Nama kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Aulia Rahma
Ayu Setyaningsih
Badriyah
Chabibatun M
Dede Marita
Desi Rinviana
Devi Wulandari
Dhimas Falindra
(141440133150019)
(141440133060020)
(141440133170021)
(141440133190023)
(141440133210025)
(141440133220026)
(141440133230027)
(141440133250029)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dimana karena
nikmat selamat,nikmat sehat dan nikmat waktu yang telah di berikan
kepada kami sehingga kami dapat meyelesaikan tugas makalah dengan
judul FRAKTUR PADA ANAK.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman cover
Kata Pengantar.......................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................2
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Definisi....................................................................................3
Etiologi....................................................................................3
Manifestasi Klinis...................................................................4
Patofisiologi............................................................................4
Pathway...................................................................................5
Pemeriksaan Penunjang..........................................................6
Penatalaksanaan......................................................................6
Terapi......................................................................................6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
a
Fraktur
Adalah
B. ETIOLOGI
1) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring.
2) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat
yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor
kekerasan.
3) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.
Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
(Oswari E, 1993)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Deformitas (perubahan bentuk atau struktur) yaitu akibat
adanya pergeseran fragmen tulang.
2. Krepitasi yaitu suara derik tulang yang dapat didengar atau
dirasakan ketika fraktur digerakkan.
3. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang
meningkat karena penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan
fraktur.
4. Kurangnya sensasi karena adanya gangguan saraf yang terjepit
atau terputus oleh fragmen tulang.
5. Spasme otot karena kontraksi involunter disekitar fraktur.
6. Pergerakan abnormal karena pergeseran fragmen tulang.
7. Bengkak pada sekitar fraktur sebagai trauma dan perdarahan
sekitar fraktur.
D. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan
dan gaya pegas untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham,
1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar
4
yang
mengakibatkan
rusaknya
atau
terputusnya
Perdarahan
terjadi
karena
kerusakan
tersebut
dan
2) Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang
menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti
kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan,
dan kepadatan atau kekerasan tulang.
( Ignatavicius, Donna D, 1995 )
E. PATHWAY
TRAUMA
Fraktur terbuka/tertutup
Gerakan
Kerusakan
Kehilangan
ligamen tulang
jaringan tubuh
Integritas tulang
Nyeri
Pembedahan
Resiko
Tinggi
5
Pemasangan ORIF
Defisit
Ce
m
Peng
Insisi Jaringan
Perdarahan Masif
Peningkatan
tekan berlebihan
Resiko
Tinggi
Katekolamin merangsang
Pembebasan asam lemak
Trombus terbawa
Sindrom
kompartemen
aliran darah
(pucat, nyeri,
patirasa)
Penurunan Aliran
darah
Kerusakan
neurovaskuler
Reversible setelah
4-6 jam
Resiko tinggi
disfungsi neuro
Imobil
isa
Resiko Tinggi
kerusakan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan Radiologi
Untuk
mendapatkan
gambaran
dimensi
keadaan
tertentu
6
diperlukan
proyeksi
tambahan
(khusus)
ada
indikasi
untuk
dan
hasilnya
kegunaan pemeriksaan
dibaca
sesuai
dengan
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Fraktur femur
Penatalaksanaan fraktur femur ini mengalami banyak perubahan dalam waktu
sepuluh tahun terakhir ini. Traksi dan spicacasting atau cast bracing
mempunyai banyak kerugian dalam hal memerlukan masa berbaring dan
rehabilitasi yang lama, meskipun merupakan penatalaksanaan non-invasif
pilihan untuk anak-anak. Oleh karena itu tindakan ini tidak banyak
dilakukan pada orang dewasa.
Bila penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat diimobilisasi dengan
salah satu dari cara-cara berikut:
a. Traksi
Comminuted fracture dan fraktur yang baik tidak sesuai untuk
intramedullary nailing paling baik diatasi dengan manipulasi di bawah
anestesi dan balanced sliding skeletal traction yang dipasang
melaluitibial pin.
Traksi longitudinal yang memadai diperlukan selama 24 jam untuk
mengatasi spame otot dan mencegah pemendekan dan fragmen harus
ditopang di posterior untuk mencegah pelengkungan.
b. Fiksasi Interna
Intramedullary nail ideal untuk fraktur transversal, tetapi untuk fraktur
lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap
panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk
longitudinal
serta
kesejajaran
(alignment)
serta
membuat
mungkin.
