TINJAUAN PUSTAKA
A. Jerawat (Akne Vulgaris )
1.
Definisi
Jerawat (akne vulgaris) adalah suatu gangguan peradangan pada
folikel pilosebaseus yang terutama timbul pada masa remaja ketika
kelenjar sebaseus mulai aktif. (Wilkinson, 1994) Hal ini merupakan reaksi
peradangan dalam folikel sebasea yang pada umumnya dan biasanya
disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di
daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea (Wasitaatmadja, 2002).
Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu, bagian atas dari
ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap, 2000).
2. Klasifikasi Jerawat
Jerawat terbagi menjadi menjadi empat tingkatan yaitu ringan,
sedang, agak berat dan berat. Tingkatan tersebut ditentukan berdasarkan
jumlah jerawat yang ada pada wajah, dada dan punggung, serta ukuran
besar kecil jerawat atau kondisi peradangan jerawat. Selain itu, di bawah
ini juga termasuk dalam perbedaan jenis jerawat:
a. Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini
menyerang sekitar 20 persen bayi yang baru lahir dan tergolong
jerawat ringan.
6
6
eksaserbasi
7
Jerawat.
Kecemasan
menyebabkan
g. Diet. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak,
tidak dapat dipastikan akan terjadi perubahan pada pengeluaran sebum
atau komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran
lemak yang kita makan.
h. Iklim. Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya Jerawat
bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik
pada musim panas. Bertambah hebatnya Jerawat pada musim panas
tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat
pada keadaan yang sangat lembab dan panas tersebut.
i. Bakteria. Mikroba yang terlibat pada terbentuknya Jerawat adalah
corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum
ovale.
j. Kosmetika. Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak
dasar (faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar
matahari (sunscreen), dan krem malam secara terus menerus dalam
waktu lama dapat menyebabkan suatu bentuk Jerawat ringan yang
terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular
pada pipi dan dagu.
4.
Patogenesis
Patogenesis Jerawat sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor
dan kadang-kadang masih kontroversial. Ada empat hal penting yang
berhubungan dengan terjadinya Jerawat :
9
a.
b.
Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) menyebabkan pertumbuhan selsel yang cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan
membentuk plug (epitelium folikular).
c.
d.
5.
10
6.
Penatalaksanaan Jerawat
Penatalaksanaan Jerawat meliputi usaha untuk mencegah terjadinya
erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi
(kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat
bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor, baik faktor
internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor
eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat
dihindari oleh penderita
a. Perawat kulit muka
Pemakain sabun bakteriostatik
dan detergen
tak
di
12
susah
payah,
dihadapakan
berbagai
kendala,
rintangan,
13
1) Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan
nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan
pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan
penglihatan menjadi tajam.
2) Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun
pagi tidak segar atau letih, lekas capak pada saat menjelang sore,
lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut
tidak nyaman, jantung berdebar, otot tengkuk, dan punggung tegang.
Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.
3) Stres tahap tiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi
tidak teratur (kadang-kadang diare), otot makin tegang, emosional,
insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle insomnia),
bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late insomnia), koordinasi
tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan
4) Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu berkerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa sulit
dan menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu,
gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya
ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
5) Stres tahap kelima, yaitu stres yang ditandai dengan kelelahan fisik
dan mental (Physical and psychological exhaustion), ketidakmampuan
menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan
pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan
panik.
14
6) Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan tandatanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar,
dingin, dan banyak keluar keringan, loyo serta pingsan
c. Jenis dan bentuk stres
Menurut pendapat para ahli bahwa tidak semua stres bersifat
negatif, tetapi ada juga yang bersifat positf (Sunaryo, 2004)
1) Eustres
Stres dapat dijadikan motivator yang penting dan dapat dalam
mencapai tujuan atau cita-cita tertentu sehingga kita berusaha keras
untuk mencapainya. Sebagai contoh seseorang yang diberi jabatan
tertentu dan penting disuatu institusi awalnya mungkin ada perasaan
stres, tetapi stres tersebut akan memacu untuk mengatasi tantangan
akibat jabatan yang dipercayakan padanya, apabila ia sukses
mengemban tugas tersebut ia tidak akan mengalami stres tetapi
eustres.
