PERKEBUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PEMBERDAYAAN PERANGKAT
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Pedoman Teknis Kegiatan pemberdayaan
perangkat perlindungan perkebunan tahun 2014
disusun dalam rangka memberikan acuan dan
arahan pelaksanaannya kepada Dinas yang
membidangi
Perkebunan
dan
Perangkat
Perlindungan Perkebunan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Sistematika Pedoman Teknis ini terdiri dari
Bab I. Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Sasaran
Kegiatan, Tujuan, dan Pengertian Umum; Bab II.
Pendekatan
Pelaksanaan
Kegiatan
memuat
tentang Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
dan Spesifikasi Teknis; Bab III. Pelaksanaan
Kegiatan, berisi Ruang Lingkup, Pelaksana dan
Penanggung Jawab Kegiatan, Lokasi, Jenis,
Volume, dan Simpul Kritis; Bab IV. Pengadaan
Barang; Bab V. Pembinaan, Pengendalian,
Pengawalan dan Pendampingan;
Bab VI.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; Bab VII.
Pembiayaan; serta Bab VIII. Penutup.
Pedoman Teknis ini sebagai acuan Dinas yang
membidangi Perkebunan di Provinsi/Kabupaten/
Kota dalam menyusun Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis yang lebih spesifik berdasarkan
kondisi daerah setempat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...........................
i
DAFTAR ISI ....................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................
v
I.
II.
PENDAHULUAN ..........................
A.
B.
C.
D.
1
2
3
3
7
12
17
17
26
III.
V.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN .
19
23
24
27
iii
29
33
34
LAMPIRAN
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
35
36
36
37
38
39
40
41
43
45
46
48
49
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlindungan perkebunan mempunyai
peranan yang penting sebagai jaminan bagi
keberhasilan usaha perkebunan, mulai dari
pembibitan, pertanaman sampai pasca
panen. Dalam rangka mewujudkan peranan
tersebut dituntut partisipasi aktif seluruh
jajaran
dan
perangkat
perlindungan
perkebunan di pusat dan daerah, petani, dan
pemangku kepentingan terkait lainnya.
Sampai dengan tahun 2013, jumlah
perangkat perlindungan sebanyak 571 unit,
yang tersebar di seluruh provinsi berupa
Laboratorium
Lapangan/LL
(26
unit);
Laboratorium Utama Pengendali Hayati/LUPH
(4 unit); Laboratorium Pengendali Hama
Vertebrata/LPHV (1 unit); Laboratorium
Analisa Pestisida/LAP (1 unit); Brigade
Proteksi Tanaman/BPT (26 unit) dan Unit
Pembinaan Proteksi Tanaman/UPPT (500 unit)
dan sub laboratorium hayati (14 unit).
Sebanyak 24 LL telah berubah status menjadi
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Sejalan
dengan
perkembangan
pembangunan perkebunan, maka kondisi
perangkat yang ada perlu direvitalisasi
fungsinya. Untuk mengoptimalkan kembali
fungsi perangkat yang ada, perlu didukung
1
C. Tujuan
Tujuan kegiatan pemberdayaan perangkat
perlindungan perkebunan adalah untuk lebih
meningkatkan peran dan fungsi LL, LUPH,
Sub Lab Hayati dan BPT dalam mendukung
kegiatan perlindungan perkebunan.
D. Pengertian Umum
1. Agens Pengendali Hayati
APH adalah bahan pengendali yang
mampu berkembang dan mencari sendiri
OPT sasaran. APH adalah setiap organism
yang
dapat
merusak,
mengganggu
kehidupan atau menyebabkan organism
pengganggu tanaman (OPT) sakit atau
mati.
APH dapat berupa predator,
parasitoid,
pathogen
dan
agens
antagonis.
2. Uji Efikasi APH
Pengujian efektivitas APH terhadap
organisme sasaran yang didaftarkan
berdasarkan
pada
hasil
percobaan
lapangan atau laboratorium menurut
metode yang berlaku.
Direktorat
Pelelangan/pengadaan
Pelelangan/pengadaan dilaksanakan
sesuai peraturan perundangan yang
berlaku dan kontrak diupayakan
ditandatangani paling lambat bulan
Maret 2014. Pengadaan sarana
pendukung
perlindungan
tidak
dapat
digabungkan
dengan
pengadaan sarana produksi lainnya.
1.6
1.7
Laporan
a. Laporan
perkembangan
pelaksanaan
kegiatan
disampaikan oleh penanggung
jawab pelaksana kegiatan.
b. Laporan fisik dan keuangan
disampaikan
oleh
satker
pelaksana kegiatan sesuai form
SIMONEV.
c. Laporan
akhir
kegiatan
disampaikan
oleh
satker
pelaksana kegiatan ke pusat
paling lambat 2 (dua) minggu
setelah kegiatan selesai dan
tidak melewati bulan Desember
2014.
