Anda di halaman 1dari 22

Info Cendekia

Sabtu, 22 November 2014

makalah teori VSEPR


Teori VSEPR
1. Pengertian teori VSEPR

Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion: tolakan pasangan elektron
kelopak valensi) adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk
molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. Premis
utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak
menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang
meminimalisasi gaya tolak menolak. . Teori VSEPR menekankan pada kekuatan tolak
menolak diantara pasangan - pasangan elektron pada atom pusat urutan kekuatannya adalah
sebagai berikut : Pasangan Elektron Ikatan (PEI) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB), sehingga
kekuatan tolakan antara PEI vs PEI< PEI vsPEB < PEB vs PEB.Minimalisasi gaya tolakan
antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah pasangan elektron di
sekitar
atom
disebut
sebagai
bilangan
sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang mengalamatkan
bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat melakukan ikatan. Teori ikatan
valensi berkutat pada pembentukan ikatan sigma dan pi. Teori orbital molekul adalah model
lainnya yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana atom dan elektron tersusun menjadi
molekul dan ion poliatomik.
2. Sejarah
Teori VSEPR merupakan singkatan dari Valence Shell Electron Pair Repulsionyang
dapat digunakan untuk menentukan struktur geometri suatu molekul berdasarkan tolakan
pasangan elektron di sebuah atom terhadap atom lainnya. Dalam suatu molekul, atom diikat
oleh atom yang lainnya dengan menggunakan pasangan elektron yang berada dalam kulit
terluar atom pusat. Pasangan-pasangan elektron ini akan berusaha saling menjauhi sehingga
gaya tolak menolak pasangan elektron menjadi minimum. Hal ini menjadi dasar Teori
VSEPR yang dikemukakan oleh Sidgwick Powell dan Nylholm Gillespie. Teori VSEPR
disebut juga teori domain elektron atau teori tolakan pasangan elektron kulit terluar
atom. Teori VSEPR disebut juga teori GillespieNyholm seperti nama orang yang
mengembangkannya.Gagasan tentang korelasi antara geometri molekul dan jumlah elektron
valensi pertamakali disajikan dalam Kuliah Bakerian tahun 1940 oleh Nevil Sidgwick dan
Powell
Herbert
di
Universitas Oxford.Pada tahun
1957Ronald
Gillespie dan
Ronald Sydney Nyholm di University College London menyempurnakan konsep ini untuk
membangun sebuah teori yang lebih rinci mampu memilih antara berbagai alternatif
geometri. Teori ini di dasarkan pada energi tolakan dari elektron yang terdapat pada atom
dalam suatu molekul sehingga akan menyebabkan terbentuknya suatu geometri molekul
tertentu
3. Penjelasan teori VSEPR
Teori VSEPR utamanya melibatkan prediksi susunan pasangan elektron di sekitar satu
atau lebih atom pusat pada suatu molekul. Jumlah pasangan elektron pada kelopak valensi

atom pusat ditentukan dengan menggambarkan struktur Lewis molekul tersebut. Ketika
terdapat dua atau lebih struktur resonansi yang dapat mewakili suatu molekul, model VSEPR
dapat diterapkan pada semua struktur resonansi tersebut. Pada teori VSEPR, pasangan
elektron berganda pada ikatan berganda diperlakukan sebagai "satu pasang" elektron.
Pasangan elektron diasumsikan berada pada permukaan bola yang berpusat pada atom pusat.
Oleh karena pasangan elektron tersebut bermuatan negatif, kesemuaan pasangan elektron
akan menduduki posisi yang meminimalisasi gaya tolak menolak antar sesamanya dengan
memaksimalkan jarak antar pasangan elektron. Jumlah pasangan elektron oleh karenanya
akan menentukan keseluruhan geometri molekul. Sebagai contoh, ketika terdapat dua pasang
elektron di sekitar atom pusat, gaya tolak-menolak di antara keduanya akan menjadi minimal
ketika keduanya berada pada posisi saling berseberangan. Oleh karena itu, atom pusat
diprediksikan mengadopsi geometri linear. Jika terdapat tiga pasang elektron, maka gaya
tolak menolak diminimalkan dengan mengadopsi bentuk trigonal. Dengan cara yang sama,
untuk empat pasang elektron, susunan geometri yang optimal adalah tetrahedral.
Prediksi keseluruhan geometri ini disempurnakan lebih jauh dengan membedakan
pasangan elektron ikatan dan non-ikatan. Pasangan elektron ikatan terlibat dalam ikatan
sigma dengan atom bersebelahan, sehingga kedua elektron tersebut dikongsi oleh dua atom
yang berikatan, menyebabkan pasangan elektron tersebut berada lebih jauh dari atom pusat
daripada pasangan elektron non-ikatan (pasangan elektron menyendiri) yang akan berada
lebih dekat dengan atom pusat. Oleh karena itu, tolakan yang diakibatkan oleh pasangan
elektron menyendiri akan lebih besar daripada tolakan yang diakibatkan oleh pasangan
elektron yang berikatan. Dengan demikian, ketika geometri molekul memiliki dua set posisi
yang menerima gaya tolak-menolak dengan derajat yang berbeda, pasangan elektron
menyendiri akan cenderung menduduki posisi yang menerima gaya tolakan lebih kecil.
Dengan kata lain, gaya tolak menolak antara pasangan elektron menyendiri dengan pasangan
elektron menyendiri (lone pair - lone pair) akan lebih kuat daripada gaya tolak menolak
antara pasangan elektron menyendiri dengan pasangan elektron berikatan (lone pair - bonding
pair), yang juga sendiri lebih kuat daripada gaya tolak-menolak antara pasangan elektron
berikatan dengan pasangan elektron berikatan (bonding pair - bonding pair). Secara ringkas
dapat ditulis: lp-lp > lp-bp > bp-bp.Pembedaan ini sangat penting utamanya ketika dalam
suatu geometri molekul terdapat dua atau lebih posisi yang memungkinkan.
4. Teori domain electron

