Anda di halaman 1dari 11

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian

SESSION OUTLINE
TUBERKULOSIS (TBC)
TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta memahami
tertentu

Peserta dapat menggambarkan gejala-gejala penyakit TBC

Peserta dapat menggambarkan cara penularan TBC, dan juga kondisi


lingkungan dan perilaku yang memudahkan penularan

Peserta memahami
masyarakat

Peserta memahami issu-issu pokok terhadap pencegahan dan pengobatan


TBC

Peserta dapat kesempatan untuk diskusi peran petugas lapangan dalam


hal memberantas TBC

tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakteri TBC

dampak

TBC

bagi

individu,

keluarga

maupun

CATATAN:
Peserta harus diberi kesempatan untuk memberikan tujuan pembelajaran
mereka sendiri dan menambah tujuan tersebut di atas.
Semua tujuan pembelajaran harus ditinjau lagi setelah pelatihan sudah
selesai, dan peserta diberi kesempatan untuk membicarakan apakah tujuan
tersebut sudah tercapai atau belum.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


A. Apa itu tuberkulosis (TBC)?
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri TBC.
TBC bukan penyakit keturunan, dan bukan
disebabkan oleh kutukan atau guna-guna!
Biasanya TBC menyerang paru-paru (disebut TBC Paru), tetapi
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya, seperti selaput otak,
kulit, tulang, dan lain-lain (disebut TBC Ekstra Paru).
B. Bagaimana terjadinya penularan penyakit TBC?
Jika seorang penderita penyakit TBC berbicara, meludah, batuk atau bersin,
maka kuman-kuman TBC yang berada di dalam paru-parunya akan menyebar
ke udara dan dapat terhirup oleh orang lain yang berada di sekitar penderita.
Dalam waktu satu tahun, 1 orang penderita TBC dapat menularkan
penyakitnya pada 10 sampai 15 orang di sekitarnya.
Pada saat terjadi infeksi pertama bakteri TBC, mayoritas orang tidak
mengalami gejala-gejala. Dalam waktu satu tahun setelah terinfeksi TBC,
sekitar 5% orang akan mengalami penyakit TBC (penyakit TBC aktif). 95%
orang memasuki periode infeksi yang tidak aktif, yang disebut periode
latent. Berarti walaupun orang terinfeksi TBC, dia tidak merasa sakit, dan
tidak dapat menularkan bakteri TBC pada orang lain. Orang ini mungkin
menderita penyakit TBC pada masa depan. Hal ini lebih mungkin jika
seorang terinfeksi TBC memiliki sistem kekebalan kurang fit (mis. menderita
AIDS). Bila dia sudah mengalami penyakit TBC, dia dapat menularkan TBC
pada orang lain.
Maka, penyakit TBC yang aktif terjadi
bila:
1. Dalam waktu satu tahun setelah
terjadi infeksi pertama bakteri TBC
(sekitar 5% orang sehat yang
terinfeksi, atau 50% pengidap HIV)
atau
2. Akibat bakteri TBC yang sudah lama
ada dalam tubuh muncul kembali
(risiko seumur hidup penyakit TBC
antar orang dalam periode latent.
(Diagram 1).

Diagram 1. Akibat dalam tahun pertama


setelah terinfeksi TBC

5%
Penyakit TBC
(aktif TBC)

95%

Infeksi yang
belum kelihatan
(latent TBC)

Orang yang tinggal dalam satu rumah dengan seorang penderita penyakit
TBC, atau orang yang menghabiskan banyak waktu bergaul dengan orang
2

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


tersebut, mempunyai risiko paling tinggi kena TBC.
Orang ini disebut
kontak. Sebaiknya kontak-kontak diperiksa untuk TBC secara otomatis bila
ada kasus TBC, sehingga kontak-kontak juga dapat diobati bila perlu.
C. Gejala penyakit TBC dan tes TBC.
Tabel 1 menyebutkan gejala-gejala penyakit TBC.
Table 1. TBC tidak aktif dan penyakit TBC aktif.
Orang terinfeksi TBC tapi dalam
Penyakit TBC (aktif)
periode latent (tidak aktif)

Belum ada gejala terlihat

Gejala termasuk:
Batuk selama 2 minggu atau
lebih
Rasa nyeri dalam dada
Batuk disertai dengan dahak
yang kadang keluar bercampur
dengan darah
Kelelahan atau kecapean
Berat
badan menurun atau
menjadi kurus
Nafsu makan berkurang
Kedinginan
Demam lebih dari 1 bulan
Berkeringat di malam hari

