Anda di halaman 1dari 21

PERJANJIAN KERJASAMA BANGUN, KELOLA/GUNA DAN SERAH

(BUILT OPERATE TRANSFER)


ANTARA
H. DIDI ROHADI
DENGAN
PT. BANGUN SARANA JAYA

Pada hari ini, Rabu tanggal sembilan belas bulan November tahun dua ribu
empat belas (19-11-2014), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama

: H. Didi Rohadi

Nomor Induk KTP

: 3273026512410001

Kewarganegaraan

: Indonesia

Tempat/Tanggal Lahir

: Bandung, 17 Maret 1955

Pekerjaan

: Pensiunan PNS

Tempat Tinggal

: Jalan Dago Nomor 75, Bandung, Jawa Barat

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri sebagai pemilik 2 (dua)
bidang tanah yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Kecamatan
Coblong, Kelurahan Lebak Gede, masing-masing :

1. Hak Milik Nomor 10 seluas 18.000 m2 sebagaimana diuraikan dalam Surat


Ukur tanggal lima bulan Januari tahun seribu sembilan ratus enam puluh
lima (05-01-1965) nomor 356/Coblong Sertifikat tanggal

dua bulan

Februari tahun seribu sembilan ratus enam puluh lima (02-02-1965);

Halaman 1

2. Hak Milik Nomor 11 seluas 12.000 m2 sebagaimana diuraikan dalam Surat


Ukur tanggal lima bulan Januari tahun seribu sembilan ratus enam puluh
lima (05-01-1965) nomor 357/Coblong Sertifikat tanggal dua bulan
Februari tahun seribu sembilan ratus enampuluh lima (02-02-1965), yang
diperoleh berdasarkan Akta Pembagian Waris tanggal dua puluh bulan
Februari tahun seribu sembilan ratus delapan puluh (20-02-1980) yang
dibuat dihadapan Tuan Sucipto, S.H., PPAT untuk wilayah Kota Bandung
yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

2. Nama

: Indra Perwira, S.H.

Nomor Induk KTP

: 32005164270002

Kewarganegaraan

: Indonesia

Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta, 23 Juli 1968

Pekerjaan

: Swasta

Tempat Tinggal

: Jalan Dago Nomor 53, Bandung, Jawa Barat

Dalam hal ini bertindak atas nama PT. Bangun Sarana Jaya yang berkedudukan
di Jakarta yang didirikan menurut dan berdasarkan Akta Pendirian tanggal dua
puluh lima bulan Juli tahun dua ribu empat (25-07-2004) yang dibuat di hadapan
Alifa Dewi,S.H.,M.H, Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar mana telah
memperoleh pengesahan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor C-11887HT.01.01.Th 2005, tanggal
sepuluh bulan Februari tahun dua ribu lima (10-02-2005), dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal sepuluh bulan November
tahun dua ribu lima (10-11-2005) nomor 120 tambahan nomor 900. Anggaran
Dasar Perseroan tersebut telah diubah dan disesuaikan dengan UU Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu dengan akta tanggal dua puluh

Halaman 2

bulan Desember tahun dua ribu delapan (20-12-2008) nomor 75 yang dibuat
dihadapan Alifa Dewi, S.H., M.H., tersebut di atas, akta perubahan tersebut telah
memperoleh persetujuan dari yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal tujuh bulan
Mei tahun dua ribu sembilan (07-05-2009) Nomor AHU-1973.AH.01.02.th 2009,
yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya secara bersama-sama disebut
sebagai Para Pihak, secara sendiri disebut sebagai Pihak. Para Pihak yang
bertindak sebagaimana tersebut diatas,dengan ini menyatakan kehendak dan
keinginannya sebagai berikut:

a. Mengingat bahwa Pihak Pertama adalah pemilik dari kedua bidang tanah
dengan sertifikat Hak Milik tersebut;
b. Mengingat bahwa Pihak Kedua adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang pembangunan perumahan/apartemen;
c. Mengingat Pihak Kedua bermaksud untuk membangun seratus (100)
apartemen berikut bangunan-bangunan penunjangnya yang berupa gedung
pertemuan maupun kolam renang dan sebagainya di atas 2 bidang tanah Hak
Milik Pihak Pertama;
d. Mengingat Pihak Pertama bermaksud untuk memberikan izin atas 2 bidang
tanah Hak Milik untuk di bangun dan kemudian di atas tanah tersebut
diterbitkan Hak Guna Bangunan oleh Pihak Kedua;
e. Mengingat dalam rangka menindak lanjuti Kontrak Kesepahaman Awal/pra
kontraktual (MoU) tertanggal sepuluh bulan Juli tahun dua ribu empat belas
(10-06-2014) antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat untuk
membuat perjanjian tentang Kerjasama Bangun, Kelola/Guna dan Serah
(BOT);