a)

Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul bentuk molekul
berdasarkan tolak menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori ini merupakan
penyempurnaan dari teori VSEPR (valence shell electron pair repulsion). Domain elektron
berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron
ditentukan sebagai berikut :
Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1
domain.
Setiap pasangan elektron bebas berarti 1 domain.
Prinsip-prinsip dasar teori domain elektron adalah sebagai berikut :
Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak menolak sehingga domain
elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga tolak menolak di
antaranya menjadi minimum.
Urutan kekuatan tolak menolak di antara domain elektron adalah sebagai berikut:
Tolakan antardomain elektron bebas > tolakan antardomain elektron bebas dengan domain
elektron ikatan > tolakan antardomain elektron ikatan. Perbedaan daya tolak ini terjadi

karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom saja, sehingga bergerak lebih
leluasa dan menempati ruang lebih besar daripada pasangan elektron ikatan. Akibat dari
perbedaan daya tolak tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan karena desakan dari
pasangan elektron bebas.

Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.


Gambar geometri molekul

Tabel : Susunan ruang domain elektron yang menghasilkan tolakan minimum


Jumlahdomain
elektron
2

Susunan
ruang(geometri)
Linear

Besar sudut ikatan

Segitiga sama sisi

120

Tetrahedron

109,5

Bipiramida trigonal

Oktahedron

Ekuatorial=120
Aksial=90
90

180

(http://rinioktavia19942.files.wordpress.com/2011/05/vsepr1.png)
b) Merumuskan Tipe MolekulJumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul, dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Atom pusat dinyatakan dengan lambing A,
Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X, dan
Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
Tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X)
Tentukan jumlah domain elektron bebas (E)
Cara penetapan tipe molekul tersebut hanya berlaku untuk senyawa biner berikatan
tunggal. Untuk senyawa biner yang berikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinat

(misalnya dengan oksigen), maka jumlah elektron yang digunakan untuk membentuk
pasangan terikat menjadi 2 kali jumlah ikatan. Selanjutnya, langkah-langkah untuk
meramalkan geometri adalah sebagai berikut :
Menentukan tipe molekul
Menggambar susunan ruang domain-domain elektron di sekitar atom pusat yang memberi
tolakan minimum.
Menetapkan pasangan terikat dengan menuliskan lambing atom yang bersangkutan.
Menentukan geometri molekul setelah mempertimbangkan pasangan elektron bebas.
Molekul polar dan nonpolar
.Suatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi 2 syarat nerikut :
Ikatan dalam molekul bersifat polar. Secara umum, ikatan antaratom yang berbeda dapat
dianggap polar.
Bentuk molekul tidak simetris, sehingga pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat
muatan negatif.
5. Metode AXE
Metode perhitungan elektron AXE umumnya digunakan ketika kita menerapkan
teoriVSEPR. A mewakili atom pusat. X mewakili jumlah ikatan sigma antara atom pusat
dengan atom luar. Ikatan ganda kovalen dihitung sebagai satu X. E mewakili jumlah
pasangan elektron menyendiri yang ada disekitar atom pusat. Jumlah X dan E, disebut
sebagai bilangan sterik juga diasosiasikan dengan jumlah orbital hibridisasi yang digunakan
dalam teori ikatan valensi.Berdasarkan jumlah bilangan sterik dan distribusi X serta E, teori
VSEPR akan memberikan prediksi sebagai berikut:

6. Langkah-langkah dalam memakai teori VSEPR(menentukan atom pusat)


Dalam memakai teori VSEPR ada beberapa langkah yang harus dilakukan.Yaitu
menentukan Atom pusat dari molekul tersebut. Langkah langkahnya yaitu.
a. Atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya.
b. Atom pusat biasanya atom yang lebih elektropositif atau kurang elektronegatif.
c. Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom atau susbstituen-substituen
yang ada. H ukuran paling kecil sehingga tidak pernah berlaku sebagaia atom
pusat.ContohBeCl2 atom pusatnya adalah Be.NH3 atom pusatnya adalah N
Elektron valensi atom pusat yang digunakan pada pembentukan senyawa kovalen terkadang
digunakan untuk membentuk ikatan kadang tidak digunakan. Elektron yang tidak digunakan ditulis
sebagai pasangan elektron bebas (PEB), sedangkan elektron yang digunakan dalam pembentukan
ikatan ditulis sebagai pasangan elektron ikatan (PEI). Selain PEB dan PEI pada atom pusat dapat pula
terdapat elektron tidak berpasangan seperti pada molekul NO2.

a.
b.
c.
7.

a.
b.
c.
d.

e.
f.
g.

