Anda di halaman 1dari 12

Tahun XX, Nomor 2,

Edisi Agustus 2014

"Berbincang Masalah Kesehatan


Reproduksi dengan Remaja,
Mengapa Tidak?"
Sari Handayani
Sekretaris Eksekutif Perinasia

"Bagaimana cara kita sebagai guru "A n a k - a n a k p e re m p u a n ya n g


berkomunikasi pada anak kelas 3 SD. mengalami kekerasan, jika selaput
Saat mengajar suka memberikan daranya pecah, masih bisakah tumbuh
tugas-tugas yang berhubungan lagi? Lalu, bagaimana cara
dengan internet. Pada saat mereka menyampaikan KRR pada remaja,
mengakses internet, kadang muncul bisakah dengan cara 'berbohong
gambar- gambar yang tidak sedikit' misalnya kalau disentuh
"Berbincang Masalah Kesehatan diinginkan. Bagaimana payudaranya akan hamil dsb".
Reproduksi dengan Remaja, mengatasinya?"
"Saya juga mendapati beberapa klien,
Mengapa Tidak?" .............................. 1
"Kapan komunikasi bisa dimulai? Ada seorang anak berusia 13 tahun sudah
Kalender Ilmiah ................................. 4 anak kelas 2 dan 3 SD yang mulai hamil, ada usia 15 tahun sudah
mempertanyakan apa itu hubungan melahirkan, ada yang usia 17 tahun
Penggunaan Botol dan Risiko
intim? Kenapa dari hubungan intim hamil diperkosa oleh orangtua.
Stenosis Pilorus ................................. 5
seorang ibu bisa melahirkan? Bagaimana menjelaskan hal itu pada
B a g a i m a n a m e n j e l a s ka n nya ? " usia-usia seper ti itu? Apakah
Kesepakatan Istanbul tentang
kehamilannya boleh digugurkan?"
Akselerasi Perawatan Metode "Saya di bagian Promosi Kesehatan,
Kanguru (PMK) dan Salah Satu sudah beberapa kali membina remaja "Saya memiliki keponakan, kelas 1 SD.
Tindak Lanjut di Indonesia ............ 5 dan anak SD. Apa tipsnya untuk Dia sudah memiliki gadget mewah.
memberikan pengarahan pada peserta Pada saat dia sudah bisa membuka
Faktor-faktor yang Mempengaruhi sekitar 40 orang. Seringkali mereka youtube, dia bersikap yang
Kejadian IUFD di RSUD Ende ........ 6 tidak dapat dipisah antara laki-laki dan mencurigakan. Dia suka menutup apa
perempuan, sementara itu waktu yang yang sedang dilihatnya.
Berita Organisasi .............................. 11
disediakan juga terbatas."

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014 1


Ternyata dia membuka konten yang tidak lahir sehat. Upaya membentuk perilaku Kita perlu memahami dulu, tidak
pantas dilihat. Setelah didesak mengaku seksual yang bisa mengantar remaja pada membandingkan dengan remaja-remaja
awalnya dia hanya ingin membuka kesiapan menjadi orangtua yang lainnya. Mengapresiasi yang sudah dia
"berbie". Sesudah itu dia ketagihan, bertanggung jawab pun semakin kerjakan. Kita juga perlu meng-update
membuka lagi, dan membuka lagi. mendesak. situasi yang sekarang (bahasa gaul, hobi,
Bagaimana mengatasinya?" dll) agar bisa bicara dalam 'satu frekuensi'
Perinasia menyadari sepenuhnya bahwa dengan remaja. Kita perlu tahu apa yang
Di atas adalah beberapa pertanyaan pemahaman mengenai Kesehatan menjadi tren sekarang. Kita harus bisa
menarik yang disampaikan peserta Reproduksi Remaja (KRR) perlu dimiliki percaya pada remaja, karena apa yang
Seminar "Berbincang Masalah oleh masyarakat, khususnya remaja. dihayatinya, itu yang penting buat dia.
Kesehatan Reproduksi dengan Disinilah diperlukan keterlibatan para Mereka memiliki privasi, kekhawatiran
Remaja, Mengapa Tidak?". Seminar ini orangtua, pendidik, dan praktisi dan harapan-harapan sendiri. Jadi yang
diselenggarakan oleh Perinasia dalam kesehatan untuk mensosialisasikan KRR kita berikan adalah informasi. Kalau mau
rangka Hari Pendidikan Nasional pada kepada para remaja. Pada intinya seminar berdiskusi dengan mereka, cari tahu dulu
hari Sabtu, 3 Mei 2014 bertempat di ini bertujuan untuk meningkatkan apa yang mereka pahami dan tangkap.
Ruang Serba Guna RS Kanker Dharmais, pengetahuan peserta tentang bagaimana Buat mereka terlibat dalam percakapan.
Jakarta. menyampaikan/menjelaskan
permasalahan reproduksi kepada remaja Informasi KRR bisa sedini mungkin
Sebanyak 80 peserta hadir dari berbagai dan mensosialisasikannya di lingkungan dimulai dengan tingkatan-tingkatan
kalangan, yaitu guru SD-SLTP-SLTA, dosen mereka. ter tentu. M isalnya, 'k amu anak
akademi/ universitas/STIKES, Puskesmas, perempuan, kamu anak laki-laki'. Ini perlu
Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Ikatan Berikut topik dan narasumber pada dijelaskan dengan betul sejak awal,
Bidan Indonesia (IBI), Lembaga Swadaya seminar tersebut: jangan menggunakan simbol tertentu,
Masyarakat (LSM), pemerhati remaja, dan misalnya burung untuk penis. Pada usia
orang tua remaja. 1. Gaya Hidup Remaja (fakta dan angka
2-3 tahun, anak perlu diajarkan
tentang remaja; memahami dan kemandirian, misalnya ke toilet.
Penyelenggaraan seminar ini antara lain komunikasi efektif dengan remaja; Perbincangan ini bisa dimulai sejak awal.
dilatarbelak angi oleh marak nya dampak psikologis gaya hidup pada Contoh pertanyaan tentang hubungan
permasalahan remaja yang berkaitan remaja) oleh Vitria Lazzarini, MPsi, intim, coba tanyakan pada anak apa yang
dengan perubahan gaya hidup, Psikolog diketahuinya mengenai itu. Mungkin
melonggarnya nilai budaya dan kontrol
yang dibutuhkan anak bukan jawaban
sosial, informasi dari berbagai sumber 2. Tantangan dalam Menangani
tentang masuknya penis ke vagina.
dan media yang tidak bisa dibendung, Permasalahan KRR (Dampak negatif
anak tumbuh "sendiri" sementara orang akibat kurangnya Pemahaman KRR, Dalam melakukan kegiatan KRR, untuk
tua bekerja. Tidak sedikit informasi yang mengembangkan program KRR, solusi peserta yang jumlahnya banyak, kita
salah diterima oleh anak dan remaja, melalui bimbingan, penyuluhan, sampaikan materi yang umum, misalnya,
termasuk mengenai seksualitas. konseling) oleh Bd. Indra Supradewi, materi anatomi fisiologi remaja, masalah-
SKM, MKM masalah yang dihadapi remaja. Jika ada
Hubungan seks pranikah, kehamilan
pertanyaan yang lebih detail, bisa
remaja, keinginan dan upaya melakukan 3. Cara Membicarakan Perkembangan
dikonsultasikan lebih lanjut sesudah
aborsi, upaya mengalihkan keinginan Reproduksi
pertemuan. Pemberian materi dapat
mendapatkan pelayanan aborsi dari oleh dr. Agung Witjaksono, Sp.OG dilakukan melalui kegiatan
petugas kesehatan menjadi adopsi,
ekstrakurikuler, kerohanian, dsb.
pernikahan dini, dan kasus-kasus 4. Cara Berdiskusi dengan Remaja
pelecehan/kekerasan seksual yang agar Paham Dampak Perilakunya Pertanyaan tentang selaput dara,
muncul melalui media adalah sebagian terhadap Kesehatan Reproduksi ditangggapi sebagai berikut: bentuknya
dari permasalahan kesehatan reproduksi oleh Ariana Novadian Abrin, S.Psi, beraneka macam, ada yang lubang di
remaja. Kecenderungan berganti-ganti Psikolog tengah agak besar, di pinggir, dll, ini baru
pasangan karena belum terikat dalam bentuk. Ada yang mudah robek, ada yang
perkawinan juga membuat remaja 5. Bagaimana membentengi Remaja
lentur. Jika robek, tidak ada mekanisme
terpapar kemungkinan tertular Penyakit dari Pengaruh Buruk Media (sosial,
normal untuk membuatnya utuh kembali.
Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. cetak, elektronik) oleh Dra. Nina. M.
Maraknya pemberitaan mengenai Armando, M.Si. Konseling KRR dapat diberikan pada usia
tindakan pelecehan seksual, tertentu. Kejadian buruk yang menimpa
Dalam menghadapi remaja, yang perlu
pemerkosaan, semakin menambah anak bisa dilakukan oleh orang-orang
kita lakukan adalah tidak menyalahkan
panjang deretan persoalan KRR. terdekat, bahkan oleh mereka yang
dan tidak menghakimi. Situasi nyaman
Persoalan tersebut jelas memerlukan memiliki hubungan keluarga, misalnya
akan muncul kalau kita bisa berempati.
perhatian serius, apalagi kalau ingin paman atau bahkan orangtua, ini sudah
mewujudkan persalinan aman dan bayi masuk dalam kategori kekerasan. Hal ini

