Anda di halaman 1dari 49

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. H DENGAN


CONGESTIVE HEART FAILURE DIRUANG EDELWEISS
RSU UKI JAKARTA

Disusun oleh :
ROMAIDA
10022

AKADEMI KEPERAWATAN YUKI


JAKARTA
2013

LEMBARAN PERSETUJUAN
Makalah Ilmiah dengan judul

Asuhan

Keperawatan pada klien Tn. H dengan

Congestive heart failure Di Ruang Edelweiss RSU UKI Jakarta ini telah disetujui
untuk diujikan pada Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji.

Jakarta, 09 Juli 2013


Pembimbing Makalah

( Berliana Tampubolon, AMK, S.Pd)

Mengetahui,
Pjs. Direktur Akper Yuki Jakarta

( Dr. Poltak Hutagalung, MM )

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Iimiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada klien Tn. H dengan
Congestive Heart Failure di Ruang Edelweiss RSU UKI Jakarta Ini telah diujikan
dan dinyatakan Lulus dalam Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada tanggal
09 Juni 2013.
Penguji I
( Berliana tampubolon, AMK, S.Pd)

Penguji II
( Ns. Hasnah, S.Kep)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan
kasih yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien

Tn.H dengan

Congestive heart failure di ruang Edelweiss RSU UKI Jakarta .


Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
Ujian akhir program tugas akhir program Diploma III Akademi Keperawatan Yuki
serta mendapatkan pengalaman nyata dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan Congestive heart failure. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini telah melibatkan berbagai pihak, sehingga makalah ini dibuat tidak lepas
dukungan dari berbagai pihak yang terlibat. Maka kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Edwin Soeryadjaya, selaku Ketua Umum Yayasan UKI.
2. Dr. Rosma Napitupulu., MARS, selaku Direktur Utama RSU.UKI yang telah
mengizinkan penulis melakukan praktek di ruang Edelweiss.
3. Dr. Poltak Hutagalung., MM, selaku Pjs.Direktur Akademi Keperawatan Yayasan
UKI.
4. Berliana Tampubolon, AMK, S.Pd., selaku penguji I dan dosen pembimbing
pembuatan makalah karya tulis ilmiah ini.
5. Ns. Hasnah., S.Kep., selaku penguji II dan pembimbing dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
6. Maryati ritonga, AMK., selaku wali kelas angkatan 2010, dan selaku dosen
pembimbing akademik.
7. Dosen dan Staff Akademik Keperawatan Yayasan UKI yang telah memberikan
ilmu pengetahuan.
8. Koordinator beserta staf perawat di ruangan Edelweiss RSU UKI yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan asuhan keperawatan
langsung kepada klien.
9. Orang tua yang tercinta dan tersayang yang telah penuh kesabaran dan tetap
memberikan dukungan baik moral maupun materi selama penulis mengikuti
pendidikan, dan memberi semangat.
10. Kakak dan Adek ( putri sihaloho, devi sihaloho, sari sihaloho, dan samuel
sihaloho) yang telah memberi semangat.
11. Teman teman Dalam I dan II iiirachellia, kintara, nurmaria, adi, ririn, ari,
marlianti, elisabet, yosephine.
12. Teman teman angkatan 2010 Akademi Keperawatan YUKI Jakarta, atas
kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin selama penulis dalam masa
pendidikan.
13. Teman teman seperjuangan khususnya anak interna II ( nurmaria, elisabet, ari,
yosephine).

14. Teman terbaik ku Martha, A.bonifasya, Rosita, Yanti , Lestari, Asih, Nurmaria,
Ririn, Yosephine
15. Pacarku Joe yang selalu mendukung dan memberi semangat.
16. Abang Mariono yang selalu ada dihati.
17. Teman ku Parnatal yang telah baik hati membantu dan memberi semangat.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, Oleh karena itu penulis
mengharapkan

kritik

dan saran yang

membangun

untuk

perbaikan

dan

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan pada
khususnya dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan.

Jakarta,Juni 2013
Romaida

DAFTAR ISI
i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I :
PENDAHULUAN
belakang.................................................................................................................
A. Tujuan penulisan....................................................................
1. Tujuan umum...................................................................
2. Tujuan khusus..................................................................

B. Ruang lingkup.......................................................................
C. Metode penulisan...................................................................
D. Sistematika penulisan............................................................

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian .............................................................................
B. Etiologi
C. Klasifikasi..............................................................................
D. Patofisiologi...........................................................................
E. Manifestasi klinis...................................................................
F. Komplikasi............................................................................
G. Pemeriksaan penunjang.........................................................
H. Penatalaksanaan Medis..........................................................
I. Pengkajian keperawatan........................................................
J. Diagnosa keperawatan...........................................................
K. Perencanaan keperawatan .....................................................
L. Pelaksanaan keperawatan .....................................................
M. Evalusai keperawatan ...........................................................

BAB III

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan .......................................................
B. Diagnosa keperawatan ..........................................................
C. Perencanaan, Pelaksanaan, Evalusai keperawatan................

BAB IV

PEMBAHASAAN
A. Pengkajian keperawatan
v .......................................................
B. Diagnosa keperawatan ..........................................................
C. Perencanaan keperawatan .....................................................
D. Pelaksanaan keperawatan .....................................................
E. Evaluasi keperawatan ...........................................................

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Saat ini, congestive heart failure (CHF) atau yang disebut gagal jantung kongestif
merupakan satu-satunga penyakit kardiovaskuler yang insiden dan angka
kejadiannya terus meningkat. Risiko kematian akibat gagal jantunf berkisar
antara 5-10% per tahun pada kasus gagal jantung ringan, yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan
penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang dirumah sakit,
meskipun pengobatan rawat jalan diberikan secara optimal. Sekitar 3.000
penduduk Amerika Serikat diketahui menderita CHF. Tanggal 04 Juni 2013 dari
Rekam Medik RSU UKI ada 5 penyakit yang terbanyak yaitu Infeksi saluran
kemih 54, CHF 1.649, Demam Thypoid 1.176, Gastrolentensial 1.536, TB.Paru
81.
Komplikasi Congestive heart failure adalah bila tidak ditangani segera akan
mengakibatkan kematian yang mendadak. Peran perawat pada klien meliputi
aspek promotif,preventif,kualitatif, dan rehabilitatif. Secara promotif perawat
dapat memberikan penjelasan pada klien tentang penyakit congestive heart
failure mulai dari penyebab sampai komplikasi, kemudian aspek preventif
perawat memberikan penjelasan tentang congestive heart failure. Secara kuratif
perawat berperan memberikan oabt-obatan sebagai tindakan kolaborasi dengan
tim dokter. Aspek rehabilititatif meliputi peran perawat dalam memperkenalkan
pada anggota keluarga secara merawat klien dengan congestive heart failure.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk
mengangkat judul Asuhan Keperawatan pada klien dengan congestive heart
failure di ruang E ( interna) RSU UKI Jakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Penulis memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberi asuhan
keperawatan kepada klien dengan Congestive Heart Failure.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian klien dengan congestive heart failure.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan klien dengan congestive heart
failure.
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan congestive
heart failure.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
congestive heart failure.
e. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan congestive heart failure.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
praktek.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung,penghambat, serta
mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
congestive heart failure.
i.
C. Ruang lingkup
Dalam penulisan makalah ini, asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
dilakukan selama 3 x 24 jam dengan congestive heart failure diruang E ( interna)
RSU.UKI Jakarta, dari tanggal 25-27 Juni 2013.
D. Metode penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif
dan metode studi kepustakan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan penulis adalah studi kasus dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan, studi kepustakaan, yaitu untuk memperoleh
kajian secara teoritis dengan mempelajari buku-buku dan bahan-bahan lainnya
yang terkait dengan penyakit penyakit Congestive Heart Failure