Dalam suatu molekul elektron-elektron tersebut saling tolak-menolak karena memiliki muatan
yang sama. Untuk mengurangi gaya tolak tersebut atom-atom yang berikatan membentuk struktur
ruang tertentu hingga tercapai gaya tolak yang minimum. Akibat yang ditimbulkan dari tolakan yang
yang terjadi yaitu mengecilnya sudut ikatan dalam molekul. Urutan gaya tolak dimulai dari gaya tolak
yang terbesar yaitu sebagai berikut.
Gaya tolak antar sesama elektron bebas (PEB vs PEB)
Gaya tolak antara pasangan elektron bebas dengan elektron ikatan (PEB vs PEI)
Gaya tolak antar pasangan elektron ikatan (PEI vs PEI).
Langkah-langkah meramal bentuk molekul
Langkah-langkah yang digunakan untuk meramal struktur molekul tidak berbeda jauh dengan
langkah-langkah yang digunakan untuk menggambar struktur Lewis suatu molekul atau ion
poliatomik. Langkah-langkah yang digunakan untuk meramal bentuk molekul sebagai berikut.
Menentukan atom pusat.
Tuliskan jumlah elektron valensi dari atom pusat.
Menentukan jumlah elektron valensi dari masing-masing substituen jika berupa atom.
Satu elektron dari substituen dipasangkan dengan satu elektron dari atom pusat sehingga membentuk
pasangan elektron (pasangan elektron ikatan, PEI). Perlu diperhatikan bahwa, bahwa jumlah elektron
atom pusat tidak selalu memenuhi kaidah oktet. Jika masih terdapat substituen dan masih terdapat
elektron pada atom pusat, maka semuanya harus dipasangkan
Jika semua susbtituen telah dipasangkan dengan elektron atom pusat dan masih terdapat elektron
yang tidak berpasangan, maka elektron tersebut tetap ditulis pada atom pusat sebagai elektron bebas
atau pasangan elektron bebas (PEB).
Jika berupa ion poliatomik, maka setelah semua substituen dipasangkan kurangi elektron jika ion
bermuatan positif dan tambahkan elektron jika ion bermuatan positif.
Menentukan bentuk molekul serta memperkirakan besarnya sudut-sudut ikatan disekitar atom pusat
dengan memperhatikan tolakan-tolakan yang terjadi agar diperoleh bentuk dengan tolakan yang
minimum.
Contoh berilium klorida, BeCl2
Be sebagai atom pusat memiliki 2 elektron valensi dan Cl sebagai substituen memiliki 7 elektron
valensi. Setelah satu elektron valensi dipasangkan dengan satu elektron dari satu atom Be, masih
terdapat satu elektron bebas pada atom Be. Oleh sebab itu, 1 elektron tersebut dipasangkan dengan
satu elektron dari atom Cl. Setelah semua dipasangkan tidak ada lagi elektron bebas pada atom Be.
Agar tolakan minimum maka kedua atom Cl letaknya berlawanan membentuk sudut 180, seperti
pada Gambar.

ContohBoronTrifluoridaBF3
Boron sebagai atom pusat memiliki 3 elektron valensi sehingga setelah berikatan dengan 3 atom F
maka tidak ada lagi elektron bebas disekitarnya.Agar tolakan pasangan elektron ikatan minimal maka
setiap ikatan menata diri mengarah pada pojok-pojok segitiga sama sisi. Bentuk molekul seperti ini
disebut trigonalplanar dengan sudut ikatan sebesar 120.

8. Molekul yang dapat diramalkan dengan menggunakan teori VSEPR

a)

Geometri linier
Geometri linier adalah bangun ruang molekul yang atom-atom penyusun molekulnya
berada dalam suatu garis lurus. Contoh geometri linier misalnya pada berilium Florida

(BeF2). Berilium (Be) mempunyai nomor atom 4. Konfigurasi Be = [He] 2s 2 jadi elektron
terluarnya = 2. Dua elektron ini digunakan Be untuk berikatan dengan F, sehingga Be
menjadi atom pusat yang memiliki dua pasang elektron ikatan pada kulit terluarnya. Struktur
lewis BeF2 adalah sebagai berikut;

Kedua pasangan elektron ikatan tersebut akan menempati posisi yang berlawanan
untuk meminimalkan tolakan. Sudut F-Be-F yang terbentuk sebesar 180 0atau membentuk
garis lurus. Geometri molekulnya adalah linier seperti tampak pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 geometri molekul BeF2


b.) Geometri trigonal planar
Geometri trigonal planar merupakan bangun ruang suatu molekul dimana atom
pusatnya dikelilingi oleh tiga atom lainnya. Ketiga atom tersebut menempati sudut-sudut
segitiga datar. Contoh geometri trigonal planar misalnya pada boron triflorida (BF 3). Boron
(B) mempunyai nomor atom 5. Konfigurasi elektron B = [He] 2s 2 2p1. Jumlah elektron terluar
= 3. Ketiga elektron ini digunakan untuk berikatan dengan F, sehingga B sebagai atom pusat
memiliki tiga pasang elektron ikatan pada kulit terluarnya. Struktur lewis BF 3 sebagai
berikut;

