Lapkas Sle
Lapkas Sle
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama
: Ny. L
Usia
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat: Ciwalen
No. RM
: XXXXX
Dokter
Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan Utama
Demam sejak 1 bulan SMRS
Pasien 3 hari yang lalu ke RS Cimacan karena kejang 2x di rumah pagi sampai malam hari
dan dirawat 2 hari di IGD kemudian pasien dirujuk ke RSUD Cianjur. Pasien tidak dapat
BAK belum sudah 2 hari. BAB tidak ada keluhan.
Hipertensi (-)
DM (-)
Riwayat DM disangkal.
Riwayat pengobatan
Pasien sudah minum obat penurun panas, namun kadang demam tidak menurun.
Riwayat Alergi
-
Riwayat Psikososial
Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pasien tidak ada riwayat pergi ke luar kota sebelumnya.
Merokok (-), alcohol (-), minum kopi (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang.
Kesadaran
2
Delirium.
Tanda Vital
-
Suhu
: 380C
TD
: 120/90 MmHg
Nadi
Pernafasan
: 22x/Menit,
Status Generalis
o Kepala
: Normochepal
o Rambut
o Mata
ikterik (-/-) refleks pupil (+/+), pupil isokor, strabismus (-/-), edema palpebra
(-/-).
o Hidung
o Telinga
o Mulut
sianosis (-/-), stomatitis (-/-), lidah kotor (-/-), faring hiperemis (-), tonsil
hiperemis (-/-), besar tonsil T1/T1.
o Leher
inspirasi (-/-), scar (-), spidernavi (-), ictus cordis (-).retraksi (-).
- Palpasi : vocal fremitus sama
- Perkusi : perkusi sonor di paru kanan dan kiri
-
Auskultasi
Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Cor
o Abdomen
3
- Palpasi : Supel, massa (-), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan pada
regio abdomen lain (+), rebound tenderness (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), elastisitas turgor baik, Ballotemen (+/-).
- Perkusi : Timpani keempat kuadran, .
o Ekstremitas Atas
Akral
: Hangat (+/+).
Edema
: (-/-)
RCT
: < 2 detik
o Ekstremitas Bawah
Akral
: Hangat (+/+).
Edema
: (-/-)
RCT
o Inguinal
: < 2 detik
: pembesaran KGB (-).
: Tidak dilakukan.
o Kulit
: Vaskulitis (+)
Pada
pemeriksaan fisik ditemukan pada wajah malar rush (+), discoid rash (+), oral ulcer (+), bibir
ulcer (+), Jari vasculitis (+), Abdoment saat palpasi: Ballotemen kanan (+), nyeri tekan (+).
Terdapat ruam pada ekstremitas atas , bawah, dan punggung.
I.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1/7/2016
Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Haemoglobin
11,3
12 16
g/dL
Hematokrit
33.4
37 47
Eritrosit
3,95
4.2 5.4
10^6/L
Leukosit
6,500
4.8 10.8
10^3/L
Trombosit
169
150 450
10^3/L
MCV
84,6
80 94
fL
MCH
28,6
27 31
pg
MCHC
33,8
33 37
RDW-SD
43,4
37 54
fL
PDW
9,47
9 14
fL
MPV
10,2
8 12
fL
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Differential
LYM%
10,2
26 36
MXD%
20,6
0 11
NEU%
69,2
40 70
EOS%
0.0
13
BAS%
<1
122
< 180
mg/dL
AST (SGOT)
363
< 31
U/L
ALT (SGPT)
121
< 32
U/L
Albumin
2.45
3.4-5.0
g/dL
Ureum
149,2
10 50
mg%
Kreatinin
3,6
0.5 1.0
mg%
Natrium (Na)
137,7
135 148
mEq/L
Kalium (K)
2,35
3.50 5.30
mEq/L
Calcium ion
1,03
1.15 1.29
mmol/L
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Puasa
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Elektrolit
IMUNOSEROLOGI
HbsAg
Non Reactive
Non Reactive
Index
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Warna
Kuning
Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
Berat jenis
1.010
1.013 1.030
pH
7.0
4.6 8.0
Nitrit
Negatif
Negatif
Protein urin
75/2+
Negatif
mg/dL
Glukosa (Reduksi)
Normal
Negatif
mg/dL
Keton
Negatif
Negatif
mg/dL
Urobilinogen
Normal
Normal
UE
Bilirubin
Negatif
Negatif
mg/dL
Eritrosit
250/5+
Negatif
/L
Lekosit
25/1+
Negatif
/L
URINE
Urin Rutin
Kimia Urine
Mikroskopi
Lekosit
7-8
1-4
/LPB
Eritrosit
Banyak
0-1
/LPB
Epitel
1-3
Kristal
Negatif
Negatif
Silinder
Negatif
Negatif
Lain-lain
Negatif
Negatif
/LPK
Assassment
1. SLE dengan keterlibatan NPSLE, vaskulitis, Lupus Nefritis
2. ISK Komplikata
Planning
II. FOLLOW UP
Tanggal
1/7/2016
S
Demam (+), mual
(+), muntah (+).
