Anda di halaman 1dari 2

MEMBACA MAKALAH/Paper

Dosen Pengampu : Drs. Mursia Ekawati, M.Hum


Mata Kuliah

Disusun oleh :
Catharina Mutiarani Sidabutar
Kartika Nurmalia Anggraeni
Pinilih Pangesti Utami
Shinta Ayu Paramithasari

: Bahasa Indonesia

RINGKASAN
Matthew Schneider, pada malam hari yang keempat, sudah lima jam berbaring di
tempat tidur, tak dapat tidur meskipun berusaha keras untuk dapat tertidur. Mary Smith, tidak
pernah pergi tidur sebelum sekurang-kurangnya pukul dua malam dan sudah bangun tidur
pukul enam pagi tepat. Bapak dan Ibu Abe Kleitmann, orang tua seorang gadis berumur tiga
tahun, bernama Jesica, yang tidak akan tidur lebih dari lima jam pada malam hari.
Riset mengenai tidur masih berupa hipotesis dan spekulasi dan memahami tidur pun
masih merupakan salah satu misteri yang paling menantang. Teori adaptasi dan teori restorasi
adalah teori pokok penyebab manusia tidur. Teori adaptasi menarik dan meyakinkan tetapi
tidak menerangan secara memadahi. Pendapat Ernest Hartmann percaya bahwa pada
dasarnya tidur berfungsi restorasi, sesuai dengan pengertian-pengertian kita sendiri menurut
akal sehat. Menurut Webb, apanya yang sedang berkurang dan dipulihkan tidak dapat
dipastikan. Penelitian tidur berusaha untuk menentukan jumlah jam tidur yang diperlukan
oleh seseorang.
Kisah tentang metode seniman Salvador Dali, saat duduk di kursi, sambil memegang
sendok diatas piring yang telah di letakkannya di samping kursi. Ia mengatakan bahwa tidur
diperolehnya dalam waktu selang yang sangat sedikit antara saat sendok jatuh dan saat
sendok menimpa piring. Jumlah waktu yang diperlukan manusia untuk tidur mungkin bersifat
turunan meskipun terdapat faktor-faktor memainkan peranan dalam menentukan jumlah tidur
yang perlu.
Berdasarkan dua riset mengenai pengaruh lama tidur/ tidak dalam laboratoriumlaboratorium adalah Webb (percaya bahwa lama tidur tidak menunjukkan perbedaanperbedaan mendasar tentang kecerdasan/ kepribadian/ kesejahteraan fisik) dan Hartmann
(mengakui tidak jelas apakah pola tidur menghasilkan kepribadian/ apakah kepribadian
memerlukan pola tidur tertentu yang khusus. Ia hanya yakin, antara korelasi antara lama tidur
dan ciri-ciri tertentu). Untuk memetakan gelombang-gelombang otak yang menyingkapkan
pola-pola tidur tidak dapat menunjukkan saat yang tepat bila tidur di mulai, dengan alat
EEG(Elektroensefalogram). Tahap tidur normal sudah dijalani satu kali dan urutan tersebut
diselangi secara teratur, akhir tahap dua dengan suatu tahap tersendiri yang membingungkan,
disebut Rapid Eye Movement atau gerak mata cepat.
Karena penemuan tidur REM tersebut, penelitian tidur berkembang dengan sangat
cepat. Sebaliknya, Webb dan William C. Doment tergolong ilmuan yang menganggap bahwa
tidur REM tidak tampak membantu ingatan sama sekali. Sebuah penemuan yang secara
khusus menarik dan belum lama ini terjadi berkenaan dengan tidur dan ingatan adalah zat-zat
kimia yang diperkirakan menjelaskan Efek Tidur-Dahulu. Ekstrand dan timnya
berspekulasi bahwa Efek Tidur-Dahulu itu disebabkan oleh suatu bahan kimia yang lambat
laun menimbun dalam otak. Somatotrofin menerangkan terjadinya efek tidur. Akibat yang
terjadi pada orang tidak dapat tidur sama sekali atau tidak memperoleh tidur REM atau
seluruh tidur tahap 4. Peneliti percaya bahwa hilangnya tidur timbul kerusakan tubuh.
Mengapa seseorang mengalami ngantuk. Memahami bagaimana dan kita tidur jelas. Tidur
kelihatan sebagai sesuatu yang sederhana

Anda mungkin juga menyukai