PEMASANGAN APAR

No. Dokumen :

RS Dharma Husada
Probolinggo

Tanggal terbit :

No. Revisi :
00

Halaman :
- 1/1 -

Ditetapkan,
Direktur

Prosedur Tetap
dr. Rosid Achmad, SpPK
Pengertian
Tujuan

APAR adalah alat pemadam api ringan serta mudah

dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada
mula terjadi kebakaran.
Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemasangan
APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ).
-

Kebijakan

1.

2.
3.
4.

Prosedur
5.

6.

7.

Unit Terkait

Permenaker nomor 04/Men/1980 tentang Syarat-syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan
Keputusan Dirjen PPM & PLP Nomor HK.00.6.44
tentang persyaratan dan petunjuk tekhnis Tata cara
penyehatan lingkungan Rumah Sakit
Tempatkan APAR pada posisi yang mudah dilihat
dengan jelas, mudah dicapai dan diambil, serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
Tinggi pemasangan adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat di atas APAR yang bersangkutan.
Jarak antara satu APAR dengan APAR yang lain adalah
15 meter.
APAR dipasang menggantung pada dinding dengan
penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau
peti ( box ) yang tidak dikunci sesuai dengan keadaan
ruangan.
Jika lemari atau box dapat dikunci maka bagian
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan
tebal kaca maksimal 2 mm.
Pemasangan APAR sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas ( puncaknya ) berada pada ketinggian 120
cm dari lantai.
APAR tidak boleh dipasang dalam ruangan yang
suhunya melebihi 490 C.

Seluruh Unit Kerja di RS Dharma Husada Probolinggo

PENGGUNAAN APAR

No. Dokumen :

RS Dharma Husada
Probolinggo

Tanggal terbit :

No. Revisi :
00

Halaman :
- 1/1 -

Ditetapkan,
Direktur

Prosedur Tetap
dr. Rosid Achmad, SpPK
Pengertian

Tujuan

Penggunaan APAR yang dimaksud adalah upaya

pemadaman kebakaran tingkat awal ( dini ) dengan
menggunakan APAR oleh setiap orang yang pertama kali
mengetahui adanya kebakaran.
Sebagai acuan penerapan langkah langkah penggunaan
APAR guna mencegah kebakaran sedini mungkin.
-

Kebijakan

1.

2.

Prosedur

3.

Unit Terkait

Permenaker nomor 04/Men/1980 tentang Syarat-syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan
Keputusan Dirjen PPM & PLP Nomor HK.00.6.44
tentang persyaratan dan petunjuk tekhnis Tata cara
penyehatan lingkungan Rumah Sakit
ALAT PEMADAM API BUSA
1). Angkat tabung pemadam busa dari tempatnya.
2). Sampai di tempat kebakaran balik tabung sehingga bagian
tutupnya terletak di bawah.
3). Sambil sedikit dikocok arahkan nozle ke pangkal nyala api.
4). Usahakan agar seluruh busa dapat menyelimuti permukaan
minyak sekeliling nyala api.
ALAT PEMADAM API CO2
1). Alat tabung dari tempatnya dan bawa ke tempat terjadinya
kebakaran
2). Lepaskan pen pengamannya.
3). Corong dipegang pada gagang yang mempunyai penyekat
agar tangan tidak luka terkena suhu dingin.
4). Arahkan corong ke kanan dan ke kiri sedemikian rupa,
usahakan gas CO2 secepatnya dapat mengurung nyala api.
5). Bila api sudah dipadamkan, hentikan pancaran dan pasang
kembali pengaman
6). Sesudah itu tabung dapat disimpan kembali.
ALAT PEMADAM API POWER ( DRY CHEMICAL )
1). Angkat tabung dan bawa ke tempat terjadinya kebakaran.
2). Lepas pen pangaman dan buka kran Cartridge.
3). Tekan tangkai penekan Nozle dan arahkan pancaran serbuk
kimia seperti gerakan menyapu, agar terbentuk semacam
awan di atas nyala api.
4). Pancaran harus dilakukan searah dengan arah angin.
5). Bila api sudah padam, hentikan pancaran.

Seluruh Unit Kerja di RS Dharma Husada Probolinggo

PEMERIKSAAN PENGUJIAN DAN

PEMELIHARAAN SISTEM HIDRAN
DI HALAMAN
RS Dharma Husada
Probolinggo

No. Dokumen :
Tanggal terbit :
08 Februari 2010

No. Revisi :
Halaman :
00
- 1/2 Ditetapkan,
Direktur

Prosedur Tetap
dr. Rosid Achmad, SpPK
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Sistem hidran halaman terdiri dari perpipaan, katub,

