semesta yang
mempunyai kemungkinan bentuk yang bagaimanapun dalam masa pra kehancuran
telah dimusnahkan secara sempurna, dan bahwa atom-atom dan intinya telah
dipecahkan menjadi proton, neutron, dan elektron serta partikel dasar lainnya, jadi
tak ada satupun yang bisa dituturkan tentang masa alam sebelum pemadatan alam
semesta itu. Segera setelah kepadatan massa alam semesta itu mencapai titik
maksimum, kepadatan yang sangat tinggi itu hanya bertahan dalam waktu sebentar
saja.
Segala sesuatu yang berada dalam alam semesta adalah ciptaan (makhluq) Allah swt
sebegai refleksi dan manifestasi dari wujud Allah swt dengan segala sifat
kesempurnaan-Nya. Karena itu manusia tidak habis-habisnya mengagumi isi al kaun
ini terus mengambil pelajaran dan ibroh yang bermanfaat dari padanya.
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah" (Al
Mulk: 3,4)
Tegaknya langit, keseimbangan benda-benda langit sesuai dengan ciptaan dan
pengaturan dari Penciptanya. "Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia
meletakkan neraca (keadilan)" (Ar Rahman:7)
"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh
jika keduanya akan lenyap tidak tidak ada seorang pun yang dapat menahan
keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun" (Faathir:41)
Ayat di atas menyatakan adanya semacam penahan yang membawa kepada
ketenangan benda-benda langit, meskipun benda-benda langit itu saling bergerak. Hal
ini menunjukkan kenyataan kebenarannya terhadap ummat manusia.
Para ahli fisika sudah cukup lama mengenal gaya gravitasi antara benda-benda
bermassa yang bekerja secara luas dalam alam ini. setelah Issac Newton pada tahun
1686 merumuskan hukum gravitasi, maka orang dapat dengan mudah memahami dan
menerangkan berbagai peristiwa dalam jagad raya ini. Hukum-hukum Kepler yang
sudah ada sebelum Newton, ternyata dapat dipahamkan sebagai akibat saja dari
hukum gravitasi Newton tersebut.

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa universum itu berjalan dengan
eksak, kokoh, teratur, rapi dan harmonis, yang tidak akan ada habis-habisnya menjadi
tantangan yang menakjubkan bagi manusia. Setelah beriman kepada Allah, maka
menjadi mudah bagi kita untuk menerima, bahwa hukum-hukum itu adalah
sunatullah atau aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah bagi makhluq-Nya yang
tidak berubah-ubah.
"Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang
jahat. Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya
sendiri. Tiadalah yang mereka nati-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah
yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak
akan menemui perubahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan
menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. " (Faathir: 43)
Demikianlah, Allah swt telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna,
seimbang, beraturan, sistemik. Maka Dia jualah yang paling tahu hakikat dan tujuan
penciptaan-Nya, dan telah dikabarkannya ciptaan Allah swt itu kepada manusia.
Manusia telah diperintahkan untuk bertafakur atas ciptaan-Nya, sehingga mampu
memanfaatkannya. Dan agar manusia mampu mengenal pencipta-Nya serta
mengagungkan-Nya; Dia lah Allah swt tiada Tuhan selain-Nya. Dengan ilmu-Nya
Allah mengajarkan kepada hamba-Nya apa-apa yang telah diciptakan dengan proses
terjadinya, sehingga manusia akan menjadi tahu dan berilmu. Setelah itu akan lahir
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang menyebar ke setiap penjuru ufuk kehidupan
manusia. Dengan ilmunya manusia diharapkan menemukan kebenaran dan
menjadikannya sebagai landasan kehidupan.
"Kami akan memperlihatkan kapada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al
Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (Fushshilat: 53).

Ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah.


Allah swt menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan
dua jalan. Pertama, dengan ath thariqah ar rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur
wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga
dengan ayat-ayat qauliyah.
Kedua, dengan ath thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham
kepada makhluq-Nya di alam semesta ini (baik makhluq hidup maupun yang mati),
tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Kerena tak melalui perantaraan malaikat
Jibril maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut
juga dengan ayat-ayat kauniyah.
Wahyu dalam pengertian ishtilahi adalah: "kalamullah yang diturunkan kepada NabiNabi dan Rasul-Rasul yang menjadi hudan (petunjuk) bagi umat manusia", baik yang
diturunkan langsung, dari belakang tabir (min wara' hijab) maupun yang diturunkan
melalui malaikat Jibril, seperti firman Allah swt:

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

"Tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali
dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seseorang
(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana" (Asy Syura:51)
Pengertian wahyu secara ishtilahi perlu dipertegas karena ma'na wahyu secara
lughawi memiliki pengertian yang bermacam-macam, antara lain:
1.
Ilham Fithri, seperti wahyu yang diberikan kepada ibu Nabi Musa untuk
menyusukan Musa yang masih bayi. "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa;
susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke
sungai (Nil). . . " (Al Qashash:7).
2.
Insting Hayawan, seperti wahyu yang diberikan kepada lebah untuk
bersarang di bukit-bukit, pohon-pohon, dan dimana saja dia bersarang. "Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" (An Nahl:68).
3.
Isyarat, seperti yang diwahyukan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk
bertasbih pagi dan sore. "Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia
memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan
petang" (Maryam:11).
4.
Perintah Allah kepada malaikat, untuk mengerjakan sesuatu seperti perintah
Allah kepada malaikat untuk membantu kaum muslimin dalam perang Badr.
"(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat; Sesungguhnya
Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah
beriman. . . " (Al Anfal:12).
5.
Bisikan syaithan
". . . Sesungguhnya syaithan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar
mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik" (Al An'am :121).
Dalam ayat tersebut ada kata layuhuna (mewahyukan) yang berarti membisikkan.
Hadits Qudsi juga termasuk dalam wahyu (hadits yang maknanya dari Allah swt,
sedangkan redaksinya dari Rasulullah saw), dan hadits Nabawi, (makna dan
redaksinya dari Rasulullah saw) karena pada hakekatnya apa saja yang berasal dari
Rasulullah saw mempunyai nilai wahyu, firman Allah swt:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dia; dan bertaqwa-lah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya" (Al Hasyr:7)
Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta
(ayat-ayat kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha membacanya,
mempelajari, menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil
kesimpulan. Allah swt berfirman: "Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu
Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari alaq. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan
alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al Alaq:15).
"Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan padanya semua buahbuahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan" (Ar Ra'du:3)
"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, dan kebunkebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanamtanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir" (Ar
Ra'du:4)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka. " (Ali Imran:190-191).
Dengan mempelajari, mengamati, menyelidiki dan merenungkan alam semesta (al
kaun) dengan segala isinya, manusia dapat melahirkan berbagai disiplin ilmu seperti:
Kosmologi, Astronomi, Botani, Meteorologi, Geografi, Zoologi, Antropologi,
Psikologi dsb. Sedangkan dari mempelajari wahyu manusia melahirkan berbagai
disiplin ilmu seperti: Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih dsb.
Dengan memahami bahwa semua ilmu itu adalah dari Allah swt maka dalam
mendalami dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan pun (al kaun) harus mengacu
firman Allah swt sebagai referensi, sehingga akan semakin meneguhkan keimanan.
Selain itu penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkendali serta mengenal
adab. Sebagai misal dalam dunia teknologi kedokteran, pengalihan sperma ke sebuah
rahim seorang wanita (dalam proses bayi tabung) maka harus memperhatikan sperma
itu diambil dari siapa dan diletakkan ke rahim siapa. Proses kesepakatan, perizinan
juga harus jelas. Jangan sampai bayi lahir menjadi tidak jelas nasabnya. Di bidang
astronomi tidak boleh diselewengkan untuk meramal nasib, padahal antara keduanya
tak ada hubungan sama sekali. Dalam hal menikmati keindahan alam, akan menjadi
suatu kedurhakaan jika dalam menikmatinya dengan membangun vila-vila untuk
berbuat maksiat. Namun seorang mu'min menjadikan alam semesta untuk tafakur agar
dekat dengan-Nya.

Konsep Kebenaran Ilmu


Wahyu (al Qur'an dan as Sunnah) memiliki nilai kebenaran yang mutlak (al haqiqah
al muthlaqah) karena langsung berasal dari Allah swt dan Rasul-Nya. Tetapi
pemahaman terhadap wahyu yang memungkinkan beberapa alternatif pemahaman
tidaklah bersifat mutlak. Sedangkan ilmu yang didapat dari alam semesta memiliki
nilai kebenaran yang nisbi (realtif) dan tajribi (eksprimentatif) atau dengan istilah al
haqiqah at tajribiyah.
Kebenaran yang mutlak harus dijadikan burhan atau alat untuk mengukur kebenaran
yang nisbi, jangan sampai terbalik, justru kebenaran yang mutlak diragukan karena
bertentangan dengan kebenaran yang nisbi (relatif dan eksprimentatif). Sejarah ilmu
pengetahuan sudah membuktikan bahwa suatu penemuan atau teori yang dianggap
_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

10

benar pada satu masa digugurkan kebenarannya pada masa yang akan datang. Hal itu
disebabkan keterbatasan manusia. Dalam mengamati, menyelidiki dan menyimpulkan
segala fenomena yang ada di alam semesta. Oleh sebab itu jika terjadi pertentangan
antara kesimpulan yang didapat oleh manusia dari al kaun dengan wahyu, maka
yang harus dilakukan adalah menguji kembali kesimpulan tersebut, atau menguji
kembali pemahaman manusia terhadap wahyu. Logikanya, wahyu dan alam semesta
semuanya berasal dari Allah swt yang Maha Benar, mustahil terjadi pertentangan satu
sama lain.