E. Sistematika penulisan.
Sistematika penulisan laporan makalah ilmiah terdiri dari 5 bab yaitu:
Bab I :

PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan umum, tujuan khusus, metode


penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
Bab II :

TINJAUAN
Teoritisterdiri dari pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi,
manifestasiklinis,

komplikasi,

pemeriksaan

penunjang,

penatalaksanaan medis,asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian,


diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi. .
BAB III:

Tinjauan kasus yng terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,


perencanaan keperawatan, implementasi, dan evaluasi.

BABIV:

Pembahasan yang terdiri dari kesenjangan tinjauan teoritis dengan

BAB V:

tinjauan kasus pada klien Congestive Heart Failure


Penutup
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep penyakit
1. Pengertian
Congestive haert failure ( CHF ) adalah gagal serambi dan atau jantung
mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti
pulmonal dan sistemik. ( menurut marilynn E.Doenges, 2002, hal 52 ).
Congestive heart failure (CHF ) bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada
satu organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang
ditandai dengan respon heodinamika,renal,neural, dan hormonal. ( Mutaqqin,
2009, hal 13 ).
Congestive heart failure ( CHF ) adalah keadaan patofisiologik dimana
jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan. (Price,2013, hal 156).
Congestive heart failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrien. (Brunner and Suddarth,2001, hal 156).
Congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai
pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup
untuk memenuhi keperluan tubuh. (J.Charles Reeves dkk,2001,hal 156).
1. Etiologi
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
yang berdampak pada menurunnya kontraktilitas jantung.
b. Aterosklerosis koroner
4

Kelainan ini mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya


aliran darah ke otot jantung. Terjadi hikopsia dan asidosis ( akibat
penumpukan asam laktat).
c. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Gangguan kesehatan ini berhubungan dengan gagal jantung karena ini
secara langsung dapat merusak serabut jantung dan menyebabkan
kontraktlitas menurun.
2. Klasifikasi
Menurut NYHA ( New York Heart Association )
a. Klasifikasi I .
Gejala : aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan,dyspnea,palpitasi,
tidak ada kongesti pulmonal atau hipotensi perifer,

asimptomatik,

kegiatan sehari-hari tidak terbatas, prognosa : baik


b. klasifikasi II
Gejala: kegiatan sehari-hari sedikit terbatas, gejala tidak ada saat istirahat,
ada bailar ( krekels dan S3 murmur ).
c. klasifikasi III
Gejala : kegiatan sehari-hari terbatas, klien merasa nyaman saat istirahat.
d. klasifikasi IV
Gejala : gejala insufisiensi jantung ada saat istirahat, prognosa : buruk.
3. Patofisiologi
Bila kekuatan jantung untuk merespons stres tidak mencukupi dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, jantung akan gagal untuk
meelakukan tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadilah yang
namanya gagal jantung . Pada tingkat awal, disfungsi komponen pompa
jantung dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan jantung normal
mengalami payah dan kegagalan, respon fisiologis tertentu pada penurunan
curah jantung. Semua respons ini menunjukkan upaya tubuh untuk
mempertahankan perfusi organ vital normal. Sebagai respons terhadap gagal
jantung, ada tiga mekanisme respons primer , yaitu meningkatnya aktivitas
mekanisme respons primer, meningkatnya beban aktivitas adrenergik
simpatis , meningkatnya beban awal akibat adrenergik simpatis, meningkatnya

beban awal akibat aktivitasi neurohormon, dan hipertrovi ventrikel. ketiga


respons ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung.
5. Manifestasi
a. Gagal jantung kiri
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada
mekanisme kontrol pernafasan
Gejala

: dispnea, orthopnea, paroxismal nokturnal dispnea,batuk, mudah

lelah, ronkhi, gelisah, cemas


b. Gagal jantung kanan
menyebabkan peningkatan vena sistemik :
Gejala : Odema perifer, peningkatan BB, distensi vena jugularis ,
hepatomegali, asites,mual
c. Secara luas peningkatan COP dapat menyebabkan perfusi oksigen kejaringan
rendah sehingga menimbulkan gejala : Pusing,kelelahan, tidak toleran
terhadap aktivitas dan panas,ekstremitas dingin.
6. Komplikasi
a. edema paru akut akibat gagal jantung kiri.
b. syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif karena
penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ
vital ( jantung dan otak )
c. episode trombolitik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan
aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
d. efusi perikardial dan tamponade jantung
masuknya cairan kekantung perikardium , cairan dapat meregangkan
perikardium sampai ukuran maksimal. COP menurun dan aliran balik vena
kejantung tamponade jantung.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiogram dada : kongesti vena paru, kardiomegali.


b. Pemeriksaan kimia darah : hiponatremia, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan
kreatinin meningkat.
c. Pemeriksaan urine : peningkatan BJ urin, peningkatan natrium.
d. Pemeriksaan darah fungsi hati :

pemanjangan masa protombin (bekuan darah)

peningkatan bilirubin dan enzime hati ( SGOT dan SGPT ).

e. Pemeriksaan Ekg : Untuk menegtahui hipertrofi ventrikel/atrial,deviasi


axis, iskemia. Disritmia spt ; takikardi , AF.ST/T elevasi yang meningkat
selama 6 minggu / lebih setelah episode MCI , kemungkinan disebabkan
aneurisma ventrikel ( menimbulkan disfungsi / kegagalan jantung.
8. Penatalaksanaan Medis
a. Pemeriksaaan Oksigen
Pemberian oksigen sangat dibutuhkan, terutama pada pasien gagal jantung
yang disertai dengan edema paru. Pemnuhan oksigen akan mengurangi
kebutuhan miokardium dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen
tubuh..
b. Diuretik
Pemberian diuretik oral atau parenteral akan menurunkan preload dan kerja
jantung.
c. Penatalaksaan Diet
Pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah,mengatur, atau mengurangi
edema.
B. Asuhan keperawatan.
1. Pengkajian
Halhal yang perlu dikaji dalam kasus dengan Congestife heart failure
menurut ( Marilynn E.Doenges, 2002) yaitu:
a. Aktivitas/Istirahat.
Kelelahan/kecapean sepanjang hari
Insomnia, nyeri dada saat aktivitas, dispnoe saat istirahat/dengan
aktivitas.

