Anda di halaman 1dari 2

....

dan apa-apa yang diberi oleh Rasul kepada kamu, maka ambillah; dan
apa-apa yang ia larang kamu, jauhilah ......
ISLAM AS A WAY OF LIFE
"Dan Aku (Allah) tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk mengabdi
kepadaKu"(QS. Adz Dzariyaat:56).
Sebagai seorang yang beragama, khususnya beragama Islam, dalam mengarungi
kehidupan ini untuk mengabdi kepada Yang Maha Pencipta haruslah selalu
berlandaskan Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Sehingga kita tidak tergolong orang yang
sesat.
"Telah Aku tinggalkan dua hal, tiadalah kalian akan tersesat selama kalian benar-benar
berpegang kepada duanya, yakni Al Qur'an dan Sunnah Nabi (Hadist yang shohih).
Apa yang kita kerjakan, apa yang kita usahakan, hendaklah diniatkan semata-mata
karena Allah SWT Dengan demikian Insya Allah kita akan tergolong orang-orang yang
ihklas.
Katakanlah:"Sesungguhnya shalatku, dan ibadahku, dan hidupku, dan matiku,
hanyalah untuk Allah, Tuhan Yang Mengatur Alam Semesta tiada sekutu bagi-Nya dan
demikian itulah aku diprintahkan dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)". QS. Al An'aam:162-163.
Manfaatkanlah Pendengaran, Penglihatan, Pemikiran dan Perasaan kita sehingga kita
tidak terjebak karena ketidaktahuan akan suatu hal apakah itu dilarang atau harus
dikerjakan sesuai ketentuan Allah.
Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan
mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan, pemikiran serta
perasaan, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang
dilakukannya."(QS. Al Isra:36).
Jadi janganlah kita menjadi manusia yang tergolong prejudice (belum apa-apa sudah
menolak), atau ingkar karena alasan "saya belum mengetahui" akan hal apa yang
telah atau akan kita lakukan. Sehingga untuk menghindari hal itu kita harus selalu
reserve karena Allah telah memperingatkannya.
"Dan berimanlah kamu dengan apa yang aku turunkan (Al-Qur'an) yang mengesahkan
benarnya Kitab yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang
belum apa-apa sudah kafir (ingkar) akan Dia, dan janganlah pula kamu menjadikan
ayat-ayatKu (sebagai harga untuk) membeli kelebihan-kelebihan yang sedikt
faedahnya; dan kepada Akulah sahaja hendaklah kamu bertanya."(QS. Al Baqarah:41).
Selain jangan prejudice atau apriori. Kita janganlah juga mengandalkan 100%
pendengaran dan penglihatan, pemikiran dan perasaan (4P). Karena banyak hal-hal
selama ini yang dapat menipu atau mengaburkan 4P. Jadi pembenaran dari
pemanfaatan dan penggunaan 4P tidaklah mutlak.
"Kebanaran yang mutlak itu adalah yang datangnya dari Tuhanmu, oleh karena itu
janganlah sekali-kali engkau termasuk dalam golongan orang-orang yang raguragu."(QS. Al Baqarah:147).
Dengan menyadari kemampuan dan keterbatasan 4P, maka apabila kita menghadapi

hal-hal yang menyakitkan, menyulitkan, kegagalan. Maka kita tidak perlu membecinya
namun hendaklah kita dapat menerimanya dengan lapang dada Demikian pula
sebaliknya bila kita menghadapi keberhasilan atau kesenangan, janganlah keburu
senang atau bangga, itu semua semata-mata karena pertolongan Allah.
"Kamu diwajibkan berperang (untuk menentang pencerobohan) sedang berperang itu
ialah perkara yang kamu benci; dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia
baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi
kamu. dan ingatlah, Allah jualah yang mengetahui (semua itu), sedang kamu tidak
mengetahuinya."(QS. Al Baqarah:216)
Dengan demikian kita bisa tergolong orang-orang yang selalu bersyukur atas apa yang
telah Allah berikan kepada hambanya.
"Dan ingatlah ketika Tuhan kamu memberitahu: "Demi sesungguhnya !. Jika kamu
bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi
sesungguhnya, jika kamu kufur, ingkar, sesungguhnya azabku amatlah keras."(QS.
Ibrahim:7).
Bagaimana dengan syahwat yaitu keinginan untuk memiliki atau menikmati sesuatu
(bukan hanya sex saja) dan ghodob yaitu keinginan untuk mempertahankan apa-apa
yang kita miliki atau nikmati. Nah itulah yang kita kenal yang namanya kesenangan
dunia. Namun kita harus sadari bahwa selain kehidupan didunia ada lagi kehidupan di
akhirat.
Memang menghilangkan syahwat dan ghodob tidaklah mungkin, tapi kita harus
berupaya untuk menekan atau tepatnya mengendalikannya, sehingga kita tidak
hanyut oleh keduniawian.
Jadi dalam kita berwirausaha harus beroreantasi mengejar akhirat dengan tidak
melupakan duniawi.Dengan demikian semata-mata apa yang kita usahakan, kita
kerjakan didunia ini merupakan tabungan untuk di akhirat.
"Dan ingatlah bahwa kehidupan dunia ini meliputi segala kesenangan dan
kemewahannya, jika dinilaikan dengan keidupan akhirat tidak lain hanyalah ibarat
hiburan dan permainan; dan sesungguhnya negeri akherat itu ialah kehidupan yang
sebenar-benarnya; kalaulah mereka mengetahui hakikat ini tentulah mereka tidak
akan melupakan hari akhirat."(QS. Al Ankabut:64).
Dengan menyadari bahwa kita sebagai hamba Allah, memahami akan kemampuan
dan keterbatasan diri dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan
Nya sesuai Al Qur'an dan Sunnah Nabi secara ikhlas, selalu bersyukur atas nikmat
yang diberikanNya. Insya Allah kita akan mendapatkan kebahagian di dunia dan
akhirat. Amin
Yang benar datangnya dari Allah, yang salah hanyalah kebodohan saya.
Lebih kurangnya saya mohon maaf.

Anda mungkin juga menyukai