Hikmah mengimani ilmu Allah swt


Pertama, membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan Allah
swt, sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut
dibandingkan dengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada
alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan
kedurhakaan kepada Yang Maha Mengetahui segalanya. Seharusnya manusia
menjadikan ilmu untuk alat ber-taqarub kepada-Nya, sebagaimana perilaku para ulil
albab.
Kedua, dengan menyadari bahwa ilmu Allah swt sangat luas, tidak ada satupun
(betapa pun kecil dan halusnya) yang luput dari ilmu-Nya, maka manusia akan dapat
mengontrol tingkah laku, ucapan dan amalan batinnya sehingga selalu sesuai dengan
yang diridhai Allah swt.
Ketiga, keyakinan terhadap ilmu Allah swt akan menjadi terapi yang ampuh untuk
segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya. Maka dalam
pemahamannya adalah dengan mengaplikasikan sifat Allah swt tsb dalam kehidupan
nyata sehari hari, berusaha melaksanakan perintah dan larangan-Nya baik di tempat
ramai maupun sunyi. Kita tidak lagi terpengaruh dengan "diketahui" atau "tidak
diketahui" oleh orang lain untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Karena kita
menyadari betapa Allah swt Maha Mengetahui yang pasti selalu melihat, mendengar,
memperhatikan apa yang kita lakukan di mana dan kapan saja.
Di zaman salafus shalih, kita masih ingat kisah seorang gadis shalihah dengan ibunya
yang menjual susu. Suatu saat ibunya menyuruh dagangannya untuk dicampur dengan
air, agar mendapatkan untung yang lebih. Namun puterinya menolak. "Bukankah
Khalifah Umar tidak melihat?" kata sang ibu. "Tapi Tuhannya Umar mengetahui,
Bu!" kata putrinya. Tak disangka percakapan itu didengar Umar bin Khaththab. Maka
gadis shalihah tsb dipinang untuk putera Umar sang Khalifah. Dan kitapun tahu persis
bahwa dari seorang wanita shalihah tersebut, akhirnya menurunkan (cucu) tokoh,
Umar Bin Abdul Aziz yang legendaris.
Juga kisah seorang anak gembala dengan sekian banyak gembalaan milik tuannya.
Suatu saat Umar bin Khathab menguji kekuatan muraqabatullah-nya. Dikatakan
kepada anak tsb, bahwa kambingnya akan dibeli dengan harga yang lebih. Namun
anak itu menolak. "Kamu bisa mengatakan kepada tuanmu kambingnya dimakan
binatang buas!" kata Umar ra. "Lantas dimana Allah?" tanya anak tersebut.
Subhanallah. . .

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

11

Sebenarnya bagi seorang muslim yang sudah ber-iltizam akan selalu merasa tenang,
bahagia karena segala amal kebaikannya tidak akan dirugikan sedikitpun baik
diketahui ataupun tidak oleh orang lain, kerena dia yakin bahwa Allah swt telah
mengawasinya. Sehingga seorang al akh ash shadiq akan senantiasa beramal dengan
ikhlas karena Allah swt semata, bukan karena murabbinya, apalagi karena calon istri
atau pun mertuanya. Tidak bangga karena pujian, tidak merasa lemah karena celaan.
Tetap semangat walau tak diketahui orang, tak takabur ketika dilihat banyak orang.
Juga tak takut dengan kegagalannya, atau tak bangga diri dengan keberhasilannya.
Apapun yang terjadi tak akan mengoncangkan jiwanya, atau merusak muamalah
dengan saudaranya (karena mungkin saudara kita telah menilai salah terhadap diri
kita), atau bahkan membahayakan aqidahnya.
"Dan katakanlah; bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At Taubah:105)

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

12

Penjelasan Rasmul Bayan


1. Allah.
1.1.

Yang Maha Pencipta.


Dalil :
Q. 25:2, Tuhan yang menguasai pemerintahan langit dan bumi, dan yang
tidak mempunyai anak serta tidak mempunyai sembarang sekutu dalam

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

13

pemerintahan-Nya, dan Dialah yang menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu


menentukan keadaan makhluk-makhluk itu dengan ketentuan takdir yang
sempurna.
1.2.