Gelisah, perubahan status mental, perubahan tanda tanda vital saat


aktivitas.
b.Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, MCI, episode gagal jantung kanan
sebelumnya.
Penyakit katub jantung, bedah jantung, endokarditis,

Sindrom lupus

erimatose (SLE) , anemia, syok septik,bengkak pada kaki, telapak kaki,


abdomen, sabuk terlalu ketat ( pada gagal jantung kanan )
Tanda : TD mungkin menurun ( gagal pemompaan ) normal GJK ringan/
kronis atau tinggi ( kelebihan volume cairan/ peningkatan TD), warna
kulit : kebiruan, pucat,sianotik, punggung kuku : pucat atau sianotik
dengan pengisian kapiler lambat, bunyi nafas : ronchi, edema : mungkin
dependen, umum atau pitiing, khususnya pada ekstremitas.
c. Integritas ego
Gejala : ansietas, khawatir, takut, stres yang b.d penyakit.
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misal : ansietas , marah dan
ketakutan.
d. Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih , urine berwarna gelap, berkemih malam
hari ( nokturia ), diare/konstipasi.
e.Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/ muntah, pembengkakan pada
ekstremitas bawah.
Tanda : penambahan BB cepat.
f. hygiene
Gejala : keletihan, kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri.
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
g.Neurosensori
Gejala : kelemahan, peningkatan episode pingsan.
Tanda : letargi, kuat fikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah
tersinggung.
h.Nyeri/ kenyamanan
Gejala : nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas.

Tanda : tidak tenang, gelisah, fokus menyempit ( menarik diri )

i. pernapasan
Gejala ; dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, penggunaan bantuan pernapasab, misal oksigen atau medikasi.
Tanda : pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan nasal/faring.
b. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miocard, perubahan struktural, perubahan frekuensi , irama dan konduksi
listrik.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.


c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filttrasi
glomerulus/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
d. Pertukaran gas,berhubungan dengan perubahan membran kapiler
alveolus.
e. Integritas kulit, berhubungan dengan tirah baring lama..

f. Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan

mengenai
kurang

kondisi,

program

pengobatan

pemahaman/kesalahan

persepsi

tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal.


c. Intervensi Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miocard, perubahan struktural, perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik.
Tujuan : diharapkan curah jantung kembali adekuat.
Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal, nyeri dada tidak ada.
Intervensi :
1). auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi dan irama jantung.
Rasional : Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat untuk
mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler.
2). catat bunyi jantung.
Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa.
3). pantau TD.

10

Rasional :

Pada CHF dini, sedang atau kronis dapat meningkat

sehubungan dengan SVR.


4). berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
Rasional : Istirahat fisik harus dipertahankan selama CHF akut atau
refraktori

untuk

memperbaiki

efisiensi

kontraksi

jantung

dan

menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen miocard dan kerja berlebihan.


5). kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disoreintasi,
cemas,, dan depresi.
Rasional : Dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder
terhadap penurunan curah jantung.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.
Tujuan : kebutuhan sehari-hari pasien dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :

tanda-tanda vital dalam batas normal sebelum dan

sesudah aktivitas.
Kemampuan pasien dalam aktivitas meningkat secara bertahap.
Intervemsi :
1). Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya
bila pasien menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena
efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh
fungsi jantung.
2). Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi,
disritmia,dispnea, berkeringat, pucat.
Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan
volume selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera
pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan
kelelahan dan kelemahan.
3). Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukan peningkatan dekompensasi jantung dari
pada kelebihan aktivitas.
4). Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
Selingi periode aktivitas dengan periode istirahat.

11

Rasional : Pemunuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa


mempengaruhi stres miokard/ kebutuhan oksigen berlebihan.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

menurunnya laju

filttrasi glomerulus/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium


dan air.
Tujuan : masalah tidak terjadi atau dapat teratasi.
Kriteria Hasil : keluhan sesak dan bengkak berkurang.
BB dan lingkar perut menurun secara bertahap.
Tidak ada distensi berkurang
Intervensi
1). Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana
diuresis terjadi.
Rasional : Haluaran urine mungkin sedikit dan pekat (khususnya
selama sehari) karena penurunan perfusi ginjal.
2). Pantau/ hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama
24 jam.
Rasional : Terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
tiba-tiba/ berlebihan( hipovolemia) meskipun edema/asites masih
ada.
3). Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum
bila mungkin. Berikan perawatan mulut/es batu sebagai bagian dari
kebutuhan cairan
Rasional

Melibatkan

meningkatkan

perasaan

pasien

dalam

mengontrol

program
dan

terapi

kerjasama

dapat
dalam

pembatasan.
4). Askultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan,
contoh krekles, mengi.
Rasional : Kelebihan volume cairan sering menimbulkan kongesti
paru.
5. Pantau TD dan CVP (bila ada)

12

Raiosnal : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan


volume cairan dan dapat menunjukkan terjadinya/ peningkatan
kongesti paru, gagal jantung.
c. Kurang

pengetahuan

berhubungan dengan

mengenai

kondisi,

program

pengobatan

kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang

hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal.


Tujuan : dengan penatalaksanaan khsusus ini, pasien akan mampu
:mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang
dan mencegah komplikasi, melakukan perubahan pola hidup / perilaku
yang diperlukan.
Kriteria Hasil : pasien mampu memahami tentang penyakitnya,pasien
mampu menjelaskan kembali penjelasan yang telah diberikan (tentang
penyakitnya, pengobatan, tanda dan gejala penyakit, diit makanan).
Intervensi :
1).

Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi


kelelahan, dan istirahat diantara aktivitas.