Urin output 1200 cc
s/d jam 04.00
O
Kes: CM
TD: 110/70 mmHg, N:
120x/menit,
,
RR:
0
24x/menit, S: 37,9 C
Mata: Anemis (-/-), Ikterik
(-/-)
Mulut: Mukosa bibir kering
pecah-pecah,
Faring
hiperemis (-), oral ulcer (+),
bibir ulcer (+).
Leher: Pemb. KGB (-), JVP
Normal
Thorax: Pulmo: Ves (+/+),
Rales (-/-), Wheezing (-/-)
Cor: BJ I-II reguler, murmur
(-), gallop(-)
Abdomen: Cembung, Soefl,
BU (+) Normal, NT(+),
Distensi (-), Hepar dan lien
tidak membesar.
Ekstremitas: akral hangat,
edema (-/-), CRT < 2
Malar rash (+), ruam discoid
tangan, kaki, punggung
A/P
A:
SLE dg keterlibatan
NP, vaskulitis, LN
ISK Komplikata
Liver Failure
Hipokalemia
Hipoalbumin
P:
Infus Nacl 0,9%
1500 cc
Methyprednisolon
1000 mg drip dalam D5%
100 cc
2/7/2016
Kes: CM
TD: 100/70 mmHg, N:
120x/menit,
,
RR:
0
21x/menit, S: 37,4 C
Mata: Anemis (-/-), Ikterik
(-/-)
Mulut: Mukosa bibir kering
pecah-pecah,
Faring
hiperemis (-), oral ulcer (+),
bibir ulcer (+).
Leher: Pemb. KGB (-), JVP
Normal
Thorax: Pulmo: Ves (+/+),
Rales (-/-), Wheezing (-/-)
Cor: BJ I-II reguler, murmur
(-), gallop(-)
Abdomen: Cembung, Soefl,
BU (+) Normal, NT(+),
Distensi (-), Hepar dan lien
tidak membesar.
Ekstremitas: akral hangat,
edema (-/-), CRT < 2
Malar rash (+), ruam discoid
tangan, kaki, punggung
A:
SLE dg keterlibatan
NP, vaskulitis, LN
ISK Komplikata
Liver Failure
P:
Infus Nacl 0,9%
1500 cc
Methyprednisolon
1000 mg drip dalam D5%
100 cc
KCl 25 meq + 500 cc RL/8
jam, 3 siklus
Th/ injeksi Omeprazole 1 x
40 mg
Ciprofloxacin 2 x 400mg
Th/ oral Calos 3 x 500 mg
Bicnat 3x1
Asam folat 1x1
PCT 3 x 500 mg
Curcuma 3x1
Vip albumin 3x4 caps
BAB II
ANALISA MASALAH
10
Gejala Konstitusional
Manifestasi yang timbul dapat bervariasi. Pada anak anak yang paling
sering ditemukan adalah anorexia, demam, kelelahan, penurunan berat badan,
limfadenopati dan irritable. Gejala dapat berlangsung intermiten atau terus-
menerus.
Gejala Muskuloskeletal
Pada anak anak gejala yang sering ditemukan yaitu athralgia (90%) dan
sering mendahului gejala gejala lainnya. Yang paling sering terkena adalah
sendi
interfalangeal
proksimal
diikuti
oleh
lutut,
pergelangan
tangan,
11
edematus
pada
5-10
mm,
gatal
erithema,
maupun
nyeri.
hiperkeratosis dan
atropi. Biasanya tampak sebagai bercak eritematosa yang meninggi, tertutup oleh
sisik keratin disertai oleh adanya penyumbatan folikel.Kalau sudah berlangsung
lama akan terbentuk sikatrik.
