Disusun oleh :
ROMAIDA
10022
LEMBARAN PERSETUJUAN
Makalah Ilmiah dengan judul
Asuhan
Congestive heart failure Di Ruang Edelweiss RSU UKI Jakarta ini telah disetujui
untuk diujikan pada Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji.
Mengetahui,
Pjs. Direktur Akper Yuki Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah Iimiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada klien Tn. H dengan
Congestive Heart Failure di Ruang Edelweiss RSU UKI Jakarta Ini telah diujikan
dan dinyatakan Lulus dalam Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada tanggal
09 Juni 2013.
Penguji I
( Berliana tampubolon, AMK, S.Pd)
Penguji II
( Ns. Hasnah, S.Kep)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan
kasih yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien
Tn.H dengan
14. Teman terbaik ku Martha, A.bonifasya, Rosita, Yanti , Lestari, Asih, Nurmaria,
Ririn, Yosephine
15. Pacarku Joe yang selalu mendukung dan memberi semangat.
16. Abang Mariono yang selalu ada dihati.
17. Teman ku Parnatal yang telah baik hati membantu dan memberi semangat.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, Oleh karena itu penulis
mengharapkan
kritik
membangun
untuk
perbaikan
dan
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan pada
khususnya dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan.
Jakarta,Juni 2013
Romaida
DAFTAR ISI
i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I :
PENDAHULUAN
belakang.................................................................................................................
A. Tujuan penulisan....................................................................
1. Tujuan umum...................................................................
2. Tujuan khusus..................................................................
B. Ruang lingkup.......................................................................
C. Metode penulisan...................................................................
D. Sistematika penulisan............................................................
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian .............................................................................
B. Etiologi
C. Klasifikasi..............................................................................
D. Patofisiologi...........................................................................
E. Manifestasi klinis...................................................................
F. Komplikasi............................................................................
G. Pemeriksaan penunjang.........................................................
H. Penatalaksanaan Medis..........................................................
I. Pengkajian keperawatan........................................................
J. Diagnosa keperawatan...........................................................
K. Perencanaan keperawatan .....................................................
L. Pelaksanaan keperawatan .....................................................
M. Evalusai keperawatan ...........................................................
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan .......................................................
B. Diagnosa keperawatan ..........................................................
C. Perencanaan, Pelaksanaan, Evalusai keperawatan................
BAB IV
PEMBAHASAAN
A. Pengkajian keperawatan
v .......................................................
B. Diagnosa keperawatan ..........................................................
C. Perencanaan keperawatan .....................................................
D. Pelaksanaan keperawatan .....................................................
E. Evaluasi keperawatan ...........................................................
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Saat ini, congestive heart failure (CHF) atau yang disebut gagal jantung kongestif
merupakan satu-satunga penyakit kardiovaskuler yang insiden dan angka
kejadiannya terus meningkat. Risiko kematian akibat gagal jantunf berkisar
antara 5-10% per tahun pada kasus gagal jantung ringan, yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan
penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang dirumah sakit,
meskipun pengobatan rawat jalan diberikan secara optimal. Sekitar 3.000
penduduk Amerika Serikat diketahui menderita CHF. Tanggal 04 Juni 2013 dari
Rekam Medik RSU UKI ada 5 penyakit yang terbanyak yaitu Infeksi saluran
kemih 54, CHF 1.649, Demam Thypoid 1.176, Gastrolentensial 1.536, TB.Paru
81.
Komplikasi Congestive heart failure adalah bila tidak ditangani segera akan
mengakibatkan kematian yang mendadak. Peran perawat pada klien meliputi
aspek promotif,preventif,kualitatif, dan rehabilitatif. Secara promotif perawat
dapat memberikan penjelasan pada klien tentang penyakit congestive heart
failure mulai dari penyebab sampai komplikasi, kemudian aspek preventif
perawat memberikan penjelasan tentang congestive heart failure. Secara kuratif
perawat berperan memberikan oabt-obatan sebagai tindakan kolaborasi dengan
tim dokter. Aspek rehabilititatif meliputi peran perawat dalam memperkenalkan
pada anggota keluarga secara merawat klien dengan congestive heart failure.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk
mengangkat judul Asuhan Keperawatan pada klien dengan congestive heart
failure di ruang E ( interna) RSU UKI Jakarta.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Penulis memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberi asuhan
keperawatan kepada klien dengan Congestive Heart Failure.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian klien dengan congestive heart failure.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan klien dengan congestive heart
failure.
