Anda di halaman 1dari 39

Analisis Kasus Kematian Pasangan Suami Istri berdasarkan Kedokteran

Forensik Patologi dan Hukum yang Terkait


Kelompok F1
Nama Kelompok:
Pendahuluan
Karbon monoksida adalah salah satu jenis gas yang berbahaya. Gas ini tidak
berwarna, berbau, maupun berasa. Gas ini tergolong berbahaya karena dapat mengikat
hemoglobin dalam darah lebih kuat daripada oksigen. Hal tersebut menyebabkan
pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh pun berkurang. Selain itu, CO yang beredar
dalam darah mengakibatkan proses metabolisme fosforilasi oksidatif tidak terjadi
sehingga ATP dalam tubuh tidak terbentuk dan tubuh menjadi lemas.
Gas CO yang berbahaya ini bukan merupakan suatu gas yang jarang kita
dapatkan dalam kehidupan. Dalam atmosfer bumi, gas CO hadir dalam troposfer bumi
dengan konsentrasi sekitar 100 bpm (bagian per miliar; artinya seratus dari tiap satu
molekul udara adalah karbon monoksida). Sumber alami lain gas CO adalah gunung
berapi dan juga kebakaran hutan.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa
organik yang umumnya terjadi dalam mesin berbahan bakar fosil seperti bensin dan
batubara. Di samping itu, dari kegiatan rumah tangga juga turut menyumbang produksi
gas CO dari kegiatan masak memasak. Hal lainnya yang sangat sering ditemukan di
masyarakat, yaitu kegiatan merokok. (1)
Dalam referat kami ini, kami hendak menjelaskan apa itu gas CO secara umum.
Mulai dari bagaimana strukturnya, bagaimana cara kerjanya, dan lain sebagainya.
Karena referat ini merupakan tugas di bidang Ilmu Kedokteran Forensik, kami
akan menjelaskan dengan hubungannya dengan ilmu Kedokteran Forensik terutama
dalam hal otopsi toksikologi.
Dalam referat ini, kami hendak menjelaskan mengenai beberapa kasus yang
umumnya terjadi di masyarakat sehubungan dengan gas CO.

Kasus

Suatu hari Anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam memeriksa
suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah yang
cukup besar milik seorang pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia di dalam
kamarnya yang terkunci di dalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul
08.00) karena si Ayah yang biasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari
kamarnya. Ia bersama dengan Bapak Ketua RT melaporkannya kepada polisi.
Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di
tempat tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruangan
tersebut, segalanya masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan
sementara tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang.
Salah seorang penyidik ditelepon oleh petugas asuransi bahwa ia telah dihubungi oleh anak si
pengusaha berkaitan dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa pengusaha tersebut.

Pembahasan
Aspek Hukum
a.

Kasus kecelakaan (Ketidaksengajaan)


Pasal 359 KUHP
Barang siapa karena kekhilafanya menyebabkan orang mati, dipidana dengan
penjara selama-lamanya lima tahun, atau pidana kurungan selam-lamanya satu
tahun. (UU. N.1/1960)
Pasal 360 KUHP
1)

Barang siapa karena khilafan menyebabkan orang luka berat, dipidana


dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun atau pidana kurungan
selama-lamanya satu tahun.

2)

Barang siapa karena kekhilafatnya menyebabkan orang luka sedemikian


rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat
menjalankan jabatan atau pekerjaanya sementara dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau dipidana dengan pidana
kuruangan selama-lamanya enam bulan atau pidana denda setinggi-tingginya
empat ribu lima ratus rupiah (UU. No. 1 Tahun 1960)

b.

Kasus bunuh diri (kejahatan pada nyawa orang)

Pasal 345 KUHP


Barang siapa dengan sengaja membujuk orang supaya membunuh diri, atau
menolongnya dalam perbuatan ini, atau memberi ikhtiar kepadanya, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya empat tahun, kalau jadi orangnya bunuh diri:.
c.

Kasus pembunuhan
Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang,karena pembunuhan
biasa, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya penjara lima belas
tahun.
Pasal 340 KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu
menghilangkan nyawa orang, karena bersalah melakukan pembuhuan berencana,
dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara
selama-lamanya dua puluh tahun.
Sebab kematian seorang korban yang mati karena racun dan diduga karena suatu

tidak pidana, sangat perlu untuk diketahui oleh pihak pengadilan karena memegang
peranan penting dalam menentukan kesalahan yang telah dilakukan oleh terdakwa,
sehingga dengan demikian hakim dapat menjatuhkan pidana yang seadil mungkin:
Apabila kesalahan itu dilakukan tanpa kesengajaan (karena kealpaannya) maka
terdakwa dapat dijatuhi pidana berdasarkan:
Pasal 203 KUHP:
1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaanya) menyebabkan bahwa barang
sesutau dimasukan ke dalam sumur, pompa, sumber atau ke dalam perlengkapan
air minum untuk umum atau untuk dipakai oleh bersama-sama dengan orang
lain. Sehingga karena perbuatan ituiar lalu berbahaya bagi nyawa atau
kesehatan orang diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana kurungan
paling lama satu tahun.
Pasal 205 KUHP

1)

Barang
barang-barang

siapa

karena

berbahaya

kesalahannya

bagi

nyawa

(kealpaannya)

atau

kesehatan

menyebabkan
orang,

dijual,

diserahkan, atau dibagi-bagikan tanpa diketahui sifat bahaya oleh yang


memberli atau memperoleh diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana kurangan paling lama enam bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
2)

Barang-barang itu dapat disita

Pasal 359 KUHP:


Barang siapa karena kesalahanya (kealpaannya) menyebabkan orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan
paling lama satu tahun.
Apabila perbuatan itu dilakukan dengan sengaja, maka terdakwa dapat dijatuhi
pidana berdasarkan pasal 202 dan 338 KUHP.
Apabila tidakan pembunuhan dengan racun itu dilakukan dengan direncanakan terlebih
dahulu, maka terdakwa dapat dijatuhi pidana berdasarkan pasal 304 KUHP yang
berbunyi:
Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana
mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua
puluh tahun
Apabila tindakan itu dilakukan atas permintaan korban, terdakwa dapat dipidana
berdasarkan pasal 344 KUHP yang berbunyi:
Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaa orang itu sendiri
yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun
Sesorang yang sengaja menghasut, membantu atau memberi sarana untuk membunuh
diri dengan racun, sehingga korban meninggal dunia, maka terdakwa dapat dijatuhi
pidana berdasarkan pasal 345 KUHP yang berbunyi:
Barang siapa yang mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam
perbuatan itu atau memberi sarana padanya untuk itu diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.

Dari pasal-pasal di atas dapatlah dilihat perbedaan lamanya pidana yang


dijatuhkan berdasarkan modus operandi yang dilakukan terdakwa dengan melihat
perbedaan itu, maka hasil pemeriksaan mengenai sebab kematian korban melalui bedah
jenazah sangat diperlukan dengan mengetahui apakah korban diperkirakan meninggal
meninggal karena recun atau bukan dan apakah korban meninggal karena bunuh diri,
kecelakan ataukah karena pembunuhan.
Dalam kasus kematian karena diduga karena racun, bedah jenazah dan
pemeriksaan toksikologinya harus dilakukan dengan teliti dan lengkap (dengan
pemeriksaan histopatologi).
Dalam kasus kematian yang diduga karena racun, penyidik harus secepat
mungkin mengajukan permintaan visum et repertum jenazah agar bedah dapat dilakukan
secepat mungkin pula. Pada kasus yang demikian, bedah jenazah harus dilakukan
dengan teliti dan lengkap (dengan pemeriksaan histopatologi).
Apabila dokter menemukan sebab kematian bukan karena racun, misalnya karena
sakit jantung atau penyakit penyakit yang lain, maka penyidik harus menyidik lagi
tempat kejadian pekara. Bila tidak ada kecurigaan bahwa matinya karena racun, maka
pemeriksaan toksikologi dapat dibatalkan.

Undang Undang Republik Indonesia No.2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
Bab 1 pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut:
"Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih , dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang
dipertanggungkan"
Medikolegal
Kewajiban dokter membantu peradilan:

Pasal 133 KUHAP

1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban


baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat.
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak
dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain
badan mayat.

Pasal 134 KUHAP


1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah
mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelasjelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau
pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang
ini.

Pasal 179 KUHAP


1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan
atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi
keadilan.
2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan
sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan
yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.

Pasal 120 KUHAP


1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli
atau orang yang memiliki keahlian khusus.

2. AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik


bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaikbaiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau
jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk
memberikan keterangan yang diminta.

Pasal 168 KUHAP


Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar
keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi:
o keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah
sarnpai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai
terdakwa.
o saudara dan terdakwa atau yang brsama-sama sebagal terdakwa, saudara
ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena
perkawinan dari anak-anak saudara terdakwa sampal derajat ketiga
o suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersamasama sebagai terdakwa.