Rasional : Aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi melemahkan


jantung.
2). Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat,
contoh peningkatan berat badan cepat, edema, napas pendek,
peningkatan kelelahan.
Rasional : Pemantauan sendiri meningkatkan tanggung jawab pasien
sering pemeliharaan kesehatan dan mencegah komplikasi, contoh
edema paru, pneumonia.
3). Diskusikan obat, tujuan, dan efek samping. Berikan instruksi secara
verbal dan tertulis.
Rasional : Pemahaman kebutuhan terapeutik dan pentingnya upaya
pelaporan efek samping dapat mencegah terjadinya komplikasi obat.
4). Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko
(contoh, merokok).
Rasional

Menambahkan

pada

kerangka

pengetahuan

dan

memungkinkan pasien untuk membuat keputusan berdasarkan

13

informasi sehubungan dengan kontrol kondisi dan mencegah


berulang/ komplikasi.
.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan

1. Identitas Klien
Nama Tn H, usia 49 tahun, jenis kelamin laki - laki, sudah menikah,
beragama Islam, Suku Jawa, Pendidikan terakhir SMP, Bahasa yang
digunakan Bahasa Indonesia, Alamat rumah Jl. Cipinang Asem rt 13/04 kel.
Kebun pala Kec. Makasar. Masuk RSU UKI pada tanggal 21 Juni 2013,
Ruang Edelweiss, kamar XI, bed II, dengan nomor Register 26.06.53, nomor
MR 99-04-00-00, dengan diagnosa medis Congestive heart failure ( CHF ),
sumber biaya KJS , sumber informasi yang di dapat berasal dari pasien,
keluarga, dan rekam medis.
2. Resume
Pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 04.00 WIB, klien Tn.H datang dengan
keluhan sesak, perut buncit, kaki bengkak, mengeluh dada terasa sakit seperti
tertimpa beban berat. satu bulan yang lalu pernah dirawat di RSU UKI
dengan diagnosa medis Congestive heart failure. Di IGD dilakukan tindakan
mandiri yaitu : observasi tanda tanda vital dengan hasil, tekanan darah : 130
/ 90 mmHg, denyut nadi : 86 x / menit, pernafasan : 38 x / menit, suhu :
36C. Masalah keperawatan yang ditemukan di IGD yaitu pola nafas tidak
efektif. Untuk masalah keperawatan pola nafas tidak efektif diberikan O2
nasal 3 liter /menit, dan memberi posisi yang nyaman yaitu meninggikan
kepala tempat tidur 45. Tindakan kolaborasi pemeriksaan yang dilakukan
pemasangan intravena line, dan pemeriksaan radiologi dan EKG dengan
kesan sumbatan pada dinding depan jantung dan radiologi foto thorax.
kardiomegali , dan harus rawat inap. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi. Pukul 05:01 WIB klien
dipindahkan ke ruang rawat Edelweiss, Diruangan dilakukan pengkajian fisik
dan data yang di temukan klien mengeluh sesak, perut buncit dan kaki
bengkak. Tindakan mandiri yaitu observasi tanda tanda vital dengan hasil,
tekanan darah 140 / 90 mmHg, denyut nadi 84 x / menit, pernafasan 35 x /
menit, suhu 36C. masalah keperawatan yang didapatkan yaitu pola napas

12

13

tidak efektif. Tindakan keperawatan yang dilakukan memberikan posisi semi


fowler, memberikan 02 nasal : 3lpm, dan meneruskan terapi obat yang dari
IGD, dan berkolaborasi dengan tim medis lainnya dalam terapi, diet rendah
garam. Masalah keperawatan pola napas tidak efektif belum teratasi.
3.

Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama yang di rasakan klien yaitu sesak nafas, timbulnya
keluhan secara, bertahap, , upaya mengatasinya pasien berobat ke RSU
UKI Jakarta.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kecelakaan, alergi, dan
pemakain obat.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn. M mempunyai tiga orang anak, dan satu isteri, yang tinggal
dalam satu rumah. Tidak ada penyakit keturunan dari keluarga.
Genogram

Keterangan :
: perempuan hidup
: laki-laki hidup
: laki laki meninggal
: perempuan meninggal
: garis keturunan
: klien
: Tinggal satu rumah
d. Riwayat psikososial dan spiritual
Orang yang terdekat dengan pasien adalah isteri dan anaknya. Pola
komunikasi dalam keluarga dua arah. keputusan dengan bermusyawarah
bersama. Kegiatan sosial yaitu mengikuti pengajian. Dampak penyakit
pasien terhadap keluarga sangat cemas dan khawatir dengan kondisi pasien.
Masalah yang mempengaruhi pasien mengenai penyakitnya, mekanisme

14

koping pasien tidur. Hal dipikirkan saat ini penyakitnya cepat sembuh dan
segera pulang ke rumah. Perubahan yang dirasakan selama jatuh sakit tidak
dapat melakukan aktivitas seprti biasa . Kondisi lingkungan rumah jauh dari
jalan raya.
e. Pola kebiasaan sebelum sakit
Pola nutrisi sebelum sakit frekuensi makan 3/ hari, nafsu makan baik, porsi
makan habis 1 porsi, tidak ada makanan yang tidak di sukai, tidak ada
makanan yang membuat alergi, makanan pantangan tidak ada, tidak
menggunakan obat obatan dan tidak menggunakan alat bantu makan. Pola
eliminasi sebelum sakit buang air kecil kurang lebih 5/hari, warna kuning
jernih, tidak ada gangguan. Buang air besar lancar 1/1 hari, warna kuning,
konsitensi padat, tidak ada keluhan. Pola personal hygiene sebelum sakit
mandi 2/ hari pagi dan sore, sikat gigi 2/hari, cuci rambut 1/minggu.
Pola istirahat dan tidur sakit, lama tidur siang 4 jam, lama tidur malam 6
jam, kebiasaan sebelum tidur menonton TV dan mengobrol. Pola aktivitas
pagi bekerja sebagai buruh, jenis olahraga yang diikuti tidak ada. Kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan klien sebelum sakit, sejak smp merokok dan
minuman keras dan sekarang berhenti me minuman keras dan mengurangi
rokok.
f. Pola kebiasaan setelah sakit
Setelah dirumah sakit frekuensi makan 2 / hari, nafsu makan

baik,

makanan habis 1 porsi, diet makanan 1700 kalori, minum 2250 Impep, tidak
menggunakan alat bantu makan. Pola eliminasi setelah dirumah sakit sering
buang air kecil tetapi sedikit sedikit, buang air kecil 4 / hari, warna
kuning, buang air besar 1/ hari, warna kuning, konsistensi 1/2 padat, buang
air besar lancar. Pola personal hygiene setelah dirumah sakit mandi 1/hari,
pada sore hari, sikat gigi 2/ hari pagi dan sore hari. Pola istirahat dan tidur,
setelah dirumah sakit lama tidur siang 2 jam, lama tidur malam 8 jam,
kebiasaan sebelum tidur berbincang bincang dengan isteriny. Pola aktivitas
dan latihan setelah masuk rumah sakit pasien tidak ada mengikuti aktivitas
apapun. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan setelah masuk rumah