Tidak dapat menularkan TBC

Dapat menularkan TBC

Biasanya hasil tes kulit TBC


positif

Biasanya hasil tes kulit TBC


positif

Hasil ronsen dada dan tes dahak


normal

Hasil ronsen, dan atau


dahak biasanya positif

tes

Untuk mengetahui secara pasti bahwa seseorang menderita penyakit TBC,


harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan menggunakan mikroskop, untuk
mengecek dahak mengandung bakteri TBC atau tidak.
Pemeriksaan dahak harus dilakukan sebanyak 3 kali, sebagai berikut:
1. Hari 1 Dahak diperiksa di lab sewaktu seorang datang dengan gejala
penyakit TBC.
2. Hari 2 Keesokan harinya sehabis bangun tidur, dahak keluarkan di
rumah
dan
dibungkus,
akan
diperiksa
pada
saat
orang
mengantarkannya ke lab.
3. Hari 3 Orang diminta lagi mengeluarkan dahak yang terakhir di lab.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


Di Ende, belum semua puskesmas dapat memeriksa dan mengobati penyakit
TBC. Puskesmas yang bisa (pada Oktober 2005) adalah:

Detusoko
Kota Ende (Perumnas)
Kota Ratu
Maukaro
Wolowaru
Maurole
Nangapanda
Pulau Ende

Puskesmas yang lain akan merujukkan pasien yang dicurigai TBC ke salah
satu puskesmas yang tersebut di atas.
Pemeriksaan TBC dan pengobatan TBC di Ende GRATIS.
TBC dan HIV/AIDS
Pengidap HIV sering menderita penyakit TBC, termasuk penyakit TBC ekstra
paru. Di wilayah dimana prevalensi HIV tinggi, orang yang datang ke
puskemas atau rumah sakit dengan gejala penyakit TBC biasanya ditawarkan
tes darah HIV. Pelayanan ini sedang dibangun di RSU Maumere tes HIV
rutin bagi pasien TBC, JIKA PASIEN MAU. Pasien tidak harus dites HIV dan
memiliki hak menolak tes tersebut.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian

Gambar 1. Apa yang terjadi dalam tubuh seseorang setelah tertular bakteri TBC?

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


D. Dampak TBC.
Dampak bagi individu
Penderita penyakit TBC dapat menjadi sangat lemah, dan tidak bisa kerja,
atau melakukan tugas harian biasa, misalnya jaga anak atau kerja kebun.
Rata-rata, seorang penderita penyakit TBC akan kehilangan 3-4 bulan waktu
kerja produktif.
Jika tidak diobati, penyakit TBC menyebabkan kesakitan selama jangka
panjang,
kecacatan dan kematian. Kira-kira 50% penderita penyakit TBC paru yang
tidak
diobati akan meninggal dalam waktu 5 tahun, mayoritas dari 50% ini akan
mati dalam waktu 18 bulan.
Dampak bagi keluarga
Penderita penyakit TBC yang tidak diobati dengan baik bisa menularkan
bakteri TBC pada keluarganya, termasuk anak. Juga mereka tidak dapat
bebas bergaul - jangan sampai menularkan bakteri TBC. Hal ini sangat sulit
bila mereka tinggal dalam satu rumah dengan banyak orang.
Menurut pemerintah propinisi NTT, 20-30% jumlah pendapatan
keluarga akan hilang bila ada 1 kasus TBC dalam keluarga.
Dampak bagi masyarakat
TBC banyak menyerang anggota masyarakat usia bekerja (15-54 tahun),
sehingga negara kekurangan tenaga trampil.
TBC banyak menyerang
masyarakat golongan ekonomi lemah, sehingga menambah tingkat
kemiskinan.
Pengobatan TBC secara luas sangat mahal. Pemerintah harus
menyiapkan dana yan besar untuk menyediakan obat-obatan.
Sesungguhnya dana untuk obat tersebut dapat digunakan untuk
kepentingan membangun daerah.
Sesuai dengan penduduknya yang besar, Indonesia mempunyai jumlah
penderita TBC yang ketiga tertinggi dunia (setelah Cina dan India). Di dalam
Indonesia, propinsi NTT mempunyai kasus TBC lebih banyak dari semua
propinsi yang lain. Maka, pemerintah terpaksa menghabiskan banyak uang
dengan program TBC dana ini dapat dipakai untuk proyek lain jika TBC
bukan persoalan sangat besar.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian

TBC dapat menyebabkan kecacatan dan kematian.