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan congestive
heart failure.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
congestive heart failure.
e. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan congestive heart failure.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
praktek.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung,penghambat, serta
mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
congestive heart failure.
i.
C. Ruang lingkup
Dalam penulisan makalah ini, asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
dilakukan selama 3 x 24 jam dengan congestive heart failure diruang E ( interna)
RSU.UKI Jakarta, dari tanggal 25-27 Juni 2013.
D. Metode penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif
dan metode studi kepustakan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan penulis adalah studi kasus dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan, studi kepustakaan, yaitu untuk memperoleh
kajian secara teoritis dengan mempelajari buku-buku dan bahan-bahan lainnya
yang terkait dengan penyakit penyakit Congestive Heart Failure
E. Sistematika penulisan.
Sistematika penulisan laporan makalah ilmiah terdiri dari 5 bab yaitu:
Bab I :
PENDAHULUAN
TINJAUAN
Teoritisterdiri dari pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi,
manifestasiklinis,
komplikasi,
pemeriksaan
penunjang,
BABIV:
BAB V:
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep penyakit
1. Pengertian
Congestive haert failure ( CHF ) adalah gagal serambi dan atau jantung
mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti
pulmonal dan sistemik. ( menurut marilynn E.Doenges, 2002, hal 52 ).
Congestive heart failure (CHF ) bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada
satu organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang
ditandai dengan respon heodinamika,renal,neural, dan hormonal. ( Mutaqqin,
2009, hal 13 ).
Congestive heart failure ( CHF ) adalah keadaan patofisiologik dimana
jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan. (Price,2013, hal 156).
Congestive heart failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrien. (Brunner and Suddarth,2001, hal 156).
Congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai
pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup
untuk memenuhi keperluan tubuh. (J.Charles Reeves dkk,2001,hal 156).
1. Etiologi
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
yang berdampak pada menurunnya kontraktilitas jantung.
b. Aterosklerosis koroner
4
asimptomatik,
7. Pemeriksaan penunjang
Sindrom lupus
i. pernapasan
Gejala ; dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, penggunaan bantuan pernapasab, misal oksigen atau medikasi.
Tanda : pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan nasal/faring.
b. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miocard, perubahan struktural, perubahan frekuensi , irama dan konduksi
listrik.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
f. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
mengenai
kurang
kondisi,
program
pengobatan
pemahaman/kesalahan
persepsi
10
Rasional :
untuk
memperbaiki
efisiensi
kontraksi
jantung
dan
sesudah aktivitas.
Kemampuan pasien dalam aktivitas meningkat secara bertahap.
Intervemsi :
1). Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya
bila pasien menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena
efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh
fungsi jantung.
2). Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi,
disritmia,dispnea, berkeringat, pucat.
Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan
volume selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera
pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan
kelelahan dan kelemahan.
3). Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukan peningkatan dekompensasi jantung dari
pada kelebihan aktivitas.
4). Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
Selingi periode aktivitas dengan periode istirahat.
11
menurunnya laju
Melibatkan
meningkatkan
perasaan
pasien
dalam
mengontrol
program
dan
terapi
kerjasama
dapat
dalam
pembatasan.
4). Askultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan,
contoh krekles, mengi.
Rasional : Kelebihan volume cairan sering menimbulkan kongesti
paru.
5. Pantau TD dan CVP (bila ada)
12
pengetahuan
berhubungan dengan
mengenai
kondisi,
program
pengobatan
Menambahkan
pada
kerangka
pengetahuan
dan
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan
1. Identitas Klien
Nama Tn H, usia 49 tahun, jenis kelamin laki - laki, sudah menikah,
beragama Islam, Suku Jawa, Pendidikan terakhir SMP, Bahasa yang
digunakan Bahasa Indonesia, Alamat rumah Jl. Cipinang Asem rt 13/04 kel.
Kebun pala Kec. Makasar. Masuk RSU UKI pada tanggal 21 Juni 2013,
Ruang Edelweiss, kamar XI, bed II, dengan nomor Register 26.06.53, nomor
MR 99-04-00-00, dengan diagnosa medis Congestive heart failure ( CHF ),
sumber biaya KJS , sumber informasi yang di dapat berasal dari pasien,
keluarga, dan rekam medis.