2. Prinsip Pendekatan Teknis
a. Petugas laboratorium diutamakan
petugas
yang
mempunyai
latar
belakang
pendidikan
S2/S1
plus/S1/D3/S01
jurusan
hama
penyakit/
biologi/analis
kimia/
agronomi/ Agroteknologi atau petugas
yang mempunyai keahlian khusus atau
10
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang perlu dilakukan
setelah pelaksanaan kegiatan adalah:
3.1. Data hasil uji mutu dan efikasi
lapangan Agen Pengendali Hayati
(APH) menjadi bahan dalam proses
pendaftaran perizinan APH.
3.2. Hasil kajian teknologi PHT spesifik
lokasi diterapkan sehingga mampu
lebih
mengoptimalkan
kegiatan
pengendalian OPT di wilayah
kerjanya.
3.3. Secara pro-aktif membuat jejaring
dan kerjasama dibidang teknologi
terkini
perlindungan
tanaman
dengan BBP2TP (Medan, Surabaya,
dan
Ambon)/BPTP
Pontianak,
Puslit/ Balit/ Perti/ dan selanjutnya
dikembangkan di wilayah kerja
masing-masing.
3.4. LL, LUPH, BPT dan Sub lab. Hayati
agar mendokumentasikan data dan
informasi seluruh hasil kegiatan
yang dilakukan.
3.5. Menyebarluaskan hasil pengujian
teknologi pengendalian OPT spesifik
lokasi kepada petani dalam bentuk
publikasi/
penyuluhan
dengan
bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
11
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Paket
pestisida
hanya
dapat
digunakan pada kondisi serangan
OPT yang bersifat eksplosi atau pada
sumber-sumber serangan OPT yang
dilaporkan
sangat
cepat
berkembang dan merugikan. Paket
pestisida kimia sekaligus merupakan
buffer stock dalam memenuhi
standar
pelayanan
minimum
pemerintah dalam mengendalikan
OPT.
1.8 Penanganan kebakaran lahan dan
kebun,
meliputi:
pemantauan
hotspot dan ground check kejadian
kebakaran,
sosialisasi/pembinaan
pembukaan lahan tanpa bakar,
koordinasi
dengan
dinas
provinsi/kabupaten/kota
serta
instansi
terkait
lainnya
dan
melakukan pemadaman secara dini
di wilayahnya.
1.9 Alat kebakaran sederhana berupa
pompa
tekanan
tinggi
dan
kelengkapan pemadam kebakaran
(selang, nozzle, bak penampung,
kepyok, sekop, cangkul api, kapak
mata dua, P3K, helm, masker) untuk
pemadaman secara dini.
14
2. Metode
2.1 LL, LUPH, dan Sub Lab Hayati
- Metode uji mutu APH mengacu
pada protokol uji mutu yang
dibuat
oleh
Balai
Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Surabaya.
- Metode uji efikasi APH mengacu
pada protokol pengujian yang
telah disusun oleh Direktorat
Perlindungan
Perkebunan
(terlampir).
- Metode identifikasi, eksplorasi,
perbanyakan dan penyebaran APH
mengacu kepada metode yang
diterbitkan antara lain oleh
BBPPTP (Medan, Surabaya, dan
Ambon)/
BPTP
Pontianak
/Puslit/Balit/Perti/
Direktorat
Perlindungan Perkebunan.
2.2
BPT
- Pemantauan
data
hotspot
dilakukan
dengan
mengakses
informasi dari satelit National
Oceanic
And
Atmospheric
Administration (NOAA-18) ASMC
Singapura.
- Berdasarkan pemantauan data
hotspot dilakukan groundcheck ke
15
16
Output/Keluaran
Outcome/hasil
Uraian
- Dana
- SDM
- Data
dan
informasi
- Teknologi
Terfasilitasinya
operasionalisasi 27
LL, 4 LUPH, 29 BPT
dan 14 Sub lab
Hayati
- Tersedianya data
hasil uji mutu
dan uji efikasi
lapangan APH
- Tersedianya
3
(tiga) kelompok
APH (parasitoid,
predator
dan
patogen), serta
17
rakitan teknologi
spesifik lokasi di
27 LL.
- Tersedianya
isolat
APH
kelompok
patogen,
teknologi
perbanyakan dan
penyebarannya
pada 4 LUPH
- Tersedianya alat
dan
bahan
pengendalian
outbreak OPT di
29 provinsi.