Pasal 170 KUHAP


1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan
menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi
keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada
mereka.
2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan
tersebut. 1

Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya:


Pasal 179
1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan
atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi
keadilan.
2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan
sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan
yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.
Pasal 180

1. Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di


sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat
pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
2. Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat
hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.
3. Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian
ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).
4. Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
oleh instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi
lain yang mempunyai wewenang untuk itu.
Pasal 183
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.
Pasal 184
1. Alat bukti yang sah ialah:
keterangan saksi;
keterangan ahli;
surat;
petunjuk;
keterangan terdakwa.
2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 185
1. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang
pengadilan.
2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila
disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian
atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila
keterangan saksi itu ada .hubungannya satu dengan yang lain sedemikian
rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan
tertentu.

5. Baik pendapat maupun rekan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja,
bukan merupakan keterangan saksi.
6. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan
sungguh-sungguh memperhatikan
a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi
keterangan yang tertentu;
d. cara hidup dan kesusilan saksi serta segala sesuatu yang pada
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya.
e. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu
dengan yang lain tidak merupakan alat bukti namun apabila
keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah
dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.
Pasal 186
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Pasal 187
Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah
jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
1. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangannya itu;
2. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau
surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata
laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi
pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
3. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara
resmi dan padanya;
4. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
Sanksi bagi pelanggar kewajiban dokter:
Pasal 216
1. Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang
dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi
kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang
siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
tindakan guna menjalankan ketentuan undang- undang yang dilakukan oleh
salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau pidana denda puling banyak sembilan ribu
rupiah.
2. Disamakan dengan pejahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut
ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi
tugas menjalankan jabatan umum.
3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
pidananya dapat ditambah sepertiga.
Pasal 222
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 224
Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undangundang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang
yang harus dipenuhinya, diancam:
1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan;
2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan.
Pasal 522
Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru
bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah.
Keterangan palsu:
Pasal 267
1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu
tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun
2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang ke
dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ, dijatuhkan pidana
penjara paling lama delapan tahun enam bulan.

3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai
surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran.
Pasal 7 KODEKI
Seorang dokter hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya. 1,2
Keracunan karbon monoksida
Karbon monoksida (CO) adalah racun yang tertua dalam sejarah manusia. Sejak
dikenal cara membuat api, manusia senantiasa terancam oleh asap yang mengandung
CO.
Gas CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak merangsang
selaput lender, sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah menyebar.
Campuran 1 volume CO dengan 0,5 volume O 2 atau cammpuran 1 volume CO
dengan 2,5 volume udara, bila bertemu dengan ap akan meledak.
CO dapat bersenyawa dengan logam ataupun nonlogam. Misalnya dengan klorin
akan terbentuk karbonil klorida (COCl) yaitu fostgen, gas beracun yang pernah dipakai
peperangan.
Sumber
Gas CO dapat ditemukan pada hasil pembakaran yang tidak sempurna dari
karbon dan bahan-bahan organik yang mengandung karbon.
Sumber terpenting adalah motor yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar (spark
ignition), karena campuran bahan yang terbakar mengandung bahan bakar lebih banyak
dari pada udara sehingga gas yang dikeluarkan mengandung 3-7% CO. Sebaliknya
motor diesel dengan compression ignition mengeluarkan sangat sedikit CO, kecuali bila
motor

berfungsi

tidak

sempurna

sehingga

banyak

mengeluarkan

asap

hitam

mengandung CO.
Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung kira-kira 5% CO, alat
pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas dan cerobong asap yang bekerja tidak baik.
Gas alam jarang sekali mengandung CO, tetapi pembakaran gas alam yang tidak
sempurna tetap akan menghasilkan CO. Pada kebakaran juga akan terbentuk CO. Asap

tembakau dalam orofaring menyebabkan konsentrasi yang diinhalasi menjadi kira-kira


500 ppm.
Pada pemanas air berbahan bakar gas, jelaga yang tidak dibersihkan pada pipa air
yang dibakar akan memudahkan terjadinya gas CO yang berlebihan.
Toksikokinetika Karbonmonoksida (CO)
CO diserap melalui paru dan sebagian besar diikat oleh hemoglobin secara
reversible, membentuk karboksi-hemoglobin (COHb). Selebihnya mengikat diri dengan
mioglobin dan beberapa protein heme ekstravaskular lain, seperti cytochrome c oxidase
dan cytochrome P-450. Afinitas CO terhadap protein heme bervariasi 30 sampai 500
kali afinitas oksigen, tergantung pada protein heme tersebut. Untuk hemoglobin,
afinitas CO 208-245 kali afinitas oksigen.
CO bukan merupakan racun yang kumulatif. Ikatan Hb dengan CO bersifat
reversible dan setelah Hb dilepaskan oleh CO, sel darah merah tidak mengalami
kerusakan. Absorbsi atau ekskresi CO ditentukan oleh kadar CO dalam udara
lingkungan (ambient air), kadar COHb sebelum pemaparan (kadar COHb inisial),
lamanya pemaparan, dan ventilasi paru.
Bila orang yang telah mengabsorbsi CO dipindahkan ke udara bersih dan berada
dalam keadaan istirahat, maka kadar COHb semula akan berkurang 50% dalam waktu
4,5 jam. Dalam waktu 6-8 jam darahnya tidak mengandung COHb lagi. Inhalasi
oksigen mempercepat ekskresi CO sehingga dalam waktu 30 menit kadar COHb telah
berkurang setengahnya dari kadar semula. Umummya kadar COHb akan berkurang 50%
bila penderita CO akut dipindahkan ke udara bersih dan selanjutnya sisa COHb akan
berkurang 8-10% setiap jamnya. Hal ini penting untuk dapat mengerti mengapa kadar
COHb dalam darah korban rendah atau negatif pada saat diperiksa, sedangkan korban
menunjukkan gejala dan atau kelainan histopatologis yang lazim ditemukan pada
keracunan CO akut.
Farmakodinamika Karbon Monoksida (CO)
Yang terpenting adalah reaksi CO dengan Hb dan sitokrom a3. dengan diikatnya
Hb menjadi COHb mengakibatkan Hb menjadi inaktif sehingga darah berkurang
kemampuan untuk mengangkut oksigen. Selain itu adanya COHb dalam darah akan
menghambat disosiasi Oxi-Hb. Dengan demikian jaringan akan mengalami hipoksia.

Reaksi CO dengan sitokrom a3 yang merupakan link yang penting dalam sistem enzim
pernafasan sel dan mengakibatkan hipoksia jaringan.2
Untuk menentukan kadar CO dalam darah digunakan rumus Henderson dan
Haggard. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Lama paparan (dalam jam) x Konsentrasi CO di udara (dalam ppm)
Konsentrasi CO dalam udara lingkungan dan lamanya inhalasi/paparan
menentukan kecepatan timbulnya gejala-gejala atau kematian.
Faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi toksisitas CO yaitu aktivitas fisik dan
penyakit yang menyebabkan gangguan oksigenasi jaringan seperti arteriosklerosis
pembuluh dara otak dan jantung, emfisema paru, asma bronchial, TBC paru dan
penyakit metabolik serta obat-obatan yang menyebabkan depresi susunan saraf pusat,
contohnya alkohol, barbiturat dan morfin.
Tanda dan Gejala Kematian
Keracunan gas karbon monoksida gejala didahului dengan sakit kepala, mual,
muntah, rasa lelah, berkeringat banyak, pyrexia, pernafasan meningkat, confusion,
gangguan penglihatan, kebingungan, hipotensi, takikardi, kehilangan kesadaran dan
sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang yang menderita nyeri dada. 1,4
Studi oleh Haldane dn Kilick mungkin memberikan penjelasan paling baik dari
efek keterpaparan karbon monoksida (CO). Gejalanya, pada saat muncul biasanya
bersifat progesif dan kira-kira sebanding dengan kadar CO darah. Pada awalnya, tanda
dan gelaja seringkali sulit dipisahkan. Pada kadar saturasi karbolsihemoglobin 0-10%,
umumnya tanpa gejala. Pada seseorang yang istirahat, kadar CO dari 10 sampai 20%
sering tidak bergelaja, kecuali sakit kepala, akan tetapi, jika diuji orang ini akan
menunjukkan pelemahan dalam melakukan tugas-tugas kompleks. Haldane mengamati
tidak ada efek nyeri pada kadar 18-23%. Gelaja Kellick dapat diabaikan pada kadar di
bawah 30%, meskipun demikian kadar antara 30-35%, dia menunjukan sakit kepala
disertai denyutan dan perasaaan penuh di kepala.