15

sakit pasien tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan tidak
mengkonsumsi napza.
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Kesadaran kompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan
darah 130/ 90 mmHg,

nadi 84 x/menit, suhu 36,C, pernafasan 28

x/menit, klien mengatakan berat badan sebelum sakit 69 kg, berat badan
yang di ukur saat dilakukan pengkajian 67 kg, tinggi badan 163 cm,
keadaan umum tampak sakit sedang, tidak ditemukan pembesaran kelenjar
getah bening.
b. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva anemis, kornea mata keruh, sklera anikterik, pupil isokor,
tidak ada kelainan pada otot otot mata, fungsi penglihatan baik, tidak
ada tanda tanda radang, reaksi terhadap cahaya positif kanan dan kiri,
tidak menggunakan kontak lensa, tidak menggunakan kacamata baca.
c. Sistem pendengaran
Daun telinga normal, tidak terdapat serumen, kondisi telinga tengah
normal, tidak terdapat cairan dari telinga, dan tidak terasa penuh, tidak
ada tinitus di telinga, fungsi pendengaran normal, tidak terjadi gangguan
keseimbangan dan tidak memakai alat bantu dengar.
f. Sistem kardiovaskuler
Nadi 84/menit, iramanya teratur, tekanan darah 130/90 mmHg, tidak
ditemukan pembesaran vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna
kulit sawo matang, pengisian kapiler < 2 detik, tidak ada edema,
kecepatan denyut apikal 90/menit, irama denyut apikal teratur, tidak
ditemukan kelainan bunyi jantung dan tidak ada sakit dada.
g. Sistem hematologi
Klien tidak tampak pucat dan tidak ada perdarahan.
h. Sistem syaraf pusat
Tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos mentis GCS E
: 4, M : 5, V : 6, tidak ada peningkatan tekanan intra kranial, tidak ada

16

gangguan persyarafan, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak


ada.
i. Sistem pencernaan
Tidak ada menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah tidak
kotor, salifa normal.
j. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas bau keton, poliuri, polidipsi,
tidak ada luka ganggren.
k. Sistem urogenital
Balance cairan: -1650 cc (intake 1300 cc, output : urine 2200cc, IWL 750
cc), tidak ada distensi kandung kemih.

l. Sistem integumen
Turgor kulit elastis, temperatur kulit hangat, warna kulit sawo matang,
keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi kulit daerah
pemasangan infus baik, tidak ada tanda tanda radang, tekstur rambut
baik.
m. Sistem muskuloskletal
tidak ada kesulitan dalam pergarakan,tidak ada kelainan pada bentuk
tulang sendi, struktur tulang belakang, kekuatan
555 otot
555
5
555

5
555

n. Data tambahan
Klien mengatakan perut terasa kembung, kaki sebelah kanan oedema,
cepat lelah jika jalan dan beraktivitas, dan juga kurang mengerti tentang
penyakitnya.
o. Data penunjang
1) Pemeriksaan radiologi pada tanggal 21 Juni 2013
Hasil dari foto thorakx : Kardiomegali.
2) Pemeriksaan laboratorium
Pada tangal 21 Juni 2013 dilakukan pemeriksaan rontgen foto thorax
dengan kesal kardiomegali. Pada Sabtu 22 Juni 2013 dilakukan
pemeriksaan laboratorium elektrolit dengan hasil Natrium 144

17

mmol/l, Kalium 2,9 mmol/l, Clorida 102 mmol/l, Ureum darah 47,7
mg/ dl, Creatinin darah 1,93 mg/ dl.
3) Penatalaksanaan
a) Diet rendah garam : 1700 Kalori.
b) Terapi obat
Aspilet tablet 1 x 80 mg diberikan jam 06, captropil 2 x 25 mg
diberikan pukul 06, dan 18 WIB, aldactone 1 x 50mg diberikan
pukul 06:00, simvastatin 1x 20 mg diberikan pukul 06:00 WIB ,
ksr 3 x 1 tab diberikan pukul 06, 12 dan 18 WIB, vip albumin 3 x 2
cap 06, 12, dan 18 WIB, omz 2 x 1 tab diberikan pukul 06, dan 18
WIB, sringpamp lasix 10 mg.
4) Data fokus
a) Data subyektif
Klien mengatakan perut terasa buncit dan kembung, klien
mengatakan kaki bengkak , klien mengatakan kadang-kadang
masih merasakan sesak, klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakitnya.
b) Data objektif
Kesadaran kompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang,
tekanan darah 130 / 90 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,C,
pernafasan 28 x/menit, konjungtiva anemis, pengisian kapiler < 2
detik, mukosa mulut lembab, turgor kulit sedang, berat badan
sebelum sakit 69 kg, saat sakit 67 kg, tinggi badan 162 cm, Diet
1700 kalori, makanan satu porsi, balance cairan intake: 1300 cc ,
output: 2950, balance -1650, perut terasa buncit, kaki sebelah
oedem, BB sebelum sakit 69 kg, sesudah sakit 67 kg, 02 nasal L
3lpm, posisi tidur lurus menggunakan dua bantal. Klien tampak
terbatas dalam melakukan aktivitas, klien tampak terbaring di
tempat tidur, klien tampak di bantu oleh perawat dan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan aktivitas seperti mandi, toileting,
pasien tampak bertanya-tanya, dan expresi wajah tampak
bingunng.

18

Analisa data
NO
Data
1.
DS : Pasien mengatakan

Masalah
Penurunan curah

Etiologi
Gangguan kontraktilitas

jantung

mycoard.

syrempump lasix 10 mg.


DS: Pasien mengatakan perut

Kelebihan volume

menurunnya laju filttrasi

buncit dan kembung .

cairan

glomerulus/meningkatnya

DO : Hasil foto thorax :

berhubungan.

produksi ADH dan retensi

kadang-kadang masih sesak.


DO : td : 130/90 mmHg, sh :
36, n : 84x/mnt, rr : 28 x/mnt.
Akral dingin, terpasang 02
nasal : 3 lpm, terpasang
2.

kardiomegali, BB: 67 kg, Lp:

natrium dan air.

104 cm, kaki oedem, balance


cairan : intake 1300 cc
Output : 2900 cc
3.