- Tersedianya alat
pemadam
kebakaran hasil
monitoring data
hotspot
di
9
Provinsi
rawan
kebakaran
- Tersedianya
stater
APH
kelompok
patogen
yang
siap diperbanyak
oleh petani di 14
Sub Lab Hayati
18
bimbingan,
monitoring
dan
yang
membidangi
a. Menetapkan
tim
pelaksana
kegiatan
pemberdayaan
perangkat perlindungan.
b. Melakukan koordinasi dengan
Direktorat Jenderal Perkebunan,
19
a. Melakukan
pembinaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan
perlindungan perkebunan pada
wilayah kerjanya, berkoordinasi
dengan
Ditjen.
Perkebunan,
Puslit/Balit/Perti,
UPTD
dan
Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota
yang membidangi perkebunan.
b. Menyediakan
dan
mensosialisasikan
teknologi
pengendalian
hayati
(APH,
pesnab dan musuh alami).
c. Melakukan pengujian
(quality control) APH.
kualitas
dan
kegiatan
proteksi
22
D. Simpul Kritis
1. LL, LUPH, BPT dan Sub Lab. Hayati
1.1 Dinas Provinsi yang membidangi
perkebunan terlambat menyusun
Juklak pemberdayaan perangkat,
sehingga penyelesaian pekerjaan
menjadi terlambat atau tidak tepat
sasaran. Juklak harus disusun paling
lambat dua minggu setelah Pedoman
Teknis diterima.
1.2 LL, LUPH dan Sub Lab. Hayati
terlambat
menyusun
juknis
pemberdayaan perangkat, sehingga
penyelesaian pekerjaan tidak tepat
waktu dan sasaran. Juknis harus
disusun paling lambat satu minggu
setelah juklak dibuat.
1.3
Belum
dilengkapi
SOP
yang
memenuhi standar sehingga sulit
untuk menelusuri apabila terjadi
kesalahan.
Menyusun
atau
menyempurnakan SOP yang ada
sesuai dengan standar yang baku.
1.4
Terbatasnya
kapasitas
dan
kemampuan untuk memproduksi
APH dalam jumlah yang dibutuhkan,
dengan kualitas yang sesuai standar.
Kerjasama dengan
UPTD/BBP2TP
(Medan,
Surabaya,
dan
24
1.5
1.6
Ambon)/BPTP
Pontianak
untuk
memenuhi APH yang diperlukan.
Pengadaan bahan pengendali berupa
pestisida
kimia
(insektisida,
fungisida, herbisida), tidak tepat
sasaran karena tidak didasarkan
pada data hasil pengamatan dan
laporan OPT yang memiliki potensi
serangan sangat cepat berkembang
dan merusak.
Pengadaan bahan
pengendali berupa pestisida kimia
(insektisida,
fungisida
dan
herbisida) harus didasarkan pada
data
hasil
pengamatan
dan
pelaporan OPT yang memiliki
potensi serangan sangat cepat
berkembang dan merusak.
Informasi
data
hotspot
atau
kebakaran
sering
mengalami
keterlambatan,
karena
petugas
tidak segera melakukan ground
check
ke
lapangan
sehingga
kejadian
kebakaran
sering
terlambat
dalam
hal
penanganan/pemadaman.
25
26
27
Pelaksanaan
1.1.2
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan
meliputi:
laporan
pencapaian
kegiatan
yang
dilaksanakan di laboratorium dan di
lapangan.