12

Kadar Co antara 30-40%, ada sakit kepala berdenyut, mual, muntah, pingsan,
dan rasa mengantuk pada saat istirahat. Pada saat kadarnya mencapai 40%, pengunaan
tenaga sedikit pun menyebabkan pingsan. Denyut nadi dan pernafasan menjadi cepat,
tekanan darah turun. Kadar antara 40-60%, ada suatu kebingungan mental, kelemahan,
dan hilangnya koordinasi. Haldane pada kadar 56% tidak mampu berjalan sendiri tanpa
bantuan. Pada kadar CO 60% dan seterusnya, seseorang akan hilang kesadaran,

pernapasan menjadi Cheyne-Stokes, terdapat kejang intermitten, penekanan kerja


jantung dan kegagalan pernafasan, dan kematian, dapat disertai peningkatan suhu
tubuh. 12
Tabel 1.1 Hubungan antara Gejala dengan kadar COHb dalam darah
%COHb
0-10
10-20
20-30
30-40
40-50
50-60
60-70
70-80
80-90
> 90

Gejala-gejala
Tidak ada keluhan maupun gejala
Rasa berat di kepala, sedikit sakit kepala, pelebaran pembuluh
darah kulit
Sakit kepala menusuk-nusuk pada pelipis
Sakit kepala hebat, lemah, dizziness, padangan jadi kabur,
mausea, muntah-muntah
Sinkope, nadi dan pernafasan menjadi cepat
Sinkope, nadi dan pernafasan menjadi cepat, koma, kejang
yang intermetten
Koma, kejang yang intermitten, depresi jantung dan pernafasan
Nadi lemah, pernafasan lambat, kegagalan pernafasan dan
meninggal dalam beberapa jam
Meninggal dalam waktu kurang dari satu jam
Meninggal dalam beberapa menit

Akan tetapi perlu diketahui untuk beberapa kasus, kadar COHb tidak berkorelasi
dengan tingkat keparahan gejala. Pada orang tua dan pada mereka yang menderita
penyakit berat seperti penyakit arteri koroner atau penyakit paru obstruktif kronik, kadar
COHb 20-30% sudah dapat bersifat fatal. Selain itu, pada studi yang dilakukan terhadap
binatang, tranfusi darah dengan kadar COHb yang tinggi namun dengan kadar CO bebas
yang minimal tidak menghasilkan gejala klinis atau gejalanya minimal. Hal ini
mengidikasikan bahwa adanya CO bebas yang terlarut dalam plasma berperan penting
dalam menimbulkan gejala pada intoksikasi karbon monoksida.
Walaupun keracunan gas CO tersebut dapat diatasi, namun keterlambatan
penanganan masalah ini dapat berakibat fatal karena otak dan jantung manusia organ
tubuh sangat vital yang paling peka terhadap kekurangan oksigen dalam darah.
Tabel 1.2
No
1
2
3

Pengaruh konsentrasi karbon monoksida terhadap kesehatan manusia

Konsentrasi
0-10
10
10-20

Konsentrasi dalam
darah (%COHb)
Lebih kecil
1,0 - 2,0
2,0 5,0

Gejala terhadap kesehatan


Belum ada gejala
Gangguan pada tingkah laku
Gangguan pada sistem saraf
pusat, penglihatan, panca

30-50

5,0 10, 0

50-70

10,0 80,0

indra dan lain-lain


Perubahan fungsi pada
jantung dan paru-paru
Sakit kepala, lesu, pusing,
sesak nafas dan mati

Cara Kematian Akibat Keracunan


Keracunan gas Co dapat terjadi akibat kebakaran, sumber karbon monoksida
kedua tersering yang bersifat fatal adalah inhalasi asap knapot mobil. Kebanyakan
kematian akibat hal ini adalah karena bunuh diri, tetapi juga akibat kecelakaan maupun
pembunuhan. 12
a.

Kecelakaan
Penyebab utama dari kematian monoksida karena struktur kebakaran dirumah
atau gedung lain, penyebab terbesar kematian pada kebakaran rumah tidak
disebabkan karena terbakar tapi karena menghirup asap. Keadaan fatal ini
disebabkan karena keracunan CO, walaupun gas-gas lain seperti sianida, phosgene
dan acrolein sebagian turut berperan. Kebanyakan karbon dari kebakaran rumah,
mati jauh dari pusat api, yang mungkin terdapat pada ruangan berbeda atau lantai
yang berbeda, jaringan monoksida pada jarak jauh dan membunuh manusia
walaupun sedang tidur atau terperangkap pada saat didalam gedung. 1,4
Sumber karbon monoksida kedua tersering yang bersifat fatal adalah inhalasi
asap knalpot mobil. Hal ini hampir semata-mata disebabkan karena kerusakan pada
mesin, meskipun kematian sudah pernah terjadi pada saat mobil terjebak di salju.
Beberapa kematian pernah terjadi ketika mesin sedang bergerak, dan beberapa lagi
dengan kondisi jendela mobil sebagian (2-4 inchi). Jarang ditemukan kematian yang
tiba-tiba terjadi saat mobil mulai dihidupkan dan dibiarkan hidup digarasi untuk
pemanasan sementara pengemudinya kembali ke rumah. Karbon monoksida dari
knalpot kemudian masuk ke dalam rumah dan membunuh penghuninya. 12

b.

Bunuh Diri
Di Maio dan Dana melaporkan tiga kasus kematian akibat menghirup karbon
monoksida dari gas kanlpot mobil ketika berada di luar ruangan. Konsentrasi
karboksihemoglobin korban berkisar dari 58% (pada karbon yang sudah membusuk)
samapai 81%. Seluruh korban ditemukan bergeletak dekat dengan pipa knalpot
mobil. Dua meninggal karena bunuh diri. Kasus ini menggambarkan kenyataan

bahwa meskipun di luar ruangan, kematian karena menghirup karbon monoksida


dapat terjadi jika seseorang dekat dengan sumber karbon monoksida dalam jangka
waktu yang lama.
c.

1,4,12

Pembunuhan
Kasus keracunan CO karena pembunuhan jarang terjadi sebaliknya jangan
diabaikan karena karbon sebelumnya dapat dibuat tidak sadar atau mabuk lalu
dibunuh oleh ibu yang memberi gas pada anaknya dan kemudian bunuh diri. Pola
kematian pada kasus CO harus dievaluasi dengan perhatian penuh karena tindakan
bunuh diri dapat dianggap sebagai kematian akibat kecelakaan atau kematian yang
wajar.12

Pemeriksaan yang dilakukan:


Pemeriksaan Fisik Keracunan Gas Karbon Monoksida
Selain melalui anamnesis, penegakan diagnosis keracunan gas Karbon
Monoksida juga dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik keracunan gas Karbon Monoksida karbon hidup
ditemukan:
Vital Sign

Takikardia

Hipertensi/hipotesis

Hipotermi, tetapi pada keadaan terminal mungkin hipertermi

Takipneu, mungkin terjadi pernafasan Cheyne Stoke ( pada


intoksikasi berat pada umunya pernafasan menjadi lambat)

Kulit
Umumnya pucat
Tanda klasik cherry red sangatlah jarang (hanya tampak setelah meninggal)
Mata
Pupil melebar dan reaksi cahaya menghilang (pada keadaan koma)
Pendarahan retina

Vena retina berwarna merah terang (tanda-tanda awal yang sensitif)


Papil edema
Homonim hemianopsia
Paru-paru
Pneumonia dan ederma paru non kardiologis

Sistem Saraf Pusat


Gangguan neurologis dan atau neuropsikiatri
Gangguan daya ingat (amnesia retrograde dan anteograde)
Emoasi yang labil, sulit untuk mengambil keputusan dan menurunkan kognitif
Stupor sampai koma
Apraksia, agnosia, gangguan TIC, gangguan pendengaran dan keseimbangan,
kebutaan dan gangguan psikis. Hal tersebut oleh karena paparan jangka panjang
atau

paparan

yang

berat

meskipun

akut

akan

meninggalkan

sequelae

neuropsikiatri jangan panjang.


Darah
Pada korban yang masih hidup, darah adalah bahan yang terpenting, darah di

ambil dari vena secepat mungkin karena ikatan CO-Hb cepat terrurai kembali
menjadi CO dan keluar tubuh
Pada pemeriksaan laboratorium mungkin dijumpai leukositosis, hiperlikemia,

dengan glukosuria (dalam waktu 3-4 hari), albuminuria peningkatan BUN dan
peningkatan SGOT. Perubahan kadar gama globulin juga pernah dilaporkan.
Urin

Pada pemeriksaan urin didapatkan positif untuk albumin dan glukosa pada
keracunan kronis

Pada Wanita Hamil

Pemerikasaan yang dilakukan sama dengan yang di bicarakan di atas, yang perlu
diperhatikan adalah akumulasi CO di janin 10- 15% lebih tinggi di banding darah
itu waktu paruh HbCO pada janin adalah 7-9 jam. 14

Pemeriksaan TKP
Salah satu kewajiban dokter ahli forensik atau ahli toksologi forensik adalah
melakukan pemeriksaan TKP pada kematian-kematian tidak wajar, karena pemeriksaan
TKP sangat membantu dalam penentuan proses lebih lanjut. Demikian pula pada
peristiwa keracunan gas karbon monoksida, dalam hal ini tugas seorang dokter ahli
adalah:
1.

Menentukan korban masih hidup atau sudah meninggal.

2.

Apabila didapati korban dalam keadaan masih hidup segera beri pertolongan.
Pertolongan yang dapat diberikan pada korban keracunan CO antara lain:

Segera korban dipindahkan dari sumber keracunan (penolong memakai masker

gas oksigen).
Berikan pernafasan buatan dengan pemberian oksigen atau campuran oksigen
dengan 5 7 % CO 2 untuk merangsang pernafasan.

