Ma Rasmus
Ma Rasmus
MARASMUS
Dosen Pembimbing : Dr. Iskandar Zulkranain, M.Sc
Oleh:
Asri Kencana
Audinni Siswati
Delicia Dana Damri
Desi Agustini
D4 A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN GIZI
TAHUN AJARAN 2013/2014
MARASMUS
A. Pengertian
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering
ditemui pada balita penyebabnya antara lain karena masukan makanan yang sangat
kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit pada masa neonatus serta
kesehatan lingkungan.
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649).
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori
protein. (Suriadi, 2001:196). Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan
digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pertahanan dan atau perbaikan. Zat gizi
dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
(Arisman, 2004:157).
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, disamping membantu
pengaturan metabolisme protein. Protein dalam darah mempunyai peranan fisiologis
yang penting bagi tubuh untuk:
1.
Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma protein.
2.
Sebagai cadangan protein tubuh.
3.
Mengontrol perdarahan (terutama dari fibrinogen).
4.
Sebagai transport yang penting untuk zat-zat gizi tertentu.
5.
Sebagai antibodi dari berbagai penyakit terutama dari gamma globulin.
B.
Etiologi
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau
Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan
kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan
asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa
jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau
kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan
sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
Pemasukan kalori yang tidak cukup, marasmus terjadi akibat masukan kalori
yang sedikit.
2.
Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari
ketidak tahuan orang tua si anak ; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng
yang terlalu encer.
3.
Kebiasaan makan yang tidak tepat. Seperti mereka yang mempunyai hubungan
orangtua dan anak terganggu.
4.
Kelainan metabolic.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
Mengukur TB dan BB
2.
1.
PENATALAKSANAAN
Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas
biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2.
3.
4.
Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan,
kaji tanda-tanda vital.
Pengobatan infeksi
Pemberian makanan
E. Pencegahan Marasmus
Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi.
Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun ke atas.
Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan
dan kebersihan perorangan.
Pemberian imunisasi.
F. Pengobatan :
Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi kalori
dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan. Penderita marasmus tanpa
komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian
makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta
dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap. Tahap
awal yaitu 24-48 jam per- tama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk
menyelamat-kan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis
dengan pemberian cairan intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan DarrowGlucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg
BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya. Tahap kedua yaitu
penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan
elektrolit, sehingga dapat
langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Pada hari-hari
pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata
50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara
berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan
protein 3-5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
http://aksien-marasmus.blogspot.com