EKLAMSIA
PENYUSUN:
FIRMANSYAH (110100010)
IMELDA JUNAEDI (110100058)
ARYA SADEWA SEMBIRING (110100343)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul Eklamsia.
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Anastesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing, dr. Raka Jati Prasetya, M.ked(An), Sp.An, yang telah
meluangkan waktunya dan memberi banyak masukan dalam penyusunan laporan
kasus ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya. Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
ii
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
Bab 2 Tinjauan Pustaka................................................................................. 2
2.1. Preeklamsia.................................................................................... 2
2.1.1. Definisi................................................................................. 2
2.1.2. Etiologi dan Faktor Risiko................................................... 2
2.1.3. Patofisiologi......................................................................... 3
2.1.4. Manifestasi Klinis................................................................ 5
2.1.5. Diagnosis ............................................................................ 7
2.1.6. Penatalaksanaan................................................................... 10
Bab 3 Status pasien......................................................................................... 13
Bab 4 Diskusi dan Pembahasan..................................................................... 21
Bab 5 Kesimpulan........................................................................................... 23
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut yang dapat terjadi ante,
intra, dan postpartum. Gejala klinis yang timbul pada preeclampsia adalah
hipertensi yang disertai proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu. Kelainan
ini bisa sangat berbahaya terhadap keselamatan ibu hamil dan bayi. 1
Insidensi preeclampsia berkisar 3-7% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian
terbanyak adalah pada wanita dengan kehamilan pertama atau pada kehamilan
kembar. Hipertensi, diabetes melitus, proteinuria, obesitas, riwayat keluarga dan
nuliparitas adalah beberapa kondisi yang berkontribusi sebagai faktor risiko
terjadinya preeklampsia. 2
Pada
preeclampsia
terjadi
penurunan
faktor
pertumbuhan
plasenta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
2.1.1 Definisi
Preeklampsia adalah sindrom spesifik-kehamilan berupa penurunan perfusi organ
sebagai akibat dari vasospasme dan aktivasi endotel, ditandai dengan timbulnya
hipertensi setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Hipertensi
yang dimaksud adalah tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg.
Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama
dengan 1+ dipstick. 1
2.1.2 Etiologi dan faktor Resiko
Etiologi preeklampsia masih belum diketahui dengan pasti. Walaupun begitu, ada
beberapa teori yang dirumuskan oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu
invasi trofoblas yang tidak normal pada pembuluh darah uterus, intoleransi
imunologis antara fetoplasenta dan jaringan maternal, maladaptasi terhadap
perubahan kardiovaskuler dan inflamasi pada kehamilan, defisiensi nutrisi, dan
abnormalitas genetik. 4
Berbagai faktor resiko yang berperan terhadap terjadinya preeklampsia adalah :
kehamilan berikutnya
Kehamilan multipel
Usia ibu saat hamil > 40 tahun
Kondisi kesehatan ibu, seperti obesitas, resitensi insulin, inflamasi sistemik,
diabetes melitus atau penyakit ginjal. 5
2.1.3 Patofisiologi
Blastokista yang memasuki uterus akan tinggal di kavum uteri selama 1-3
hari. Setelah itu blastokista akan berimplantasi di endometrium. Implantasi
merupakan hasil kerja dari sel-sel trofoblas pada seluruh permukaan blastokista.
Sel-sel ini mensekresikan enzim proteolitik yang mencerna dan mencairkan
endometrium
uterus.
Setelah
implantasi
terjadi,
sel-sel
trofoblas
akan
2.1.5. Diagnosis
Ditegakkan preeklampsia berdasarkan tekanan darah > 140/90mmHg pada dua
kali pemeriksaan, disertai adanya protein dalam urin > 300 mg/dl. Preeklampsia
dapat dibagi dalam golongan ringan dan berat. Pembagian ini tidak berarti ada dua
penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita preeklampsia
ringan dapat mengalami kejang dan jatuh dalam koma. 11
1. Preeklampsia Ringan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu. Tujuan utama perawatan
preeklampsia ini adalah mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah
gangguan fungsi organ vital, dan melahirkan bayi sehat. Ibu hamil dengan
preeklampsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan dan dianjurkan untuk
banyak istirahat tetapi tidak multak selalu tirah baring.