2) Distres
Stres yang mengakibatkan gangguan satu atau lebih organ tubuh
sehingga tidak bisa memungkinkan menjalankan fungsi pekerjaan
dengan baik.
Ada 4 bentuk stres psikologi yaitu :
1) Tekanan
Tekanan dapat datang dari dalam diri atau dari luar. Ambisi
pribadi adalah sumber umum tekanan dari dalam, misalnya cita-cita.
Tekanan yang berasal dari luar diri individu misalnya orang tua
menuntut anaknya agar di sekolah selalu rengking satu atau istri
menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
2) Frustasi
15
3) Konflik
Konflik psikologis muncul ketika seseorang berada di bawah
tekanan untuk memberikan respon pada saat yang bersamaan dua atau
lebih dorongan yang tidak cocok.
4) Kecemasan
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang
sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau bersifat konflik
(Sunaryo, 2004)
Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan
eksaserbasi Jerawat, eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi
hormon androgen dari kelanjar anak ginjal dan sebum, bahkan asam lemak
dalam sebum pun meningkat. Teori lain menyebutkan kecemasan dapat
menyebabkan penderita memanipulasi Jerawatnya secara mekanik, sehingga
terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi beradang yang baru,
(Harahap, 2000)
2. Herediter/ Genetik
Terdapat berbagai
faktor
yang
mempengaruhi
patogenesis
16
1999). Jika kedua orang tua mengalami masalah jerawat, 3 dari 4 anak akan
mengalami masalah jerawat. Jika satu dari orang tua mempunyai jerawat,
maka 1 dari 4 anak akan mempunyai jerawat. Walaupun demikian, tidak
semua keluarga akan mengalami pola yang sama, jerawat boleh melompat
generasi. Yang diwariskan adalah kecenderungan untuk hiperproliferasi
folikel epidermal dengan sumbatan folikel
Faktor herediter sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar
palit (grandula sebasea) Mereka yang orang tuanya berjerawat selagi muda,
maka anaknya akan lebih mudah terkena jerawat dibandingkan mereka yang
tidak memiliki genetik berjerawat, dan biasanya penderita keadaannya cukup
parah (bernanah). Mereka yang tidak memiliki genetik berjerawat meskipun
pola hidupnya tidak baik, mereka tidak mudah terkena jerawat. (Harahap,
2000).
3. Kebersihan Kulit
Jerawat ini menyerang dan mengenai appendages kulit yaitu kelenjar
lemak kulit sehingga daerah kulit yang lebih sering terkena adalah bagian
kulit yang yang banyak mengandung kelenjar lemak yaitu muka, leher, dada,
bahu punggung dan lengan atas bagian atas. (Efendy, 2003)
Sudah terdapat banyak jenis pencuci wajah yang dihasilkan untuk
menangani masalah jerawat. Peran utama pencuci wajah adalah untuk
membersihkan dan menanggalkan kotoran pada wajah seperti kulit mati,
sebum yang berlebihan, debu-debu yang melekat pada wajah dan
mikroorganisme pada wajah. Selama beberapa generasi, dokter dan pasien
17
percaya penanganan yang tepat tergantung pada cara mencuci wajah dimana
sebum pada kulit tertanggal sehingga terlihat kupasan kulit yang kering
(Winnefeld et al, 2000). Sekitar tahun 1980an, perusahaan farmaseutik
menyarankan bahawa tidak perlu mencuci wajah sehingga kulit terkupas.
Faktor luar yang dapat menyebabkan iritasi kulit seperti pencuci wajah yang
kasar, dan cara mencuci wajah yang keras dapat memparahkan pertumbuhan
jerawat (Aziz 2010).
4. Kosmetika
Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit dan menutupi poripori, jika tidak segera dibersihkan akan menyumbat saluran kelenjar palit dan
menimbulkan jerawat yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum
menjadi penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang langsung
menempel pada kulit
Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu, secara terus menerus
dalam waktu lama, dapat menyebabkan suatu bentuk Jerawat ringan yang
terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada
pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan Jerawat ini terdapat pada
berbagai
krem
muka
seperti
bedak
dasar
(faundation),
pelembab
18
19