2. Resume
Pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 04.00 WIB, klien Tn.H datang dengan
keluhan sesak, perut buncit, kaki bengkak, mengeluh dada terasa sakit seperti
tertimpa beban berat. satu bulan yang lalu pernah dirawat di RSU UKI
dengan diagnosa medis Congestive heart failure. Di IGD dilakukan tindakan
mandiri yaitu : observasi tanda tanda vital dengan hasil, tekanan darah : 130
/ 90 mmHg, denyut nadi : 86 x / menit, pernafasan : 38 x / menit, suhu :
36C. Masalah keperawatan yang ditemukan di IGD yaitu pola nafas tidak
efektif. Untuk masalah keperawatan pola nafas tidak efektif diberikan O2
nasal 3 liter /menit, dan memberi posisi yang nyaman yaitu meninggikan
kepala tempat tidur 45. Tindakan kolaborasi pemeriksaan yang dilakukan
pemasangan intravena line, dan pemeriksaan radiologi dan EKG dengan
kesan sumbatan pada dinding depan jantung dan radiologi foto thorax.
kardiomegali , dan harus rawat inap. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi. Pukul 05:01 WIB klien
dipindahkan ke ruang rawat Edelweiss, Diruangan dilakukan pengkajian fisik
dan data yang di temukan klien mengeluh sesak, perut buncit dan kaki
bengkak. Tindakan mandiri yaitu observasi tanda tanda vital dengan hasil,
tekanan darah 140 / 90 mmHg, denyut nadi 84 x / menit, pernafasan 35 x /
menit, suhu 36C. masalah keperawatan yang didapatkan yaitu pola napas
12
13
Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama yang di rasakan klien yaitu sesak nafas, timbulnya
keluhan secara, bertahap, , upaya mengatasinya pasien berobat ke RSU
UKI Jakarta.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kecelakaan, alergi, dan
pemakain obat.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn. M mempunyai tiga orang anak, dan satu isteri, yang tinggal
dalam satu rumah. Tidak ada penyakit keturunan dari keluarga.
Genogram
Keterangan :
: perempuan hidup
: laki-laki hidup
: laki laki meninggal
: perempuan meninggal
: garis keturunan
: klien
: Tinggal satu rumah
d. Riwayat psikososial dan spiritual
Orang yang terdekat dengan pasien adalah isteri dan anaknya. Pola
komunikasi dalam keluarga dua arah. keputusan dengan bermusyawarah
bersama. Kegiatan sosial yaitu mengikuti pengajian. Dampak penyakit
pasien terhadap keluarga sangat cemas dan khawatir dengan kondisi pasien.
Masalah yang mempengaruhi pasien mengenai penyakitnya, mekanisme
14
koping pasien tidur. Hal dipikirkan saat ini penyakitnya cepat sembuh dan
segera pulang ke rumah. Perubahan yang dirasakan selama jatuh sakit tidak
dapat melakukan aktivitas seprti biasa . Kondisi lingkungan rumah jauh dari
jalan raya.
e. Pola kebiasaan sebelum sakit
Pola nutrisi sebelum sakit frekuensi makan 3/ hari, nafsu makan baik, porsi
makan habis 1 porsi, tidak ada makanan yang tidak di sukai, tidak ada
makanan yang membuat alergi, makanan pantangan tidak ada, tidak
menggunakan obat obatan dan tidak menggunakan alat bantu makan. Pola
eliminasi sebelum sakit buang air kecil kurang lebih 5/hari, warna kuning
jernih, tidak ada gangguan. Buang air besar lancar 1/1 hari, warna kuning,
konsitensi padat, tidak ada keluhan. Pola personal hygiene sebelum sakit
mandi 2/ hari pagi dan sore, sikat gigi 2/hari, cuci rambut 1/minggu.
Pola istirahat dan tidur sakit, lama tidur siang 4 jam, lama tidur malam 6
jam, kebiasaan sebelum tidur menonton TV dan mengobrol. Pola aktivitas
pagi bekerja sebagai buruh, jenis olahraga yang diikuti tidak ada. Kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan klien sebelum sakit, sejak smp merokok dan
minuman keras dan sekarang berhenti me minuman keras dan mengurangi
rokok.