Untuk meminimalkan tolakan maka ketiga pasangan elektron tersebut masing-masing


akan menempati sudut pada segitiga sama sisi pada bidang datar. Sudut yang terbentuk
sebesar 1200. Geometri molekulnya adalah segitiga datar atau trigonal planar seperti yang
terdapat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. geometri BF3


c.) Geometri tetrahedral
Geometri tetrahedral adalah bangun ruang limas empat sisi dengan muka segitiga
equilateral. Contoh geometri tetrahedral misalnya pada molekul metana (CH 4). Atom karbon
(C) dengan nomor atom 6, mempunyai konfigurasi elektron [He] 2s 2 2p2. elektron terluarnya
adalah empat. Keempat elektron tersebut digunakan untuk melakukan ikatan dengan H,
sehinggga atom C sebagai atom pusat memiliki empat pasang elektron ikatan di sekitar kulit

terluarnya. Keempat pasang elektron tersebut meminimalkan tolakan dengan menempatkan


dirinya pada sudut-sudut tetrahedral. Semua sudut ikatan H-C-H sebesar 109,50. Geometri
molekulnya adalah tetrahedral.
Pasangan elektron bebas di sekitar kulit terluar atom pusat dapat mempengaruhi geometri
molekulnya, misalnya pada molekul amoniak (NH3). Pada molekul amoniak, nitrogen (N)
mempunyai lima elektron pada kulit terluarnya. tiga elektron digunakan untuk berikatan
dengan H sedangkan dua elektron membentuk pasangan elektron bebas. Jadi N sebagai atom
pusat tiga pasangan elektron ikatan dan satu pasang elektron bebas. Tolakan minimal dicapai
jika tiga pasang elektron ikatan berada pada sudut segitiga equilateral dan atom pusat N
berada di bagian atas segitiga equilateral. Geometri molekulnya adalah trigonal piramida atau
limas segitiga. Karena tolakan PEB-PEI > PEI-PEI maka PEB membutuhkan ruang lebih
besar daripada PEI sehingga sudut ikatan H-N-H mengecil menjadi 1070.
Pada molekul air (H2O), pasangan elektron ikatannya hanya dua pasang, dua pasang
lainnya adalah pasangan elektron bebas. Adanya dua pasang elektron bebas ini akan semakin
membuat kecil sudut ikatan H-O-H menjadi 105,3 0. Geometri molekul H2O adalah V atau
bengkok. Geometri molekul CH4, NH3 dan H2O dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 geometri molekul CH4 , NH3 dan H2O


d). Geometri trigonal bipiramida
Geometri trigonal bipiramida merupakan bangun ruang yang tersusun atas dua buah
limas segitiga dengan bagian mukanya dipersekutukan. Contoh molekulnya adalah pospor
pentaklorida (PCl5). Pospor (P) memiliki lima elektron terluar yang seluruhnya digunakan
untuk berikatan dengan Cl membentuk lima pasang elektron ikatan. Kelima pasang elektron
tersebut menempati dua posisi yang tidak ekivalen untuk meminimalkan tolak menolak
antara pasangan elektron. Tiga pasang elektron masing-masing akan menempati posisi di
puncak segitiga equilateral dengan sudut Cl-P-Cl sebesar 120 0 sedangkan dua pasang ikatan
lainnya masing-masing menempati puncak aksial dengan sudut Cl-P-Cl sebesar 900.
Jika suatu molekul mempunyai pasangan elektron bebas diantara kelima pasangan
elektronnya, maka pasangan elektron bebas akan menempati posisi equatorial. Hal ini
dikarenakan pasangan elektron bebas selalu ingin menempati daerah yang lebih luas.
Semakin banyak pasangan elektron bebasnya maka sudut ikatannya semakin kecil. Sebagai
contoh pada molekul SF4, akibat adanya satu pasang elektron bebas, sudut ikatan F-S-F pada
posisi aksial mengecil menjadi 86.80 dan pada posisi equatorial menjadi 101,50. Beberapa
contoh adanya pengaruh pasangan elektron bebas pada bentuk geometri dapat dilihat pada
gambar 2.4.