2 Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


akan menjadi dilematis karena anak Ketiga, perlu dibicarakan dengan anak, Siapapun yang bertugas menjaga anak
belum siap. Konseling tidak bisa untuk media itu sifatnya seperti apa? Ini untuk baik baby sitter, nenek, dll harus pintar.
anak saja tetapi juga orangtua. Pastikan mengantisipasi hal-hal yang
Menyikapi anak yang mengakses internet,
kita perlu memperhatikan Do and Don't
di internet, semakin dilarang semakin
"SMAP" (Sungguh Mati Aku Penasaran).
Ada rambu-rambu yang bisa digunakan
untuk mengawasi penggunaan internet,
dapat dibuka di http://ictwatch.com.

Ada petunjuk di sana mengenai


penggunakan internet yang benar.
Mengenai situs porno di internet kita
harus bicara seperti apa? Yang perlu
diperhatikan adalah terkadang saat kita
berkomunikasi dengan remaja, yang
terjadi bukanlah membangun jembatan,
tetapi membangun benteng. Yang
dilakukan adalah mengintrogasi, ini yang
anak aman dulu, Puskesmas harus dikhawatirkan. Misalnya, dari kata
buruk. Kita harus melepaskan ego, cool
mempunyai jaringan dengan lembaga "berbie" saja bisa muncul gambar-
saja. Tidak usah cerewet, tidak usah
terkait. Jika anak mengalami Infeksi gambar yang tidak diinginkan. Banyak
dominan.
konten-konten
yang tidak Jadikan kita sebagai teman anak kita. Kita
diharapkan perlu membangun jembatan dengan
muncul dari kata- anak, bicara sebagai teman. Jangan
kata yang netral, menghakimi. Kita bisa pasang strategi
jalan masuknya pura-pura bodoh (pin-pin bo). Ini untuk
bisa lewat bahasa memancing, anak akan senang jika kita
generik. sebagai orangtua tampak lebih bodoh.
Selain itu, guru Demikian bahasan singkat tentang KRR
juga harus hati- yang disampaikan dalam seminar lalu.
hati memberikan Peser ta sangat antusias, banyak
tugas. Ada kasus pertanyaan menarik diajukan ketika
anak PAUD sudah diskusi. Pada intinya, remaja adalah masa
Menular Seksual (IMS), diperlukan diberi tugas membuka youtube. Soal transisi, perlu diberi informasi yang benar
dukungan dari orangtua, anak yang seperti ini pun harus diketahui sekolah. agar sehat secara fisik, mental, dan bisa
bermasalah ini membutuhkan akses obat, Guru harus memberitahu pada orangtua bertanggung jawab, menjalankan fungsi
akses ke Rumah Sakit dll. tugas apa saja yang diberik an. reproduksi dengan baik. Perinasia akan
terus mempromosikan KRR, baik melalui
Bagaimana orangtua menyikapi Saat anak menonton TV, coba lakukan
seminar maupun pelatihan karena
penggunaan media? pendampingan, lakukan mediasi.
permasalahan kesehatan reproduksi
Bagaimana jika orangtua bekerja?
remaja dan tantangannya semakin besar.
Pertama, orangtua harus berbicara pada
anak sebelumnya, jam berapa boleh
nonton, tidak hanya pada anak tetapi
seluruh anggota keluarga. Jam boleh
menggunakan internet, termasuk saat
makan, dan tidur tidak boleh ada gadget.
Hal ini perlu disepakati bersama.

Kedua, harus ada pembatasan media apa


dan di mana diletakkan? Harus ada di
ruang publik. Di mana dan kapan
mengakses media itu, perlu disepakati
dalam keluarga.