Balance : -1650 cc
DS: Pasien mengatakan sesak,

. Intoleransi

. ketidakseimbangan

cepat lelah, dan kaki oedema.

aktivitas

antara suplai oksigen

DO : ku : tss, kes ; cm, td :

dengan kebutuhan tubuh

130/90 mmHg, n : 84x/mnt,


rr : 28x/mnt, terpasang 02
nasal : 3 lpm, kebtuhan pasien
dibantu sebagian oleh perawat
4.

dan keluarga .
DS : Pasien mengatakan

Kurang

Kurangnya informasi/

kurang mengerti tentang

pengetahuan

pemahaman tentang

penyakitnya.
DO : Pasein tampak bertanyatanya tentang penyakitnya,

penyakitnya.

19

expresi wajah tampak bingung.

Diagnosa Keperawatan :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miocard,
perubahan struktural, perubahan frekuensi , irama dan konduksi listrik.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dengan kebutuhan tubuh.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

menurunnya laju filttrasi

glomerulus/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.


4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan
dengan

kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi

jantung/penyakit/gagal.
Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Keperawatan.
1. Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas mycoard.
DS

: Pasein mengatakan kadang-kadang masih merasa sesak.

DO

: Td : 130/90 mmHg, sh : 36 , n : 84x/mnt , akral dingin, terpasang 02


nasal : 3 lpm, obat : aspilet tab 1x80 mg, captropil 2x 25 mg,
terpasang syrempump lasix 10 mg.

Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam


diharapkan masalah penurunan curah jantung dapat teratasi.

Kriteria Hasil : tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah : 100/70
mmHg , nadi : 60-100, rr : 16-20.
Rencana tindakan
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.

20

Pelaksanaan
Tanggal 25 juni 2013
Pkl 11:00 WIB mengukur tanda-tanda vital

hasil

Td : 130/90 mmHg, N:

84x/mnt, Sh : 36 , Rr: 28x/mnt. Pkl 12:00WIB mengkaji keluhan pasien, hasil :


pasien mengatakan kadang-kadang masih merasakan sesak, mengobservasi o2
nasal pasien , hasil : terpasang 02 nasal ; 3 lpm.
Evaluasi :
Tanggal 25 juni 2013
Subjektif

: pasien mengatakan kadang-kadang masih sesak.

Objektif

: Td : 130/90mmHg , N: 84x/mnt, Sh : 36, Rr: 28x/mnt, akral

dingin , terpasang 02 nasal ; 3 lpm.


Analisa data

: Tujuan belum tercapai masalah Penurunan curah jantung


belum teratasi.

Perencanaan :
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.
Pelaksanaan
Tanggal 26 juni 2013
Pkl 10:00. Pasein mengatakan kadang-kadang masih merasa sesak.
Evaluasi :
Tanggal 26 juni 2013
Subjektif

: pasien mengatakan kadang-kadang masih sesak .

Objektif

: Td : 130/90 mmHg, sh : 36 , n : 84x/mnt , akral dingin,

terpasang 02 nasal : 3 lpm, obat : aspilet tab 1x80 mg, captropil 2x 25 mg,
terpasang syrempump lasix 10 mg.

21

Analisa data

: Tujuan belum tercapai masalah Penurunan curah jantung

belum teratasi.
Perencanaan :
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.
Pelaksanaan.
Pada tanggal 27 juni 2013
Pkl 09:40 mengukur tanda-tanda vital Td : 120/80 mmHg, N: 80x/mnt, Sh : 36 ,
Rr: 26x/mnt. Pkl 10 : 10 mengkaji keluhan pasien, hasil : pasien mengatakan
kadang-kadang masih merasakan sesak, mengobservasi o2 nasal pasien , hasil :
terpasang 02 nasal ; 3 lpm.
Evaluasi :
Tanggal 27 juni 2013
Subjektif

: pasien mengatakan kadang-kadang masih sesak

Objektif

: tensi : 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, Sh : 36 Rr: 26 x/mnt,

terpasang syrempump lasix 10 mg.


Analisa data

: Tujuan belum tercapai masalah Penurunan curah jantung

belum teratasi.
Perencanaan :
a. Auskultasi nadi apikal: kaji frekuensi irama jantung.
b.Catat bunyi jantung.
c.Pantau TD.
d.Berikan istirahat semi fowler pada tempat tidur.
e.Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan
depresi.

22

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen dengan kebutuhan tubuh.
DS

: Pasien mengatakan perut buncit, dan kembung.

DO

: Hasil foto thorax : kardiomegali , BB ; 67 kg , Lp: 104 cm , balance

cairan : intake 1300 cc ( minum) output 2200 cc (urine ) +750 ( IWL ) = -1650
cc.
Tujuan ; setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
gangguan keseimbangan cairan berlebihan dapat teratasi.
Kriteria Hasil : BB dan Lingkar Perut menurun secara bertahap, keluhan sesak
dan bengkak berkurang.
Rencana tindakan ;
a.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
b.Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea,berkeringat, pucat.
c.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
d.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
Pelaksanaan :
Pada tanggal 25 juni 2013
Pkl 10 : 20 mengkaji keluhan pasien dengan hasil pasien mengatakan terasa
buncit dan kembung, menghitung pernapasan pasien selama 1 meni dengan hasil:
frekuensi nafas : 28 x/mnt, Pkl 10 : 50 mengambil hasil foto thorax pasien
keruang radiologi dan melihat hasilnya : kesan : kardiomegali, pkl 11:30
mengukur lingkar perut dan menimbang berat badan dengan hasil BB: 67kg ,Lp:
104 cm.
Evaluasi .
Pada tanggal 25 juni 2013
Subjektif: Pasein mengatakan perut terasa buncit dan kembung.
Objektif: hasil foto thorax : kardiomegali, BB : 67 kg , LP : 104 cm,
, balance cairan : intake 1300 cc ( minum) output 2200 cc (urine ) +750 ( IWL )
= -1650 cc

23

Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah Gangguan keseimbangan cairan


berlebihan belum teratasi.
Perencanaan :
a.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
b.Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea,berkeringat, pucat.
c.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
d.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
Pada tanggal 26 juni 2013
Pkl 10 : 00 mengkaji keluhan pasien dengan hasil pasien mengatakan terasa
buncit dan kembung, menghitung pernapasan pasien selama 1 menit dengan
hasil: frekuensi nafas : 26x/mnt, pkl 10: 15 mengobservasi tanda-tanda vital
dengan hasil td : 130/90 mmHg, Sh: 36, N: 80 x/mnt.
Evaluasi .
Pada tanggal 26 juni 2013
Subjektif

: Pasein mengatakan perut terasa buncit dan kembung.

Objektif

: Td : 130/90 mmHg, Sh: 36, N : 80x/mnt Rr : 26x/mnt , lingkar

perut 104 cm.


Analisa data

: Tujuan belum tercapai masalah Gangguan keseimbangan

cairan berlebihan belum teratasi.