Kita tidak bisa mengabaikan penyakit ini - dia tidak
akan hilang dengan sendirinya!
E. Bagaimana memberantas TBC?
i). Cara mengurangi penularan TBC.
1. Immunisasi BCG. Vaksin BCG sangat efektif mencegah TBC bagi banyak
orang, tetapi dia tidak 100% efektif. Berarti ada sebagian kecil orang
yang akan menderita penyakit TBC walaupun mereka sudah pernah dapat
vaksin BCG. Di Indonesia, anak diberi vaksin BCG waktu baru lahir.
2. Apabila Anda batuk/bersin, tutuplah mulut/hidung Anda agar keluarga
dan orang lain disekitar Anda tidak tertular.
3. Jangan meludah di sembarang tempat.
Bila Anda harus meludah,
gunakan tempat seperti tempolong atau kaleng tertutup, untuk
menampung dahak Anda. Cara yang aman untuk menjauhkan dahak
Anda dari orang lain adalah buanglah dahak Anda ke lubang WC, atau
timbun tampungan dahak Anda ke dalam tanah di tempat yang jauh dari
keramaian.
4. Ventilasi yang baik rumah yang mempunyai ventilasi yang baik
memudahkan peredaran udara, yang membantu membersihkan udara,
misalnya setelah orang batuk atau bersin. Cahaya mata hari juga dapat
membantu membunuh bakteri TBC.
5. Pengobatan TBC yang lengkap penderita penyakit TBC yang tidak diobati
dengan baik (mis. tidak menghabiskan obat) masih dapat menularkan
bakteri TBC pada orang lain, dan juga mungkin mengandung bakteri TBC
yang kebal yang sangat sulit diobati pada saat orang minum obat pada
masa depan.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


ii). Pengobatan
Hanya ada satu cara yang efektif untuk menyembuhkan penyakit TBC.
Penderita harus minum obat khusus TBC. Dia harus minum obat ini sampai
dia sembuh. Waktu ini bisa lama, paling tidak 2-3 bulan, lebih mungkin 6-8
bulan (tergantung jenis obat, dan jenis bakteri TBC).
Obat TBC dikemas dalam paket disebut Kombipak. Di dalam kombipak
tersedia beberapa jenis obat-obatan yang dimasukkan ke dalam blisterblister. Dalam 1 hari, penderita penyakit TBC harus minum semua obat yang
ada dalam 1 blister. Di dalam kombipak tertera keterangan mengenai berapa
banyak obat yang harus diminum dan berapa lama waktu yang diperlukan
untuk minum obat sampai sembuh.
Obat TBC harus diminum secara teratur sampai seorang penderita penyakit
TBC dinyatakan sembuh. Orang yang sedang minum obat TBC harus datang
ke puskesmas secara rutin untuk cek-up. Ini sangat penting, agar dapat
mengetahui kemajuan pengobatan.

Penyakit TBC tidak akan hilang dengan sendirinya! Obat-obatan


yang lain, termasuk obat tradisional dapat membantu orang merasa
lebih baik, tetapi dia tidak membunuh bakteri TBC, maka orang
tetap terinfeksi dan dapat menularkan TBC pada orang lain.

Efek samping dari obat TBC


Beberapa orang yang minum obat TBC dapat menyelesaikan pengobatannya
tanpa mengalami efek samping obat. Namun, ada orang yang mengalami
efek samping seperti:

Kulit menjadi kuning-kuningan


Air seni berwarna gelap (seperti air teh)
Muntah atau rasa mual

Orang yang mengalami efek samping ringan seperti yang tersebut,


seharusnya berusaha minum obat sampai habis.
TETAPI, jika orang
mengalami efek samping berat, dia harus menghentikan minum obat untuk
sementara dan minta segera nasihat atau petunjuk dari petugas kesehatan.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


Persoalan dengan pengobatan TBC
Banyak orang sangat sulit menyelesaikan pengobatan TBC. Salah satu
persoalan adalah setelah minum obat TBC selama beberapa minggu,
penderita akan merasa lebih sehat, dan pikir dia sudah sembuh, sehingga dia
hentikan minum obat. Bahkan, bakteri TBC masih hidup, dan gejala-gejala
penyakit TBC akan muncul kembali. Jika seorang penderita penyakit TBC
tidak menyelesaikan pengobatannya, terjadi banyak persoalan, yaitu:

Penyakit akan lebih sukar diobati, karena ada kemungkinan bakteri sudah
kebal terhadap obat TBC.