Pada usia kehamilan di atas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring
berguna untuk mengurangi tekanan terhadap vena kava inferior sehingga
aliran darah balik meningkat dan akan menambah curah jantung. Curah
jantung yang bertambah akan meningkatkan aliran darah uteroplasenta
sehingga menambah oksigenasi plasenta dan memperbaiki kondisi janin dalam
rahim. Peningkatan curah jantung juga akan meningkatkan aliran darah ke
organ-organ vital. Aliran darah yang bertambah ke ginjal akan meningkatkan
filtrasi glomeruli dan diuresis. Diuresis akan meningkatkan ekskresi natrium,
menurunkan reaktivitas kardiovaskular, sehingga mengurangi vasospasme.
2. Preeklampsia Berat
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan apabila ditemukan satu atau lebih
gejala berikut :1
Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik 110 mmHg
Proteinuria > 5 g/24jam atau 4 + dipstick
Oligoruia, yaitu produksi urin < 500 cc/24jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma
10
3. Eklampsia
11
mencegah
2.1.6 Penatalaksanaan
12
12
13
Tatalaksana
preeklampsia
berat
merekomendasikan
dosis
loading
terakhir,
kecuali
terdapat
alasan
tertentu
untuk melanjutkan
14
BAB 3
STATUS PASIEN
3.1.
Anamnesis
15
Ibu IS, 36 tahun, 60 kg, G1P2A0 datang ke Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik dengan keluhan kejang sejak 1 hari lalu yang berlangsung
selama 15 menit kemudian mengalami penurunan kesadaran. Riwayat nyeri
kepala tidak dijumpai. Sebelumnya pasien mengalami mimisan sejak 4 hari lalu
dan dirawat di rumah sakit lain selama 3 hari. Darah yang keluar dari hidung
berhenti dengan cepat. Pasien juga mengeluh muntah darah 1 hari lalu berwarna
merah gelap dengan jumlah kira-kira stengah gelas air mineral. Riwayat mual
tidak dijumpai. Riwayat demam tidak dijumpai. Riwayat kaki bengkak dijumpai
sejak 2 minggu lalu. BAK (+) normal. Riwayat hipertensi sebelum kehamilan
tidak dijumpai. Riwayat hipertensi dalam 1 bulan ini dengan tekanan darah
tertinggi 200mmHg. Saat ini pasien dengan kehamilan anak ketiga dengan usia
kehamilan 32 minggu. Anak pertama berusia 4 tahun berjenis kelamin
perempuan dengan lahir normal, cukup bulan, dengan BBL 3000gr. Anak kedua
berusia 2 tahun berjenis kelamin laki-laki dengan lahir normal,cukup bulan,
dengan BBL 3500gr.
HPHT:
RPT
: Preeklamsia
RPO
: nifedipine
Time Sequence
16
M0 7 a M0 8 a M0 8 a
r2 e 0 t r2 e 0 t r2 e 0 t
1 6 1 6 1 6
3.2.
Primary Survey
Kesimpulan
Airway clear
lift
RR: 24 x/menit
tipe
abdominal
Perkusi:
Sonor kedua lapangan
paru
Auskultasi
SP/ST: vesikuler/(-)
SaO2: 98-99%
RR : 24 x/menit
Penanganan
Hasil
Head tilt & chin Airway clear
via RR : 24x/menit
nasal canul 3L/i SaO2: 98-99%
Oksigen
17
C (circulation)
Sirkulasi baik
Capillary Refill Time <
Pasang
2 detik
Akral hangat, merah,
line 18G
Pemberian
170/120
mmHg
cairan
kering
T/V cukup
TD: 180/120mmHg
HR:
96
x/menit,
regular
Perdarahan : D (disability)
Kesadaran: GCS
IV TD:
kristaloid (RL)
Pasien
dalam Mempertahankan
Pasien
13 kesadaran
A-B-C
tetap kesadaran
( E4M5V4 )
somnolen
AVPU: verbal
pupil : 3 mm : 3 mm,
lancar
somnolen
dalam
isokor
Rc : +/+
E (exposure)
Oedema (-)
3.3.