Perencanaan :
a.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
b.Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea,berkeringat, pucat.
c.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
d.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.

24

Pelaksanaan.
Pada tanggal 27 juni 2013
Pkl 10:00 mengobservasi tanda-tanda vital td : 120/80 mmHg, Sh : 36 , N: 82
x/mnt. Pkl 10:15 menghitung pernafasan dengan hasil frekuensi 26x/mnt.
Evaluasi .
Pada tanggal 27 juni 2013
Subjektif

: Pasein mengatakan perut terasa buncit dan kembung.

Objektif

: Td : 120/80 mmHg, Sh: 36, N : 82 x/mnt Rr : 26x/mnt, lingkar

perut 104 cm.


Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah Gangguan keseimbangan cairan
berlebihan belum teratasi.
Perencanaan :
a.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
b.Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea,berkeringat, pucat.
c.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
d.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
3.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

menurunnya laju filttrasi

glomerulus/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air


DS
DO

: Pasien mengatakan sesak, cepat lelah, dan kaki oedema .


: Ku: tss, kes : cm , td : 120/80 mmHg, N: 84x/mnt, terpasang

syrempump Lasix 10 mg, rr ; 28x/mnt, terpasang 02 nasal : 3 lpm, ksr 3 x1 tab,


aldactone 1 x 50 mg, vip albumin 3 x 2 cap, ureum : 47.7 H, creatinin : 1.93 H,
kalium : 2.9 L.
Tujuan

: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan kebutuhan sehar-hari pasien dapat teratasi.


Kriteria hasil

: tanda-tanda vital dalam batas normal sebelum dan sesudah

aktivitas, kemampuan pasien dalam aktivitas meningkat secara bertahap.

25

Rencana tindakan :
a.Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.
b.Pantau/ hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
c.Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum bila
mungkin. Berikan perawatan mulut/ es batu sebagai bagian dari kebutuhan
cairan.
d. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan, contoh :
krekels, mengi.
e. Pantau TD dan CVP ( bila ada).
Pelaksanaan :
Pada tanggal 25 juni 2013
Pkl 10:20 merapihkan tempat tidur pasien, hasil tempat tidur terlihat rapih, Pkl
12:00 mengobservasi kondisi pasien hasil pasien tampak nyaman, ku : tampak
sakit sedang, mengobservasi 02 nasal pasien hasil : masih terpasang 02 nasal ; 3
lpm.
Evaluasi :
Pada tanggal 25 juni 2013
Subjektif: Pasien mengatakan sesak, cepat lelah, dan kaki oedema .
Objektif : ku : tss, kes : cm, td : 130/90mmHg, N: 84 x/mnt, 02 nasal : 3 lpm,
terpasang sringpamp lasix 10 mg, kebutuhan pasien dibantu sebagian oleh
perawat dan keluarga.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah

Keterbatasan aktivitas b.d

ketidakseimbangan antara 02 yang dipakai dan dibutuhkan kelemahan berbaring


lama/imobilisasi belum teratasi
Perencanaan :
a.Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.
b.Pantau/ hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
c.Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum bila
mungkin. Berikan perawatan mulut/ es batu sebagai bagian dari kebutuhan
cairan.
d. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan, contoh :
krekels, mengi.

26

e. Pantau TD dan CVP ( bila ada0


Pada tanggal 26 juni 2013.
Pkl 09:15 mengobservasi kondisi pasien hasil pasien tampak nyaman dan duduk
di tempat tidur dengan tenang. , ku : tss, mengobservasi 02 nasal pasien hasil :
masih terpasang 02 nasal ; 3 lpm, pkl 09:30 merapihkan tempat tidur pasien
dengan hasil tempat tidur terlihat rapi, pkl 10:40 mengobervasi tanda-tanda vital :
td : 120/80 mmHg, N: 82 x/mnt.
Evaluasi
Subjektif :. Pasien mengatakan sesak, cepat lelah, dan kaki oedema .
Objektif : ku : tss, kes : cm, td : 120/80mmHg, N: 82 x/mnt, 02 nasal : 3 lpm,
kebutuhan pasien dibantu sebagian oleh perawat dan keluarga.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah

Keterbatasan aktivitas b.d

ketidakseimbangan antara 02 yang dipakai dan dibutuhkan kelemahan berbaring


lama/imobilisasi belum teratasi.
Perencanaan :
a.Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.
b.Pantau/ hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
c.Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum bila
mungkin. Berikan perawatan mulut/ es batu sebagai bagian dari kebutuhan
cairan.
d. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan, contoh :
krekels, mengi.
e. Pantau TD dan CVP ( bila ada).

Pada tanggal 27 juni 2013


Pkl 11:00 menghitung pernapasan dengan hasil frekuensi napas 26 x/mnt,
mengobservasi kondisi pasien hasil pasien tampak nyaman , ku : tss,
mengobservasi 02 nasal pasien hasil : masih terpasang 02 nasal ; 3 lpm.

27

Evaluasi
Subjektif :. Pasien mengatakan sesak, cepat lelah, dan kaki oedema .
Objektif : ku : tss, kes : cm, Rr: 26x/mnt , terpasang 02 nasal : 3 lpm, kaki kanan
tampak odema.
Analisa data :

Tujuan belum tercapai masalah Keterbatasan aktivitas b.d

ketidakseimbangan antara 02 yang dipakai dan dibutuhkan kelemahan berbaring


lama/imobilisasi belum teratasi.
Perencanaan :
a.Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.
b.Pantau/ hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
c.Buat jadwal pemasukan cairan, digabung dengan keinginan minum bila
mungkin. Berikan perawatan mulut/ es batu sebagai bagian dari kebutuhan
cairan.
d. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan atau bunyi tambahan, contoh :
krekels, mengi.
e. Pantau TD dan CVP ( bila ada).

4.kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi / pemahaman tentang


penyakitnya.
DS : Pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.
DO : Pasien tampak bertanya-tanya , expresi wajah tampak bingung.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
pengetahuan pasien dapat memahami tentang penyakitnya .
Kriteri Hasil : Pasien mampu menjelaskan kembali penjelasan yang telah
diberikan tentang penyakitnya, tanda dan gejala.
Recana tindakan :
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.