Terapi simptomatis lain seperti:

Transfusi darah
Infus glukosa untuk mengatasi koma atau pemberian infus i.v.500 ml mannitol 20
% dalam waktu 15 menit diikuti dengan 500 ml dextrose 5 % selama kurang

3.

lebih 4 jam berikutnya untuk mengatasi cerebral odema.


Analgetika, antibiotika, antikonvulsi.
Mencari sumber-sumber gas karbon monoksida (bila memungkinkan diambil

contoh udara untuk test isolasi gas).


4.

Membantu mengumpulkan barang bukti (untuk pemeriksaan toksologi melalui


analisis bahan yang terbakar).

5.

Membuat catatan tentang lingkungan di TKP, mencari informasi dari orang-orang


terdekat korban atau yang berada di sekitar TKP.

6.

Menentukan apakah keracunan tersebut sesuatu yang wajar atau tidak.

7.

Apabila korban telah meninggal dan ada permintaan visum et repertum (SPVR),
maka jenazah segera diangkut ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, diharapkan pemeriksaan di TKP


dapat membantu dalam pemeriksaan toksikologi yang akan dilakukan.
Pemeriksaan Jenazah
a. Pemeriksaan luar
Khas warna lebam mayat merah terang (cherry red) baik permukaan tubuh,
membran mukosa, kuku jari, namun warna ini tidak sama di seluruh tubuh misal
tubuh bagian depan, leher dan paha berwarna lebih terang dibanding dengan yang
lain. Warna cherry red ini khususnya terdapat di daerah hipostasis post mortem dan
menunjukkan kejernihan kadar COHb telah melampaui 30%. Pada pemeriksaan
warna cherry red ini dibutuhkan pencahayaan yang baik karena tidak semua warna
cherry red yang ditemukan dalam pemeriksaan luar jenazah sebagai indikator pasti
untuk menentukan adanya keracunan gas karbon monoksida. Warna cherry red tidak
akan ditemukan pada jenazah yang diawetkan.
Pada keracunan gas karbon monoksida juga ditemukan pelepuhan kulit pada
area tertentu yang dikenal dengan pelepuhan barbiturat, misal pada betis, pantat,
sekitar pergelangan tangan dan lutut merupakan hasil edema kulit akibat koma yang
lama, dimana terdapat immobilitas total serta tidak adanya darah vena yang kembali
dari gerakan otot. Hal ini merupakan tanda spesifik pada keracunan gas CO akan
tetapi karena sebagian besar kematian karena gas CO relatif cepat maka pelepuhan
ini jarang terjadi.
Eritema dan vesikel / bula pada kulit dada, perut, luka, atau anggota gerak
badan, baik di tempat yang tertekan maupun yang tidak tertekan. Kelainan tersebut
disebabkan oleh hipoksia pada kapiler-kapiler bawah kulit.

(16,17)

Pada kasus yang meragukan, jenazah korban diperiksa dengan pencahayaan


yang baik, sehingga tingkat ketelitian dalam menentukan apakah ada atau tidaknya
warna cherry red pada permukaan tubuh dapat lebih baik.

Gambar 1. Keracunan karbon monoksida (CO) akan menyebabkan kulit berwarna


kemerahan. 18
b. Pemeriksaan dalam
Tidak ditemukan perdarahan di rongga pleura pada keracunan CO, walau hal
ini sering dihubungkan dengan asfiksia. Inilah membedakan keracunan CO dan
kehilangan oksigen.
Pada pemeriksaan dalam penting untuk diperhatikan dalam pengambilan
sampel
- Pengambilan sampel darah --- lebih baik mengambil bahan dalam keadaan segar
dan lengkap, pengambilan darah dari jantung dilakukan secara terpisah dari
sebelah kanan dan sebelah kiri bila darah masih dapat ditemukan.

16

- Pada korban yang meninggal, dapat diambil setiap saat sebelum terjadi proses
pembusukan sebab:
o Post mortem tidak terbentuk ikatan CO-Hb yang baru.
o Post mortem tidak akan terjadi peruraian terhadap ikatan CO-Hb yang telah
terjadi.
Perubahan yang dapat terjadi antara lain:
1. Warna cherry red seluruh organ dalam, otot, terkadang pulpa gigi dan sumsum
tulang
2. Bintik bintik perdarahan (tanda asphyxia) pada otot jantung, jaringan otak,
conjunctiva, endocard.
3. Degenerasi anoksida terlokalisir (hepar, jantung, ginjal dan paru)
4. Odema paru dan bronkopneumonia

5. Nekrosis otot
6. Gagal ginjal akut
7. Nekrosis bilateral dari globus pallidus
8. Edema pada globus pallidus dan subthalamicus
9. Ptechie dari substansia alba otak
10. perlunakan korteks dan nucleus sentralis
11. Fatty degrenation dan nekrosis pada ginjal
c. Pemeriksaan Penunjang
Tes kimia terhadap korban keracunan CO
a. Analisa gas darah
-

analisa kualitatif
1. Alkali dilution test
Penentuan kualitatif yang cukup cepat untuk menentukan CO-Hb dengan
kadar lebih 10% dalam darah.
Cara kerja:
-

masukan darah korban 2-3 tetes dalam tabung reaksi I, encerkan


dengan aquadest sampai volume 15ml. Tabung reaksi II sebagai
kontrol teteskan 2-3 tetes darah orang sehat dewasa, encerkan seperti
pada tabung reaksi I.

Pada masing-masing tabung reaksi (setelah homogen) tambahkan 5


tetes larutan natrium hidrosikda 10% amati perubahan yang terjadi.

Penilaian:
-

Darah normal (tabung reaksi II) kontrol segera berubah warna dari
merah muda menjadi coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30
menit, karena terbentuknya alkali hematin.

Darah korban (tabung rekasi I) perubahan warna seperti di atas


membutuhkan waktu lebih besar dari 30 detik, karena sudah terjadi
ikatan CO-Hb.

Tes positif apabila perubahan warna tadi terjadi lebih dari 30 menit
syarat darah kontrol:

Bukan darah foetus

Bukan darah perokok sebab darah perokok mempunyai tendensi kadar


CO cukup tinggi.

2. Katayama test
-

dalam rang 2 ml yang telah diencerkan, tambahkan 2 ml Amonium


sulfida kuning dan 2 ml asam asetat 30%

pada darah normal terjadi perbuhan warna menjadi hijau, sedang darah
korban keracunan CO tetap berwarna merah muda seperti semula

3. Pemeriksaan spectroscopy
Penentuan dengan melihat spectrum dari COHb
-

Analisa kuantitatif:
1. Gettler Freimuth
Sebenarnya merupakan penentuan dengan cara semikuantitatif.
Prinsip kerja:
Darah + iPottasium ferrisida CO dibebaskan dari Hb
CO + PdCL 2 + H 2O+ Pd+CO+HCL
Ion Palladium (Pd) akan diendapkan pada kertas saring warna hitam
Dengan membandingkan intentitas warna hitam tersebut dengan warna
standar

maka

akan

didapatkan

konsentrasi

COHbsecara

semikuantitatif
2. Spectrophotometry
Merupakan cara terbaik untuk melakukan analisa konsentrasi gas karbon
monoksida pada korban yang masih hidup
Dengan mengunakan alat septrofotometer ditentukan perbandingan (rasio)
COHb terhadap oxy-Hb.
3. Chromatography
Cara mengukur kadar COHb udara ekspirasi. Walaupun kurang akurat,
akan sangat menolong di lapangan. Sering digunakan untuk mengukur
kadar COHb pada petugas pemadam kebarakan setelah memadamkan api.
Pengukuran dilakukan dengan cara kromatografi, udara ditampung dalam
kantong dan kadar Co ditentukan dengan detector, perubahan ionisasi
sesudah hidralasi katalik dengan Tometahne.
Teknik yang lebih canggih termasuk radioimmunassay (RIA), thin-layer
chromatography (TLC),serapan ultraviolet (UV), penyerapan inframerah
(IR), performance liquid chromatography (HPLC), dan kromatografi gas
(GC).

14

Gambar 2. Alat kromatografi gas (GC), HLC, TLC


Pemeriksaan Tambahan Korban Mati
Tujuan yang terpenting dari dilakukannya pemeriksaan tambahan (toksikologi)
pada kasus keracunan adlaah untuk menegakkan diagnosa dari keracuan, sehingga dapat
segera dilakukan terapi yang tepat (pada korban hidup) dan dapat memberikan
kesimpulan yang pasti dari sebab kematian korban akibat keracunan. Untuk itu pada
setiap kasus keracunan atau diduga akibat keracunan mutlak dilaksanakan pemeriksaan
toksikologi:
Beberapa langkah pemeriksaan toksikologi yaitu:
-

Pengambilan sample darah

Pada korban hidup sample darah diambil dari vena secepat mungkinkarena ikatan
CO-Hb cepat terurai kembali menjadi CO dan keluar tubuh.