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014 3


PELATIHAN KONSELING PELATIHAN PENATALAKSANAAN PELATIHAN RESUSITASI
MENYUSUI 40 JAM STANDAR BBLR UNTUK YANKES LEVEL I-II NEONATUS
WHO/UNICEF
Ÿ 23-24 Agustus di Jakarta Ÿ 25-26 Agustus di Denpasar (Pra PIT
Ÿ 18-22 Agustus di Jakarta Ÿ 18-19 Oktober di Jakarta POGI XXI)
Ÿ 15-19 September di Jakarta Ÿ 29-30 Nopember di Jakarta Ÿ 30-31 Agustus di Jakarta
Ÿ 26-30 September di Balikpapan Ÿ 6-7 September di Palembang
Ÿ 13-17 Oktober di Jakarta PELATIHAN MANAJEMEN BBLR Ÿ 13-14 September di Batam
Ÿ 10-14 Nopember di Yogyakarta
DENGAN METODE KANGURU Ÿ 20-21 September di Bandung
Ÿ 17-21 Nopember di Jakarta (tentatif) Ÿ 11-13 Oktober di Jakarta Ÿ 27-28 September di Yogyakarta & Jakarta
Ÿ 1-5 Desember di Jakarta Ÿ 5-8 Desember di Jakarta Ÿ 7-8 Oktober di Tangerang
Ÿ 11-12 Oktober di Padang
PELATIHAN MANAJEMEN PELATIHAN MANAJEMEN Ÿ 18-19 Oktober di Jakarta & Tanah Grogot
LAKTASI MP-ASI Ÿ 25-26 Oktober di Boven Digoel
Ÿ 16-17 Agustus di Makassar
Ÿ 9-10 Agustus di Tarakan Ÿ 15-16 Nopember di Jakarta & Makassar
Ÿ 30-31 Agustus di Jakarta
Ÿ 20-21 September di Jakarta Ÿ 22-23 Nopember di Semarang
Ÿ 1-2 Nopember di Jakarta
Ÿ 22-23 Nopember di Jakarta Ÿ 29-30 Nopember di Balikpapan
Ÿ 13-14 Desember di Jakarta
Ÿ 13-14 Desember di Jakarta & Malang
Ÿ 20-21 Desember di Yogyakarta

R I S E T

Penggunaan Botol dan Risiko Stenosis Pilorus


Stenosis Pilorus (SP) adalah suatu kondisi ABSTRAK
yang paling sering memerlukan tindakan
bedah pada bulan-bulan pertama pasca TUJUAN: Susu botol telah diketahui 4 bulan pertama setelah kelahiran,
kelahiran bayi. Kondisi ini disebabkan meningkatkan risiko SP. Namun demikian, dengan menggunakan data rinci
oleh hipertrofi lapisan otot polos studi berbasis populasi yang besar tetap mengenai saat pertama kalinya bayi
melingkari pilorus, menghalangi saluran diperlukan. Penelitian mengenai dampak terpapar susu botol dan temuan informasi
lambung ke usus kecil dan menyebabkan pemberian susu botol dilakukan selama yang lengkap.
muntah yang hebat. Penyebab SP
Esophagus
umumnya tidak diketahui, tetapi
pemberian minum dengan botol
dicurigai sebagai salah satu faktor risiko. Stomach

Studi ini menunjukkan bahwa bayi yang


mendapat susu botol memiliki risiko 4,6
kali lebih tinggi mengalami stenosis Enlarged
Pylorus
pilorus dibandingkan mereka yang tidak
mendapat susu botol. Hasil penelitian ini
menambah lagi bukti tentang
keuntungan pemberian ASI eksklusif
pada bulan-bulan pertama setelah
kelahiran.
Duodenum Anatomi Normal Stenosis Pilorus

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


METODE: Peneliti melakukan studi
kohort berbasis populasi yang besar
berdasarkan Danish National Birth Cohort KESEPAKATAN ISTANBUL TENTANG
, yang memberikan informasi tentang AKSELERASI PERAWATAN METODE
bayi dan praktik pemberian minum.
Informasi tentang operasi untuk SP KANGURU (PMK) DAN SALAH SATU
diperoleh dari Daftar Pasien Nasional
TINDAK LANJUT DI INDONESIA
Denmark. Gabungan penggunaan botol
susu dan risiko SP dievaluasi Hadi Pratomo
menggunakan hazard ratios (HR), Anggota Dewan Pertimbangan Perinasia dan Guru Besar Fakultas Kesehatan
diestimasi dalam model regresi Cox, Masyarakat, Universitas Indonesia, peserta lokakarya Kesepakatan Istanbul
disesuaikan untuk temuan yang
memungkinkan. Secara global prematuritas merupakan b) Masih banyak tenaga kesehatan (di
salah satu penyebab kematian dan berbagai tingkat pelayanan) yang
HASIL: Di antara 70.148 bayi tunggal, 65 kecacatan neonatus. Setiap tahun tidak tahu atau tidak percaya manfaat
bayi menjalani operasi SP dan 29 di diperkirakan terjadi 1 juta kematian PMK dan bahkan kurang terampil
antaranya menggunakan botol sebelum neonatus karena komplikasi prematuritas dalam melaksanakan PMK,
didiagnosis SP. HR secara keseluruhan yang merupakan 35% seluruh kematian
untuk bayi yang menggunakan botol neonatus. Perawatan Metode Kanguru c) Implementasi PMK menjadi sebuah
susu dibandingkan dengan yang tidak (PMK) yaitu cara merawat bayi prematur tantangan ketika terdapat hambatan
adalah 4,62 (95 % confidence interval [CI]: dengan cara bayi dalam keadaan budaya dan norma sosial terkait
2,78-7,65) . Kelompok bayi yang telanjang, dadanya ditempelkan di dada dengan perawatan ibu dan bayi,
menggunakan botol, risikonya meningkat ibu diantara kedua payudara ibu
hampir sama dengan bayi yang selain sehingga terjadi kontak kulit ibu dan d) Di satu sisi sumber daya manusia
menetek langsung juga menggunakan bayinya telah terbukti dapat menurunkan (SDM) untuk mendukung
botol susu. (HR: 3,36 [ 95 % CI : 1,60-7,03]), kesak itan dan kematian ak ibat implementasi PMK masih kurang, di
bayi yang pernah menetek langsung (HR prematuritas. PMK sebagai solusi masalah lain pihak peran masyarakat dan ibu
: 5,38 [ 95 % CI: 2,88-10,06 ] ), dan tidak ini dapat menurunkan hingga 450.000 kurang mendapat perhatian. Bahkan
kematian per tahun karena prematuritas. di banyak negara PMK masih belum
pernah menetek langsung (HR:6,32 [95%
menjadi kebijakan dan program.
CI: 2,45-16,26]) (P=0,76). Peningkatan
Implementasi PMK memiliki manfaat di
risiko SP pada bayi yang menggunakan Berdasarkan bukti dan data yang ada,
luar kelangsungan hidup neonatus
botol susu diamati bahkan sampai lebih para ahli, badan dunia dan pemangku
termasuk tumbuh kembang yang sehat.
30 hari sejak pertama kali terpapar susu kepentingan menyelenggarak an
PMK di sini merupakan serangkaian
botol dan tidak berbeda dengan usia saat praktik untuk perawatan Bayi Berat Lahir Lokakarya Internasional Percepatan PMK
pertama terpapar botol susul. Rendah (BBLR) termasuk kontak kulit ibu di Istanbul, 21-23 Oktober 2013 dan
dengan kulit bayi, pemberian ASI dini dan membuat kesepakatan bahwa perlu ada
SIMPULAN: Bayi yang menggunakan tindak lanjut sesudah pemulangan bayi akselerasi atau percepatan PMK sebagai
botol susu berisiko 4,6 kali lebih tinggi dari fasilitas kesehatan. Kontak kulit ibu standar pelayanan dan intervensi yang
mengalami SP dibandingkan bayi yang dan kulit bayi serta pemberian ASI ekslusif penting untuk bayi prematur. Pada tahun
tidak pernah minum susu botol. Hasil bermanfaat baik untuk bayi maupun 2020 secara global dan nasional
penelitian ini menambah bukti yang ibunya. Selain itu, hal ini dapat diharapkan keberhasilan implementasi
mendukung keuntungan pemberian ASI mempercepat penurunan kematian PMK mencapai cakupan 50% di antara
eksklusif pada bulan-bulan pertama neonatal. Walaupun PMK telah lama bayi prematur. Intervensi ini juga
setelah kelahiran. dibuktikan efektif menurunkan kematian merupakan bagian terintegrasi dari upaya
neonatal, secara global implementasi kesehatan reproduksi, kesehatan ibu,
PMK sangat lambat dengan berbagai kesehatan neonatus dan anak. Untuk
Diterjemahkan dari publikasi Majalah
penyebab berikut. mencapai hal tersebut disepakati
Pediatrics volume 130 no. 4, October 2012,
rekomendasi hal berikut (Kesepakatan
pp 943-949.
a) PMK dipersepsikan secara tidak benar Istanbul, 2013):
PENULIS : Camilla Krogh , MD dan kawan- yaitu PMK dianggap sebagai praktik
kawan. perawatan prematur di negara 1. Melakukan revisi pedoman WHO,
berkembang sebagai alternatif penyesuaian kebijakan dan program
terbaik metode perawatan bayi pemerintah atau negara
dengan inkubator, memutuskan PMK sebagai standar
pelayanan untuk semua bayi
prematur,