Gambar 2.4. geometri untuk PCl5, SF4, ClF3 dan I3e.) Geometri oktahedral
Geometri oktahedral merupakan suatu bangun ruang yang mempunyai delapan muka
segitiga, dibentuk dari dua buah limas dengan alas segiempat yang dipersekutukan. Contoh
molekul dengan geometri oktahedral adalah belerang heksaflorida (SF 6). Dalam molekul ini,
terdapat enam pasang elektron kulit terluar pada atom pusat belerang (S). Tolakan antar
pasangan elektron akan minimal jika keenam pasang elektron itu berada pada sudut-sudut
oktahedral. Geometri oktahedral memiliki enam puncak dan delapan muka berupa segitiga
equilateral yang identik. Semua sudut F-S-Fnya sama yaitu sebesar 90 0. Perubahan geometri
akibat adanya pasangan elektron bebas dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 geometri molekul SF6, ClF5 dan XeF4


f.) Geometri molekul yang memiliki ikatan rangkap menurut model VSEPR dianggap sebagai
satu gugusan elektron seperti ikatan tunggal. Contohnya molekul CO 2. Geometrinya linier
seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. geometri molekul CO2


g.) Pada Senyawa ion, kedudukan muatan ion dalam geometri tidak dapat ditunjukkan sebab
muatan ion bukan milik salah satu spesi dalam molekul itu, tetapi menjadi satu kesatuan
dengan spesi yang terdapat pada ion itu, sehingga untuk menunjukkan bahwa geometri itu
adalah ion, hanya dapat ditunjukkan pada struktur lewisnya saja. Contoh pada molekul H3O+,
struktur lewisnya adalah

geometrinya segitiga piramida seperti pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. geometri molekul ion H3O+


Geometri suatu molekul menurut teori VSEPR dapat pula diramalkan dengan
menghitung jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan. Perumusan
umum yang dapat digunakan adalah :

Keterangan :
A = Atom pusat
X = atom yang terikat pada atom pusat
m = jumlah pasangan elektron yang terikat (PEI)
E = pasangan elektron bebas yang berpengaruh pada bentuk molekul karena akan mendorong
pasangan elektron ikatan untuk lebih saling mendekat satu sama lain sehingga membentuk
suatu struktur tidak sesuai dengan bentuk molekul dasar.
n = jumlah pasangan elektron bebas (PEB). n = (EV X)/2 jika ikatannya tunggal dan n =(EV
2X)/2 jika ikatannya rangkap.
EV = jumlah elektron valensi atom pusat
Pengecualian
Terdapat berbagai kelompok senyawa yang geometrinya tidak dapat diprediksi secara
tepatoleh teori VSEPR.
Senyawa logam transisi
Banyak senyawa logam transisi yang geometrinya tidak dapat dijelaskan menggunakan
teori VSEPR. Strukturbeberapa senyawa ini, meliputi logam hidrida dan kompleks alkil
seperti heksametiltungsten dapat diprediksidengan tepat menggunakan teori VALBOND,
yang didasarkan pada orbital hibrid sd dan model ikatan tigapusat empat-elektron. Teori
medan kristal merupakan teori sering dapat memprediksi geometri komplekskoordinasi.
Senyawa halida golongan 2
Struktur senyawa halida triatomik dengan logam golongan 2 tidaklah linear pada fase
gas seperti yang diprediksioleh teori VSEPR, melainkan berbentuk tekuk (sudut X-MX:CaF2, 145; SrF2, 120; BaF2, 108; SrCl2,130; BaCl2, 115; BaBr2, 115; BaI2, 105).
Gillespie mengajukan bahwa ini disebabkan oleh interaksi ligandengan elektron pada inti
atom logam yang menyebabkan polarisasi atom, sehingga kelopak dalam atomtidaklah
simetris berbentuk bola dan memengaruhi geometri molekul.

Beberapa molekul AX2E2


Salah satu contohnya adalah molekul litium oksida Li2O yang berbentuk linear daripada
berbentuk tekuk. Hal inidikarenakan ikatan yang bersifat sangat ionik, menyebabkan gaya
tolakan yang sangat kuat antara atom litium.Contoh lainnya adalah O(SiH3)2 dengan sudut
Si-O-Si 144,1. Hal ini berbeda dengan sudut pada Cl2O yangsebesar 110,9, (CH3)2O
111.7, dan N(CH3)3 110,9. Gillespies mengajukan bahwa terdapat lokalisasipasangan

menyendiri, sehingga kemampuan pasangan menyendiri tersebut untuk menolak pasangan


elektronlainnya akan menjadi sangat kuat ketika ligannya memiliki elektronegativitas yang
sama ataupun lebih kuatdaripada atom pusat.[6] Ketika atom pusat lebih elektronegatif,
seperti pada O(SiH3)2, pasangan menyendirinyaakan kurang terlokalisasi, sehingga memiliki
gaya tolakan yang lebih lemah. Kombinasi efek ini dengangayatolak antar ligan akan
menyebabkan sudut ikat Si-O-Si lebih besar daripada yang diprediksi.
Beberapa molekul AX6E1
Beberapa molekul AX6E1, seperti anion Te(IV) dan Bi(III), TeCl62-, TeBr62-, BiCl63-,
BiBr63-, dan BiI63-berbentuk oktahedron sempurna dan pasangan menyendirinya tidak
memengaruhi geometri molekul. Salahsatu rasionalisasi pengamatan ini adalah bahwa
sesakan sterik ligan tidak menyediakan ruang untuk pasanganmenyendiri yang tidak
berikatan, rasionalisasi lainnya menjelaskannya menggunakan efek pasangan inert.
Diposkan oleh ferdi firda di 15.54
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya

ferdi firda
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

2014 (19
)

Desember(8)
o

November(11)