12
Lesi diskoid tidak biasa di masa kanak kanak. Namun,mereka terjadi lebih
sering sebagai manifestasi dari SLE daripada sebagai diskoid lupus erythematosis
(DLE) saja; 2-3% dari semua DLE terjadi di masa kanak-kanak.
Livido Retikularis
Suatu bentuk vaskulitis ringan, sering ditemukan pada SLE.
Vaskulitis kulit dapat menyebabkan ulserasi dari yang berbentuk kecil
sampai yang besar. Sering juga tampak perdarahan dan eritema
periungual.
Urtikaria
Biasanya menghilang perlahan lahan beberapa bulan setelah
gangguan
fungsi
ginjal
sdang
sampai
berat.
13
yang adekuat.
Hati dan Limpa
Hepatosplenomegali mungkin ditemukan pada anak-anak, tetapi jarang
disertai ikterus. Umumnya dalam beberapa bulan akan menghilang atau kembali
normal.
Kelenjar Getah Bening dan Kelenjar Parotis
Pembesaran kelenjar getah bening ditemukan pada 50% kasus.Biasanya be
rupa limfadenopati difus
dan lebih
sering
pada anak-anak.Kelenjar
dan
parotis
motorik.
dan
kejang
kejang.
bersamaan dengan gejala aktif SLE pada system system lainnya. Pasien
menunjukkan gejala delusi atau halusinasi disamping gejala khas kelainan organic
otak.
Kejangkejang yang timbul biasanya termasuk tipe grandmal.Kelainan lain
yang mungkin ditemukan ialah korea, paraplegia karena
hemiplegia,
afasia,
psikosis,
pseudomotor
cerebri,
mielitis
aseptic
transversal,
meningitis,
chorea, defisit kognitif global, melintang myelitis, neuritis perifer dan sebagainya.
Mekanisme terjadinya kelainan susunansaraf pusat tidak selalu jelas. Faktor14
pleksus koroideus.
Hematologi
Kelainan hematologi yang sering terjadi adalah limfopenia, anemia,
Coombs-positif anemia hemolitik, anemia penyakit kronistrombositopenia,
lekopenia.
Fenomena Raynaud
Ditandai oleh keadaan pucat, disusul oleh sianosis, eritema dan
dan
kembali
15
- psikosa
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :
- hematuria (air kemih mengandung darah)
- batuk darah
- mimisan
- gangguan menelan
- bercak kulit
- bintik merah di kulit
- perubahan warna jari tangan bila ditekan
- mati rasa dan kesemutan
- luka di mulut
- kerontokan rambut
- nyeri perut
- gangguan penglihatan
Kriteria untuk klasifikasi SLE dari the American College of Rheumatology
Criteria
Batasan
Ruam malar
Ruam discoid
Fotosensivitas
Ulkus mulut
Arthritis
non
serositis
Gangguan ginjal
pericardium
Proteinuria menetap > 0,5 mg/hari atau >3+
Apapun tipe cetakan seluler
Gangguan neurologi
Gangguan hematologi
Anemia hemolitik
Leucopenia <4000/mm3 pada 2 kali/lebih pemeriksaan
Limfopenia <1500/mm3 pada 2 kali/lebih pemeriksaan
Trombositopenia <100.000/mm3 tanpa penyebab obat obatan
Gangguan imunologi
antiDNA
antiSM
positif antibody antifosfolipid berdasarkan
-
metode standar
Hasil tes sifilis positif palsu selama 6 bulan dengan
konfirmasi dari tes imobilisasi Trepanoma pallidum atau
Antibody antinuclear
(ANA)
17
Kecurigaan akan penyakit SLE perlu dipikirkan bila dijumpai 2 (dua) atau lebih kriteria
sebagaimana tercantum di bawah ini, yaitu:
1. Wanita muda dengan keterlibatan dua organ atau lebih.
2. Gejala konstitusional: kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan penurunan berat
badan.