Pada korban yang meninggal, dapat diambil setiap saat sebelum menjadi proses
pembusukan sebab:

post mortem tidak termasuk ikatan CO-Hb yang baru

Post mortem tidak akan terjadi peruraian terhadap ikatan CO-Hb yang
telah terjadi

Jenis pemeriksaan tambahan lain pada korban mati diantaranya:


a. Darah lengkap
Leukositosis ringan
b.

Serum elektrolit
Laktoasidosis, hipokalemia

c. Gula darah
hiperglikemia
d. Tes fungsi ginjal
Terjadi GGA (gagal ginjal akut) oleh karena mioglobinuria
e. Tes fungsi liver
Terjadi peningkatan enzim-enzim hati pada gagal hati fulminan
f. Urinalisis
Albumin dan glukosa positif pada intoksikasi kronis
g. Methemoglobin
Sebagai diagnosis banding dengan saturasi O 2 rendah dan Pa O 2 normal.
h. Etanol
Etanol adalah faktor yang mengacaukan, apakah keracunan tersebut disengaja
ataukah tidak.
i. Kadar sianida
Jika diduga ada keracunan sianida (misalnya pada kebakaran pabrik), paparan
terhadap sianida ditandai dengan adanya asisodis metabolik yang tidak diketahui
sebabnya.
j. Histopatologis
Pemeriksaan PA menunjukkan adanya area nekrotik dan perdarahan mikrokospis di
seluruh tubuh juga terjadi edema dan kongesti hebat pada otak, hati, ginjal dan
limpa.
Penatalaksanaan Keracunan Karbon Monoksida
Pertolongan pertama pada seseorang yang keracunan karbon monoksida adalah
menjauhkan dari sumber karbon monoksida. Korban harus diberikan oksigen murni.

Korban keracunan gas

CO

ini harus diistirahatkan

dan diusahakan tenang.

Meningkatnya gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen sehingga


persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang.
BP atau batas paparan dalam lingkungan industri 35 ppm. Keracunan dapat
terjadi melalui inhalasi gas karbon monoksida atau uap metilen klorida, dan juga
keracunan metilen klorida melalui mulut. Akibat keracunan karbon monoksida terutama
dispnea.
1. Tindakan penanggulangan dan tindakan gawat darurat
a. Untuk menghindari kontak selanjutnya, penderita harus segera dipindahkan.
b. Berikan oksigen 100% dengan masker, sampai kadar karboksihemoglobin tidak
membahayakan. Kadar karboksihemoglobin akan berkurang sampai 50% dalam
waktu 1-2 jam. Jika kadar karboksihemoglobin dalam darah lebih dari 20% perlu
terapi oksigen hiperbarik).
c. Jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan dengan oksigen 100%
sampai pernapasan kembali normal.
2. Antidoum: oksigen yang diberikan pada tindakan gawat darurat merupakan antidot
terhadap keracunan karbon monoksida.
3. Tindakan umum
a. Usahakan suhu badan normal. Turunkan suhu badan, jika terjadi hiperthermia.
b. Perhatikan tekanan darah penderita.
c. Untuk mengurangi edema serebral, berikan manitol 1 g / kg sebagai larutan 20%
secara IV dalam waktu lebih dari 20 menit. Untuk mengatasi edema serebral,
berikan prednisolon 1 mg / kg secara IV atau IM tiap 4 jam, atau obat golongan
kortikosteroid lain yang setara.
d. Jika terjadi radang paru karena infeksi bakteri, berikan obat kemoterapi yang
spesifik.
e. Untuk mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi neurologik yang timbul
kemudian, perlu istirahat di tempat tidur selama 2-4 minggu.
f.Atasi konvulsi atau hiperaktivitas yang terjadi dengan diberi diazepam 0,1 mg / kg
secara IV perlahan-lahan.
4. Follow up
a. Pasien rawat inap
1)

Memerlukan monitoring yang berkala

2)

Pada beberapa kasus yang berat perlu dirawat di ICCU

b. Pasien rawat jalan


1)

Penderita tanpa gejala dengan tingkat COHb dibawah 10%

2)

Bisa dilakukan terapi O 2 hiperbarik untuk membersihkan kadar CO dalam


darah.

Tindakan Pencegahan Keracunan Karbon Monoksida


Di rumah:
Sumber potensial gas karbonmonoksida di rumah antara lain:
-

Gas knalpot mobil dalam garasi

Alat pemanggang berbeque di dalam garasi

Pengering pakaian

Dapur tanpa ventilasi yang memadai

Kebocoran tabung gas

Sumbatan pada cerobong asap rumah

Water Heater

Gambar 3. Sumber karbonmonoksida di rumah 20

Jangan pernah menggunakan peralatan berbahan bakar minyar dan gas di dalam
ruangan, dan jika memungkinkan gunakan peralatan yang digerakkan oleh listrik.

Memasang detektor karbonmonoksida

Yakinkan untuk membuka jendela untuk mendapatkan ventilasi yang baik

Jika memiliki generator di rumah anda, yakinkan generator memiliki jarak bebas
sekitar 3-4 kaki di semua sisi dan di atasnya

Yakinkan semua peralatan yang digunakan di dalam ruangan bekerja dengan kondisi
baik

Jika mengalami gejala keracunan gas CO segera dapatkan udara segar dan dapatkan
perawatan medis

Gambar 4. Detektor
Di tempat kerja:
-

Memasang carbon monoside gas detector atau detektor gas CO, yang dilengkapi
dengan alarm, di ruangan di mana gas CO dihasilkan.

Memastikan bahwa sistem ventilasi terpasang dan beroperasi dengan baik.

Sebelum melakukan pekerjaan di area tertutup atau confined space, dilakukakn


terlebih dahulu.

Gambar 5. Contoh masker yang dapat dipakai untuk mencegah keracunan CO


Di dalam mobil
-

secara rutin periksa sistem pembangunan kendaraan anda setiap tahunya, kebocoran
kecil bisa memicu gas karbonmonoksida masuk ke dalam mobil

jangan menjalankan mobil di dalam garasi kendaraan yang sedang tertutup, gas
karbon monoksida bisa dengan cepat memenuhi ruangan

jika beristirahat di dalam mobil, jangan menutup semua kaca dan pintu dengan
penyejuk udara masih menyala. Banyak kasus kematian di dalam mobil karena
keracunan gas karbonmonoksida

periksa sistem AC mobil anda apakah ada kebocoran yang mungkin terjadi

Gambar 6. Detektor CO yang dipasang di mobil


Interpretasi Temuan
Pada jenazah laki-laki:
-

Piyama putih bergaris-garis menggunakan 5 buah kancing


Celana piyama berwarna putih dengan saku masing-masing pada sisi kanan dan kiri
depan
Kantong kiri dan kanan kosong

Kaku mayat seluruh tubuh. Lebam mayat merah muda terang (cherry pink), hilang

pada penekanan.
Jenazah berwargakenegaraan Indonesia, 65 thn, sawo matang, gizi cukup, TB 165,

BB 65
Rambut .
Alis hitam, tumbuh lebat dengan panjang 2,5cm.
Bulu mata hitam, tumbuh lurus, panjang 5 mm.
Kumis dan Jenggot dengan panjang 2 mm
Kedua mata tertutup. Selaput mata bening bola mata item, tidak ada pelebaran

pembuluh darah.
Hidung mancung. telinga biasa
Mulut terbuka lebar 5mm. Kedua bibir tampak tebal. Gigi geligi lengkap.
Alat kelamin normal

Eritema dan vesikel/bula pada kulit dada, perut, muka dan anggota gerak badan.

Pada tubuh tidak didapatkan luka


Tidak ada patah tulang

Pada jenazah perempuan:


-

Menggunakan daster berwarna hijau polos


Celana dalam bahan kaus warna merah muda memakai karet pada pinggang
Kaku mayat seluruh tubuh. Lebam mayat merah muda terang (cherry pink), hilang

pada penekanan.
Jenazah berkewarganegaraan Indonesia, 55 thn, sawo matang, gizi cukup, TB 165,

BB 62
Rambut kepala panjang lebat bnyak warna hitam.
Alis hitam, tumbuh lebat dengan panjang 2 cm.
Bulu mata hitam, tumbuh lurus, panjang 7mm.
Kedua mata tertutup. Selaput mata bening, bola mata item, tidak ada pelebaran

pembuluh darah.
Hidung mancung. telinga biasa
Mulut terbuka lebar 3mm. Kedua bibir tampak tebal. Gigi geligi lengkap.
Alat kelamin normal

Eritema dan vesikel/bula pada kulit dada, perut, muka dan anggota gerak badan.