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


2. Secara nasional mengintegrasikan 5. Mendorong keluarga dan masyarakat Pesan kesehatan yang terkandung di
pelayanan PMK berkualitas dalam mendukung praktik atau pelaksanaan dalamnya dapat diadaptasi dalam
kebijakan, perencanaan, program PMK untuk menepis anggapan yang berbagai keadaan,
terkait kesehatan reproduksi, salah terkait persalinan prematur,
kesehatan ibu neonatus kesehatan hubungan lekat dini, praktik kontak 8. M e n g u k u r k e m a j u a n d a n
anak dan gizi, kulit ibu ke kulit bayi serta ASI, keberhasilan implementasi PMK
menggunakan indikator yang jelas,
3. Melibataktifkan organisasi profesi di 6. Bekerjasama dengan organisasi
negara maju untuk mengadopsi PMK profesi, Kementerian Kesehatan, 9. Melakukan riset PMK untuk lebih
sebagai pelayanan standar untuk pemimpin tradisional untuk memahami waktu yang tepat, lama
menepis kepercayaan bahwa memperbaiki implementasi PMK, dan kondisi untuk PMK, serta dampak
pelayanan PMK hanya untuk negara sehingga petugas kesehatan PMK pada perkembangan dan
berkembang, s e te m p a t d a p a t mengatasi kelangsungan kehidupan bayi
hambatan terkait kemampuan, menurut usia kehamilan, bagaimana
4. Mempertimbangkan hambatan lokal keterampilan dan norma budaya, mengatasi hambatan implementasi
dan konteks spesifik daerah dalam PMK, mengubah perilaku tenaga
membuat desain pedoman, protokol 7. Mengembangkan upaya advokasi kesehatan dan analisis biaya untuk
maupun edukasi PMK, bahwa secara budaya dan medis PMK melakukan PMK.
adalah hal normal dan wajar.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN IUFD DI RSUD ENDE
MARIETA K.S. BAI, SULANSI, HENDRIKUS MBIRA
Dosen pada Prodi Keperawatan Ende, Peltekkes Kemenkes Kupang

LATAR BELAKANG
Di RSUD Ende jumlah kematian perinatal tahun 2011 sebanyak
Pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pelayanan obstetri
58 dari 1.383 kelahiran hidup (41,93/1000) meningkat dari
diukur dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
tahun sebelumnya 55 dari 1.381 kelahiran hidup (39.82/1000).
bayi (AKB). Dalam AKB terdapat komponen angka kematian
Kematian IUFD bulan Januari s/d Maret 2012 sebanyak 16 dari
perinatal (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter
349 (45,84/1000). Kecenderungan terjadinya peningkatan
untuk mengukur keberhasilan pelayanan obstetri. Definisi AKP
kasus kematian perinatal di RSUD Ende karena sebagai pusat
adalah angka kematian janin atau bayi yang terjadi pada usia
rujukan dari bidan desa dan puskesmas kabupaten Ende.
kehamilan >22 minggu dengan berat badan >500 gram. AKP
dianggap lebih baik dan lebih peka untuk menilai kualitas Faktor yang menyebabkan tingginya kematian perinatal
pelayanan obstetri, mengingat kesehatan dan keselamatan tersebut dipengaruhi oleh ANC (Ante Natal Care) yang tidak
janin dalam rahim sangat tergantung pada kesempurnaan teratur, sehingga tidak dapat mendeteksi penyakit atau
bekerjanya sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi komplikasi yang timbul pada ibu maupun janin (Dinkes Propinsi
untuk pertumbuhan hasil konsepsi dari mudigah menjadi NTT, 2009). Intra Uteri Fetal Death (IUFD) dapat diminimalisasi
janin cukup bulan (Sidarta, 2007). dengan meningkatkan kualitas ANC. Dengan ANC yang teratur
Sampai saat ini AKB di Indonesia masih tertinggi di antara dan bermutu akan dapat mendeteksi penyakit yang timbul
negara-negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. AKB maupun komplikasi dari kehamilan dan pencegahan trauma
nasional sebesar 32 per 1000 (SDKI, 2007) dibandingkan negara seperti urut/pijat maupun pencegahan kecelakaan yang
Malaysia 10/1000, Thailand 20/1000, Brunai Darusalam 8/1000 menimbulkan IUFD.
dan Singapura 3/1000. Penyebab AKB di Indonesia terbanyak
RUMUSAN MASALAH
adalah kematian perinatal sebesar 36 % (UNFPA, 2005)

Data di propinsi NTT tentang lahir mati tahun 2007 1.487 jiwa Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Faktor-faktor
dari 71.767 kelahiran (20.7%), tahun 2008 jumlah lahir mati apakah yang mempengaruhi kejadian IUFD di RSUD Ende ?"
1.659 dari 93.632 kelahiran (18.82%). Angka tersebut cenderung Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
menurun dengan kebijakan penempatan bidan PTT di desa faktor yang mempengaruhi kejadian IUFD di RSUD Ende
dan kebijakan Revolusi KIA. Data kematian perinatal di sedangkan tujuan khususnya adalah mengidentifikasi faktor
Kabupaten Ende tahun 2009 sebesar 59 dari 5.566 (10,6/1000) ANC, faktor penyakit yang menyertai kehamilan, faktor
relatif menurun dibandingkan tahun 2008 sebesar 63 dari komplikasi kehamilan dan faktor trauma yang mempengaruhi
5.504 (11,47/1000). kejadian IUFD di RSUD Ende.

