Published by Abdullah Hadrami [abdullah] on 2007/5/1 (2687 reads)
PADAMU AYAH BUNDA Bunda? Kaulah pelita Penyejuk hati pelipur lara Pembawa kebahagiaan dalam jiwa Senyummu menghapus luka Kasih sayangmu tiada terkira Meski anakmu takkan pernah bisa tuk membalasnya Bunda? Cintamu sepanjang masa Bagai mentari yang senantiasa Menyinari dunia dengan kehangatan sinarnya Bunda? Ketulusanmu sebening telaga Penghilang rasa haus dahaga Kau adalah madrasah yang pertama Yang mendidik jundi-jundimu mengenal kehidupan dunia Bunda? Ketika malam telah larut kau masih terjaga Dari tidurmu yang hanya sekejap mata Hanya untuk mengganti kompres di atas kening belahan jiwamu yang terbaring lemah tak berdaya Rasa cemas terpancar dari wajahnya Ketika panas badan anakmu semakin bertambah dan tak kunjung reda Dalam hatimu berkata : ?Andai saja aku dapat menggantikannya? Bunda? Selalu kau sebut nama anak-anakmu dalam setiap doa Memohon dengan segenap keikhlasan kepada-Nya Demi keberhasilan anak-anakmu Bunda? Tiada kata yang bisa keluar dari mulut ananda Untuk mengungkapkan ribuan kata terima kasih yang tak terhingga Satu pinta dari ananda Semoga Tuhan membalas kebaikan dan jasa-jasamu Uhibbuki Ya Ummi..Rahimakillah.. AYAHKU SAYANG Ketika sang istri terbaring kesakitan tak berdaya Untuk melahirkan buah hati dambaannya Rasa cemas terpancar dari wajahnya Tak lupa mulutnya selalu melantunkan do?a Agar sang istri diberi kemudahan dalam persalinannya Ketika terdengar jerit tangis yang membahana Dari mulut mungil yang telah lama ditunggu kedatangannya Senyum bahagia tersungging dari bibirnya
Tak lupa rasa syukur ia panjatkan ke hadirat-Nya
Bergegas ia menghampiri istri dan anaknya Dikumandangkannya adzan di telinga anaknya Agar kalimat pertama yang didengar darah dagingnya Adalah kalimat tauhid yang mengesakan Tuhannya Setelah itu tiba saatnya Bagi sang ayah untuk memainkan perannya Membanting tulang untuk masa depan anaknya Rasa letih tak dihiraukannya Panas mentari yang menyengat pun diabaikannya Demi anak-anaknya tercinta Ayahanda? Jasamu tiada terkira Hanya Tuhan yang mampu membalasnya Uhibbuka Ya Abi..Hafidhakallah..