Makalah Teori Orbital


Molekul

Makalh Titanium dan


Scandium

Makalah Alkali Tanah

Makalah alkali

MSDS Kalium Iodat


berbahasa
Indonesia

MSDS AgNo3
o

Berbahasa
Indonesia

MSDS NaCl bahasa


indonesia

Makalah belerang

MSDS asam klorida


(bahasa
indonesia)

Makalah Ikatan
Logam

makalah teori VSEPR


Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Teori VSEPR
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion: "tolakan pasangan kulit elektron valensi") adalah suatu
model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentukmolekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan
elektrostatik antar pasangan elektron.[1] Teori ini juga dinamakan teori Gillespie-Nyholm, dinamai atas dua orang
pengembang teori ini. Akronim "VSEPR" diucapkan sebagai "vesper" untuk kemudahan pengucapan.
Premis utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak,
sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang meminimalisasi gaya tolak
menolak. Minimalisasi gaya tolakan antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah
pasangan elektron di sekitar atom disebut sebagai bilangan sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang mengalamatkan bentuk molekul
melalui orbital yang secara energetika dapat melakukan ikatan. Teori ikatan valensi berkutat pada pembentukan
ikatan sigma dan pi. Teori orbital molekul adalah model lainnya yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana
atom dan elektron tersusun menjadi molekul dan ion poliatomik.
Teori VSEPR telah lama dikritik oleh karena teori ini tidak memiliki perumusan yang kuantitatif, sehingga teori ini
hanya dapat digunakan untuk memprediksi bentuk molekul secara "kasar", walaupun cukup akurat.
Daftar isi

1Sejarah

2Penjelasan

3Metode AXE

4Pengecualian

4.1Senyawa logam transisi

4.2Senyawa halida golongan 2

4.3Beberapa molekul AX2E2

4.4Beberapa molekul AX6E1

5Lihat pula

6Referensi

7Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Gagasan bahwa terdapat suatu korelasi antara geometri molekul dengan jumlah elektron valensi pertama kali
dicetuskan oleh Sidgwick dan Powell pada tahun 1940.[2] Pada tahun
1957, Gillespie dan Nyholm menyempurnakan konsep ini untuk membangun suatu teori yang mampu
memprediksi geometri molekul.[3][4]

Penjelasan[sunting | sunting sumber]


Teori VSEPR utamanya melibatkan prediksi susunan pasangan elektron di sekitar satu atau lebih atom pusat
pada suatu molekul. Jumlah pasangan elektron pada kelopak valensi atom pusat ditentukan dengan
menggambarkan struktur Lewis molekul tersebut. Ketika terdapat dua atau lebih struktur resonansi yang dapat
mewakili suatu molekul, model VSEPR dapat diterapkan pada semua struktur resonansi tersebut. Pada teori
VSEPR, pasangan elektron berganda pada ikatan berganda diperlakukan sebagai "satu pasang" elektron.
Pasangan elektron diasumsikan berada pada permukaan bola yang berpusat pada atom pusat. Oleh karena
pasangan elektron tersebut bermuatan negatif, kesemuaan pasangan elektron akan menduduki posisi yang
meminimalisasi gaya tolak menolak antar sesamanya dengan memaksimalkan jarak antar pasangan elektron.
Jumlah pasangan elektron oleh karenanya akan menentukan keseluruhan geometri molekul.
Sebagai contoh, ketika terdapat dua pasang elektron di sekitar atom pusat, gaya tolak-menolak di antara
keduanya akan menjadi minimal ketika keduanya berada pada posisi saling berseberangan. Oleh karena itu,
atom pusat diprediksikan mengadopsi geometri linear. Jika terdapat tiga pasang elektron, maka gaya tolakmenolak diminimalkan dengan mengadopsi bentuk trigonal. Dengan cara yang sama, untuk empat pasang
elektron, susunan geometri yang optimal adalah tetrahedral.
Prediksi keseluruhan geometri ini disempurnakan lebih jauh dengan membedakan pasangan
elektron ikatan dan non-ikatan. Pasangan elektron ikatan terlibat dalam ikatan sigma dengan atom
bersebelahan, sehingga kedua elektron tersebut dikongsi oleh dua atom yang berikatan, menyebabkan
pasangan elektron tersebut berada lebih jauh dari atom pusat daripada pasangan elektron non-ikatan (pasangan
elektron menyendiri) yang akan berada lebih dekat dengan atom pusat. Oleh karena itu, tolakan yang
diakibatkan oleh pasangan elektron menyendiri akan lebih besar daripada tolakan yang diakibatkan oleh
pasangan elektron yang berikatan. Dengan demikian, ketika geometri molekul memiliki dua set posisi yang
menerima gaya tolak-menolak dengan derajat yang berbeda, pasangan elektron menyendiri akan cenderung
menduduki posisi yang menerima gaya tolakan lebih kecil. Dengan kata lain, gaya tolak menolak antara
pasangan elektron menyendiri dengan pasangan elektron menyendiri (lone pair - lone pair) akan lebih kuat
daripada gaya tolak menolak antara pasangan elektron menyendiri dengan pasangan elektron berikatan (lone
pair - bonding pair), yang juga sendiri lebih kuat daripada gaya tolak-menolak antara pasangan elektron
berikatan dengan pasangan elektron berikatan (bonding pair - bonding pair). Secara ringkas dapat ditulis: lp-lp >
lp-bp > bp-bp.
Pembedaan ini sangat penting utamanya ketika dalam suatu geometri molekul terdapat dua atau lebih posisi
yang memungkinkan.