3. Muskuloskeletal: artritis, artralgia, miositis
4. Kulit: ruam kupu-kupu (butterfly atau malar rash), fotosensitivitas, lesi membrana
mukosa, alopesia, fenomena Raynaud, purpura, urtikaria, vaskulitis.
5. Ginjal: hematuria, proteinuria, silinderuria, sindroma nefrotik
6. Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen
7. Paru-paru: pleurisy, hipertensi pulmonal, lesi parenkhim paru
8. Jantung: perikarditis, endokarditis, miokarditis
9. Retikulo-endotel: organomegali (limfadenopati, splenomegali, hepatomegali)
10. Hematologi: anemia, leukopenia, dan trombositopenia
11. Neuropsikiatri: psikosis, kejang, sindroma otak organik, mielitis transversus, gangguan
kognitif neuropati kranial dan perifer
Diagnosis
18
19
Klasifikasi
1. SLE ringan:
a. Secara klinis tenang
b. Tidak terdapat tanda atau gejala yang mengancam nyawa
c. Fungsi organ normal atau stabil, yaitu: ginjal, paru, jantung, gastrointestinal, susunan
saraf pusat, sendi, hematologi dan kulit.
Contoh SLE dengan manifestasi arthritis dan kulit.
2. SLE sedang:
a. Nefritis ringan sampai sedang (Lupus nefritis kelas I dan II)
b. Trombositopenia (trombosit 20-50x10^3/mm^3)
c. Serositis mayor
3. SLE berat atau mengancam nyawa :
a. Jantung: endokarditis Libman-Sacks, vaskulitis arteri koronaria, miokarditis, tamponade
jantung, hipertensi maligna.
b. Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneumonitis, emboli paru, infark paru,
ibrosis interstisial, shrinking lung.
c. Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika.
d. Ginjal: nefritis proliferatif dan atau membranous.
e. Kulit: vaskulitis berat, ruam difus disertai ulkus atau melepuh (blister).
f. Neurologi: kejang, acute confusional state, koma, stroke, mielopati transversa,
mononeuritis, polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi.
g. Hematologi: anemia hemolitik, neutropenia (leukosit <1.000/mm3), trombositopenia <
20.000/mm3 , purpura trombotik trombositopenia, trombosis vena atau arteri.
Penatalaksanaan lupus
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan lupus. Tujuan penatalaksanaan lupus
adalah mencegah terjadinya flare, mengatasi gejala yang muncul, dan yang terpenting adalah
mencegah terjadinya kerusakan organ. Penatalaksanaan lupus meliputi edukasi dan konseling,
program rehabilitasi, dan pemberian obat-obatan.
20
1. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), obat ini dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan
pembengkakan pada sendi dan otot. Biasanya hanya digunakan pada lupus ringan dan organ vital
tidak mengalami gangguan. Perlu kehati-hatian dalam penggunaannya karena dapat
menyebabkan gangguan pada lambung, sakit kepala, penimbunan cairan di dalam tubuh,
gangguan pada hati, darah, dan ginjal. Obat ini juga dihindari penggunaannya pada wanita hamil
setelah tiga bulan pertama kehamilan. Demikian juga perlu kehati-hatian pada wanita menyusui
2. Kortikosteroid atau steroid, obat ini digunakan untuk mengatasi pembengkakan dan nyeri pada
berbagai organ tubuh. Pada dosis besar, obat ini dapat menekan kerja sistim imun. Gejala lupus
memberi respon perbaikan yang cepat dengan pemberian obat ini. Begitu gejala membaik, maka
dosis obat ini perlu diturunkan perlahan-lahan sampai dengan dosis yang paling kecil yang masih
21
dapat mengontrol aktifitas penyakit. Selain efeknya yang kuat dalam mengatasi gejala lupus,
obat ini juga mempunyai banyak efek samping yang harus menjadi bahan pertimbangan didalam
penggunaannya. Efek samping jangka pendek meliputi bengkak pada muka (moon face), timbul
jerawat, nyeri ulu hati, nafsu makan meningkat, berat badan bertambah, dan perubahan suasana
hati. Efek samping ini biasanya menghilang setelah obat dihentikan. Efek samping jangka
panjang meliputi mudah mengalami memar, kulit dan rambut menipis, tulang keropos,
peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah, kelemahan pada otot, infeksi, dan katarak.