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


Manfaat dan hasil penelitian dapat digunakan untuk Tabel di atas menunjukkan kejadian IUFD tertinggi pada bulan
memotivasi ibu hamil, agar dapat memelihara kesehatannya, April 2012 sebanyak 7.03%, sedangkan kejadian IUFD terendah
dengan meningkatkan kunjungan ANC sehingga dapat pada bulan Januari 2012 sebanyak 3.45%.
mendeteksi kelainan maupun penyakit yang menyertai
kehamilannya, dan dapat mencegah kejadian IUFD. Hasil penelitian menurut umur, pada responden kasus yang
berumur 26-30 tahun sebanyak 16 orang (37%), sedangkan
METODE PENELITIAN kelompok kontrol sebagian besar berumur >30 tahun (42%).
Menurut pendidikan, sebagian besar kasus berpendidikan
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan case- SMP dan SMA (44%) dan pada kontrol berpendidikan SMA
control, untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor dan PT (48%).
yang mempengaruhi kejadian IUFD di RSUD Ende. Tempat
penelitian yaitu Ruangan Bersalin RSUD Ende. Penelitian Tabel 2.
dilaksanakan pada tanggal 5 Mei s/d 5 Juli 2012. Populasi, ibu Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di RSUD Ende, 2012
yang melahirkan di RSUD Ende periode 1 Januari s/d 30 Juni
2012, sebanyak 744 persalinan, dengan rata-rata setiap bulan
122 orang. Kasus ibu yang melahirkan dengan kejadian IUFD
periode 1 Januari s/d 30 Juni 2012 di RSUD Ende, sebanyak 43
orang, sampel kontrol : Ibu yang melahirkan bayi hidup di
RSUD Ende periode 1 Januari s/d 30 Juni 2012 sebanyak 86.
Kasus IUFD dan Kontrol dengan perbandingan l : l. Kasus
kontrol diambil sesuai dengan kriteria inklusi:

1. Melahirkan bayi aterm (cukup bulan)


Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kasus yang bekerja
2. Bayi Berat badan lahir > 2500 gram
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 23 orang (53%)
3. Partus normal maupun Sectio Caesaria sedangkan pada kontrol sebagai IRT sebanyak 22 orang (51%)

Teknik pengolahan data dan analisis data. Tabel 3.


Distribusi Responden Menurut Paritas di RSUD Ende, 2012
Pengumpulan data sekunder dari register persalinan di ruang
Bersalin RSUD Ende, tahun 2012. Data dikelompokkan sesuai
karakteristik ibu yang mengalami kejadian IUFD, dan data
variabel penelitian tentang ANC, penyakit yang menyertai
kehamilan, komplikasi kehamilan dan trauma kehamilan.

Analisis data menggunakan teknik Analisis Univariat, untuk


menggambarkan karakteristik subyek penelitian dengan
menghitung distribusi frekuensi dan persentase setiap variabel
dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, dan Analisis Tabel di atas menunjukkan responden kasus dengan paritas
Bivariat, untuk mengetahui pengaruh variabel independen 1 dan 2, masing-masing sebanyak 15 orang (35%) dan paritas
dan dependen, diuji dengan regresi logistic, dengan > 3 sebanyak 5 orang (12%), sedangkan kelompok kontrol
probabilitas p = <0.05, Odds Ratio (OR), untuk melihat besar sebagian besar dengan paritas 2 yaitu 16 orang (37%) dan
faktor risiko dari setiap variabel independent terhadap variabel sebagian kecil paritas 3 yaitu 6 orang (14%).
dependent dengan menggunakan variabel 2 x 2.
Tabel 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Distribusi Responden Menurut Usia Kehamilan di RSUD Ende,
Tabel 1. 2012
Angka kejadian IUFD Per bulan di RSUD Ende

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


kasus dengan usia kehamilan trimester III sebanyak 30 orang
(70%) dan trimester II sebanyak 13 orang (30%) sedangkan
pada kelompok kontrol semuanya dengan trimester III yaitu
43 orang.

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Frekuensi ANC di RSUD Tabel 8. Analisis Pengaruh Ante Natal Care (ANC) terhadap
Ende, 2012 kejadian IUFD di RSUD Ende tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden kasus dengan


ANC sesuai sebanyak 26 orang (60%) dan hampir 40% dengan
ANC tidak sesuai, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian
besar dengan ANC sesuai yaitu 38 orang (88%). Data tabel menunjukkan variabel Ante Natal Care (ANC)
mempunyai pengaruh signifikan dengan kejadian IUFD,
Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Penyakit yang p=0.042 < 0.05. Kunjungan ANC mempunyai risiko 3.669 kali
Menyertai Kehamilan di RSUD Ende, 2012 untuk terjadinya IUFD.

Tabel 9. Analisis Pengaruh Penyakit yang menyertai kehamilan


terhadap kejadian IUFD di RSUD Ende, tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden kelompok kasus


menderita penyakit hipertensi sebanyak 20 orang (46%)
sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar (77%) tidak
menderita sakit dan sebagian kecil (2%) menderita penyakit
infeksi. Data tabel di atas menunjukkan variabel Penyakit yang
menyertai kehamilan, mempunyai pengaruh signifikan
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Komplikasi Kehamilan dengan kejadian IUFD, p=0.000 < 0.05. Penyakit yang menyertai
di RSUD Ende, 2012 kehamilan mempunyai risiko 7.052 kali untuk terjadinya IUFD.