f. Pola kebiasaan setelah sakit
Setelah dirumah sakit frekuensi makan 2 / hari, nafsu makan
baik,
makanan habis 1 porsi, diet makanan 1700 kalori, minum 2250 Impep, tidak
menggunakan alat bantu makan. Pola eliminasi setelah dirumah sakit sering
buang air kecil tetapi sedikit sedikit, buang air kecil 4 / hari, warna
kuning, buang air besar 1/ hari, warna kuning, konsistensi 1/2 padat, buang
air besar lancar. Pola personal hygiene setelah dirumah sakit mandi 1/hari,
pada sore hari, sikat gigi 2/ hari pagi dan sore hari. Pola istirahat dan tidur,
setelah dirumah sakit lama tidur siang 2 jam, lama tidur malam 8 jam,
kebiasaan sebelum tidur berbincang bincang dengan isteriny. Pola aktivitas
dan latihan setelah masuk rumah sakit pasien tidak ada mengikuti aktivitas
apapun. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan setelah masuk rumah
15
sakit pasien tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan tidak
mengkonsumsi napza.
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Kesadaran kompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan
darah 130/ 90 mmHg,
x/menit, klien mengatakan berat badan sebelum sakit 69 kg, berat badan
yang di ukur saat dilakukan pengkajian 67 kg, tinggi badan 163 cm,
keadaan umum tampak sakit sedang, tidak ditemukan pembesaran kelenjar
getah bening.
b. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva anemis, kornea mata keruh, sklera anikterik, pupil isokor,
tidak ada kelainan pada otot otot mata, fungsi penglihatan baik, tidak
ada tanda tanda radang, reaksi terhadap cahaya positif kanan dan kiri,
tidak menggunakan kontak lensa, tidak menggunakan kacamata baca.
c. Sistem pendengaran
Daun telinga normal, tidak terdapat serumen, kondisi telinga tengah
normal, tidak terdapat cairan dari telinga, dan tidak terasa penuh, tidak
ada tinitus di telinga, fungsi pendengaran normal, tidak terjadi gangguan
keseimbangan dan tidak memakai alat bantu dengar.
f. Sistem kardiovaskuler
Nadi 84/menit, iramanya teratur, tekanan darah 130/90 mmHg, tidak
ditemukan pembesaran vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna
kulit sawo matang, pengisian kapiler < 2 detik, tidak ada edema,
kecepatan denyut apikal 90/menit, irama denyut apikal teratur, tidak
ditemukan kelainan bunyi jantung dan tidak ada sakit dada.
g. Sistem hematologi
Klien tidak tampak pucat dan tidak ada perdarahan.
h. Sistem syaraf pusat
Tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos mentis GCS E
: 4, M : 5, V : 6, tidak ada peningkatan tekanan intra kranial, tidak ada
16
l. Sistem integumen
Turgor kulit elastis, temperatur kulit hangat, warna kulit sawo matang,
keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi kulit daerah
pemasangan infus baik, tidak ada tanda tanda radang, tekstur rambut
baik.
m. Sistem muskuloskletal
tidak ada kesulitan dalam pergarakan,tidak ada kelainan pada bentuk
tulang sendi, struktur tulang belakang, kekuatan
555 otot
555
5
555
5
555
n. Data tambahan
Klien mengatakan perut terasa kembung, kaki sebelah kanan oedema,
cepat lelah jika jalan dan beraktivitas, dan juga kurang mengerti tentang
penyakitnya.
o. Data penunjang
1) Pemeriksaan radiologi pada tanggal 21 Juni 2013
Hasil dari foto thorakx : Kardiomegali.
2) Pemeriksaan laboratorium
Pada tangal 21 Juni 2013 dilakukan pemeriksaan rontgen foto thorax
dengan kesal kardiomegali. Pada Sabtu 22 Juni 2013 dilakukan
pemeriksaan laboratorium elektrolit dengan hasil Natrium 144
17
mmol/l, Kalium 2,9 mmol/l, Clorida 102 mmol/l, Ureum darah 47,7
mg/ dl, Creatinin darah 1,93 mg/ dl.
3) Penatalaksanaan
a) Diet rendah garam : 1700 Kalori.
b) Terapi obat
Aspilet tablet 1 x 80 mg diberikan jam 06, captropil 2 x 25 mg
diberikan pukul 06, dan 18 WIB, aldactone 1 x 50mg diberikan
pukul 06:00, simvastatin 1x 20 mg diberikan pukul 06:00 WIB ,
ksr 3 x 1 tab diberikan pukul 06, 12 dan 18 WIB, vip albumin 3 x 2
cap 06, 12, dan 18 WIB, omz 2 x 1 tab diberikan pukul 06, dan 18
WIB, sringpamp lasix 10 mg.