Halaman 3

Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama
Bangun, Kelola/Guna dan Serah (BOT) ini dengan syarat dan ketentuan yang
tertulis di dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Pasal 1
Bentuk Kerjasama
1. Bentuk kerjasama yang bersifat kemitraan antara Pihak Pertama dengan
Pihak Kedua, dimana masing-masing pihak akan memperoleh kemanfaatan
dan keuntungan dari hasil kerjasama yang dimaksud.
2. Dalam kerjasama ini Pihak Pertama menunjuk dan memberikan ijin hanya
kepada

Pihak

Kedua

untuk

melaksanakan

Pembangunan

Proyek

sebagaimana yang tercantum dalam Proposal Pembangunan Proyek di


Kawasan Bandung Utara Kota Bandung yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan perjanjian ini.

Pasal 2
Rencana Pembangunan
1. Dengan disediakannya tanah sebagaimana diatur dalam perjanjian ini, maka
Pihak Kedua akan membangun :
a. 100 (seratus) unit apartemen;
b. Gedung Pertemuan (Convention Hall)
c. Kolam renang dan lain-lain di atas tanah seluas 30.000 m2 didasarkan
atas IMB gabungan tanggal 1 September 2013 nomor 503.648.I/s124927/DPD tahun 2013

Halaman 4

Keseluruhan bangunan tersebut di atas mempunyai status Hak Guna Bangunan


(HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang menjadi bagian dan milik
Pihak Kedua, dan Pihak Kedua mempunyai hak untuk melakukan pengelolaan
maupun pengalihan hak kepada pihak ketiga atas hak yang dimilikinya.
Perincian tersebut diatas selengkapnya tercantum dalam Proposal yang
merupakan bagian tak terpisahkan dengan perjanjian ini.

2. Pihak Pertama memberikan wewenang kepada Pihak Kedua untuk


melaksanakan pembangunan dengan sistem kontrak Kerjasama Bangun,
Kelola/Guna dan Serah (BOT) untuk jangka waktu 30 tahun

Pasal 3
Biaya Proyek
1. Biaya proyek pembangunan yang telah disepakati bersama antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua adalah sebesar Rp 120.000.000.000,- (seratus dua
puluh milyar rupiah)
2. Biaya pembangunan proyek tersebut sudah termasuk di dalamnya adalah
pembagunan gedung pertemuan, kolam renang serta penataan lahan untuk
taman
3. Kenaikan harga yang terjadi selama masa pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua
4. Pihak Kedua memiliki kewenangan menaikan tarif harga pengolahan bahan
bangunan yang melekat pada proyek tersebut sesuai dengan kondisi pasar.

Halaman 5

Pasal 4
Penyelesaian Pembangunan
1. Jika Pihak Kedua mampu menyelesaikan pembangunan selama 30 % (tiga
puluh persen) dari 6 (enam) bulan pertama, maka Pihak Kedua berhak
mendapatkan uang kompensasi awal dari Pihak Pertama sebagai uang muka
2. Jika Pihak Kedua mampu menyelesaikan pembangunan sebanyak 60 %
(enam puluh persen) setelah 12 (dua belas) tahun, maka Pihak Kedua berhak
mendapatkan

kompensasi

pengalokasian

biaya

tambahan

tambahan

dari

pembelian

Pihak
bahan

Pertama

untuk

bangunan

untuk

pembangunan proyek gedung


3. Jika Pihak Kedua telah berhasil menyelesaikan 100 % (seratus persen)
pembangunan proyek, maka Pihak Kedua berhak mendapatkan uang
kompensas secara menyeluruh beserta imbalan tahunan/royalty dalam
memiliki tanah yang telah dimiliki Hak Guna Bangunan selama 30 (tiga
puluh) tahun

Pasal 5
Hak Dan Kewajiban Pihak Pertama
1. Pihak Pertama berhak untuk:
a. Mendapatkan Fasilitas berupa bangunan apartemen, gedung, dan
kolam renang secara Gratis.
b. Perusahaan dibebaskan dari biaya Perencanaan, Pembangunan dan
Perawatan Bangunan selama masa kontrak BOT (Built Operate
Transfer)

Halaman 6

c. Mendapat keuntungan menghemat biaya pembangunan gedung


setelah akhir masa kontrak BOT (Built Operate Transfer) dengan
pihak Karena nantinya akan dikelola sendiri.

2. Pihak Pertama wajib untuk:


a. Menyerahkan tanah untuk dibangun dan kemudian di atas tanah
tersebut akan diterbitkan Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak
Milik untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun dan
dapat dperpanjang selama 25 (dua puluh lima) tahun lagi
b. Memberikan kewenangan penuh kepada Pihak Kedua selaku
investor untuk mengelola bangunan apartemen dan seluruh isi
bangunan gedung tersebut
c. Memberikan lahan yang cukup untuk membangun apartemen dan
fasilitas-fasilitas pendukung tersebut di lingkungan perusahaan
dan menjamin tidak ada pemindahan lokasi
d. Membayar biaya pengelolaan gedung setiap bulan kepada Investor
selaku pengelola dengan tarif sesuai kesepakatan dalam kontrak.

Pasal 6
Hak dan Kewajiban Pihak Kedua
1. Pihak Kedua berhak untuk:
a. Berdasarkan Perjanjian ini, Pihak Kedua berhak- mengelola Proyek
selama jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun terus-menerus terhitung
sejak proyek siap ditempati untuk digunakan sebagai bangunan

Halaman 7

apartemen, gedung perkantoran dan kolam renang asalkan


penggunaannya tidak bertentangan dengan perundang-undangan.
b. Membangun proyek bangunan gedung beserta menyediakan dana
untuk pembangunannya
c. Menerima

Kompensasi

berupa

pembayaran

pengelolaan

apartemen dan seluruh isi gedung lainnya dari Perusahaan setiap


bulan selama masa Kontrak BOT (Built Operate Transfer)
d. Berhak menentukan biaya atau tarif yang dikenakan untuk
mengolah limbah, dan menaikan sesuai dengan kondisi pasar.

2. PIHAK KEDUA wajib untuk:


a. Menanggung semua biaya yang timbul dari proses Pembangunan
apartemen dan seluruh isi gedung tersebut;
b. Menanggung semua biaya perawatan bangunan selama masa
kontrak BOT (Built Operate Transfer);
c. Menanggung biaya tenaga kerja dan Biaya Produksi serta biaya
pajak;
d. Memelihara Bangunan dengan sebaik-baiknya selama masa
kontrak BOT (Built Operate Transfer) sehingga setelah masa kontrak
berakhir bangunan tersebut masih dalam kondisi baik dan bisa
digunakan lagi oleh Perusahaan.
e. Setelah masa pengelolaan Proyek oleh Pihak Kedua berakhir, hari
pertama setelah selesai masa pengelolaan 30 (tiga puluh) tahun,
Pihak Kedua wajib menyerahkan Proyek tersebut kepada Pertama
dalam keadaan baik dan utuh sesuai dengan spesifikasi yang telah
disetujui serta dilengkapi dengan dokumen-dokumen dan gambargambar berkenaan dengan pembangunan Proyek dan bebas dari

Halaman 8

segala bentuk beban apapun juga, tidak dalam sengketa dan tidak
dalam keadaan hendak dikenakan sita jaminan maupun sita
eksekusi.

Pasal 7
Kontribusi
1. Pihak Kedua wajib membayar kontribusi ke Kas Negara
2. Pembayaran Kontribusi harus dibayar oleh Pihak Kedua, kecuali untuk
pembayaran pertama yang harus dilakukan pada saat ditandatanganinya
perjanjian BOT (Built Operate Transfer), harus dilakukan paling lambat tanggal
31 Januari setiap tahun sampai pada saat berakhirnya perjanjian BOT (Built
Operate Transfer)
Pasal 14
Penunjukan Kontraktor
Penunjukkan kontraktor oleh Pihak Kedua wajib mendapat persetujuan tertulis
lebih dahulu dari Pihak Pertama, agar tidak terjadi konflik kepentingan.

Pasal 15
Jaminan
1. Pihak Kedua menjamin Pihak Pertama bahwa selama pelaksanaan
pembangunan Proyek tersebut dan selama berlangsungnya pengelolaan,
Pihak Pertama tidak akan mendapat tuntututan atau tagihan dari siapapun

Halaman 9

juga dan menjamin bahwa segala biaya-biaya dan ongkos-ongkos,


pengeluaran dan beban lainnya yang timbul atau mungkin timbul terhadap
Pihak Kedua berdasarkan tuntutan atau tagihan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggungan Pihak Kedua oleh karena itu Pihak Kedua setuju
untuk- membebaskan Pihak Pertama atas segala tuntutan atau gugatan baik
pidana maupun perdata, baik dari orang Pihak Kedua sendiri agennya
maupun Pihak Ketiga lainnya terhadap segala kerugian yang timbul akibat
kesengajaan dan atau kelalaian Pihak Kedua dalam pelaksanaan- perjanjian
ini.
2. Pihak Pertama menjamin Pihak Kedua tidak akan mendapat tuntutan atau
tagihan dari siapapun juga yang menyatakan mempunyai hak atau turut
mempunyai hak atas tanah sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor
503.648.I/s1-24927/DPD, dan apabila jangka waktu hak habis, Pihak
Pertama berkewajiban untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat tanah
tersebut atau biaya sendiri.

Pasal 16
Laporan Tahunan
1. Setiap tahun pengelolaan pembangunan gedung, Pihak Pertama dan Pihak
Kedua wajib menyelenggarakan evaluasi terhadap pengelolaan gedung
apartemen dan segala isi gedungnya supaya perawatan gedung apartemen
menjadi lebih baik lagi
2. Pihak

Kedua

wajib

menyampaikan

laporan

terhadap

pelaksanaan

pengelolaan gedung apartemen dan segala isinya setiap tanggal 15 Januari


selama 30 tahun ke depan

Halaman
10

Pasal 17
Pemeliharaan Objek Kerjasama
1. Pihak Kedua wajib memelihara objek kerjasama dalam hal kerjasama Pihak
Pertama dan Pihak Kedua supaya ketika objek akan dikembalikan setelah 30
(tiga

puluh)

tahun

lamanya,

kedua

pihak

bisa

bersepakat

untuk

melaksanakan perpanjangan perjanjian kerjasama


2. Pemeliharan objek kerjasama menjadi tanggung jawab Pihak Kedua selama 3
(tiga) bulan terhitung sejak diresmikannya Proyek pembangunan ini.

Pasal 18
Biaya dan Pajak
Para Pihak telah bersepakat apabila terjadi biaya-biaya yang timbul akan
menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pihak Kedua untuk menanggulanginya.

Pasal 19
Pengawasan dan Evaluasi
1. Para Pihak telah bersepakat untuk pengawasan pekerjaan proyek maka akan
diserahkan kepada PT Trimega Kontraktor sebagai perpanjangan tangan
Pihak Pertama yang telah disepakati sebelumnya oleh Para Pihak
2. Pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Pertama akan dievaluasi oleh Pihak
Kedua dalam bentuk Laporan Evaluasi Kinerja yang diserahkan pada Pihak
Pertama dengan waktu 6 (enam) bulan sekali.
3. Setelah mendapatkan Laporan Evaluasi Kinerja dari Pihak Kedua maka
Pihak Pertama akan membaca serta meninjau kembali lapangan pekerjaan
proyek pembangunan.

Halaman
11

Pasal 20
Asuransi
1. Pihak Kedua diwajibkan untuk mengasuransikan seluruh bangunan yang
terdapat dalam proyek pembangunan dari awal pembangunan sampai
dengan peresmian proyek pembangunan.
2. Pihak Kedua akan mengasuransikan proyek pembangunan ini dengan
Contraction All Risk.
3. Dalam hal terjadi sesuatu peristiwa yang merugikan Pihak Pertama dan
Pihak Kedua dalam proses proyek pembangunan serta pembagian tempat
usaha, sedangkan Pihak Kedua belum mengasuransikan sesuai Ayat (1)
Pasal ini, maka segala kerugian yang timbul menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua
4. Dalam

hal

terjadi

kebakaran

pada

waktu

Pihak

Kedua

belum

mengasuransikan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Pasal ini, maka


seluruh biaya perbaikan kembali menjadi beban Pihak Kedua sepenuhnya,
dan tidak dimasukkan ke dalam biaya konstruksi.

Pasal 21
Force Majeur
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (Force Majeur) sebagaimana
dalam perjanjian ini adalah keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar
kekuasaan atau jangkauan kemampuan kedua belah pihak untuk dapat
mengatasi dan mencegahnya.
2. Yang dimaksud keadaan memaksa antara lain :

Halaman
12

Bencana (gempa bumi, banjir, tanah longsor); Sabotase; Huru-hara; Perang;


Pemogokan; Kebakaran; yang bukan merupakan akibat kelalaian Pihak
Kedua; Tindakan Pemerintah di bidang moneter yang dengan jelas
dinyatakan sebagai keadaan memaksa

(Force Majeur), yang secara

keseluruhan ada hubungan sebab akibat dan secara langsung mempengaruhi


pelaksanaan Pembangunan Proyek dan harus dinyatakan resmi terlebih
dahulu oleh pihak yang berwenang.
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeur), Pihak Kedua harus
memberitahukan kepada Pihak Pertama secara tertulis selambat-lambatnya
dalam 7 (lima) hari sejak terjadinya keadaan memaksa, disertai bukti-bukti
yang sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa berakhir.
4. Atas permintaan Pihak Kedua, Pihak Pertama akan menyetujui atau
menolak secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 10 ( sepuluh ) hari.
Apabila Pihak Pertama tidak memberi jawaban kepada Pihak Kedua, maka
Pihak Pertama dianggap menyetujui adanya keadaan memaksa tersebut.
5. Bilamana keadaan memaksa itu tidak diberitahukan kepada Pihak Pertama
oleh Pihak Kedua, sesuai dengan ketentuan pada Ayat (1) Pasal ini, maka
Pihak Pertama dapat tidak mengakui adanya keadaan memaksa tersebut.

Pasal 22
Pekerjaan Tambah Kurang
1. Pekerjaaan tambah/kurang yang menyangkut jumlah volume setiap jenis
pekerjaan yang terdapat dalam daftar volume pekerjaan yang dianggap sah
apabila mendapat persetujuan Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

Halaman
13

2. Apabila pekerjaan tambah/kurang memerlukan tambahan waktu dari


lamanya pekerjaan, akan diadakan kesepakatan antara Pihak Pertama dan
Pihak Kedua.
3. Apabila kedua belah pihak menghendaki penambahan atau pengurangan
dalam Pembangunan Proyek ini bilamana perlu atas kesepakatan dapat
dibuatkan addendum perjanjian.
4. Perubahan fungsi penggunaan ruang dan fasilitas hanya dapat dilakukan
atas kesepakatan kedua belah pihak.

Pasal 23
Keterlambatan
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan oleh Pihak Kedua, apabila mengalami
keterlambatan sehingga prosentase fisik tidak sesuai dengan waktu yang
ditentukan, Badan Pengawas Pembangunan wajib mengadakan teguran
peringatan secara tertulis kepada Pihak Kedua dengan tembusan kepada
Pihak Pertama.
2. Apabila teguran dimaksud dalam Ayat (1) Pasal ini telah dilaksanakan 3 kali
berturut-turut dalam prosentase perkembangan pembangunan fisik tertentu
dan tidak mendapat tanggapan dari Pihak Kedua, maka diadakan Surat
Peringatan Keras Ke I, II dan III oleh Pihak Pertama.
3. Selang 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya
peringatan keras Ke III, dan tidak mendapat tanggapan dari Pihak Kedua,
maka oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua dianggap lalai dalam melaksanakan
Pembangunan Proyek, maka Pihak Pertama dapat mengalihkan kepada
Pihak Ketiga untuk meneruskan pembangunannya.

Halaman
14

4. Dalam hal Pihak Pertama menunjuk Pihak Ketiga untuk melanjutkan


pembangunan Proyek, Pihak Ketiga yang dimaksud harus memberikan
ganti rugi dan/atau kompensasi kepada Pihak Kedua sebesar nilai investasi
yang telah ditanamkan oleh Pihak Kedua, dengan terlebih dahulu dilakukan
penilaian oleh Tim yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah Kota Bandung
dan Dinas terkait, Pihak Kedua dan bilamana diperlukan dengan memakai
Jasa Konsultan dibidangnya.
5. Pemberian tanggapan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2)
Pasal ini adalah :
a. Pemenuhan prestasi pembangunan fisik sebagaimana ditentukan di
dalam Time Schedule.
b. Alasan-alasan yang dapat diterima Pihak Pertama yaitu sesuatu
keadaan memaksa (Force Majeure).

Pasal 24
Pergantian Pimpinan
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa perjanjian kerjasama
Pembangunan proyek ini tidak akan berubah bila terjadi pergantian Pimpinan
baik dari Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

Pasal 25
Pemberitahuan
Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak yang berkaitan dengan
perjanjian ini, akan dilakukan secara tertulis dan berlaku sebagai alat
pembuktian.

Halaman
15

Pasal 26
Berakhirnya Perjanjian
1. Perjanjian ini berakhir jika jangka waktu perjanjian telah selesai dan tidak
dilakukan perpanjangan oleh Pihak Pertama
2. Perjanjian ini tidak akan berhenti karena salah satu pihak meninggal dunia
atau dipindah tangankannya secara bagaimanapun atas apa yang disewakan
tersebut kepada pihak lain sebelum jangka waktu persewaan tersebut
berakhir.
3. Dalam hal salah satu pihak meninggal dunia, maka para ahli waris yang
meninggal dunia berhak atau diwajibkan untuk memenuhi ketentuanketentuan atau melanjutkan sewa menyewa ini sampai jangka waktu
persewaan tersebut berakhir. Sedang, dalam hal bangunan tersebut
dipindahtangankan kepada pihak lain, maka pemilik baru atas apa yang
disewakan tersebut harus tunduk kepada syarat-syarat dan ketentuan yang
tercantum dalam Perjanjian ini.

Pasal 27
Penyelesaian Sengketa
Apabila terjadi perselisihan sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian ini,
maka para pihak akan menyelesaikan masalah ini dengan jalan musyawarah.
Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka kedua belah
pihak sepakat untuk memilih domisili hukum dan tetap di kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Bandung.

Halaman
16

Pasal 28
Berakhirnya Perjanjian
Perjanjian ini akan berakhir apabila Para Pihak telah melaksanakan hak dan
kewajiban yang tercantum dalam Pasal 5 dan Pasal 6 sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya.
Pasal 29
Amandemen

Apabila terdapat suatu perubahan yang belum diatur sebelumnya dalam


kesepakatan para pihak atau belum diatur dalam surat perjanjian ini makan akan
dimusyawarahkan lebih lanjut oleh para pihak dan hasil dari musyawarah
tersebut akan dituangkan dalam addendum yang tak terpisahkan dari perjanjian
ini.

Pasal 30
Ketentuan Tambahan

1. Hal-hal

yang

belum

diatur

dalam

perjanjian

ini

yang

bersifat

penyempurnaan dapat diatur kemudian dalam Surat Perjanjian Tambahan


yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan
perjanjian ini.
2. Perjanjian ini diatur dan ditafsirkan sesuai dengan hukum yang berlaku di
Republik Indonesia.
3. Perjanjian dibuat rangkap 6 (enam), 2 (dua) asli bermeterai cukup dan 4
(empat) salinan yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.

Halaman
17

Pasal 31
Penutup

Demikian perjanjian ini disetujui dan dibuat serta ditanda tangani oleh Para
Pihak dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh Para Pihak dalam keadaan
sehat dan tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

H. DIDI ROHADI

INDRA PERWIRA S.H

Saksi-saksi,

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

MELLI DARSA

HANAFIAH SASONGKO

Halaman
18

SAKSI SAKSI

No
1
2
3

Nama
NIP
Jabatan

KETERANGAN
Melli Darsa
213313233
Pegawai Negeri

Paraf

........
No
1
2
3

Nama
NIP
Jabatan

KETERANGAN
Hanafiah Sasongko
2121676
Legal Officer PT. Bangun Sarana Jaya

Paraf

........

Halaman
19

LAMPIRAN
Design Proyek

Apartement dan Swimming Pool

Halaman
20

International Convention Hall & Exhibition Centre

Halaman
21

Anda mungkin juga menyukai