Tabel 10. Analisis Pengaruh Komplikasi kehamilan terhadap


kejadian IUFD di RSUD Ende tahun 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada kelompok


kasus dengan komplikasi PE dan eklampsia sebanyak 37 orang
(86%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar
(91%) tidak ada komplikasi dan sebagian kecil (2%) mengalami
oligo. Data tabel menunjukkan variabel Komplikasi kehamilan, tidak
mempunyai pengaruh signifikan dengan kejadian IUFD, p
Hasil Analisis Bivariat, pengaruh variabel bebas dan variabel = 0.180 > 0.05 Komplikasi kehamilan mempunyai risiko 7.143
terikat. Kriteria yang digunakan berdasarkan nilai statistic odds kali untuk terjadinya IUFD.
ratio (OR), regresi logistic, serta convidence interval (CI) 95%.
Hasil analisis bivariat sebagai berikut :

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


Tabel 11. Analisis Pengaruh Trauma kehamilan terhadap angka kematian ibu dan bayi, pemerintah telah berupaya
kejadian IUFD, di RSUD Ende tahun 2012 dengan (1) Mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, melalui pelayanan di puskesmas, poskesdes
maupun bidan desa (2) Menyediakan pendanaan askeskin,
Gakin atau tabulin dll. Hal ini dilakukan pemerintah, agar
semua masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang tersedia. Namun kenyataannya, akses masyarakat
terhadap pelayanan masih rendah. Hal ini disebabkan karena
faktor pendidikan, ekonomi dan budaya masyarakat setempat,
yang berakibat terjadinya IUFD, yaitu (a) Responden dengan
pendidikan Dasar (SD dan SMP) sebanyak 22 orang (50.2%),
tingkat pendidikan dasar, akan berpengaruh pada luasnya
wawasan, kedalaman pemahaman dan kemudahan menerima
Tabel di atas menunjukkan variabel Trauma kehamilan, tidak informasi. Akibat pendidikan yang rendah, akses dalam
mempunyai pengaruh signifikan dengan kejadian IUFD, p melakukan ANC juga terbatas, karena pada umumnya,
= 0.698 > 0.05 Komplikasi kehamilan mempunyai risiko 2.387 beranggapan kelainan yang sering muncul dianggap sebagai
kali untuk terjadinya IUFD. hal yang biasa terjadi pada ibu hamil. (b) Pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga, yang berpengaruh terhadap pendapatan
PEMBAHASAN keluarga dan kemampuan ekonomi keluarga dalam
penyediaan makanan yang bergizi terutama kepada ibu hamil,
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dilahirkan sehingga terhindar dari anemia. (c) Pendapatan keluarga,
dengan sempurna dari rahim dengan > 500 gram dan usia berpengaruh terhadap akses pemeriksaan ANC, sehingga
kehamilan >22 minggu (Manuaba, 2002) cenderung mencari alternatif yang lebih murah antara lain ke
dukun, untuk memeriksakan kehamilannya. Untuk
Faktor penyebab IUFD, faktor janin antara lain anomaly/cacat
menanggulangi permasalahan tersebut, diharapkan peran
pada janin, biasanya disebabkan faktor kromosom sehingga
serta tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tenaga kesehatan
janin tidak tumbuh berkembang, akibatnya mengalami
lainnya, untuk mendorong keterlibatan semua pihak untuk
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang pada akhirnya
menggerakkan sasaran agar dapat melakukan ANC dengan
mengalami terjadi IUFD. Pertumbuhan janin sangat tergantung
optimal.
pada kualitas dan letak plasenta, yang memberikan suplai
oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Gangguan pada fungsi Pengaruh penyakit yang menyertai kehamilan terhadap
dan letak plasenta, akan berpengaruh pada IUFD. Faktor kejadian IUFD.
penyebab IUFD dari ibu, antara lain usia ibu < 20 tahun atau
> 35 tahun, paritas dan ANC yang tidak sesuai dengan Terdapat pengaruh signifikan terhadap kejadian IUFD dimana
ketentuan, sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan rendah, hasil uji regresi logistic p = 0.000. Sesuai hasil penelitian
kehamilan di luar nikah dan gangguan gizi yang menimbulkan tertinggi adalah hipertensi 47% dan malaria yang
anemia (Wiknjosastro, 1999). mengakibatkan anemia sebanyak 21%. Anemia adalah
penurunan sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Pengaruh
Pengaruh ANC terhadap kejadian IUFD anemia, jelas pada kelangsungan kehidupan buah kehamilan.
Akibat anemia, pasokan oksigen menjadi tidak adekuat yang
Terdapat pengaruh signifikan terhadap kejadian IUFD di mana
berdampak pada kemampuan metabolism tubuh, yang dapat
hasil uji regresi logistic p = 0.042. Masih terdapat 32,6 % ANC
berdampak pada hipoksia pada jaringan placenta sehingga
tidak dilaksanakan sesuai ketentuan, yaitu 4 x selama
menimbulkan IUFD. Anemia dapat diatasi dengan pemberian
kehamilan. ANC, berpotensi 3.669 kali dapat menyebabkan
tablet besi selama hamil 90 tablet yang diminum l x l, dimulai
IUFD dengan nilai OR 5.669. ANC sangat penting bagi ibu
setelah emisis berlalu. Perlu dijelaskan detail tentang tablet
hamil, karena dengan ANC yang teratur, dapat mendeteksi
zat besi ini sehingga ibu hamil dapat meminumnya dengan
kelainan secara dini, mengobati penyakit yang menyertai
senang hati, sehingga tujuan mengatasi anemia dapat tercapai.
kehamilan, pemberian pendidikan kesehatan, persiapan
Hipertiroid menyebabkan IUFD 100%, di mana yodium
menghadapi kedaruratan dan persalinan (Dep.Kes.RI, 2004).
diperlukan untuk pertumbuhan janin, karena kekurangan
Sesuai hasil penelitian, masih terdapat 32.6%, ibu yang tidak
yodium dapat menyebabkan IUGR dan IUFD. Hal ini perlu
melakukan ANC sesuai ketentuan, yaitu < 4 x, kelompok kontrol
diinformasikan pada ibu yang akan merencanakan kehamilan
91.9%. Hal ini sesuai dengan penelitian Sidarta (2006) bahwa
dengan hipertiroid, seyogyanya mengatasi hipertiroid, baru
ANC yang teratur dan sesuai ketentuan dapat mencegah
merencanakan kehamilan, supaya IUFD dapat dihindari.
kelainan selama kehamilan.
Pengaruh komplikasi kehamilan terhadap kejadian IUFD
Setiap ibu hamil dan keluarganya perlu memahami keadaan
kedaruratan pada masa kehamilan dan persalinan sehingga Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kejadian IUFD,
dapat segera mencari pertolongan, apabila hal tersebut dimana hasil uji regresi logistic p = 0.180. Hasil penelitian ini
menimpa pada diri dan keluarganya, sehingga dapat terlihat bahwa dari faktor komplikasi yang menonjol adalah
menyelamatkan ibu dan bayinya. Dalam rangka menurunkan