4) Data fokus
a) Data subyektif
Klien mengatakan perut terasa buncit dan kembung, klien
mengatakan kaki bengkak , klien mengatakan kadang-kadang
masih merasakan sesak, klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakitnya.
b) Data objektif
Kesadaran kompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang,
tekanan darah 130 / 90 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,C,
pernafasan 28 x/menit, konjungtiva anemis, pengisian kapiler < 2
detik, mukosa mulut lembab, turgor kulit sedang, berat badan
sebelum sakit 69 kg, saat sakit 67 kg, tinggi badan 162 cm, Diet
1700 kalori, makanan satu porsi, balance cairan intake: 1300 cc ,
output: 2950, balance -1650, perut terasa buncit, kaki sebelah
oedem, BB sebelum sakit 69 kg, sesudah sakit 67 kg, 02 nasal L
3lpm, posisi tidur lurus menggunakan dua bantal. Klien tampak
terbatas dalam melakukan aktivitas, klien tampak terbaring di
tempat tidur, klien tampak di bantu oleh perawat dan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan aktivitas seperti mandi, toileting,
pasien tampak bertanya-tanya, dan expresi wajah tampak
bingunng.
18
Analisa data
NO
Data
1.
DS : Pasien mengatakan
Masalah
Penurunan curah
Etiologi
Gangguan kontraktilitas
jantung
mycoard.
Kelebihan volume
cairan
glomerulus/meningkatnya
berhubungan.
Balance : -1650 cc
DS: Pasien mengatakan sesak,
. Intoleransi
. ketidakseimbangan
aktivitas
dan keluarga .
DS : Pasien mengatakan
Kurang
Kurangnya informasi/
pengetahuan
pemahaman tentang
penyakitnya.
DO : Pasein tampak bertanyatanya tentang penyakitnya,
penyakitnya.
19
Diagnosa Keperawatan :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miocard,
perubahan struktural, perubahan frekuensi , irama dan konduksi listrik.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dengan kebutuhan tubuh.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
jantung/penyakit/gagal.
Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Keperawatan.
1. Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas mycoard.
DS
DO
Tujuan
Kriteria Hasil : tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah : 100/70
mmHg , nadi : 60-100, rr : 16-20.
Rencana tindakan
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.
20
Pelaksanaan
Tanggal 25 juni 2013
Pkl 11:00 WIB mengukur tanda-tanda vital
hasil
Td : 130/90 mmHg, N:
Objektif
Perencanaan :
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.
Pelaksanaan
Tanggal 26 juni 2013
Pkl 10:00. Pasein mengatakan kadang-kadang masih merasa sesak.
Evaluasi :
Tanggal 26 juni 2013
Subjektif
Objektif
terpasang 02 nasal : 3 lpm, obat : aspilet tab 1x80 mg, captropil 2x 25 mg,
terpasang syrempump lasix 10 mg.
21
Analisa data
belum teratasi.
Perencanaan :
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.
Pelaksanaan.
Pada tanggal 27 juni 2013
Pkl 09:40 mengukur tanda-tanda vital Td : 120/80 mmHg, N: 80x/mnt, Sh : 36 ,
Rr: 26x/mnt. Pkl 10 : 10 mengkaji keluhan pasien, hasil : pasien mengatakan
kadang-kadang masih merasakan sesak, mengobservasi o2 nasal pasien , hasil :
terpasang 02 nasal ; 3 lpm.
Evaluasi :
Tanggal 27 juni 2013
Subjektif
Objektif
belum teratasi.
Perencanaan :
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.
22
DO
cairan : intake 1300 cc ( minum) output 2200 cc (urine ) +750 ( IWL ) = -1650
cc.
Tujuan ; setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
gangguan keseimbangan cairan berlebihan dapat teratasi.
Kriteria Hasil : BB dan Lingkar Perut menurun secara bertahap, keluhan sesak
dan bengkak berkurang.
Rencana tindakan ;
a.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
b.Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea,berkeringat, pucat.
c.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
d.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
Pelaksanaan :
Pada tanggal 25 juni 2013
Pkl 10 : 20 mengkaji keluhan pasien dengan hasil pasien mengatakan terasa
buncit dan kembung, menghitung pernapasan pasien selama 1 meni dengan hasil:
frekuensi nafas : 28 x/mnt, Pkl 10 : 50 mengambil hasil foto thorax pasien
keruang radiologi dan melihat hasilnya : kesan : kardiomegali, pkl 11:30
mengukur lingkar perut dan menimbang berat badan dengan hasil BB: 67kg ,Lp:
104 cm.