Metode AXE[sunting | sunting sumber]


Metode perhitungan elektron AXE umumnya digunakan ketika kita menerapkan teori VSEPR. A mewakili atom
pusat. X mewakili jumlah ikatan sigma antara atom pusat dengan atom luar. Ikatan ganda kovalen dihitung
sebagai satu X. E mewakili jumlah pasangan elektron menyendiri yang ada disekitar atom pusat.
Jumlah X dan E, disebut sebagaibilangan sterik juga diasosiasikan dengan jumlah orbital hibridisasi yang
digunakan dalam teori ikatan valensi.

Berdasarkan jumlah bilangan sterik dan distribusi X serta E, teori VSEPR akan memberikan prediksi sebagai
berikut:
Bil.
steri
k

Geometri dasar
0 pasangan
menyendiri

1 pasangan
menyendiri

2 pasangan
menyendiri

3 pasangan
menyendiri

2
Linear

datar trigonal
tekuk

tetrahedral

piramida trigonal

bipiramida trigonal

jungkat jungkit

tekuk

bentuk T

Linear

Oktahedral

piramida persegi

datar persegi

bipiramida pentagonal

piramida pentagonal

datar pentagonal

Jenis molekul

Bentuk

Susunan elektron

Geometri

Contoh

AX1En

Diatomik

HF, O2

AX2E0

Linear

BeCl2, HgCl2, CO2

AX2E1

Tekuk

NO2, SO2, O3

AX2E2

Tekuk

H2O, OF2

AX2E3

Linear

XeF2, I3

AX3E0

Datar trigonal

BF3, CO32, NO3, SO3

AX3E1

Piramida trigonal

NH3, PCl3

AX3E2

Bentuk T

ClF3, BrF3

AX4E0

Tetrahedral

CH4, PO43, SO42, ClO4

AX4E1

Jungkat-jungkit

SF4

AX4E2

Datar persegi

XeF4

AX5E0

Bipiramida trigonal

PCl5

AX5E1

Piramida persegi

ClF5, BrF5

AX5E2

Datar pentagonal

XeF5

AX6E0

Oktahedral

SF6

AX6E1

Piramida pentagonal

XeOF5, IOF52 [5]

AX7E0

Bipiramida pentagonal

IF7

Susunan elektron meliputi pasangan menyendiri yang ditunjukkan oleh bola kuning
Geometri yang terpantau (tidak termasuk pasangan menyendiri)

Ketika atom substituen (X) tidak sama, geometri di atas masih cukup baik untuk digunakan, namun sudut ikatan
akan berbeda sedikit. Sebagai contohnya, ikatan ganda karbon pada alkena seperti etilena C2H4 adalah AX3E0,
namun sudut ikatan tidaklah persis 120. Hal yang sama juga dapat terlihat pada SOCl2 yang termasuk AX3E1,
namun karena substituen X tidaklah sama, sudut XAX tidak akan sama.

Pengecualian[sunting | sunting sumber]


Terdapat berbagai kelompok senyawa yang geometrinya tidak dapat diprediksi secara tepat oleh teori VSEPR.

Senyawa logam transisi[sunting | sunting sumber]


Banyak senyawa logam transisi yang geometrinya tidak dapat dijelaskan menggunakan teori VSEPR.[6] Struktur
beberapa senyawa ini, meliputi logam hidrida dan kompleks alkil seperti heksametiltungsten dapat diprediksi
dengan tepat menggunakan teori VALBOND, yang didasarkan pada orbital hibrid sd dan model ikatan tiga-pusat
empat-elektron.[7][8]Teori medan kristal merupakan teori sering dapat memprediksi geometri kompleks koordinasi.

Senyawa halida golongan 2[sunting | sunting sumber]


Struktur senyawa halida triatomik dengan logam golongan 2 tidaklah linear pada fase gas seperti yang diprediksi
oleh teori VSEPR, melainkan berbentuk tekuk (sudut X-M-X:CaF2, 145; SrF2, 120; BaF2, 108; SrCl2,
130; BaCl2, 115; BaBr2, 115; BaI2, 105).[9] Gillespie mengajukan bahwa ini disebabkan oleh interaksi ligan
dengan elektron pada inti atom logam yang menyebabkan polarisasi atom, sehingga kelopak dalam atom
tidaklah simetris berbentuk bola dan memengaruhi geometri molekul. [6][10]

Beberapa molekul AX2E2[sunting | sunting sumber]


