TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Eliminasi
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh.
Pembuangan tersebut dapat melalui urin ataupun bowel.
1. Eliminasi Urin
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini
tergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi organ seperti ginjal, ureter, bladder
dan uretra. Ginjal memindahkan air dari darah dalam bentuk urin. Ureter
mengalirkan urin ke bladder. Dalam bladder urin ditampung sampai mencapai
batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra (Tarwoto & Wartonah
2004)
2. Reflek Miksi
Proses pembuangan urine disebut proses miksi. Proses miksi dimulai dari
adanya distensi vesika urinaria oleh urine yang merangsang stretch receptors
yang terdapat pada dinding vesika urinaria. Jumlah urine sebanyak 250cc sudah
cukup untuk memberikan rangsangan tersebut. Kandung kemih dipersarafi oleh
saraf sacral 2 (s-2) dan sacral 3 (s-3). Pusat miksi mengirimkan sinyal kepada
otot kandung kemih relaksasi dan spinter eksterna yang di bawah control
kesadaran akan berperan. Apakah mau miksi atau ditahan/ditunda. Pada saat
miksi otot abdominal berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung kemih.
3. Pola Eliminasi Urine Normal
Pola eliminasi urine sangat tergantung pada individu, biasanya miksi satelah
bekerja, makan atau bangun tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.
4. Karakteristik Urine Normal
a. Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen urochrome.
Namun demikian, warna urine tergantung pada intake cairan, keadaan
dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat dan kecoklatan.penggunaan
obat-obat tertentu seperti multivitamin dan preparat besi maka urine akan
berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
b. Bau urine normaladalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan
urea oleh bakteri.Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine.
c. Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia,intake cairan,dan ststus
kesehatan.Pada orang dewasa sekitar 1.200 sampai 1.500 ml per hari atau 150
sampai 600 ml per sekali miksi.
5. Volume urine
Berdasarkan usia,volume urine normal dapat di tentukan sebagai berikut:
Usia 1-2 hari
: 15-60 ml/hari
Usia 3-10 hari
: 100-300 ml/hari
Usia 10-12 bulan
: 250-400 ml/hari
Usia 12 Bln-1 Th
: 400-500 ml/hari
Usia 1-3 Tahun
: 500-600 ml/hari
Usia 3-5 Tahun
: 600-700 ml/hari
Usia 5-8 Tahun
: 700-1000 ml/hari
Usia 8-14 Tahun
: 800-1400 ml/hari
Usia 14 Th- Dwsa
: 1500 ml/hari
Dewasa tua
: <1500 ml/hari
6. Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urin
Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine:
3. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi
dalam kaitannya terhadap tersedianya fasilitas toilet.
4. Stres Psikologis
Meningkatnya stres dapat mengkibatkan meningkatnya frekuensi keinginan
untuk berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
5. Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
fungsi sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan
kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan kemampuan tonus otot
didapatkan dengan beraktivitas.
6. Tingkat Perkembangan
Tingkat perkembangan dan pertumbuhan juga dapat mempengaruhi pola
berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak yang lebih memiliki
kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia kemampuan
dalam mengontrol buang air kecil.
7. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine, seperti diabetes
melitus.
8. Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti
adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil
di tempat tertentu.
9. Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih mengalami kesulitan untuk
berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.
10.
Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih
adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat
berperan dalam kontraksi pengontrolan pengeluaran urine.
11. Pembedahan
Efek pembedahan dapat menyebabkan penurunan pemberian obat anestesi
menurunkan filtrasi glomelurus yang dapat jumlah urine karena dampak dari
pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi
urine.
12.
Pengobatan
Pemberian
tindakan
pengobatan
dapat
berdampak
pada
terjadinya
13.
Pemeriksaan Diagnostik
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
- Pola berkemih
- Gejala dari perubahan berkemih
- Faktor yang mempengaruhi berkemih
b. Pemeriksaan Fisik
- Abdomen
Pembesaran,pelebaran pembuluh darah vena,distensi bladder,pembesaran
-
vagina
c. Intake dan output cairan
- Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24 jam).
- Kebiasaan minum di rumah
- Intake cairan infuse,oral,Makanan,NGT.
- Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui ketidak seimbangan
cairan.
- Output urine dari urinal,cateter bag,drainage ureterostomy,sistostomi.
- Karakteristik urine,warna,kejernihan,bau,kepekatan.
d. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan urine (urinalisis):
- warna (N:jernih kekuningan)
- Penampilan (N:jernih)
- Bau (N:beraroma)
- pH (N:1,005-1,030)
- Glukosa (N:negative)
- Keton (N:negative)
- Kultur urine (N:kuman pathogen negative)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan pola eliminasi urine berhuungan dengan :
Ketidakmampuan saluran kemih akibat anomali saluran urinaria
Penurunan kapasitas atau iritasi kandung kemih akibat penyakit
Kerusakan pada saluran kemih
Efek pembedahan pada saluran kemih
b. Inkontinensia fungsional berhubungan dengan :
Penurunan isyarat kandung kemih dan kerusakan kemampuan untuk