Beberapa penderita mungkin menderita luka, depresi, ataupun gagal jantung. Kortikosteroid
dapat digunakan selama kehamilan.
3. Obat anti malaria, obat ini digunakan untuk pencegahan dan pengobatan malaria, tetapi juga
mempunyai efek yang baik dalam mengatasi gejala lupus. Efektifitas obat ini terlihat baik pada
lupus dengan keterlibatan kulit dan muskuloskeletal, juga baik untuk mengatasi gejala kelelahan
dan inflamasi pada paru. Ada dua obat yang sering digunakan yaitu klorokuin dan
hidroksiklorokuin. Efek samping yang utama akibat penggunaan obat ini adalah gangguan pada
penglihatan. Sebelum penggunaan obat anti malaria penderita disarankan untuk memeriksakan
matanya ke dokter mata.
4. Obat Immunosupressif, obat ini bertujuan menekan sistim imun pada penderita lupus, terutama
digunakan pada lupus yang berat. Obat-obatannya antara lain azathioprine, cyclophosphamide,
mycofenolate mofetil, dan methotrexate. Efek samping yang dapat terjadi dengan penggunaan
obat ini, antara lain mual, muntah, rambut rontok, gangguan pada kandung kemih, penurunan
kesuburan, kanker, dan infeksi.
Prognosis
Prognosis penyakit ini sangat tergantung pada organ mana yang terlibat. Apabila mengenai organ
vital, mortalitasnya sangat tinggi. Mortalitas pada pasien dengan LES telah menurun selama 20 tahun
terakhir. Sebelum 1955, tingkat kelangsungan hidup penderita mencapai 5 tahun pada LES kurang
dari 50%. Saat ini, tingkat kelangsungan hidup penderita pada 10 tahun terakhir rata-rata melebihi
90% dan tingkat kelangsungan hidup penderita penderita pada 15 tahun terakhir adalah sekitar 80%.
Tingkat kelangsungan hidup penderita pada 10 tahun terakhir di Asia dan Afrika secara signifikan
lebih rendah, mulai dari 60-70%. Penurunan angka kematian yang berhubungan dengan LES dapat
dikaitkan dengan diagnosis yang terdeteksi secara dini, perbaikan dalam pengobatan penyakit LES,
dan kemajuan dalam perawatan medis umum.
22
Gangguan mood
Gangguan cemas
Nyeri kepala (termasuk migrain dan
pleks)
Sindrom guillain-Barre
Gangguan otonom
Mistenia gravis
23
24
Berdasarkan kriteria ACR ini, beberapa penelitian mendapatkan manifestasi terbanyak NPSLE
adalah disfungsi kognitif dan sakit kepala. Patogenesis NPSLE sampai sekarang masih belum
diketahui dengan pasti, namun tampaknya NPSLE bukan disebabkan oleh satu mekanisme saja,
namun berbagai mekanisme. Sekitar 60% kasus NPSLE tidak ditemukan penyebabnya sehingga
disimpulkan LES sendiri sebagai penyebab manifestasi tersebut (NPSLE primer) sedangkan sisanya
40% disebabkan oleh faktor sekunder yang berhubungan dengan LES seperti infeksi, efek samping
obat atau gangguan metabolik akibat kerusakan pada organ lain dalam tubuh.
Pemeriksaan penunjang untuk NPSLE
Tidak ada suatu pemeriksaan ataupun gejala khusus yang dapat membedakan NPSLE primer atau
sekunder. Pada penelitian didapatkan 47% penderita dengan NPSLE primer tidak menunjukan
abnormalitas pada MRI konvensional. Namun demikian MRI ini dipelurkan untuk menyingkirkan
penyebab lain NPSLE59. Suatu teknik baru yang disebut Magnetization Transfer Imaging (MTI)
yaitu teknik MRI yang dapat memberikan informasi secara kuantitatif. Alat inilebih sensitif dari MRI
konvensional dalam mendeteksi NPSLE primer, termasuk mendeteksi kelainan otak pada mereka
dengan riwayat NPSLE tanpa gejala aktif NP saat pemeriksaan dilakukan.
25