- Pada tubuh tidak didapatkan luka


- Tidak ada patah tulang
Pada tempat kejadian perkara
- Ruangan tertata rapi
- Jenazah meninggal di tempat tidur
- Tidak ditemukan barang yang hilang
- Water heater pada kamar mandi di kamar masih menyala
Kemungkinan saat kematian

Saat kematian diperkirakan kurang dari 72 jam, dikarenakan sudah terbentuknya


lebam mayat (dimulai 20-30 menit setelah mati), sudah terjadi kaku mayat
(sekitar 2 jam setelah mati), dan penurunan suhu sebesar 0,5 oC. Belum terjadi
pembusukan.
Cara kematian
Diperkirakan akibat korban keracunan gas karbon monoksida dari pemanas air
pada kamar mandi dalam kamar tidur tersebut yang didapati selangnya bocor.
Penyebab kematian
Terjadinya gagal nafas/asfiksia akibat keracunan karbon monoksida dari
kebocoran gas pemanas air.
Laporan pemeriksaan
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup
maupun mati, ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya
dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan.
Penegak hukum mengartikan Visum et Repertum sebagai laporan tertulis yang dibuat
dokter berdasarkan sumpah atas permintaan yang berwajib untuk kepentingan peradilan
tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan menurut pengetahuan yang sebaikbaiknya. 3
Perbedaan Visum et Repertum dengan Catatan Medis:
Catatan medis adalah catatan tentang seluruh hasil pemeriksaan medis beserta
tindakan pengobatan atau perawatan yang dilakukan oleh dokter. Catatan medis
disimpan oleh dokter atau institusi dan bersifat rahasia, tidak boleh dibuka kecuali
dengan izin dari pasien atau atas kesepakatan sebelumnya misalnya untuk keperluan
asuransi. Catatan medis ini berkaitan dengan rahasia kedokteran dengan sanksi hukum
seperti yang terdapat dalam pasal 322 KUHP.
Contoh visum et repertum:

PROJUSTITIA

KOP SURAT
Jakarta, 16 Desember 2015
Visum Et Repertum
No: I/VeR/2012/UKRIDA

Yang bertanda tangan dibawah ini, (nama dokter), dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan
tertulis dari kepolisian Resort Polisi Jakarta Barat No.Pol.:B123VRIII10 Serse tertanggal 16 Desember
2015, maka pada tanggal enam belas Desember, pukul Sembilan lewat dua puluh menit Waktu Indonesia
Bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran UKRIDA telah
melakukan pemeriksaan atas jenazah yangmenurut surat permintaan tersebut adalah :
Nama
: Tn.Jono-----------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin
: Laki-laki-----------------------------------------------------------------------------------------------Umur
: 65 tahun-----------------------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan
: Indonesia----------------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: wiraswasta----------------------------------------------------------------------------------------------Alamat
: Jl hidup baru no 8 rt/rw 01/02---------------------------------------------------------------Mayat telah diidentifikasikan dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah,
terikat pada ibu jari kaki kanan
Hasil Pemeriksaan
I. Pemeriksaan Luar
1. Mayat tidak terbungkus...............................................................................................................
2. Mayat berpakaian sebagai berikut :
a. Piyama lengan panjang, berwarna putih dengan corak bergaris-garis. Piyama tidak
didapatkanapa-apa----------------------------------------------------------------------------------------b. Celana panjang bahan, berwarna putiih tanpa merek, dua buah saku di belakang dan
satubuah saku masing-masing pada sisi kanan dan kiri------------------------------------------c. Celana dalam berwarna biru tua, dengan karet warna hitam bertuliskan Rider dengan
warna putih pada bagian pinggang--------------------------------------------------------------------3. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, sukar dilawan, lebam mayat pada daerah punggung,
berwarna merah muda, hilang pada penekanan---------------------------------------------------------------4. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur enam puluh lima tahun, kulit berwarna
sawo matang, gizi baik, panjang badan seratus enam puluh lima sentimeter, dan berat badan
enam puluh lima kilogram dan zakar disunat-------------------------------------------------------------------5. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuh tipis, panjang lima sentimeter. Alis warna hitam, tumbuh
lebat. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang lima millimeter dengan kumis sepanjang
dua milimeter ---------------------------------------------------------------------------------------------------------6. Kedua mata tertutup rapat-----------------------------------------------------------------------------------------7. Hidung berbentuk biasa, kedua daun telinga berbentuk biasa--------------------------------------------8. Mulut terbuka lima milimeter, kedua bibir tipis, gigi geligi lengkap--------------------------------------9. Dari lubang hidung, telinga, mulut, dan lubang tubuh lainnya tidak keluar apa-apa ----------------10. Alat kelamin berbentuk biasa tidak ada kelainan. Lubang dubur berbentuk biasa tidak ada
kelainan --------------------------------------------------------------------------------------------------------------II. Pemeriksaan dalam (bedah jenazah )
11. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning kecoklatan, tebal di daerah
dada lima milimeter sedangkan di daerah perut sebelas sentimeter. Otot-otot berwarna merah
terang dan cukup tebal----------------------------------------------------------------------------------------------12. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri setinggi sela iga
kelima--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------13. Semua iga lain serta tulang dada tidak menunjukan kelainan---------------------------------------------14. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukan kelainan--------------------------15. Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua tepi paru. Kandung jantung tidak menunjukan
adanya kelainan-------------------------------------------------------------------------------------------------------16. Rongga dada tidak menunjukan kelainan. Ditemukan adanya pneumonia hipostatik paru di paru
kanan dan kiri----------------------------------------------------------------------------------------------------------17. Dinding rongga perut tampak licin, berwarna kelabu mengkilat dengan sedikit berwarna merah
terang. Dalam rongga perut tidak terdapat darah maupun cairan. Tirai usus tampak menutupi
sebagian besar usus. Lambung dan usus berwarna merah terang----------------------------------------18. Lidah berwarna kelabu, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah.
Tonsil tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan kelainan. Kelenjar gondok

19.
20.
21.

22.

23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.

30.
31.

32.

berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidka menunjukan kelainan, berat
dua puluh gram--------------------------------------------------------------------------------------------------------Batang tenggorok dan cabangnya tidak tampak kelainan---------------------------------------------------Kerongkongan kosong, selaput lendirnya berwarna putih---------------------------------------------------Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa.
Penampangnya tampak agak pucat dan dari irisan keluar sedikit darah.--------------------------------Paru kiri terdiri dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan agak kenyal, kurang
mengandung udara. Paru kiri tampak agak menguncup. Berat paru kiri tiga ratus gram dan
kanan empat ratus gram-------------------------------------------------------------------------------------------Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat. Selaput luar jantung tampak licin, terdapat bintik
perdarahan-------------------------------------------------------------------------------------------------------------a. Ditemukan adanya perdarahan dan nekrosis pada otot jantung, terutama di muskulus
papilaris ventrikel kiri. Penampang memanjang muskulus papilaris berbercak-bercak
perdarahan. Ditemukan adanya perdarahan pada otot bilik terutama di superikardial dan
subendokardial---------------------------------------------------------------------------------------------b. Katup jantung tidak menunjukan kelainan. Lingkaran katup serambi bilik kanan sebelas
sentimeter sedangkan yang kiri sembilan sentimeter. Lingkaran katup nadi paru
sepanjang enam setengah sentimeter dan katup batang nadi sepanjang enam
sentimeter. Tebal otot bilik jantung kanan empat milimeter dan yang kiri dua belas
milimeter. Bilik jantung terdapat trombosis-----------------------------------------------------------c. Otot puting cukup tebal. Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat dan dindingnya tidak
menebal. Sekat jantung tidak menunjukan kelainan-----------------------------------------------d. Berat jantung tiga ratus gram---------------------------------------------------------------------------Hati berwarna merah muda terang, permukaannya rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal
padat. Penampang hati berwarna merah muda dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati
adalah seribu dua ratus gram--------------------------------------------------------------------------------------Kandung empedu berisi cairan berwarna hijau coklat, selaput lendirnya berwarna hijau seperti
beludru. Saluran empedu tidak menunjukan penyumbatan-------------------------------------------------Limpa berwarna merah ungu, permukaannya keriput dan perabaan lembek. Penampangnya
berwarna merah terang dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram ---------Kelenjar liur perut berwarna putih kekuningan, permukaan menunjukan belah-belah dan
penampangnya tidak menunjukan kelainan. Berat kelenjar liur perut delapan puluh lima gram ----Lambung berisi makanan yang setengah tercerna terdiri dari nasi dan sayur. Selaput lendirnya
berwarna kemerahan dan menunjukan lipatan yang biasa, tidak terdapat kelainan -------------------a. Usus dua belas jari, usus halus, dan usus besar tidak menunjukan kelainan ----------------Anak ginjal kanan berbentuk trapesium dan yang kiri berbentuk bulan sabit . Gambaran kulit dan
sumsum jelas, tidak menunjukan kelainan. Berat anak ginjal kanan delapan gram dan yang kiri
sembilan gram---------------------------------------------------------------------------------------------------------Ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tipis. Simpai ginjal kanan dan kiri tampak rata dan licin,
berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan sembilan puluh gram dan yang kiri
seratus gram. Penampang ginjal menunjukan gambaran yang jelas, piala ginjal dan saluran
kemih tidak menunjukan kelainan---------------------------------------------------------------------------------Kandung kencing berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendirnya erwarna putih, tidak
menunjukan kelainan-------------------------------------------------------------------------------------------------Kulit kepala bagian dalam bersih. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak tidak menunjukan
kelainan. Tidak terdapat perdarahan di atas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan
otak besar menunjukan gambaran lekuk otak yang biasa, terdapat bintik perdarahan pada
daerah permukaan otak dan daerah putih otak. Otak kecil dan batang otak tidak menunjukan
perdarahan baik pada permukaan maupun penampangnya. Ditemukan ensefalomalasia simetri
pada globus palidus. Pemeriksaan mikroskopik otak memberi gambaran pembuluh-pembuluh
halus yang mengandung trombi hialin, Nekrosis halus dengan ditengahnya terdapat pembuluh
daraha yang mengandung trombi hialin dengan perdarahan di sekitarnya, nekrosis halus yang
dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah yang mengandung trombi, dinding arteriol memecah --Dilakukan pemeriksaan laboratorium uji dilusi alkali dengan hasil memberi warna merah muda
terang yang bertahan selama beberapa detik dan setelah satu menit baru berubah menjadi