30
31
32
LAMPIRAN
Provinsi
ACEH
SUMBAR
RIAU
JAMBI
BENGKULU
SUMSEL
LAMPUNG
KEP. RIAU
BABEL
JABAR
BANTEN
JATENG
DIY
NTB
KALTENG
KALSEL
KALTIM
SULUT
GORONTALO
PAPUA
SULSEL
SULTENG
SULTRA
SULBAR
BALI
NTT
PAPUA BARAT
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
Volume
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
35
Provinsi
LAMPUNG
BALI
SULUT
MALUKU UTARA
Volume
1
1
1
1
Unit
Unit
Unit
Unit
Provinsi
ACEH
SUMBAR
SUMUT
RIAU
JAMBI
BENGKULU
SUMSEL
LAMPUNG
KEP. RIAU
BABEL
JABAR
BANTEN
JATENG
DIY
NTB
KALTENG
KALSEL
KALTIM
KALBAR
SULUT
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Volume
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
36
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28
29
GORONTALO
PAPUA
SULSEL
SULTENG
SULTRA
SULBAR
BALI
NTT
PAPUA BARAT
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Provinsi
SUMSEL
RIAU
JAMBI
BABEL
LAMPUNG
JATENG
DIY
NTT
BALI
SULTRA
SULUT
PAPUA BARAT
PAPUA
Volume
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
37
2
3
Jenis kegiatan
Belanja Bahan :
- ATK dan bahan komputer
(pkt)
- Bahan dan peralatan
perlengkapan peserta
pelatihan pengamatan OPT
perkebunan (set)
- Konsumsi dan Akomodasi
(OH)
Honor :
- Honor petugas (OB)
- Honor Panitia (OK)
Belanja Barang Non
Operasional Lainnya :
- Adm, foto copy, pengiriman
surat, dokumentasi, laporan,
dll (pkt)
- Penyusunan dan Pembahasan
laporan (OH)
- Uang saku peserta pelatihan
pengamatan OPT perkebunan
(OH)
Belanja Jasa Profesi :
- Honor Narasumber pelatihan
pengamatan OPT perkebunan
(OJ)
Belanja Perjalanan lainnya :
- Perjalanan peserta pelatihan
(OH)
- Dalam rangka konsultasi ke
pusat (OT)
Volume
1
1
130
40
2
Satuan
Kegiatan
dilaksanakan
6 provinsi
yang belum
memiliki
LL/UPTD :
- Kepri
- Babel
- Banten
- Gorontalo
- Sulbar
- Papua
Barat
1
5
130
64
13
1
38
No
Jenis kegiatan
- Perjalanan Narasumber (OT)
Volume
4
Satuan
2
3
Jenis kegiatan
Belanja Bahan :
- ATK dan bahan computer
(tahun)
- Identifikasi dan eksplorasi
OPT dan APH (set)
- Kajian metode PHT
spesifik lokasi (set)
- Perbanyakan dan
penyebaran APH (set)
- Uji efikasi APH pada
kondisi lapangan (pkt)
- Uji mutu APH (pkt)
Honor:
- Honor petugas (OB)
Belanja Barang Non
Operasional Lainnya :
- Adm, foto copy,
pengiriman surat
dokumentasi, laporan, dll
(tahun)
- Upah Identifikasi dan
eksplorasi OPT dan APH
(HOK)
- Upah Kajian metode PHT
spesifik lokasi (HOK)
- Upah Perbanyakan dan
penyebaran APH (HOK)
Volume
1
1
1
Keterangan
Kegiatan
dilaksanakan di
provinsi
yang sudah
memiliki
LL/UPTD
1
1
1
120
1
20
20
20
39
No
4
Jenis kegiatan
Belanja Perjalanan lainnya :
- Pembinaan petugas teknis
perlinbun (OP)
- Identifikasi dan eksplorasi
OPT dan APH (OT)
- Kajian metode PHT
spesifik lokasi (OT)
- Perbanyakan dan
penyebaran APH (OT)
- Pembinaan petani alumni
SL-PHT (OH)
- Monev pelaksanaan efikasi
APH (OT)
- Konsultasi ke Pusat (OT)
Volume
Keterangan
10
6
6
6
11
1
1
Jenis kegiatan
Belanja Bahan :
- ATK dan bahan computer
(pkt)
Honor :
- Honor petugas (OB)
Belanja barang non
operasional lainnya :
- Adm, foto copy,
pengiriman surat
dokumentasi, laporan, dll
(pkt)
- Pembuatan dan
Volume
Keterangan
1
120
1
40
No
Jenis kegiatan
perbanyakan APH (pkt)
- Pengujian lapang
penggunaan APH (pkt)
- Ekplorasi dan inventarisasi
APH (pkt)
Belanja Biaya Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin Lainnya
:
- Eksploitasi alat dan bahan
laboratorium (pkt)
- Eksploitasi kendaraan roda2 (unit)
Belanja Perjalanan Lainnya :
- Dalam rangka pembuatan
dan perbanyakan APH (OH)
- Dalam rangka pengujian
lapang penggunaan APH
(OH)
- Dalam rangka eksplorasi
dan inventarisasi APH (OH)
- Dalam rangka konsultasi ke
pusat (OT)
Volume
Keterangan
1
1
1
2
15
15
15
1
Jenis kegiatan
Belanja Bahan :
Volume
Keterangan
1
- ATK dan bahan komputer
(thn)
- Bahan dan Alat
41
No
2
Jenis kegiatan
Laboratorium (pkt)
Honor :
- Honor Kepala Sub Lab.