Secondary Survey
18
Kesan: kardiomegali,
aloebar oedema.
4.
Penanganan IGD
3.5.
Pemeriksaan Penunjang
USG TAS: jenis kelamin janin: laki-laki
BPD: 8,81cm
19
FL: 6,33cm
AC: 23,72cm
Air ketuban cukup
Rujukan
11,715,5
4,511,0x103
3844%
150450x103
7-19 mg/dL
<50 mg/dL
0,500,90 mg/dL
135155 mEq/L
3,65,5 mEq/L
96106 mEq/L
<200 mg/dL
Kesimpulan:
Anemia normokrom normositer
3.6.
Diagnosis
Eklamsia + partial HELLP syndrome + MG + KDR (32-34mggu) + PK +
AH
20
3.7.
Pre Operasi
3.8.
Melakukan
edukasi tindakan dan persetujuan tindakn yang akan
dilakukan
Memastikan IV line terpasang
Melakukan pemeriksaan fisik dan menilai pemeriksaan penunjang
sebelum tindakan operasi
Persiapan alat yang terdiri dari mesin anastesi + sungkup sesuai ukuran +
corrugated tube, mesin monitor hemodinamik dan elektroda, mesin suction
dan catheter suction, stetoskop dan laryngoscope blade, ETT,
plaster,connector, stylet,bantal intubasi, donat, boh, papan tangan, magil
forceps, pack mulut, hand gloves, kasa, jelli, salep mata, betadine,alcohol.
Persiapan obat-obatan anstesi seperti fentanyl, midazolam, propovol,
rocuronium, atropine, epinefrin, dan efedrin.
Durante operasi
08 Maret 2016
S : (-)
21
O:
Bedrest + head up 30
IVFD RL 30 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam.
Nifedipin tab 4x10 mg
Inj. Fentanyl 300mg + Midazolam 15 mg 4cc/jam
Diet IV 1500kkal + 60gr protein
R:
cek DL, AGDA, KGD, elektrolit, fungsin ginjal, fungsi hati
09 Maret 2016
S : (-)
22
O:
Bedrest + head up 30
IVFD RL 30 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam.
Nifedipin tab 4x10 mg
Inj. Fentanyl 300mg + Midazolam 15 mg 4cc/jam
Diet IV 1500kkal + 60gr protein
R:
BAB 4
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
23
Teori
Kasus
Faktor risiko
Berbagai faktor resiko yang berperan
terhadap terjadinya preeklampsia adalah :
Genetik,
wanita
menderita
yang
pernah
preeklampsia
kehamilan
sebelumnya
pada
memiliki
Kehamilan multiple
Usia kehamilan 36 tahun
preeklamsi
pada
kehamilan
berikutnya
Kehamilan multipel
Usia ibu saat hamil > 35 tahun
Kondisi kesehatan ibu, seperti
obesitas, resitensi insulin, inflamasi
sistemik,
diabetes
melitus
atau
penyakit ginjal. 5
Manifestas Klinis
Hipertensi
1.
2.
3.
4.
5.
Hipertensi
Koagulopati dan sindrom HELLP
Penururnan GFR
Proteinuria
eklampsia
Kejang
Nyeri kepala
Proteinuria
Perdarahan
Oedem pre tibial
Membebaskan
jalan
nafas
11
b. oksigen
c. kateter menetap
24
d. cairan intravenae.
20gtt/i.
f. Antihipertensi
g. Kortikosteroid
maintainance
RL
dengan
14gtt/i.
Nifedipin 4 x 10 mg
kecepatan
25
BAB 5
KESIMPULAN
Ibu IS, 36 tahun, 60 kg, G1P2A0 datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik dengan keluhan kejang. Pasien didiagnosa dengan Eklamsia + partial
HELLP syndrome + MG + KDR (32-34mggu) + PK + AH.
26
DAFTAR PUSTAKA
penyunting
ketua,
Rachimadi,
T.,
Wiknjosastro,
G.H.,
and
Gynecology.
2013.
27
11. Uzan, J., Carbonnel, M., Piconne, O., Asmar, R., dan Ayoubi, J, 2011.
Pre-eclampsia:
Pathophysiology,
Diagnosis,
and
Management.