coklat kehijauan. Dilakukan uji kromatografi gas dengan kadar gas CO di dalam darah mencapai
dua puluh persen------------------------------------------------------------------------------------------------------Kesimpulan
Pada mayat laki-laki ini ditemukan lebam mayat yang berwarna merah terang, otot berwarna
merah muda terang, darah berwarna merah muda terang dan alat-alat dalam tubuh berwarna merah
muda terang. Uji dilusi alkali menunjukan tidak terjadi perubahan warna menjadi merah hijau kecoklatan
langsung, uji kromatografi gas menunjukan kadar CO kira-kira lima puluh persen. Tidak ditemukan
adanya luka pada tubuh--------------------------------------------------------------------------------------------------------Sebab mati orang ini adalah keracunan gas CO yang terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
kekurangan oksigen. Demikianlah Visum et Repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
Dokter yang memeriksa,
(nama dokter)

PROJUSTITIA

KOP SURAT
Jakarta, 16 Desember 2015

Visum Et Repertum
No: I/VeR/2012/UKRIDA
Yang bertanda tangan dibawah ini, (nama dokter), dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan
tertulis dari kepolisian Resort Polisi Jakarta Barat No.Pol.:B123VRIII10 Serse tertanggal 16 Desember
2015, maka pada tanggal enam belas Desember, pukul Sembilan lewat dua puluh menit Waktu Indonesia
Bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran UKRIDA telah
melakukan pemeriksaan atas jenazah yangmenurut surat permintaan tersebut adalah :
Nama
:Ny. Tini -----------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin
: Perempuan-----------------------------------------------------------------------------------------------Umur
: 55 tahun-----------------------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan
: Indonesia----------------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: wiraswasta----------------------------------------------------------------------------------------------Alamat
: Jl hidup baru no 8 rt/rw 01/02---------------------------------------------------------------Mayat telah diidentifikasikan dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah,
terikat pada ibu jari kaki kanan
Hasil Pemeriksaan
I. Pemeriksaan Luar
1. Mayat tidak terbungkus...............................................................................................................
2. Mayat berpakaian sebagai berikut :
Piyama lengan panjang, berwarna putih dengan corak bergaris-garis. Piyama tidak
didapatkanapa-apa----------------------------------------------------------------------------------------Celana panjang bahan, berwarna putiih tanpa merek, dua buah saku di belakang dan satubuah
saku masing-masing pada sisi kanan dan kiri------------------------------------------Celana dalam berwarna biru tua, dengan karet warna hitam bertuliskan Rider dengan warna
putih pada bagian pinggang--------------------------------------------------------------------3. Pada jari manis kiri terdapat sbentuk cincin dari logam berwarna kuning.
4. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, sukar dilawan, lebam mayat pada daerah punggung,
berwarna merah muda, hilang pada penekanan---------------------------------------------------------------5. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur enam puluh lima tahun, kulit berwarna
sawo matang, gizi baik, panjang badan seratus enam puluh lima sentimeter, dan berat badan
enam puluh lima kilogram dan zakar disunat--------------------------------------------------------------------

6. Daerah dada pada sebelah kanan maupun kiri normal.


7. Rambut kepala panjang lebat bnyak warna hitam. Alis hitam, tumbuh lebat dengan panjang 2
sentimeter. Bulu mata hitam, tumbuh lurus, panjang 7 milimeter. ---------------------------------------------------8. Kedua mata tertutup rapat-----------------------------------------------------------------------------------------9. Hidung berbentuk biasa, kedua daun telinga berbentuk biasa--------------------------------------------10. Mulut terbuka tiga milimeter, kedua bibir tipis, gigi geligi lengkap--------------------------------------11. Dari lubang hidung, telinga, mulut, dan lubang tubuh lainnya tidak keluar apa-apa ----------------12. Alat kelamin berbentuk biasa tidak ada kelainan. Lubang dubur berbentuk biasa tidak ada
kelainan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------II. Pemeriksaan dalam (bedah jenazah )
13. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning kecoklatan, tebal di daerah
dada lima milimeter sedangkan di daerah perut sebelas sentimeter. Otot-otot berwarna merah
terang dan cukup tebal----------------------------------------------------------------------------------------------14. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri setinggi sela iga
kelima--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------15. Semua iga lain serta tulang dada tidak menunjukan kelainan---------------------------------------------16. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukan kelainan--------------------------17. Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua tepi paru. Kandung jantung tidak menunjukan
adanya kelainan-------------------------------------------------------------------------------------------------------18. Rongga dada tidak menunjukan kelainan. Ditemukan adanya pneumonia hipostatik paru di paru
kanan dan kiri----------------------------------------------------------------------------------------------------------19. Dinding rongga perut tampak licin, berwarna kelabu mengkilat dengan sedikit berwarna merah
terang. Dalam rongga perut tidak terdapat darah maupun cairan. Tirai usus tampak menutupi
sebagian besar usus. Lambung dan usus berwarna merah terang----------------------------------------20. Lidah berwarna kelabu, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah.
Tonsil tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan kelainan. Kelenjar gondok
berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidka menunjukan kelainan, berat
dua puluh gram--------------------------------------------------------------------------------------------------------21. Batang tenggorok dan cabangnya tidak tampak kelainan---------------------------------------------------22. Kerongkongan kosong, selaput lendirnya berwarna putih---------------------------------------------------23. Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa.
Penampangnya tampak agak pucat dan dari irisan keluar sedikit darah.--------------------------------a. Paru kiri terdiri dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan agak kenyal,
kurang mengandung udara. Paru kiri tampak agak menguncup. Berat paru kiri tiga ratus
gram
dan
kanan
empat
ratus
gram-------------------------------------------------------------------------------------------24. Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat. Selaput luar jantung tampak licin, terdapat bintik
perdarahan-------------------------------------------------------------------------------------------------------------a. Ditemukan adanya perdarahan dan nekrosis pada otot jantung, terutama di muskulus
papilaris ventrikel kiri. Penampang memanjang muskulus papilaris berbercak-bercak
perdarahan. Ditemukan adanya perdarahan pada otot bilik terutama di superikardial dan
subendokardial---------------------------------------------------------------------------------------------b. Katup jantung tidak menunjukan kelainan. Lingkaran katup serambi bilik kanan sebelas
sentimeter sedangkan yang kiri sembilan sentimeter. Lingkaran katup nadi paru
sepanjang enam setengah sentimeter dan katup batang nadi sepanjang enam
sentimeter. Tebal otot bilik jantung kanan empat milimeter dan yang kiri dua belas
milimeter. Bilik jantung terdapat trombosis-----------------------------------------------------------c. Otot puting cukup tebal. Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat dan dindingnya tidak
menebal. Sekat jantung tidak menunjukan kelainan-----------------------------------------------d. Berat jantung tiga ratus gram---------------------------------------------------------------------------25. Hati berwarna merah muda terang, permukaannya rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal
padat. Penampang hati berwarna merah muda dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati
adalah seribu dua ratus gram--------------------------------------------------------------------------------------26. Kandung empedu berisi cairan berwarna hijau coklat, selaput lendirnya berwarna hijau seperti
beludru. Saluran empedu tidak menunjukan penyumbatan--------------------------------------------------