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


kejadian pre eklamsia/eklampsia sebanyak 9 kasus (20.9%). SIMPULAN DAN SARAN
Ibu hamil dengan pre eklamsi/eklamsi, akan terjadi spasme
pembuluh darah arteriol yang menuju organ penting tubuh Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang
sehingga menimbulkan gangguan metabolisme, gangguan mempengaruhi kejadian IUFD, ditinjau dari faktor ANC,
peredaran darah yang dapat menyebabkan nekrosis jaringan, penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi dan trauma
perdarahan, dan mengecilnya aliran darah kearah retroplacenta kehamilan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
sehingga terjadi IUFD (Moore, 2001). Kejadian pre eklamsi dan Ada pengaruh signifikan antara ANC terhadap kejadian IUFD,
eklamsia, dapat dideteksi secara dini, dengan ANC yang teratur, dengan p = 0.042 dan ANC yang tidak sesuai standar berpotensi
sehingga dapat dicegah. Hipertensi, selama kehamilan dapat menyebabkan IUFD sebesar 3-4 kali.
dipantau melalui ANC, karena pre dan eklamsia, didahului
Ada pengaruh signifikan antara penyakit yang menyertai
dengan gejala awal berupa adanya hipertensi, dimana terjadi
kehamilan terhadap kejadian IUFD, dengan p=0.000, dan
kenaikan sistole > 30 mmHg dan kenaikan diatole > 15 mmHg.
adanya penyakit yang menyertai kehamilan berpotensi
Demikian pula dengan kejadian placenta previa, terdapat 2
menyebabkan IUFD 7 kali.
kasus (5%) dan oligo/hidroamnion yang juga dapat dideteksi
melalui ANC, sehingga IUFD dapat dicegah. Bahaya hidro Tidak ada pengaruh antara komplikasi kehamilan dan kejadian
amnion adalah tali pusat menumbung, sehingga pada saat IUFD dengan p = 0.180 dan Komplikasi kehamilan berpotensi
persalinan tali pusat terjepit antara kepala janin dan panggul, menyebabkan IUFD 7 kali.
sehingga menyebabkan IUFD. Tugas Bidan, melakukan Tidak ada pengaruh antara trauma kehamilan dan kejadian
pemantauan selama kehamilan dan segera melakukan rujukan IUFD dengan p=0.698 dan trauma berpotensi menyebabkan
terencana, apabila didapatkan kelainan yang timbul selama IUFD 2 kali.
hamil. Kadang ibu hamil dan keluarganya datang dengan Secara simultan keempat variabel memberikan kontribusi
keadaan yang sudah gawat dan berat, sehingga terlambat 69.20% terhadap kejadian IUFD, sisanya sebesar 30.80%
ditangani, oleh karena itu penting bagi ibu hamil dan disebabkan faktor lain yang tidak diteliti.
kelurganya mengetahui tanda bahaya kehamilan sehingga
apabila mengalami hal tersebut, mereka segera melaporkan Berdasarkan simpulan di atas, disarankan kepada :
kepada puskesmas atau bidan terdekat. 1. Ibu hamil, diharapkan dapat melakukan ANC sesuai
anjuran bidan, untuk mencegah hal-hal yang tidak
Pengaruh trauma terhadap kejadian IUFD diinginkan termasuk kejadian IUFD.
Tidak ada pengaruh signifikan, dengan nilai p 0.698. Trauma 2. Para bidan, tetap terus mendampingi ibu hamil sampai
berpotensi dapat menyebabkan IUFD 2.387. Trauma pada tiba saat melahirkan, apabila seharusnya jadwal
kehamilan, pada umumnya terjatuh atau terpeleset sehingga pemeriksaan ANC namun ibu hamil tidak datang, perlu
berakibat pada terlepasnya placenta dari insersinya, sehingga dilakukan kunjungan rumah. Tetap terus memotivasi ibu
memutuskan suplai oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Dari hamil apabila didapatkan tanda bahaya kehamilan segera
penelitian ini tidak nampak terdeteksi adanya trauma akibat konsultasi ke Bidan atau puskesmas terdekat.
urut/pijatan selama kehamilan, walaupun secara nyata, adanya 3. Kepada Puskesmas, agar penyuluhan kesehatan tetap
dugaan itu. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Sidarta (2006) terus dilakukan, terutama tentang tanda bahaya kehamilan
bahwa kejadian trauma kehamilan 81% disebabkan karena sehingga apabila timbul kelainan, ibu dan keluarganya
akibat pijat/ urut pada masa kehamilan di Kabupaten segera konsultasi ke Bidan atau puskesmas terdekat,
Tangerang. kepada peneliti selanjutnya
Keterbatasan penelitian ini adanya keterbatasan peneliti 4. Perlu penelitian berikutnya, karena masih ada faktor lain
sehingga pengolahan data masih dibantu oleh tim konsultan. yang menyebabkan kejadian IUFD sebesar 30.80% yang
Variabel penelitian terbatas pada variabel ibu, sehingga tidak diteliti.
penyebab IUFD dari faktor janin tidak diteliti.

KONAS PERINASIA XII


“Pencapaian Target MDGs dan
Program Penurunan Angka Kematian
Ibu dan Bayi Menuju Indonesia Sehat”
Hotel Golden Tulip Galaxy, Banjarmasin
Kalimantan Selatan, 6-11 November 2015

Sampai bertemu di Kota Banjarmasin 2015

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


B E R I T A O R G A N I S A S I

R A PAT K E R J A P E R I N A S I A
Pada bulan Ramadhan, Sabtu-Minggu seluruh cabang untuk terlibat di kematian perinatal bahkan belum
12-13 Juli 2014, bertempat di Hotel Haris dalamnya. mendapat perhatian dan belum disebut
Jakarta, telah berlangsung Rapat Kerja dalam Millenium Development Goals
(Raker) Perinasia. Raker ini dihadiri oleh Rencana Penelitian Multisenter (MDGs) (Cousens dkk, 2011).
hampir seluruh perwakilan Cabang Penelitian multisenter ini mengambil
Perinasia. Sembilan belas dari 21 Cabang Tingginya angka lahir mati sebagian besar
tema tentang Kematian Perinatal dan
hadir pada pertemuan ini. terjadi di negara yang tidak memiliki
Neonatal di Rumah Sakit di Indonesia.
registrasi memadai. Data tersebut
Penelitian ini dilatabelakangi oleh
Penyelenggaraan raker ini dilatar dibutuhkan segera untuk meningkatkan
kenyataan bahwa Kematian Neonatal
belakangi oleh ketentuan dalam AD/ART kualitas data luaran kehamilan yang
merupakan masalah dalam bidang
Perinasia (ART Bab V, pasal 19) yang dikumpulkan dari sumber data alternatif,
kesehatan di Indonesia dan merupakan
menyebutkan bahwa minimal 1 kali khususnya dari survei kesehatan rumah
bagian terbesar dari kematian anak balita.
dalam pertengahan masa bakti, PP tangga. Hal ini untuk menghitung jumlah
Kematian anak balita berjumlah lebih dari
Perinasia menyelenggarakan Raker yang lahir mati, memperkirakan penyebab
8 juta per tahun, 41%nya adalah kematian
dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus dengan menggunakan pengelompokan
neonatal dan 59% adalah kematian
Cabang, dan Badan Khusus. Tujuan Raker terprogram, dan memperbaiki cakupan
setelah masa neonatal. Penyebab
adalah untuk menyusun dan menetapkan dan pelacakan data untuk intervensi
kematian neonatal adalah prematuritas
program kerja Perinasia sesuai amanat terhadap kesehatan maternal, kesehatan
12%, asfiksia 9%, sepsis 6%, penyakit
Kongres Nasional Perinasia untuk
dilaksanakan pada masa bakti
kepengurusan. Sebelumnya telah digelar
rapat Pleno PP Perinasia tanggal 13 Juni
2014 yang diantaranya menghasilkan
keputusan untuk melaksanakan Raker di
bulan Juli 2014.