Latihan
segera
dimulai
untuk
kekuatan
otot
yang
dibutuhkan
untuk
gangren,
dan
tetanus.
Tujuan
penanganan
adalah
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Wawancara
a. Nyeri
b. Lemah, tidak dapat melakukan kegiatan
c. Apakah pernah mengalami trauma
d. Kebiasaan makan makanan tinggi kalsium
e. Hilangnya gerakan/sensasi
f.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,dan auskultasi
a. Aktivitas/Istirahat
Tanda:
Keterbatasan/kehilangan
fungsi
pada
bagian
yang
terkena.
b. Sirkulasi
Tanda:
Hipertensi
(kadang-kadang
terlihat
sebagai
respon
kapiler
yang
lambat,
pucat,
pembengkakan
Hilang
gerakan/sensasi,
spasme
otot,
kesemutan,
(parestesia)
Gejala: Deformitas lokal; angulasi
abnormal, pemendekan,
11
pembengkakan
lokal
(dapat
meningkat
bertahap/secara tiba-tiba)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan
sekunder terhadap fraktur.
2. Resiko tinggi trauma b.d. kehilangan integritas tulang (fraktur)
3. Resiko
tinggi
terhadap
disfungi
neurovaskuler
perifer
berhubungan
dengan
akan
dilakukannya
tindakan
operasi
5. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
keterbatasan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
kerusakan
neurovaskuler (nyeri)
8. Resiko
kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
imobilisasi fisik
C. INTERVENSI
1. DX I
Nyeri akut b.d. spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap
fraktur.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
nyeri berkurang atau hilang.
NOC:
a. NOC 1: Level Nyeri
12
Kriteria Hasil:
a. Laporkan frekuensi nyeri
b. Kaji frekuensi nyeri
c. Lamanya nyeri berlangsung
d. Ekspresi wajah terhadap nyeri
e. Kegelisahan
f.
Perubahan TTV
13
NIC:
a. NIC 1: Exercise Therapy
1) Tentukan batasan pergerakan sendi dan efek dari fungsi
2) Monitor lokasi ketidaknyamanan selama pergerakan
3) Dukung ambulasi
b. NIC 2: Circulatory Care
1) Evaluasi terhadap edema dan nadi
2) Inspeksi kulit terhadap ulser
3) Dukung pasien untuk latihan sesuai toleransi
4) Kajiderajat ketidaknyamanan/nyeri
5) Turunkan ekstremitas untuk memperbaiki sirkulasi arterial
4. DX IV
Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi
14
seluruh
prosedur
tindakan
kepada
klien
dan
NIC:
a. NIC 1: Health Care Information exchange
1) Identifikasi pemberi pelayanan keperawatan yang lain
15
2) Identifikasi
kemampuan
pasien
dan
keluarga
dalam
peran
keluarga
dalam
perawatan
yang
berkesinambungan
4) Jelaskan
program
perawatan
medik
meliputi;
diet,
rencana
tindakan
keperawatan
sebelum
mengimplementasikan
b. NIC 2: Health Education
1) Jelaskan
faktor
internal
dan
eksternal
yang
dapat
16
tempat
tidur
pada
posisi
yang
mudah
dijangkau/diraih pasien.
3) Konsultasikan dengan fisioterapi tentang rencana ambulansi
sesuai kebutuhan
4) Monitor pasien dalam menggunakan alatbantujalan yang lain
5) Instruksikan pasien/pemberi pelayanan ambulansi tentang
teknik ambulansi.
8. DX IV
Resiko kerusakan integritas kulit b.d. imobilisasi fisik.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
NOC: Integritas Jaringan: kulit dan membran mukosa
17
Kriteria Hasil:
a. Sensasi normal
b. Elastisitas normal
c. Warna
d. Tekstur
e. Jaringan bebas lesi
f.
g. Kulit utuh
NIC: Scin Surveilance
1) Observation ekstremitas oedema, ulserasi, kelembaban
2) Monitor warna kulit
3) Monitor temperatur kulit
4) Inspeksi kulit dan membran mukosa
5) Inspeksi kondisi insisi bedah
6) Monitor kulit pada daerah kerusakan dan kemerahan
7) Monitor infeksi dan oedema
18
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz.A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
19