Evaluasi .
Pada tanggal 25 juni 2013
Subjektif: Pasein mengatakan perut terasa buncit dan kembung.
Objektif: hasil foto thorax : kardiomegali, BB : 67 kg , LP : 104 cm,
, balance cairan : intake 1300 cc ( minum) output 2200 cc (urine ) +750 ( IWL )
= -1650 cc
23
Objektif
24
Pelaksanaan.
Pada tanggal 27 juni 2013
Pkl 10:00 mengobservasi tanda-tanda vital td : 120/80 mmHg, Sh : 36 , N: 82
x/mnt. Pkl 10:15 menghitung pernafasan dengan hasil frekuensi 26x/mnt.
Evaluasi .
Pada tanggal 27 juni 2013
Subjektif
Objektif
25
Rencana tindakan :
a.Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.
b.Pantau/ hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
c.Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum bila
mungkin. Berikan perawatan mulut/ es batu sebagai bagian dari kebutuhan
cairan.
d. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan, contoh :
krekels, mengi.
e. Pantau TD dan CVP ( bila ada).
Pelaksanaan :
Pada tanggal 25 juni 2013
Pkl 10:20 merapihkan tempat tidur pasien, hasil tempat tidur terlihat rapih, Pkl
12:00 mengobservasi kondisi pasien hasil pasien tampak nyaman, ku : tampak
sakit sedang, mengobservasi 02 nasal pasien hasil : masih terpasang 02 nasal ; 3
lpm.
Evaluasi :
Pada tanggal 25 juni 2013
Subjektif: Pasien mengatakan sesak, cepat lelah, dan kaki oedema .
Objektif : ku : tss, kes : cm, td : 130/90mmHg, N: 84 x/mnt, 02 nasal : 3 lpm,
terpasang sringpamp lasix 10 mg, kebutuhan pasien dibantu sebagian oleh
perawat dan keluarga.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah
26
27
Evaluasi
Subjektif :. Pasien mengatakan sesak, cepat lelah, dan kaki oedema .
Objektif : ku : tss, kes : cm, Rr: 26x/mnt , terpasang 02 nasal : 3 lpm, kaki kanan
tampak odema.
Analisa data :
28
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
Pelaksanaan :
Pada tanggal 25 juni 2013
Pkl 13:15 Kaji kesiapan pasien untuk mendapatkan informasi hasilnya ; pasien
menyetujui besok diberikan penyuluhan tentang penyakitnya. Pkl 13: 40 balance
cairan : minum 2 kali = 400, urine 2 x = 400 total 800 cc.
Evaluasi :
Subjektif : pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.
Objektif : pasien tampak bertanya-tanya dan expresi wajah tampak \bingung.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah kurang pegetahuan b.d kurang
pemahaman tentang penyakitnya belum teratasi.
Perencanaan :
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
Pelaksanaan.
Pada tanggal 26 juni 2013.
Pkl 14:10- 14:30 memberikan penkes tentang diit gagal jantung dengan hasil :
pasien dapat mengerti tentang diit gagal jantung, pasien dapat menyebutkan 3
tanda dan gejala gagal jantung dengan hasil : sesak nafas, tekanan darah tinggi,
dan kaki , kulit bengkak.
Evaluasi :
Paea tanggal 26 juni 2013
Subjektif : pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.
29
Objektif : pasien tampak tenang dalam menjelaskan sesuai dengan katakatanya,dan pasien menerima leflet yang diberikan.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah kurang pegetahuan b.d kurang
pemahaman tentang penyakitnya belum teratasi.
Perencanaan :
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
Pada tanggal 27 juni 2013
Pkl 11:15 mengobservasi pengetahuan tentang penyakitnya dengan hasil pasien
dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari gagal jantung.
Evaluasi :
Subjektif : pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.
Objektif pasien dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari gagal
jantung .
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah kurang pegetahuan b.d kurang
pemahaman tentang penyakitnya belum teratasi.
Perencanaan.
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
30
BAB IV
PEMBAHASAN.
Bab pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dan praktik, analisa
faktor-faktor pendukung dan penghambat serta alternatif pemecahan masalah
dalam memberikan asuhan keperawatan di tiap tahapan.