Salah satu contohnya adalah molekul litium oksida Li2O yang berbentuk linear daripada berbentuk tekuk. Hal ini
dikarenakan ikatan yang bersifat sangat ionik, menyebabkan gaya tolakan yang sangat kuat antara atom litium.[11]
Contoh lainnya adalah O(SiH3)2 dengan sudut Si-O-Si 144,1. Hal ini berbeda dengan sudut pada Cl2O yang
sebesar 110,9, (CH3)2O 111.7, dan N(CH3)3 110,9. Gillespies mengajukan bahwa terdapat lokalisasi pasangan
menyendiri, sehingga kemampuan pasangan menyendiri tersebut untuk menolak pasangan elektron lainnya
akan menjadi sangat kuat ketika ligannya memiliki elektronegativitas yang sama ataupun lebih kuat daripada
atom pusat.[6] Ketika atom pusat lebih elektronegatif, seperti pada O(SiH3)2, pasangan menyendirinya akan
kurang terlokalisasi, sehingga memiliki gaya tolakan yang lebih lemah. Kombinasi efek ini dengan gaya tolak
antar ligan akan menyebabkan sudut ikat Si-O-Si lebih besar daripada yang diprediksi.[6]

Beberapa molekul AX6E1[sunting | sunting sumber]


Beberapa molekul AX6E1, seperti anion Te(IV) dan Bi(III), TeCl62, TeBr62, BiCl63, BiBr63 dan BiI63, berbentuk
oktahedron sempurna dan pasangan menyendirinya tidak memengaruhi geometri molekul.[12] Salah satu
rasionalisasi pengamatan ini adalah bahwa sesakan sterik ligan tidak menyediakan ruang untuk pasangan
menyendiri yang tidak berikatan,[6] rasionalisasi lainnya menjelaskannya menggunakan efek pasangan inert[13]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Geometri molekul

Kombinasi linear orbital atom

Pemodelan molekul

Referensi[sunting | sunting sumber]

1.

^ Modern Inorganic Chemistry W.L. Jolly ISBN 0-07-032760-2

2.

^ http://www.jstor.org/pss/97507 N.V.Sidgwick and H.M.Powell, Proc.Roy.Soc.A


176, 153-180 (1940) Bakerian Lecture. Stereochemical Types and Valency
Groups

3.

^ R.J.Gillespie and R.S.Nyholm, Quart.Rev. 11, 339 (1957)

4.

^ R.J.Gillespie, J.Chem.Educ. 47, 18(1970)

5.

^ DOI:10.1016/S0022-1139(99)00194-3

6.

^ a b c d e Models of molecular geometry, Gillespie R. J., Robinson E.A. Chem.


Soc. Rev., 2005, 34, 396407, DOI:10.1039/b405359c 10.1039/b405359c

7.

^ Landis, C. K.; Cleveland, T.; Firman, T. K. Making sense of the shapes of


simple metal hydrides. J. Am. Chem. Soc. 1995, 117, 1859-1860.

8.

^ Landis, C. K.; Cleveland, T.; Firman, T. K. Structure of


W(CH3)6. Science 1996, 272, 182-183.

9.

^ Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1997), Chemistry of the


Elements (2nd ed.), Oxford: Butterworth-Heinemann, ISBN 0-7506-3365-4

10. ^ Core Distortions and Geometries of the Difluorides and Dihydrides of Ca, Sr,
and Ba Bytheway I, Gillespie R.J, Tang T.H., Bader R.F. Inorganic Chemistry,
34,9, 2407-2414, 1995DOI:10.1021/ic00113a023
11. ^ A spectroscopic determination of the bond length of the LiOLi molecule:
Strong ionic bonding, D. Bellert, W. H. Breckenridge, J. Chem. Phys. 114, 2871
(2001); doi:10.1063/1.1349424
12. ^ Wells A.F. (1984) Structural Inorganic Chemistry 5th edition Oxford Science
Publications ISBN 0-19-855370-6
13. ^ Catherine E. Housecroft, Alan G. Sharpe (2005), Inorganic Chemistry,
Pearson Education, ISBN 0-13-039913-2

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

3D Chem - Kimia, struktur, dan molekul 3D

IUMSC - Indiana University Molecular Structure Center

Kategori:

Teori kimia

Geometri molekul

Stereokimia

Kimia kuantum

Halaman

Menu navigasi

Belum masuk log

Pembicaraan

Kontribusi

Buat akun baru

Masuk log

Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Cari

Lanjut

Halaman Utama

Perubahan terbaru

Peristiwa terkini

Halaman baru

Halaman sembarang
Komunitas

Warung Kopi

Portal komunitas

Bantuan
Wikipedia

Tentang Wikipedia

Pancapilar

Kebijakan

Menyumbang

Hubungi kami

Bak pasir
Bagikan
Cetak/ekspor

Buat buku

Unduh versi PDF

Versi cetak
Dalam proyek lain

Wikimedia Commons
Perkakas

Pranala balik

Perubahan terkait

Halaman istimewa

Pranala permanen

Informasi halaman

Item di Wikidata

Kutip halaman ini


Bahasa lain

Catal

etina

Deutsch

English

Espaol

Suomi

Franais

Italiano

Nederlands

Pembicaraan

Norsk bokml

Polski

Portugus

Sicilianu

Svenska

Trke

Ting Vit

Sunting interwiki

Halaman ini terakhir diubah pada 10 November 2015, pukul 02.23.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan


tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Kebijakan privasi

Tentang Wikipedia

Penyangkalan

Pengembang

Cookie statement

Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai