Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya,
hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Berdasarkan
letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia diafragma,
inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa
hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis.1
Hernia merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari problem sosial, banyak
orang dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter,
adapula sebagian masyarakat yang merasa malu bila penyakitnya diketahui orang lain sakit
demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan
khususnya hernia.
Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk.
Usus keluar saat berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong
masuk perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia
ireponibel.1
Hernia merupakan keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter, sehingga pengetahuan
umum tentang manifestasi klinis, gambaran fisik dan penatalaksaan hernia menjadi penting
untuk dipelajari.1
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah
sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, dimana hernia
femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan pria:wanita pada
hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di
1

Amerika Serikat dibandingkan dengan 25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis,
97000 hernia post insisi dan 76000 untuk hernia abdomen lainnya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40% dari itu
muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia femoralis lebih
sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal..
meskipun kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis
dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena secara keseluruhan
sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita. 2,3

BAB II
PEMBAHASAN

I.

EMBRIOLOGI
Pada pria, ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior
gonad ke permukaan interna skrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang
mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah evaginasi
diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Testis awalnya
retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testis akan turun melewati canalis inguinalis ke
scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih
dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada
laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.4
Testis turun melalui anulus inguinalis dan melintasi tepi atas os pubikum ke dalam
tonjolan skrotum pada saat lahir. Testis kemudian dibungkus oleh suatu lipatan refleksi prosesus
vaginalis. Lapisan peritoneum yang membungkus testis dikenal sebagai tunika vaginalis testis
lamina viseralis, bagian lain kantong peritoneum membentuk tunika vaginalis testis lamina
parietalis. Saluran sempit yang menghubungkan lumen prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum, menutup pada saat lahir atauu segera sesudahnya. Disamping dibungkus oleh
lapisan-lapisan peritoneum yang berasal dari prosesus vaginalis, testis juga terbungkus di dalam
lapisan-lapisan yang berasal dari dinding abdomen anterior yang dilewatinya.4
Lapisan prosesus vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk
kedalam saluran inguinal disekitar cincin interna. Kegagalan obliterasi processus vaginalis oleh
tunika vaginalis mengakibatkan berbagai anomaly inguinal.4

Gambar 2.1.1 Proses Desensus testis


Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi
ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal
yang melewati cincin interna.
II.

ANATOMI
STRUKTUR DINDING ANTERIOR ABDOMEN
Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam):5
1. Kulit
2. Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia scarpae

3. Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliquus externus abdominis,
muskulus obliquus internus abdominis, muskulus transversus abdominis
4. Fascia transversalis
5. Lemak extraperitoneal
6. Peritoneum parietale
Seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2.2.1 Lapisan-lapisan dinding abdomen


Penjelasan:5
1. Kulit
Garis-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal di sekitar
tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan ini akan
5

sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang garis-garis ini
akan sembuh dengan jaringan parut yang menonjol
2. Fascia superficialis:
a. Lapisan luar, Panniculus adiposus (fascia camperi): berhubungan dengan lemak
superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan mungkin sangat tebal (3 inci
[8cm] atau lebih pada pasien obesitas)
b. Lapisan dalam, Stratum membranosum (fascia scarpae): stratum membranosum
tipis dan menghilang di sisi lateral dan atas. Di bagian inferior, stratum
membranosum berjalan di depan paha dan di sini bersatu dengan fascia profunda
pada satu jari di bawah ligamentum inguinale.
3. Otot dinding anterior abdomen:
a. Musculus obliquus externus abdominis
Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis, dibentuk oleh dua lapisan:
superfisial dan profunda menjadi aponeurosis obliquus externus. Bersama dengan
aponeurosis otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka membentuk
sarung rektus dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus eksternus menjadi
batas superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina
iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. Ligamentum inguinale (Poupart)
merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus.
Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus superior tulang pubis. Lakunare
(Gimbernati) merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk
dari serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias.5
b. Muskulus obliquus internus abdominis
Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis yang terletak di profunda muskulus
obliquus externus abdominis. Serabut tendon yang terbawah bergabung dengan
serabut-serabut yang sama dari muskulus transversus abdominis membentuk
conjoined tendon.5
6

c. Muskulus transversus abdominis


Merupakan lembaran otot yang tipis dan terletak di profunda muskulus obliquus
internus abdominis dan serabut-serabutnya berjalan horizontal ke depan. Serabut
tendo yang terbawah bersatu dengan serabut tendo yang sama dari muskulus
obliquus internus abdominis membentuk conjoined tendon.5
4. Fascia transversalis
Merupakan lapisan fascia tipis yang membatasi muskulus transversus abdominis.
Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan:Fascia transversalis
dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian
dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian
dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris. Ligamentum Cooper
terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan fascia.
Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode perbaika
laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.5
5. Lemak extraperitoneal
Merupakan selapis tipis jaringan ikat yang mengandung lemak dalam jumlah yang
bervariasi dan terletak diantara fascia transversalis dan peritoneum parietale.5
6. Peritoneum parietale
Merupakan membrana serosa tipis (pelapis dinding abdomen) dan melanjutkan diri ke
bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi rongga pelvis.5
Saraf-saraf dinding anterior abdomen:5

Rami anteriores enam nervi thoracici bagian bawah. Berjalan di dalam celah
antara muskulus obliquus internus abdominis dan muskulus transversus
abdominis. Saraf tersebut menyarafi kulit dinding anterior abdomen, otot-otot
(termasuk muskulus rectus abdominis dan muskulus pyramidalis), dan peritoneum
parietale. Saraf-saraf ini berakhir dengan menembus dinding anterior vagina
muskuli recti abdominis.
7

Nervus lumbalis punya perjalanan yang sama namun tidak masuk ke vagina
muskuli recti abdominis. Saraf ini berbentuk sebagai nervus iliohypogastricus
yang menembus aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis di atas
anulus inguinalis superficialis dan nervus ilioinguinalis yang keluar dari anulus
ini. Saraf-saraf ini berakhir dengan menyarafi kulit tepat di atas ligamentum
inguinale dan symphisis pubica

Arteriae dinding anterior abdomen:5

Arteri epigastrika superior: merupakan salah satu cabang terminal arteri thoracica
interna. Mendarahi bagian tengah atas dinding anterior abdomen dan
beranastomosis dengan arteria epigastrika inferior

Arteri epigastrika inferior: merupakan cabang arteria iliaca externa tepat diatas
ligamentum inguinale. Mendarahi bagian tengah bawah dinding abdomen anterior
dan beranastomosis dengan arteria epigastika superior.

Arteri circumflexa profunda: merupakan cabang arteria iliaca externa tepat diatas
ligamentum inguinale. Mendarahi bagian lateral bawah dinding abdomen.

Dua arteri intercostales posterior bagian bawah merupakan cabang aorta


descendens dan empat arteri lumbales yang berasal dari aorta abdominalis.
Mendarahi bagian lateral dinding abdomen.

Vena dinding anterior abdomen:5

Vena epigastrika superior

Vena epigastrika inferior

mengalirkan darah ke vena thoracica

Vena circumflexa ilium profunda

interna dan vena iliaca externa

Vena intercostales posterior mengalirkan darah ke vena azygos

Vena lumbales mengalirkan darah ke vena cava inferior

CANALIS INGUINALIS
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang mnembus bagian bawah dinding
anterior abdomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Pada laki-laki, saluran ini
merupakan tempat lewatnya struktur-struktur yang berjalan dari testis ke abdomen dan
sebaliknya. Pada perempuan, saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri (rotundum)
yang berjalan dari uterus ke labium majus pudendi. Selain itu, saluran ini dilewati oleh
nevus ilioinguinalis baik laki-laki maupun perempuan.5
Isi kanalis inguinalis pria : 6
a. Duktus deferens
b. 3 arteri yaitu :

1. Arteri spermatika interna


2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna

c. Plexus vena pampiniformis


d. 3 nervus :

1. Cabang genital darinervusgenitofemoral


2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabutsimpatisdariplexushipogastrik

e. 3 lapisan fasia:

1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.


2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut- serabut muskulus
obliqus internus dan fasia otot.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.

Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1.5 inci (4cm) pada orang dewasa dan
terbentang dari anulus inguinalis profundus (lubang berbentuk oval terletak sekitar 1.3cm
diatas ligamentum inguinale pada pertengahan antara sias dan symphisis pubica) pada
fascia transversalis, berjalan ke bawah dan medial sampai anulus inguinalis superficialis
(lubang berbentuk segitiga) pada aponeurosis obliquus externus abdominis. Canalis
inguinalis terletak sejajar dan tepat diatas ligamentum inguinale.5

Gambar 2.2.2 Canalis inguinalis


Dinding canalis inguinalis, terdapat dinding anterior, dinding posterior, dinding
inferior/dasar, dan dinding superior/atap. Dinding anterior canalis inguinalis dibentuk
oleh aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis. Dinding posterior canalis
inguinalis dibentuk oleh fascia transversalis. Dinding inferior canalis inguinalis dibentuk
oleh lipatan pinggir bawah aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis yang
disebut ligamentum inguinale dan ujung medialnya disebut ligamentum lacunare.
Dinding superior canalis inguinalis dibentuk oleh serabut-serabut terbawah muskulus
obliquus internus abdominis dan muskulus transversus abdominis yang melengkung.5
Fungsi canalis inguinalis, pada laki-laki, memungkinkan struktur-struktur yang
terdapat di dalam funiculus spermaticus berjalan dari atau ke testis menuju abdomen dan
sebaliknya. Pada perempuan, canalis inguinalis yang lebih kecil memungkinkan
ligamentum teres uteri berjalan dari uterus menuju ke labium majus.5

10

Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior abdomen pada
laki-laki dan perempuan merupakan suatu tempat lemah. Tata letak canalis inguinalis
untuk mengatasi kelemahan ini:
1. Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabut-serabut muskulus
obliquus internus abdominis tepat di depan anulus inguinalis profundus
2. Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh conjoined tendon tepat di
belakang anulus inguinalis superficialis
3. Pada waktu batuk dan mengedan (miksi, defekasi, dan partus), serabut-serabut
paling bawah muskulus obliquus internus abdominis dan muskulus
transversus abdominis yang melengkung berkontraksi sehingga atap yang
melengkung menjadi datar dan turun mendekati lantai. Atap mungkin
menekan isi canalis inguinalis ke arah dasar sehingga sebenarnya canalis
inguinalis menutup.
4. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan partus,
secara alamiah orang cenderung dalam posisi jongkok, articulatio coxae
fleksi, dan permukaan anterior tungkai atas mendekati permukaan anterior
dinding abdomen. Dengan cara ini, bagian bawah dinding anterior abdomen
dilindungi oleh tungkai atas.

FUNIKULUS SPERMATIKUS
Funikulus spermatikus berawal pada anulus inguinalis profundus yang terletak
lateral terhadap arteria epigastrica inferior dan berakhir di testis. Struktur-struktur pada
funikulus spermatikus adalah sebagai berikut: 1. Vas deferens, 2. Arteria testikularis, 3.
Vena testikularis, 4. Pembuluh limfatik testis, 5. Saraf-saraf otonom, 6. Prosessus
vaginalis (sisa), 7. Arteria cremasterica, 8. Arteria ductus deferentis, dan 9. Ramus
genitalis nervus genitofemoralis yang menyarafi muskulus cremaster.5

11

Gambar 2.2.3 Funikulus spermatikus

TRIGONUM HESSELBACH
12

Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:

Inferior: Ligamentum Inguinale.

Lateral: Vasa epigastrika inferior.

Medial: Tepi m. rectus abdominis.

Dasarnya

dibentuk

oleh

fascia

transversalis

yang

diperkuat

serat

aponeurosis m.transversus abdominis. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach


disebut sebagai hernia direk, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum ini
adalah hernia indirek.

Gambar 2.2.4 Trigonum hesselbach

BAB III
13

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial
pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang
atau berkelanjutan.1

B. Epidemiologi
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah
sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, dimana hernia
femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan pria:wanita pada
hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di
Amerika Serikat dibandingkan dengan 25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis,
97000 hernia post insisi dan 76000 untuk hernia abdomen lainnya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40% dari itu
muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia femoralis lebih
sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal.. meskipun
kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan
wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden
hernia inguinalis pada wanita. 2,3

C. Etiologi

14

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat. Hernia dapat
dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Berbagai faktor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.1
Faktor yang dipandang berperan dalam terjadinya hernia ingunalis antara lain:1,5,7
1.Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.

Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan

saluran kencing

Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema,


alergi

Partus

2.

Kelemahan otot dinding perut karena usia.

3.

Prosesus vaginalis yang terbuka


Hernia terdiri atas tiga bagian:5

a.

Kantong hernia, merupakan kantong (divertikulum) peritonei dan mempunyai

leher dan badan (corpus)


b.

Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan di dalam cavitas

abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian kecil omentum sampai organ besar seperti ren
c.

Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang dilalui oleh

kantong hernia

15

Gambar 3.3.1 Bagian-bagian dari hernia


D. Klasifikasi Hernia

Dilihat dari macam dan jenis hernia, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan terjadinya :

Hernia bawaan atau congenital


o Hernia yang terdapat pada waktu lahir.

Hernia dapatan atau akuisita


o

Hernia yang disebabkan oleh pengangkatan benda berat atau strain atau cedera
berat.1

2. Menurut letaknya / lokasinya :

Hernia Diafragma
o Herniasi struktur abdomen atau retroeritoneum ke dalam rongga dada.

Hernia Inguinal
o Hernia lengkung usus ke dalam kanalis inguinalis.
16

Hernia Umbilikal
o Sejenis hernia abdominalis dengan sebagian usus menonjol di umbilikus dan
ditutupi oleh kulit dan jaringan subkutan.
o Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya
ditutup peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga
perut yang masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra
abdomen, biasanya jika bayi menangis. Angka kejadian hernia ini lebih tinggi
pada bayi premature. Hernia umbilikalis pad orang dewasa merupakan lanjutan
hernia umbilikalis pada anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau
asites merupakan factor predisposisi.

Hernia Paraumbilcalis
o Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah digaris tengah di
tepi cranial umbilicus, jarang terjadi ditepi kaudalnya. Penutupan secara spontan
jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan operasi koreksi.

Hernia Femoral
o Hernia yang terjadi pada kanalis femoralis.

Hernia Epigastrika
o Hernia abdominalis melalui linea alba diatas umbilikus.
o Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek
dilinea alba antara umbilicus dan prosesus xifoideus. Isi hernia terdari penonjolan
jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum. Linea alba
dibentuk oleh anyaman serabut aponeurosis lamina anterior dan posterior sarung
M. rektus. Anyaman ini sering hanya satu lapis saja. Disamping itu linea alba

17

disebelah cranial umbilicus lebih lebar dibandingkan dengan yang sebelah kaudal
sehingga merupakan predisposisi terjadinya hernia epigastrika. Hernia ini muncul
sebagai tonjolan lunak di linea alba yang merupakan lipoma preperitoneal.
Kalau defek linea alba melebar baru kemudian keluar kantong peritoneum yang
dapat kosong atau berisi omentum. Hernia ini ditutupi oleh kulit, lemak subkutis,
lemak preperitoneal dan peritoneum.

Hernia obturatoria
o Ialah hernia yang melalui foramen obturatorium. Hernia ini dapat berlangsung
dalam 4 tahap, pertama tonjolan lemak retroperitoneal masuk kedalam kanalis
obturatorius, kedua disusul oleh tonjolan peritoneum parietal, ketiga kantong
hernia ini mungkin di isi oleh lekuk khusus, ke empat yang dapat mengalami
inkarserasi parsial seiring secara Richter atau total. Diagnosis dapat ditegakkan
atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan parestesi didaerah
panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat penekanan pada N. obtiratorius
( tanda Howship-Romberg ) yang patognomonik.

Hernia Perinealis
o Merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui defek dasar panggul, yang
dapat terjadi secara primer pada wanita multipara, atau sekunder setelah operasi
melalui

perineum,

seperti

proatatektomy

atau

reseksi

rectum

secara

abdominoperineal.
o Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan. Tampak dan teraba
banjolan diperineum yang mudah keluar masuk dan jarang inkarserasi.
Pengelolaan operatif dianjurkan dengan peningkatan transperitoneal, perineal,
atau kombinasi abdomen dan perineal.

Hernia Scrotalis

18

o Merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum. Diagnosis


ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat
direposisi atas dasar tidak ada pembatasan jelas disebelah cranial dan adanya
hubungan ke cranial melalui anulus eksternus. Hernia ini dibedakan dengan
hidrokel atau elevantiasis skrotum

Hernia Labialis
o Adalah hernia inguinalis lateralis yang mencapai labium mayus. Secara klinis
tampak benjolan pada labium mayus yang jelas pada waktu berdiri, dan
mengedan. Menghilang pada waktu berbaring. Diagnosa banding dipikirkan
hernia femoralis dan kista di kanalis Nuck yang menonjol dikaudal ligamentum
inguinalis dan bilateral tuberkulum pubikum.

Hernia Lumbalis
o

Herniasi omentum atau usus di daerah pinggang melalui ruang lesshaft atau
segitiga lumbal.

3. Menurut sifatnya

Hernia Reponibel
o Isi hernia dapat keluar masuk, keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi
jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala abstruksi
usus.

Hernia Irreponibel

19

o Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritonium kantong hernia. Tidak ada
keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

Hernia Inkarserata
o Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, sehingga isi kantong tertangkap tidak
dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan
pasase usus. Terdapat keluhan nyeri dan sumbatan usus.
o Dapat juga diartikan hernia irreponible yang sudah disertai dengan gejala ileus
yaitu tidak dapat flatus. Jadi pada keadaan ini terjadi obstruksi jalan makan.

Hernia Strangulata
o Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, sehingga isi kantong tertangkap tidak
dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan
pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi nekrosis.
o Hernia irreponible dengan gangguan vaskularisasi mulai dari bendungan sampai
nekrosis.
o

Bila yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus, disebut hernia
Richter. Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat
sehingga disertai obstruksi usus.1

4. Hernia menurut terlihat atau tidaknya

Hernia Externa
o Jika kantung hernia menonjol secara lengkap melalui dinding abdomen.
o Hernia yang menonjol keluar malalui dinding perut, pinggang atau perineum.

20

o Contoh: hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia epigastrium, hernia


umbilikalis, hernia lumbalis.

Hernia Interna
o Jika kantung hernia terletak di dalam kavitas visera.
o Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut
seperti foramen winslow, ressesus retrosekalis atau defek

dapatan pada

mesinterium. Umpamanya setelah anatomi usus. (Syamsuhidayat, 1998 : 701)


o

Contoh: hernia diafragmatika, hernia obturatoria, hernia winslowi.4

5. Menurut penyebabnya, yaitu :


o Hernia kongenital atau bawaan
o Hernia traumatic
o Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya
6. Menurut nama penemunya, yaitu :
o Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
o Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis bagian
lateral. Hernia spieghel ialah hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui
facia spieghel. Jarang dijumpai, biasanya pada usia 40-70 tahun. Diagnosis
ditegakkan dengan ditemukan benjolan di sebelah atas titik Mc Burney kanan atau
kiri pada tepi lateral M. rectus abdominis. Pemeriksaan penunjang dapat
dilakukan USG. Pengelolaan terdiri dari herniotomy dan hernioplasty.
o Hernia richter, yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
Hernia yang pertama ditemukan oleh Richter ini jarang ditemukan, kebanyakan
ditemukan pada hernia femoralis atau obturatoria. Biasanya sebagian dinding usus
antemesenterial mengalami inkaserasi karena pintu hernia kecil dengan tepi keras
dan tajam. Ileus obstruktif mungkin parsial atau total sedangkan benjolan hernia
tidak ditemukan dan baru terdiagnosa pada waktu laparotomi. Komplikasi hernia
21

Richter adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus yang pada hernia
femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.
7. Jenis hernia lainnya, yaitu :
o Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi pada
satu sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior. Merupakan kombinasi hernia
inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua kantung hernia dipisah oleh
vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini
ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis. Diagnosis umumnya sukar
untuk ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan
sewaktu operasi.
o Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara
lengkap.
o Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli. Hernia yang
sangat jarang ditemukan ini merupakan hernia yang mengandung divertikel
Meckel. Sampai dikenalnya divertikulum Meckel, hernia Littre dianggap sebagai
hernia sebagian dinding usus yang pada waktu itu belum dikenal sebagai hernia
Richter.
E. Patofisiologi Hernia
1. Hernia Inguinalis
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 dari
kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan
menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut
dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa
hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka
kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka
ini akan menutup pada usia 2 bulan. 1,8

22

Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus,
karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot
dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat seperti batuk batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang
barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.8
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi
hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin
hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila
terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis.
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila
inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis.9
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut terjepit
dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada
keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi
(lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.9
A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor
peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach*.
Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama
sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya
23

pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi
dan strangulasi. 9,10

*Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:

Inferior: Ligamentum Inguinale.

Lateral: Vasa epigastrika inferior.

Medial: Tepi m. rectus abdominis.

Dasarnya

dibentuk

oleh

fascia

transversalis

yang

diperkuat

serat

aponeurosis m.transversus abdominis.

Gambar 5. Hernia Inguinalis Direct


B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong.
Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 9,10
Hernia inguinalis indirekta congenital.
24

Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali tidak
menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika vaginalis propria
testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum tersebut. 8,9
Hernia inguinalis indirekta akuisita.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.
Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang tidak
menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman
perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis. 7,8

Gambar 6. Hernia inguinalis indirect


C. Hernia Pantalon
Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua
kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana.
Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.

25

Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya
baru ditemukan sewaktu operasi. 9,10

Tabel 1. Klasifikasi Nyhus


2. Hernia femoralis

Pada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita kira-kira 4 kali
lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha. Sering penderita datang ke dokter atau
rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha
di bawah ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak
jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak
ditemukan, karena kecilnya atau karena penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus
femoralis ke dalam kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. 9,10
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum dorsal dari
ligamentum inguinale, tempat v.safena magna bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini
26

sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh lig.
Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig. Iliopektineale (lig. Cooper),
sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis, dan di sebelah medial oleh lig. Lakunare Gimbernati.
Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi ini
sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis. 9,10
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
* Inspeksi 9,10
-

Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,

batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.


Hernia inguinal
-

Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial,
tonjolan

berbentuk lonjong.
Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan
lanjutan

dari hernia inguinalis lateralis.

Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.


Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
Palpasi 1
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan
bahwa itu hernia inguinalis medialis.

27

Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat
diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.

Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika
di medialnya hernia inguinalis medialis.

Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus
sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera.
Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam
hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai
mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah
ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.

Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal

Hernia inkarserata : nyeri tekan.


Perkusi1
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

Auskultasi1,8
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus
(hernia inkarserata).
-Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship romberg (hernia obtutaratoria). 5,6
- Tanda tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan
darah meningkat. 1
* Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
28

Cara pemeriksaannya sebagai berikut 1:

Pemeriksaan Finger Test :


1.

Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.

2.

Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

3.

Penderita disuruh batuk:

Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Gambar 7. Finger Test


Pemeriksaan Ziemen Test :
1.

Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).

2.

Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

3.

Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.


29

jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Gambar 8. Ziement Test


Pemeriksaan Thumb Test :

Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan

Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.

Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

30

Gambar 9. Thumb Test

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil laboratorium

Leukosit > 10.000 18.000 / mm3

Serum elektrolit meningkat


Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan
posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis
mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata
dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di
inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau
sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis. 7
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator. 6

31

DIAGNOSIS BANDING

Tabel 2. Diagnosis banding hernia

PENATALAKSANAAN
Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya
menimbulkan komplikasi inkarserasii atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko
yang minimal dari operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local). Khusus
pada hernia femoralis, tepi kanalis femoralis yang kaku meningkatkan resiko terjadinya
inkarserasi. 7
Teknik operasi
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat diklompokkan
dalam 4 kategori utama :
o Kelompok 1: Open Anterior Repair 8,9,10
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan
pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus
spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis,
32

celah direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi.
Teknik Bassini 9,10
Komponen utama dari teknik bassini adalah
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis
ingunalis hingga ke cincin ekternal
Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia
indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia
direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis
lateral.

Gambar 10. McVay open anterior


33

repair.

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi,


tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan
memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu tegangan yang tejadi
akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot
yang akan menyebakan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan
o Kelompok 2: Open Posterior Repair 9
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan
membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke
properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis.
Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi
dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan
kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini
biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
o kelompok 3: Tension-Free Repair With Mesh 10
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow ) menggunakan
pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit
lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh
yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan
34

tegangan dan ditempatkan disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh dengan
teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Gambar 11. Open mesh repair


Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant
prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman
yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini
terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.
o Kelompok 4: Laparoscopic 11
Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir,
tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia
diperbaiki dengan menempatkanpotongan mesh yang besar di region inguinal diatas
peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan
pembentuka fistel karena paparan usus terhadap mesh.
Saat

ini

kebanyakan

teknik

laparoscopic

herniorrhaphies

dilakukan

menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total


extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar
laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini
memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan
pendekatan TAPP adalah prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk

35

ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa
cidera selama operasi.

Gambar 12. Laparoscopic mesh repair


HERNIA LAINNYA
1. Hernia umbilicalis :
Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin
umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Umbilicus merupakan salah satu
lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering mengalami herniasi. Hernia umbilicus
muncul lebih sering pada wanita. Obesitas dan kehamilan berulang merupakan precursor, dan
ascites sering mencetuskan masalah. Hernia umbilicus pada dewasa tak ada hubungannya dengan
hernia umbilicus pada anak-anak. Sering terjadi strangulasi pada colon atau omentum.1,2,3,4,5,6
Hernia umbilicalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan kongenital. Hernia
ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin hernia <> 8
2. Hernia paraumbilicalis :
Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus. 1

36

Gambar 13. Hernia menurut lokasi


3. Hernia Epigastric
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan processus
xyphoideus. Hernia pada linea alba muncul lebih sering diatas umbilicus dari pada dibawahnya.
Hernia-hernia ini biasanya kecil dan sulit diagnosis pada pasien obes. Pasien mengeluhkan nyeri,
sensasi tertarik dibagian tengah perut. Hernia ini juga bisa diperbaiki dengan jahitan sederhana.
Harus diwaspadai adalah hernia ini sering multiple. 1

4. Hernia Littre's
Adanya diverticulum Meckel sebagai komponen tambahan pada kantung hernia menjadi
ciri dari Littre's hernia. Keadaan yang tak lazim ini bisa sangat sulit di diagnosa karena gejala
obstruktif yang sedikit.. Strangulasi dari diverticulum Meckel bisa terjadi yang menyebabkan
fistel sebagai keluhan utama. Menejemen operasi berupa reparasi hernia dengan atau tanpa
reseksi diverticulum Meckel. Suatu diverticulum Meckel yang menyebabkan gejala atau
mengalami strangulasi harus direseksi. Reseksi dari suatu diverticulum meckel tanpa gejala harus
berdasarkan usia dan keadaan umum pasien. 1
5. Spigelian Hernia
37

Suatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi lateral otot rectus abdominis pada celah
antara linea semilunar dan tepi lateral dari otot rectus abdominis adalah suatu hernia spigelian.
Fascia Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis dan terdiri dari gabungan aponeurosis otot
oblique abdominis dan transverses abdominis dibagian lateral dan otot rectus abdominis pada
bagian medial. Meskipun dapat muncul disepanjang linea semilunar, ia paling sering muncul
dimana fascia sphiegel lebih lebar dan lemah. Diatas umbilicus, serat-serat aponeurosis saling
bersilangan dan membentuk barier yang kuat. Dibawah umbilicus seratnya lebih parallel dan
dapat di pisah, memudahkan peritoneum dan lemak properotoneal menonjol melalui defek yang
seperti belahan tetapi tertahan oleh aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus. 9
Umumnya, hernia spigelian muncul pada bawah linea semilunaris. Banyak pasien pasien
datang dengan hernia spigelian mengalami obesitas dan diagnosis klinis preoperative yang benar
ditegakkan hanya pada 50% pasien. Hernia Spigelian dapat ditemukan secara incidental dengan
ultrasonografi atau CT scan. Computed tomography dilakukan dengan pasien melakukan
suatuValsalva maneuver meningkatkan sensitivitas diagnostic. Hernia spigelian yang besar dapat
salah diduga sebagai sarcoma dari dinding abdomen. Terjepitnya nervus cutaneus anterior T10
sampai T12 menyebabkan rasa tak nyaman yang menyerupai hernia spigelian.
Hernia Spigelian biasanya berhasil diperbaiki pada operasi awal. Aproksimasi jaringan
yang berdekatan ke defek dengan jahitan terputus biasanya berhasil pada kebanyakan pasien.
Akantetapi jika defeknya besar atau jeringan didekatnya lemah, penguatan dengan prosthetic
mesh menjadi indikasi. 10
6. Hernia Obturator
Canalis obturator ditutup oleh membran dan dilewati oleh nervus dan pembuluh darah
obturator. Kelemahan pada membrane obturator dan pelebaran dari canal dapat menyebabkan
suatu kantung hernia, yang dapat menyebabkan incarserasi atau obstruksi saluran cerna. Canal
obturator, yang panjangnya 2-3 cm dapat terisi bantalan lemak, yang dianggap oleh banyak ahli
bedah hal yang patologik. Pasien muncul dengan bukti kompresi pada nervus obturator,
menghasilkan nyeri pada bagian dalam paha. Ini digambarkan oleh John Howship pada tahun
1840 dan secara terpisah oleh Moritz Heinrich Romberg 1848.

38

Operasi dari hernia obturator telah banyak dilakukan dengan banyak pendekatan.
Pendekatan melalui abdomen terbuka atau laparoscopic dianjurkan ketika ada dugaan gangguan
saluran cerna. Pendekatan Retropubic (preperitoneal) dilakukan oleh banyak ahli bedah
ketika tidak ada keterlibatan atau obstruksi saluran cerna. pendekatan obturator, inguinal, dan
kombinasi telah pernah dilakukan. Tanpa memandang pendekatan yang digunakan, reduksi isi
dan inversi kantung hernia adalah langkah awal dalam terapi operatif pada hernia obturator.
Dilatasi foramen obturator diperbaiki dengan jahitan terputus.9,10
7. Hernia Lumbar (Dorsal)
Hernia lumbalis atau dorsalis dapat terjadi didaerah lumbal melalui dinding posterior
abdomen. Grynfeltt's hernia muncul melalui trigonum lumbal superior sedangkan Petit's hernia
muncul melalui trigonum lumbal inferior. Hernia lumbalis generalisata, tipe yang ketiga paling
sering iatrogenic setelah insisi pinggang pada operasi ginjal.
Hernia lumbal biasanya besar dan menjadi progressif dan menjadi masalah dari segi
penampilan. Jahitan sederhana dapat dilakukan pada hernia yang kecil. Pada hernia yang lebih
besar dilakukan rekonstruksi. Bagaimanapun pasien dengan hernia yang besar dan muncul
dengan jaringan yang sangat lemah memerlukan penggunaan mesh atau free tissue flaps. 10
8. Sciatic Hernia
Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari suatu hernia. Hernia tipe ini sangat
jarang dan sulit di diagnose dan asien mungkin tidak memiliki keluhan hingga timbul obstruksi
saluran cerna. Pasien lain muncul dengan massa pada daerah gluteal atau infragluteal, yang
menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat berdiri. Nyeri pada nervus siatikus jarang disebabkan
oleh penekanan hernia siatikus. Hernia ini dapat diperbaiki dengan operasi transabdominal atau
transgluteal. 10
9. Hernia Perineal
Hernia perineal yang bersifat congenital atau didapat sangat jarang terjadi. Hernia ini bisa
terjadi setelah reseksi abdominoperineal, prostatectomy, atau pengangkatan organ pelvis. flap
Myocutaneous atau mesh sering diperlukan untuk memperbaiki sutau hernia perineal.10

39

BAB IV
KESIMPULAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari
tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis
dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis.
Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Adapun hernia jenis lainnya yaitu, hernia
umbilicalis, paraumbulicalis, epigastric, littres, spigelian, obturator, lumbar, sciatic, dan
perineal.
Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi
strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi. Operasi hernia ada berbagai macam teknik
yaitu teknik Marcy, Bassini, McVay, Shouldice, dan Lichtenstein Tension free.

40

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2004; hal. 523-38
2. Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current
Surgical Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789.
3. Inguinal Hernia: Anatomy and Management Accesed on 22nd Juny 2016 Available at
http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4

4. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Alih bahasa: Joko Suyono. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC, 2000; hal. 304-9
5. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih bahasa: Liliana
Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC, 2006, hal. 148-65, 189-90
6. Hernia inguinal. Accesed on 22nd Juny 2016 Available at http://www.medscape.com/hernia

7. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles of Surgery. Eighth


edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-94
8. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317
9. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
10. R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abominal Wall Hernias (Principles and
Management). Edisi I. Penerbit Sringer-Varlag. New York. 2001.
41

11. Michael S. Kavic. Laparoscopic Hernia Repair. Edisi I. Penerbit Harwood Academic
Publishers. Amsterdam. 1997.

42

Anda mungkin juga menyukai