penyambungan selang dan perlengkapan terkait lainnya
yang dipasang di halaman sedemikian rupa, sehingga air
dapat disemprotkan melalui selang dan nozle.
Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemeriksaan,
pengujian dan pemeliharaan hidran di halaman. Langkah
ini penting agar peralatan dapat beroperasi dengan baik.
- Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor :
Per/05/Men/1996
tentang
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Keputusan Dirjen PPM & PLP Nomor HK.00.6.44
tentang persyaratan dan petunjuk tekhnis Tata cara
penyehatan lingkungan Rumah Sakit
Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara visual dan cepat pada hidran
halaman terhadap kondisi operasi yang baik dari kerusakan
fisik. Setiap hidran yang baru selesai dipakai harus diperiksa
1. Pemeriksaan setiap bulan
Pemeriksaan pada rumah selang terhadap kerusakan dan
segala perlengkapan harus pada kondisi baik
2. Pemeriksaan setiap 6 bulan
Pemeriksaan hidran barel kering terhadap :
a. Kemudahan dilihat dan dicapai
b. Kerapatan pada lubang keluar.
c. Kebocoran pada puncak hidran
d. Kebocoran pada gasket di bawah tutp.
e. Keretakan pada barel.
f. Drainase.
g. Dol ( pembulatan ) yang terjadi pada operating nut.
h. Kerusakan pada ulir lubang keluar.
3. Pemeriksaan setiap tahun
Pemeriksaan hidran barel basah terhadap :
a. Kemudahan dilihat dan dicapai.
b. Kerapatan pada lubang keluar.
c. Kebocoran pada puncak hidran.
d. Kebocoran pada gasket di bawah tutup.
e. Keretakan pada barel.
f. Drainase.
g. Dol ( pembulatan ) yang terjadi pada operating nut.
h. Kerusakan pada ulir lubang keluar.

PEMERIKSAAN PENGUJIAN DAN

PEMELIHARAAN SISTEM HIDRAN
DI HALAMAN

RS Dharma Husada
Probolinggo

No. Dokumen :

No. Revisi :
00

Halaman :
- 2/2 -

Pengujian setiap tahun

Setiap hidran dibuka penuh agar air mengalir sekurang
kurangnya satu menit. Setelah hidran barel kering ditutup,
periksa pengeluaran sisa air ( drain )nya harus habis sama
sekali
dalam waktu 60 menit. Hidran yang mengeluarkan air
(drainase) nya tidak lancar harus segera diperbaiki.
Prosedur

Unit Terkait

Pemeliharaan
Pemeriksaan harus segera dilaksanakan pada setiap
komponen yang tidak dapat berfungsi pada saat
pengukian. Operating nut, parking dan thrust collar harus
dilubrikasi setiap tahunan agar hidran siap pakai.
Penyimpanan Catatan
Semua pencatatan harus disimpan untuk dipergunakan
pada saat pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan /
perawatan.
Unit Pemeliharaan
Seluruh Unit Kerja di RS Dharma Husada Probolinggo

PENGGUNAAN TELEPON PABX

No. Dokumen :
RS Dharma Husada
Probolinggo
Tanggal terbit :
08 Februari 2010

No. Revisi :
00

Halaman :
- 1/1 -

Ditetapkan,
Direktur

Prosedur Tetap
dr. Rosid Achmad, SpPK
Pengertian

Panggilan telepon masuk dan keluar dilaksanakan dengan

tata cara standar dengan menggunakan PABX

Tujuan

Standarisasi penerimaan telepon dan penyambungan

telepon keluar di RS Era Medika

Kebijakan

Prosedur

Nomer ekstension yang dipergunakan di RS Era

Medika sesuai dengan daftar yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Direktur nomer
..
DISA (rekaman jawaban yang terdengar pada saat ada
panggilan telepon masuk) diaktifkan untuk setiap
panggilan masuk ke RS Era Medika
Operator bertugas menerima semua panggilan telepon
masuk dan mengarahkan ke nomer ekstension yang
dikehendaki
Panggilan telepon masuk dan keluar dilaksanakan
secara efektif dan seperlunya.

Panggilan Telepon Masuk :

1. Panggilan telepon masuk secara otomatis akan dijawab oleh
DISA ; apabila penelepon menekan ekstension nomer yang
dituju, langsung akan disambungkan ; sedangkan bila tidak
mengetahui nomer ekstension, akan menekan tombol nol
dan akan diterima oleh operator di TPP.
2. Setiap penerima telepon akan menjawab Selamat
pagi/siang/malam [unit kerja] RS Era Medika [nama
penerima telepon] bisa dibantu
3. Pembicaraan dilakukan seperlunya, setelah selesai gagang
telepon dikembalikan ke tempatnya semula.
4. Untuk mengalihkan panggilan ke nomer ekstension lain,
tekan # - [nomer ekstension yang dituju], kemudian tutup
gagang telepon.
Panggilan Telepon Keluar :
1. Panggilan keluar dilakukan dengan permintaan melalui
operator di TPP
2. Telepon di UGD dapat melakukan panggilan keluar secara
langsung
Penerimaan Facsimile :
1. Apabila ada relasi yang akan mengirim fax, operator
menekan #813, secara otomatis panggilan dan penerimaan
fax akan dialihkan ke mesin fax di Sekretariat.