Secara spesifik, pelaksanaan Raker


tersebut meliputi agenda adalah:
1. Laporan pelaksanaan Rencana
Strategi (Renstra) Perinasia 2012-2015.
2. Sosialisasi rencana pelaksanaan
penelitian multisenter
3. Presentasi beberapa update topik
ilmiah
4. Rapat organisasi
neonatus lain 5%, pneumonia neonatal neonatal, dan lahir mati. Semua negara
5. Diskusi Persiapan Kongres Nasional 4%, kelainan kongenital 3%, tetanus 1%, sebaiknya mempunyai data lahir mati dan
2015 dan diare neonatal 1% (Newborn death menjadi kebijakan nasional dan global
and illness Updated, 2011). Sebanyak 98% (Lawn dkk, 2011). Petugas kesehatan
Beberapa rekomendasi dihasilkan pada
kematian neonatal terjadi di negara termasuk dokter seharusnya mempunyai
Raker ini antara lain berkaitan dengan
kurang mampu (Victoria CG, 2003). definisi dan melaporkan kelahiran hidup,
persetujuan mengenai amandemen
Kematian neonatal dini merupakan lahir mati, dan kelahiran neonatal
AD/ART tentang tata cara pemberian
bagian terbesar dari kematian neonatal (Barfield, 2011).
penghargaan/award, penerimaan
yaitu dua per tiga kematian neonatal.
laporan sementara Ketua Umum PP Pencegahan dan upaya intervensi efektif
Kematian perinatal terdiri dari bayi lahir
Perinasia tentang renstra dan pencapaian pada kejadian bayi lahir mati sering
mati dan kematian neonatal dini. Selama
kegiatan sesuai program tahunan bersamaan dengan penurunan kematian
ini perhatian dan upaya telah dilakukan
Perinasia, persetujuan mengenai rencana maternal dan neonatal. Pengetahuan
untuk meningkatkan kesehatan maternal,
pelatihan Metodologi Riset, dan yang tentang penyebab dan solusi lahir mati
neonatal, dan anak. Walaupun demikian
tidak kalah penting adalah persetujuan merupakan kunci pencegahan terjadinya
masih banyak yang perlu dilakukan untuk
atas usulan Tim Koordinator Penelitian kematian. Di sisi lain, kelahiran
kesehatan maternal, neonatal, dan anak.
untuk melaksanak an Penelitian merupakan jendela terjadinya risiko
Lahir mati yang merupakan bagian dari
Multisenter dan permintaan kepada kesakitan dan kematian ibu dan bayinya

Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014


B E R I T A O R G A N I S A S I
menurunkan
SUSUNAN PENGURUS
k e m a t i a n
neonatal di CABANG BALI
Indonesia. Untuk PERIODE 2014-2017
itulah Perinasia
melakukan Pembina
penelitian ini. Prof. Dr.dr. I Gede Putu Surya, SpOG(K)
Prof. dr. Made Kornia Karkata, SpOG(K)
Adapun tujuan
umum dari Ketua
penelitian ini dr. Tjok. Gde Agung Suwardewa, SpOG(K)
adalah untuk
mendapatkan Wakil Ketua
angka dan mengetahui penyebab lahir dr. I Nyoman Hariyasa Sanjaya, SpOG(K), MARS
terutama di negara dengan ekonomi
lemah dan sedang (Froen dkk, 2011; mati, kematian perinatal, dan kematian
Sekretaris
Pattinson dkk, 2011). neonatal di beberapa rumah sakit di
Indonesia. Secara khusus penelitian ini dr. Ketut Surya Negara, SpOG(K)
Beberapa hari dan minggu setelah bertujuan sebagai berikut:
Bendahara
kelahiran, yaitu masa postnatal,
1. Mendapatkan angka lahir mati, dr. Made Darmayasa, SpOG(K)
merupakan masa kritis kehidupan ibu
dan bayinya. Kualitas pelayanan pada kematian perinatal, dan kematian
Anggota
periode ini sering diabaikan meskipun neonatal di beberapa rumah sakit di
dr. I Wayan Retayasa, SpA(K)
data telah menunjukkan banyak ibu dan Indonesia.
dr. AAN Jaya Kusuma, SpOG(K)
bayi yang meninggal pada periode ini
2. Mengetahui penyebab lahir mati, dr. I Made Kardana, SpA(K)
(WHO, 2006).
kematian perinatal, dan kematian dr. I Wayan Dharma Artana, SpA(K)
Indonesia termasuk dalam 10 negara neonatal di beberapa rumah sakit di dr. Putu Junara, SpA
yang mempunyai angka kematian Indonesia. dr. Made Bagus Dwi Aryana, SpOG(K)
neonatal dan lahir mati tertinggi (Lawn dr. I Wayan Artana Putra, SpOG
dkk, 2011). Untuk dapat diperoleh data valid yang
dr. AA Gede Putra Wiradnyana, SpOG
mewakili beberapa wilayah di Indonesia,
Berdasarkan hal tersebut diperlukan data keterlibatan Cabang Perinasia untuk Sekretariat
pelayanan kesehatan perinatal saat berpartisipasi dalam riset ini merupakan Dra. Luh Ketut Ariasih
merencanak an inter vensi untuk bagian penting yang tidak dapat Luh Putu Rika Suantari, SE
dipisahkan. (Haryati)

Semoga
Dirgahayu Tetap
PERINASIA Jaya
ke- 33
Acara syukuran Ulang Tahun Perinasia ke 33 (13 Juni 1981 - 13 Juni 2014)
dilaksanakan bertepatan dengan Rapat Koordinasi PP Perinasia pada hari
Jumat, 13 Juni 2014 di Hotel Ibis Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Pendiri,
Pengurus dan Staf Perinasia. Harapannya Perinasia semakin sukses dan
bermanfaat untuk masyarakat.

12 Buletin Perinasia - Tahun XX, Nomor 2, Edisi Agustus 2014

Anda mungkin juga menyukai