Yang Maha Bijaksana.


Dalil :
Q. 67:14, Tidakkah Allah yang menciptakan sekalian makhluk itu
mengetahui (segala-galanya)?
Sedang Ia Maha Halus urusan
pentadbiran-Nya lagi Maha Mendalam Pengetahuan-Nya.

2. Jalan Formal.
2.1.

Dengan Wahyu.
Penjelasan :
Secara resminya ilmu Allah kepada makhluk adalah memberikan wahyu
kepada para Rasul alaihissalam.
Dalil :
Q. 3:38, Ketika itu Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhannya, katanya :
Wahai Tuhanku. Kurniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anakt keturunan
yang baik, sesungguhnya Engkau senantiasa Mendengar (menerima) doa
permohonan.

2.2.

Memerlukan Rasul.
Penjelasan :
Penurunan wahyu ini bukanlah kepada sembarang orang, bahkan kepada
mereka yang dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tujuan demikian. Para
Rasul adalah mereka yang terpilih untuk menerima wahyu-wahyu yang telah
diturunkan itu.
Dalil :
Q. 42:53, Yaitu jalan Allah yang memiliki dan menguasai segala yang ada
di langit dan yang ada di bumi. Ingatlah ! Kepada Allah jualah kembali
segala urusan.

2.3.

Ayat Qauliyah.
Penjelasan :
Wahyu yang diturunkan itu merupakan kitab langsung dari Allah berkenaan
dengan suatu perkara yang kita namakan sebagai ayat qauliyah.
Dalil :
Q. 55:1-2, (Tuhan) Yang Maha Pemurah serta melimpah-limpah rahmatNya. Dialah yang telah mengajarkan Al Quran.

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

14


2.4.

Q. 96:1, Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang


menciptakan (sekalian makhluk).
Berfungsi sebagai Pedoman Hidup.

Penjelasan :
Ilmu-ilmu dari wahyu ini berfungsi sebagai pedoman hidup bagi manusia atau
minhajul hayat.
Dalil :
Q. 3:19, Sesungguhnya agama (yang benar dan diridhai) di sisi Allah
ialah Islam. Dan orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberikan Kitab
itu tidak berselisih (mengenai agama Islam dan enggan menerimanya)
melainkan setelah sampai kepada mereka pengetahuan yang sah tentang
kebenarannya, perselisihan itu pula) semata-mata karena hasad dengki
yang ada dalam kalangan mereka. Dan (ingatlah), siapa yang kufur
ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah, maka sesungguhnya Allah amat
segera hitungan hisabNya.
Q. 3:85, Dan siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak
akan diterima daripadanya dan ia pada hari akhirat kelak dari orangorang yang rugi.
2.5.

Kebenarannya Mutlak.
Dalil :
Q. 2:147, Kebenaran (yang datangnya kepadamu dan disembunyikan oleh
kaum Yahudi dan Nasrani) itu (wahai Muhammad) adalah datangnya dari
Tuhanmu, oleh karena itu jangan sekali-kali engkau termasuk dalam
golongan orang-orang yang ragu-ragu.
Q. 41:53, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,
hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

3. Jalan Non Formal.


3.1.

Dengan Ilham.
Dalil :
Q. 90:5, Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada
seorangpun yang berkuasa atasnya?

3.2.

Langsung.
Dalil :
Q. 2:31, Dan ia telah mengajarkan Nabi Adam akan segala nama bendabenda dan gunanya, kemudian ditunjukkannya kepada malaikat lalu Ia

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

15


3.3.

berfirman : Terangkanlah kepada-Ku nama benda-benda ini semuanya


jika kamu golongan yang benar.
Q. 55:4, Dialah yang telah membolehkan manusia (bertutur) memberi dan
menerima kenyataan.
Ayat Kauniyah.

Dalil :
Q. 3:190, Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada
pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan
dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal.
Q. 41:53, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,
hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
3.4.

Berfungsi sebagai Sarana Hidup.


Dalil :
Q. 11:61, 61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shalih.
Shalih berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hambaNya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia.

3.5.

Kebenaran Eksperimen.
Dalil :
Q. 10:36, Dan kebanyakan mereka, tidak menurut melainkan sesuatu
sangkaan saja, (padahal) sesungguhnya sangkaan itu tidak dapat
memenuhi kehendak menentukan sesuatu dari kebenaran (itiqad).
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan apa yang mereka lakukan.

3.6.

Untuk Manusia agar Beribadah.


Dalil :
Q. 51:56, Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan untuk mereka menyembah dan beribadah kepada-Ku.

_____________________________________________________
Materi tarbiyah , Madah Aqidah, pokok bahasan Ilmu Allah

16

Anda mungkin juga menyukai