A. Tahap pengkajian
Pada etiologi penulis di temukan adanya perbedaan antara teori dan kasus di
teorin etiologi yaitu kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi
sistemik atau hipertensi pulmonal, peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif, penyakit jantung yang lain, sedangkan dikasus etiologinya yaitu
kelainan otot jantung. Pada manifestasi klinis penulis tidak ditemukan perbedaan
antara teori dan kasus, dimana manifestasi klinis pada teori meliputi gagal jantung
kiri menyebabkan kongestif,orthopnea,paroxismal nokturnal, dispnea, batuk,
mudah lelah, ronkhi, gelisah dan cemas, gagal jantung kanan menyebabkan
peningkatan vena sistemik: gejala seperti odema perifer, peningkatan BB, distensi
vena jugularis, hepatomegali,asites, mual. Sedangkan pada kasus manifestasi
klinis yang ditemukan adalah, mudah lelah, dan ronkhi.
Dimana pemeriksaan penunjang pada teori meliputi pemeriksaan rontgen dada,
kimia darah, urine, fungsi hati, elektrokardiografi, sedangkan pada kasus hanya
dilakukan pemeriksaan rontgen dada, elektrokardiografi, elektrolit, foto thorax
pada tanggal 21 juni 2013. Penatalaksanaan medis ditemukan adanya perbedaan
teori dan kasus, di teori tidak dibatasi waktu sedangkan di kasus dibatasi waktu.
Faktor pendukung klien kooperatif, faktor penghambatnya tidak ada.
B. Diagnosa keperawatan.
Pada Dignosa keperawatan yang muncul pada teori ada 6 dan kasus ada 4. Ada 2
diagnosa pada teori yang tidak ditemukan pada kasus yaitu pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus, integritas kulit
30
31
berhubungan dengan tirah baring lama. Sedangkan pada kasus hanya ditemukan 4
diagnosa tentang
yaitu
tersedianya
buku-buku`yang
berhubungan
dengan
D. Tahap pelaksanaan
Penatalaksanaan di teori dan kasus beda, di teori penatalaksaan pemeriksaan
oksigen, terapi nitrat dan vasodilator, diuretik, dan penatalaksanaan diet,
sedangkan pada kasus pemeriksaan oksigen, dan penatalaksanaan diet. Faktor
pendukung pelaksanaan dapat dilakukan dengan cara berkolaborasi, klien mau
berpartisipasi karena ingin cepat sembuh, dan ada hubungan saling percaya
32
33
masalah belum teratasi adalah kurang pekanya perawat ruangan terhadap respon
klien dan keterbatasan waktu penulis memberikan asuhan keperawatan. Dari
faktor penghambat yang penulis temukan maka penulis mengambil alternatif
dalam pemecahan masalah ini yaitu mendelegasikan semua rencana tindakan
keperawatan kepada perawat ruangan.
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.H yang dirawat diruang
Edellweiss Di RSU.UKI mulai dari pemdahuluan sampai pembahasan, maka
pada bab ini penulis menyimpulkan serta memberikan beberapa saran yang
mungkin berguna untuk perbaikan dan kemajuan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan congestive heart failure waktu yang akan datang.
Berdasarkan dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada
tanggal 25 sampai 27 Juni 2013.
A. Kesimpulan
Pada pengkajian penulis memperoleh kesimpulan bahwa pada manifestasi
klinis tidak ditemukan perbedaan antara teori dan kasus, pemeriksaaan
penunjang tidak ditemukan perbedaan antara teori dan kasus, dan pada
penatalaksanaan tidak ditemukan perbedaan antara teori dan kasus. Dalam
merencanakan asuhan keperawatan penulis tidak mengalami kesulitan karena
sesuai tujuan yang diharapkan dan yang membahas tentang congestive heart
failure.
Pada diagnosa keperawatan dalam teori ada sembilan diagnosa, sedangkan
pada kasus hanya ditemukan empat diagnosa.
Pada perencanaan prioritas dalam dan kasus sama-sama memprioritaskan
utamanya yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitasmiocard, perubahan frekuensi.
Pada pelaksanaan intervensi teori dan kasus sama, tetapi pada kasus lebih
mempehatikan kondisi klien.
Pada evaluasi data subjektif dan objektif sangat membantu penulis
melakukan asuhan keperawatan, masalah keperawatan hanya sebagian yang
teratasi.