Bakteri TBC dalam tubuh akan tumbuh dan berkembang lebih banyak,
akhirnya ada bakteri lebih banyak dan orang jatuh sakit lagi.

Menghabiskan biaya lebih besar, karena diperlukan obat yang lebih


ampuh dan lebih banyak jenisnya.

Seorang
penderita
penyakit
TBC
yang
tidak
menyelesaikan
pengobatannya atau tidak minum obat secara teratur dapat menularkan
bakteri TBC pada orang lain.

Seorang
penderita
penyakit
TBC
yang
tidak
menyelesaikan
pengobatannya atau tidak minum obat secara teratur membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk dapat sembuh, bahkan sampai bertahuntahun.

Seorang
penderita
penyakit
TBC
yang
tidak
menyelesaikan
pengobatannya atau tidak minum obat secara teratur dapat menjadi
sangat sakit dan dapat meninggal.

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


Program DOTS.
DOTS adalah singkatan untuk Directly Observed Treatment Short Course
(pengobatan jangka pendek yang dilihat langsung). Sistem DOTS dibuat
untuk meningkatkan jumlah penderita penyakit TBC yang diobati secara
berhasil dengan cara:
1. Kombinasi obat-obatan yang berbeda dari kombinasi lama
2. Petugas kesehatan yang khusus (disebut PMO, atau Pengawas Menelan
Obat) yang menonton orang minum obat TBC secara langsung setiap hari
sesuai dengan jadwal pengobatannya.
Di daerah dimana program DOTS sudah dilaksanakan dengan berhasil, waktu
pengobatan TBC sudah dikurangi sampai dengan 2-3 bulan.
Di Kabupaten Ende, program DOTS belum sampai semua puskesmas. Tabel 2
menunjukkan puskesmas DOTS di kabupaten Ende pada Oktober 2005.
Puskesmas yang lain akan merujukkan pasien TBC ke puskesmas DOTS.
Table 2.
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8

DOTS Puskesmas, Kabupaten Ende.


Puskesmas
DOTS
(Kab. Catatan
Ende)
Detusoko
SEMUA kasus dicurigai TBC
Kota Ende (Perumnas)
seharusnya
dirujukkan
ke
Kota Ratu
puskesmas
DOTS,
bukan
Maukaro
puskesmas atau pustu yang
Wolowaru
lain.
Maurole
Nangapanda
Pulau Ende

10

Session Outline Tuberkulosis Bahasa Indonesia / Indonesian


F. Peran petugas lapangan dalam hal memberantas penyakit TBC?
Program TBC baik di kabupaten Ende maupun seluruh NTT belum
dimaksimalkan akibat sumber daya terbatas. Kasus belum di follow-up, dan
kontak (orang yang mungkin tertular TBC dari kasus pertama) jarang
diidentifikasi dan diperiksa untuk TBC. Juga, kesadaran masyarakat tentang
penyakit TBC sangat kurang, maka kurang penderita gejala-gejala penyakit
TBC pergi ke puskesmas untuk pemeriksaan dan pengobatan tanpa
dirujukkan.
Petugas lapangan dapat membantu melalui:

Meningkatkan kesadaran/pengetahuan masyarakat mengenai TBC dan


cara pencegahannya, misalanya jangan meludah di sembarang tempat,
tutup mulut/hidung pada saat batuk/bersin, ventilasi rumah yang baik dll.

Meningkatkan
kesadaran/pengetahuan
masyarakat
mengenai
pentingnya menyelesaikan pengobatan jika diderita penyakit TBC.

Meningkatkan
kesadaran/pengetahuan
masyarakat
mengenai
bahaya/resiko jika tidak minum obat TBC secara teratur/sampai
habis.

Mendukung penderita penyakit TBC yang merasa sulit minum


obatnya sehingga mereka dapat menyelesaikan pengobatannya.

Kerja sama dengan petugas kesehatan pemerintah untuk mendeteksi


kasus TBC dan mendorong mereka diperiksa dan diobati.

Kerja sama dengan petugas kesehatan pemerintah dan masyarakat untuk


merujukkan kontak-kontak kasus TBC untuk pemeriksaan dan
pengobatan (mis. orang yang tinggal di dalam satu rumah dengan
penderita penyakit TBC.)

This document prepared by Katrina Smith, VSO volunteer on behalf of


Yayasan Tananua Flores, Ende. October, 2005.
Tulisan ini dibuat oleh Katrina Smith, tenaga VSO, untuk Yayasan Tananua
Flores, Ende. Oktober, 2005.

11

Anda mungkin juga menyukai