27. Limpa berwarna merah ungu, permukaannya keriput dan perabaan lembek. Penampangnya
berwarna merah terang dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram ---------28. Kelenjar liur perut berwarna putih kekuningan, permukaan menunjukan belah-belah dan
penampangnya tidak menunjukan kelainan. Berat kelenjar liur perut delapan puluh lima gram ----29. Lambung berisi makanan yang setengah tercerna terdiri dari nasi dan sayur. Selaput lendirnya
berwarna kemerahan dan menunjukan lipatan yang biasa, tidak terdapat kelainan -------------------a. Usus dua belas jari, usus halus, dan usus besar tidak menunjukan kelainan ----------------30. Anak ginjal kanan berbentuk trapesium dan yang kiri berbentuk bulan sabit . Gambaran kulit dan
sumsum jelas, tidak menunjukan kelainan. Berat anak ginjal kanan delapan gram dan yang kiri
sembilan gram---------------------------------------------------------------------------------------------------------31. Ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tipis. Simpai ginjal kanan dan kiri tampak rata dan licin,
berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan sembilan puluh gram dan yang kiri
seratus gram. Penampang ginjal menunjukan gambaran yang jelas, piala ginjal dan saluran
kemih tidak menunjukan kelainan---------------------------------------------------------------------------------32. Kandung kencing berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendirnya erwarna putih, tidak
menunjukan kelainan-------------------------------------------------------------------------------------------------33. Kulit kepala bagian dalam bersih. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak tidak menunjukan
kelainan. Tidak terdapat perdarahan di atas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan
otak besar menunjukan gambaran lekuk otak yang biasa, terdapat bintik perdarahan pada
daerah permukaan otak dan daerah putih otak. Otak kecil dan batang otak tidak menunjukan
perdarahan baik pada permukaan maupun penampangnya. Ditemukan ensefalomalasia simetri
pada globus palidus. Pemeriksaan mikroskopik otak memberi gambaran pembuluh-pembuluh
halus yang mengandung trombi hialin, Nekrosis halus dengan ditengahnya terdapat pembuluh
daraha yang mengandung trombi hialin dengan perdarahan di sekitarnya, nekrosis halus yang
dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah yang mengandung trombi, dinding arteriol memecah --34. Dilakukan pemeriksaan laboratorium uji dilusi alkali dengan hasil memberi warna merah muda
terang yang bertahan selama beberapa detik dan setelah satu menit baru berubah menjadi
coklat kehijauan. Dilakukan uji kromatografi gas dengan kadar gas CO di dalam darah mencapai
dua puluh persen------------------------------------------------------------------------------------------------------Kesimpulan
Pada mayat perempuan ini ditemukan lebam mayat yang berwarna merah terang, otot berwarna merah
muda terang, darah berwarna merah muda terang dan alat-alat dalam tubuh berwarna merah muda
terang. Uji dilusi alkali menunjukan tidak terjadi perubahan warna menjadi merah hijau kecoklatan
langsung, uji kromatografi gas menunjukan kadar CO kira-kira lima puluh persen. Tidak ditemukan
adanya luka pada tubuh--------------------------------------------------------------------------------------------------------Sebab mati orang ini adalah keracunan gas CO yang terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
kekurangan oksigen. Demikianlah Visum et Repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana .--Dokter yang memeriksa,
(nama dokter)

Asuransi dan Ilmu Forensik


Asuransi adalah suatu sistem perlindungan terhadap suatu risiko kerugian pada
individu dengancara mendistribusikan atau membagi beban kerugian tersebut kepada
individu-individu lain dalamjumlahbesar sesuai dengan law of averages. Peserta asuransi
tersebut berkewajiban membayar sejumlahpremi dan konsekuensinya ia berhak memperoleh

kompensasi sejumlah tertentu yang diperjanjikan dalam polis apabila ia terkena risiko yang
dipertanggungkan.
Klaim asuransi, baik asuransi jiwa ataupun asuransi kerugian, dapat saja merupakan
hasil dari fraud ataupun abuse, sedemikian rupa sehingga memerlukan penyelidikan forensik
terlebih dahulu sebelum ditentukan claimabilitynya.
Fraud dalam asuransi adalah klaim asuransi dengan niat untuk menipu atau
mengambil keuntungan dari perusahaan asuransi. The Coalition Against Insurance Fraud
menyatakan bahwa fraud dalam perasuransian di Amerika Serikat mencapai USD 875 perorang per-tahun, sehingga diperkirakan kerugian mencapai 80 milyar dollar per-tahun,
sedangkan Medicare memperkirakan kerugian pemerintah sebesar 179 milyar dollar pertahun. Fraud di dalam asuransi kematian saja diduga merugikan hingga 9,6 milyar dollar pertahunnya di Amerika Serikat.4 Dalam tindak fraud terjadi false representation yang
dilakukan dengan niat menipu (sengaja atau lalai berat), yang secara material mempengaruhi
klaim, atau perusahaan asuransi telah membuat keputusan dengan reasonable reliance kepada
false representation tersebut. Beberapa kasus besar fraud di bidang asuransi tercatat:
1. Mantan menteri Inggris John Stonehouse yang dinyatakan hilang tahun 1974 di pantai
Miami, ternyata ditemukan hidup di Australia,
2. Derek Nicholson dinyatakan hilang di New Jersey pada Juli 2003 dan Jottie Nagle
mengklaim asuransi sebesar 1 juta dollar. Keduanya dituntut melakukan fraud.
3. Gayland Sweet di San Diego, seorang claim adjuster sebuah perusahaan asuransi,
bersama dua orang temannya telah melakukan fraud untuk suatu kematian anak yang
tidak pernah ada dan merugikan USD 710.000.
4. John Magno, seorang pebisnis Toronto, dituduh menyuruh membakar tokonya sendiri
untuk dapat mengklaim kerugian kepada perusahaan asuransi. Ia bahkan juga dituduh
melakukan pembunuhan atas salah satu korban kebakaran.
Sebuah survei tentang fraud di Amerika Serikat menunjukkan hasil sebagaimana
dalam tabel 1.3

Tabel 1.3 Average Cost of Fraud by Subcategories (In Thousands of Dollars)

Daftar Pustaka
1.
Anonim. Diskotek Redbox Kebakaran, Diduga 4 orang tewas. 25 Juni 2010. Avaible at
2.

http://m.okezone.com/reas/2010/06/25/340/346484
Anonim. Wanting a meal -1993. Available at

3.

http://belajarfotografi.com/10-foto-ikonik-mengubah-sejarah/
Anonim. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknyya terhdap kesehatan;

4.

http://www.depkes.co.id/download/udara.PDF
Ernst Armin. Zibrak D Joseph, Carbon Monoxide Poisonin. New England Journal of
Medicine Vol 339:1603-1608 (online) November 26, 1998 (cited March 2008); Available

5.

from: URL http://www.nejm.org


Wichaksana A, Astono S, Hanum K, Dampak Keracunan Gas Karbon Monoksida bagi
Kesehatan Pekerja. In Cermin dunia Kedokteran No. 136 2002. p. 24-28.

6.

McBeth C. Carbon Monoxide Poisoning. Utox Update Utah Poison Control Center Vol.

7.

6, 2004.
Tomaszewksi Christian. Carbon Monoxide Poisoning, Earl Awareness and Intervention
can save live. Postgraduate Medicine online Vol. 105 No. 1 (online) January 1999

8.

[cited March 2008]


Harper Adam, Baker Croft James, Carbon Monoxide poisoning: Undected by both
patients and their doctors, British Geriatrics Society Vol. 33:105-109 (online) 2004

9.
10.

(Cited March 2008] available from URL: http://www.nejm.org


Chubyo. Keracunan Karbon Monoksida. www.GrameenFoundation.org
Guy N. Shochat, MD. Toxicity, Carbon Monoxide: Differential Diagnoses and Workup.
http://emedicine.medscape.com/article/819987-Diagnosis, Apr 27, 2010. di akses

11.

tanggal 10 Juli 2010.


Eckert, William G. FORENSIC SCIENCE second edition. New York. CRS Press. Page

12.

121-322. 1997.
Guy N. Shochat, MD. Toxicity, Carbon Monoxide: Follow-Up,
http://emedicine.medscape.com/article/819987-followup. Apr 27, 2010. di akses

13.

tanggal 10 Juli 2010.


Dharma, Mohan S. Et.all. INVESTIGASI KEMATIAN DENGAN TOKSIKOLOGI

14.

FORENSIK. Faculty Medicine University of RIAU. Pekan Baru, RIAU, 2008.


Hariadi A., dkk. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL. Bagian Ilmu

15.

Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Airlangga, hal 223-235, Surabaya, 2006.


Dix, Jay. COLOR ATLAS of FORENSIC PATHOLOGY. United States of America. CRC

16.
17.

Press, 2000.
Jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=262541.
Wichaksana A., Astono S., Hanum K., Dampak Keracunan Gas Karbon Monoksida

18.

bagi Kesehatan Pekerja. In Cermin Dunia Kedokteran No. 136 2002, p. 24-28.
Shochat Guy, Toxicity Carbon Monoxide [online] January 8, 2007 [cited March 2008];

19.
20.
21.

available from: URL http://www.emedicine.com


Sugandhi R., KUHP dan Penjelasannya. Usaha Nasional, Surabaya, 1980.
http://www.inspectapedia.com/hazmat/CarbonMonoxideDetector10DFs.jpg
http://www.directindustry.com/prod/kane-international/portable-carbon-monoxide-co-

22.

detector-16865-236056.html
http://www.archiexpo.com/images_ae/photo-g/carbon-monoxide-detector-61652.jpg

23.

http://www.bombayharbor.com/productimage/0948968001265270476/Respirator_Ndsr3

24.

004.jpg
http://www.bombayharbor.com/productimage/0172960001265270866/Respirator_Ndsr3

25.

007.jpg
Carolyn M Allen 1 http://www.thoracicmedicine.org/article.asp?issn=18171737;year=2010;volume=5;issue=4;spage=201;epage=216;aulast=Allen, 12 November
2011 10:00.

Anda mungkin juga menyukai