Saran.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan
Congestive heart failure, maka penulis ingin menyampaikan saran yang
34
35
Hari/Tanggal
Waktu
: 15 menit.
Tempat
Sasaran
36
I.
II.
IV.
KEGIATAN PENYULUH
A. Pendahuluan
1. Memberikan salam
1. Memperkenalkan diri/perkenelan
KEGIATAN PESERTA
1. Menjawab salam
2. Menyimak dan memperkenalkan
2. Mengkomunikasikan pokok
diri
3. Menyimak dan memperhatikan
4. Menyimak
5. Menyimak
B. Kegiatan Inti
1. Menjelaskan tentang pengertian
CHF.
2. Menjelaskan penyebab CHF
3. Memberi kesempatan peserta
untuk bertanya.
4. Menjelaskan tanda dan gejalan
4. Memperhatikan
CHF.
7. Menyebutkan contoh menu
7. Menyimak
8. Bertanya
37
untuk bertanya
C. Penutup
1. Menyimpulkan materi pengajaran
1.
secara bersama-sama.
2. Memberikan evaluasi secara
V.
2.
Mengerjakan evaluasi.
tertulis
METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
VI.
MEDIA
1. Leaflet (brosur)
2. Booklet
VII.
ALAT
Penggaris, spidol, dan kertas.
VIII.
SUMBER
1. Smeltzer, suzane.c. (2001/). Buku Ajar Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth .Alih bahasa; Agung waluyo. Edisi 8 vol.2 Jakarta:EGC.
IX.
EVALUASI
Prosedur
: post test
Waktu
: 10 menit
Bentuk soal
: lisan
Jumlah soal
: 5 soal
Jenis soal
X.
BUTIR SOAL
1. Apa pengertian dari gagal jantung ?
2. Apakah tanda dan gejala dari gagal jantung?
3.Apakah penyebab dari gagal jantung ?
XI.
KUNCI JAWABAN
1. Congestive Heart Failure ( Gagal Jantung) adalah ketidakmampuan jantung
memompa darah yang cukup untuk kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh.
2. Sesak nafas, batuk-batuk, tekanan darah tinggi, cepat lelah dan kulit, tangan atau
kaki bengkak.
38
3. Bawaan/ genetik, kerusakan otot jantung, pelebaran ventrikel yang dapat
menimbulkan kematian, radang pada otot jantung, pembuluh darah vena melebar.
39
3. tujuan khusus
1. klien mampu mengerti tentang penyakitnya.
4. tindakan keperawatan
1. memberikan penyuluhan tentang gagal jantung.
B. Strategi keperawatan .
1.fase orientasi
a. salam terapeutik
selamat pagi pak, perkenalan nama saya suster romaida senangnya dipanggil
suster ida, sesuai janji kontrak kita kemarin memberikan penyuluhan tentang
gagal jantung, kira-kira waktunya 15 menit . dimulai ya pak. Heri
b. evaluasi / validasi
bagaimana perasaan bapak hari ini?
c. kontrak
1. topic : hari ini kita memberikan penyuluhan tentang gagal jantung.
2. tempat : di kamar XI ruang Edellweis
3. waktu : kira-kira 15 menit, yak pagi.
4. Tujuan : agar bapak mengerti tentang gagal jantung.
2. fase kerja
Pengertian dari gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung memompa
darah yang cukup untuk kebutuhan 02 dan nutrisi jaringan tubuh, tanda dan
gejala dari gagal jantung: sesak nafas, cepat lelah, tekanan darah tinggi, kulit
dan tangan bengkak, penyebab gagal jantung : genetik, kerusakan otot
jantung. Bagaimana bapak sudah mengerti ?
3. fase terminasi
a. evaluasi subjektif :
bagaimana perasaan bapak , setelah suster berikan penyuluhan tentang gagal
jantung?
b. evaluasi objektif :
tadi, sr. Sudah menjelaskan, sekarang coba bapak sebutkan lagi pengertian,
tanda dan gejala pada gagal jantung .
c. rencana tindak lanjut
Suster harap bapak dapat mengerti dan memahami tentang gagal jantung.
d. kontrak yang akan datang .
topik: nanti suster balik lagi apakah bapak masih mengingat tentang
penyuluhan tadi suster berikan.
Tempat : masih dikamar xi bapak saja.
Waktu: kira-kira 30 menit yak pak.