Hayati (OB)
- Honor staf sub lab hayati
(OB)
Belanja barang Non
Operasional lainnya :
- Adm, fotocopy dan
pelaporan (thn)
- Penyusunan dan
pembahasan laporan (OH)
- Uji adaptasi agens hayati
dengan kondisi lingkungan
perkebunan (set)
- Pengumpulan/pemeliharaa
n dan perbanyakan Agens
Hayati (set)
- Perbanyakan starter agens
hayati (set)
- Koordinasi pengembangan
dan penggunaan agens
pengendali hayati (OH)
Belanja perjalanan lainnya :
- Pemeliharaan,
perbanyakan, penyebaran
agens pengendalian hayati
(OT)
- Uji adaptasi Agens
Pengendali Hayati dengan
kondisi lingkungan
perkebunan (OP)
- Konsultasi ke instansi
Volume
Keterangan
12
36
1
10
1
1
1
12
42
No
Jenis kegiatan
terkait (OT)
- Bimbingan teknis
perbanyakan dan
penyebaran agens
pengendali hayati (OT)
- Monitoring dan Evaluasi
Hasil penyebaran agens
pengendali hayati (OT)
Volume
Keterangan
Jenis kegiatan
Honor :
- Insentif petugas LL/UPTD
(OB)
- Pengamatan dan
pengendalian (HOK)
Belanja Barang Non
Operasional Lainnya :
- Adm, dokumentasi, foto
copy, laporan, dll (thn)
- Penyusunan dan
pembahasan laporan (OH)
- Penggandaan laporan
(Ekspl)
- Monitoring data hotspot
dan updating data
kebakaran lahan dan kebun
(thn)
Belanja Perjalanan Lainnya :
Volume
Keterangan
20
30
1
20
5
1
43
No
Jenis kegiatan
- Dalam rangka pengamatan
dan pengendalian OPT (OT)
- Dalam rangka pemantauan
kebakaran, dampak
perubahan iklim dan
bencana alam ke lokasi
(OT)
- Dalam rangka sosialisasi
pengendalian OPT;
pencegahan, penanganan
dan pasca kebakaran lahan
dan kebun ke lokasi (OT)
- Koordinasi/konsultasi ke
Pusat (OT)
Belanja Bahan :
- Mist Blower (unit)
- Power Sprayer (unit)
- Pompa pemadam/pompa
jinjing (pompa pemadam
kebakaran) (unit)
- Swing Fogg (unit)
- Knapsack Sprayer (unit)
- Pestisida (pkt)
Volume
5
Keterangan
40
40
2
1
2
2
1
5
1
44
Jenis kegiatan
Belanja Bahan :
- Power Sprayer (unit)
- Swing Fogg (unit)
- Knapsack Sprayer (unit)
- Pompa pemadam/pompa
jinjing (pompa pemadam
kebakaran) (unit)
- Pestisida (pkt)
- Mist Blower (unit)
Honor :
- Insentif petugas LL/UPTD
(OB)
- Pengamatan dan
pengendalian (HOK)
Belanja Barang Non
Opersional Lainnya :
- Adm, dokumentasi, foto
copy, laporan, dll (thn)
- Penyusunan dan
pembahasan laporan (OH)
- Penggandaan laporan
(Ekspl)
Belanja Perjalanan Lainnya
- Dalam rangka pengamatan
dan pengendalian (OH)
Volume
Keterangan
2
1
5
1
1
1
20
30
1
5
5
4
45
32
No
Kegiatan
1
A
2
Operasional LL
Operasional
LUPH
Oprasional Sub
Lab Hayati
Brigade
Proteksi
Tanaman
C
D
Penetapan
tim
pelaksana
kegiatan *)
3
Nara
sumber
Capaian
Penyusunan
juklak/
juknis
Persiapan Kegiatan
Jadwal
Penetapan
Pelakcalon
sanaan
peserta
kegiatan
pelatihan
6
7
Persia
pan
adminstrasi
8
Penyiapan
alat
&
bahan
9
46
47
Kegiatan
2
Operasional LL
Operasional LUPH
Oprasional Sub Lab Hayati
Brigade Proteksi Tanaman
Capaian Kegiatan
Laboratorium
Lapangan
3
4
Keterangan
5
48
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (jika ada)
DAFTAR GAMBAR (jika ada)
DAFTAR LAMPIRAN (jika ada)
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan dan Sasaran
C. Ruang Lingkup Kegiatan
D. Indikator Kinerja
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan Lokasi
B. Alat dan Bahan
C. Metode
D. Tahap Aktivitas/Kegiatan/ Pelaksanaan
E. Simpul Kritis Kegiatan
F. Pelaksana
G. Pembiayaan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran/rekomendasi
C. Rencana Tindak Lanjut
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. LAMPIRAN
49