28

d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
Pelaksanaan :
Pada tanggal 25 juni 2013
Pkl 13:15 Kaji kesiapan pasien untuk mendapatkan informasi hasilnya ; pasien
menyetujui besok diberikan penyuluhan tentang penyakitnya. Pkl 13: 40 balance
cairan : minum 2 kali = 400, urine 2 x = 400 total 800 cc.
Evaluasi :
Subjektif : pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.
Objektif : pasien tampak bertanya-tanya dan expresi wajah tampak \bingung.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah kurang pegetahuan b.d kurang
pemahaman tentang penyakitnya belum teratasi.
Perencanaan :
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
Pelaksanaan.
Pada tanggal 26 juni 2013.
Pkl 14:10- 14:30 memberikan penkes tentang diit gagal jantung dengan hasil :
pasien dapat mengerti tentang diit gagal jantung, pasien dapat menyebutkan 3
tanda dan gejala gagal jantung dengan hasil : sesak nafas, tekanan darah tinggi,
dan kaki , kulit bengkak.
Evaluasi :
Paea tanggal 26 juni 2013
Subjektif : pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.

29

Objektif : pasien tampak tenang dalam menjelaskan sesuai dengan katakatanya,dan pasien menerima leflet yang diberikan.
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah kurang pegetahuan b.d kurang
pemahaman tentang penyakitnya belum teratasi.
Perencanaan :
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).
Pada tanggal 27 juni 2013
Pkl 11:15 mengobservasi pengetahuan tentang penyakitnya dengan hasil pasien
dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari gagal jantung.
Evaluasi :
Subjektif : pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya.
Objektif pasien dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari gagal
jantung .
Analisa data : Tujuan belum tercapai masalah kurang pegetahuan b.d kurang
pemahaman tentang penyakitnya belum teratasi.
Perencanaan.
a.Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat diantara aktivitas.
b. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh:
peningkatan berat badan cepat,edema,napas pendek, peningkatan kelelahan.
c. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
d. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko (contoh
merokok).

30

BAB IV
PEMBAHASAN.

Bab pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dan praktik, analisa
faktor-faktor pendukung dan penghambat serta alternatif pemecahan masalah
dalam memberikan asuhan keperawatan di tiap tahapan.
A. Tahap pengkajian
Pada etiologi penulis di temukan adanya perbedaan antara teori dan kasus di
teorin etiologi yaitu kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi
sistemik atau hipertensi pulmonal, peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif, penyakit jantung yang lain, sedangkan dikasus etiologinya yaitu
kelainan otot jantung. Pada manifestasi klinis penulis tidak ditemukan perbedaan
antara teori dan kasus, dimana manifestasi klinis pada teori meliputi gagal jantung
kiri menyebabkan kongestif,orthopnea,paroxismal nokturnal, dispnea, batuk,
mudah lelah, ronkhi, gelisah dan cemas, gagal jantung kanan menyebabkan
peningkatan vena sistemik: gejala seperti odema perifer, peningkatan BB, distensi
vena jugularis, hepatomegali,asites, mual. Sedangkan pada kasus manifestasi
klinis yang ditemukan adalah, mudah lelah, dan ronkhi.
Dimana pemeriksaan penunjang pada teori meliputi pemeriksaan rontgen dada,
kimia darah, urine, fungsi hati, elektrokardiografi, sedangkan pada kasus hanya
dilakukan pemeriksaan rontgen dada, elektrokardiografi, elektrolit, foto thorax
pada tanggal 21 juni 2013. Penatalaksanaan medis ditemukan adanya perbedaan
teori dan kasus, di teori tidak dibatasi waktu sedangkan di kasus dibatasi waktu.
Faktor pendukung klien kooperatif, faktor penghambatnya tidak ada.

B. Diagnosa keperawatan.
Pada Dignosa keperawatan yang muncul pada teori ada 6 dan kasus ada 4. Ada 2
diagnosa pada teori yang tidak ditemukan pada kasus yaitu pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus, integritas kulit
30

31

berhubungan dengan tirah baring lama. Sedangkan pada kasus hanya ditemukan 4
diagnosa tentang

congestive heart failure yaitu

penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miocard, gangguan keseimbangan


cairan berhubungan dengan penurunan filtrasi glomerular (penurunan curah
jantung), intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakmampuan antara 02
yang dipakai dan dibutuhkan kelemahan berbaring lama/imobilisasi, kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi/pemahaman tentang
penyakitnya.
Faktor pendukung dalam melakukan asuhan keperawatan yaitu klien dapat
menjelaskan seluruh keluhan yang klien rasakan. Sedangkan faktor penghambat
dalam menegakkan diagnosa yaitu sulitnya mencari buku sumber untuk di jadikan
referensi karena keterbatasan buku yang tersedia di perpustakan. Dari faktor
penghambat yang penulis temukan maka penulis mengambil alternatif dalam
pemecahan masalah ini yaitu mencari buku sumber dari salah satu toko-toko buku
yang ada di jakarta.
C. Tahap perencanaan
Dalam memprioritaskan perencanaan semua intervensi yang ada di teori dan
kasus sama. Sama-sama memprioritas masalah utama yaitu penurnan curah
jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial, perubahan
frekuensi, perubahan struktural. Pada perncanaan yang terdapat pada teori dan
kasus beda di teori yaitu tidak dibatasi waktu sedangkan di kasus dibatasi waktu,
melakukan seluruh intervensi yang ada pada teori dan kasus, yang menjadi faktor
penghambat dalam melakukan perencanaan tidak ditemukan karena semua
perencanaan dibuat sesuai dengan kondisi klien saat itu, dan yang menjadi faktor
pendukungnya

yaitu

tersedianya

buku-buku`yang

berhubungan

dengan

congestive heart failure sehingga penulis mudah dalam penyusunan perencanaan.

D. Tahap pelaksanaan
Penatalaksanaan di teori dan kasus beda, di teori penatalaksaan pemeriksaan
oksigen, terapi nitrat dan vasodilator, diuretik, dan penatalaksanaan diet,
sedangkan pada kasus pemeriksaan oksigen, dan penatalaksanaan diet. Faktor
pendukung pelaksanaan dapat dilakukan dengan cara berkolaborasi, klien mau
berpartisipasi karena ingin cepat sembuh, dan ada hubungan saling percaya

32

antara perawat dan klien sehingga tindakan keperawatan dapat dilaksanakan.


Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien adalah keterbatasan waktu penulis. Dari faktor
penghambat yang penulis temukan maka penulis mengambil alternatif dalam
pemecahan masalah ini yaitu mendelegasikan semua rencana tindakan
keperawatan kepada perawat ruangan.
E. Tahap evaluasi
Pada teori tahap evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah
mencapai tujuan yang ditetapkan), memodifikasi rencana tindakan keperawatan
(klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan), meneruskan rencana
tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tujuan). Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan
keperawatan yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif).
Pada kasus evaluasi dilakukan pada tahap terakhir setelah melakukan tindakan
keperawatan, yang bertujuan untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pada kasus perawat menggunakan evaluasi proses
(formatif) dimana evaluasi yang dilakukan segera setelah melakukan tindakan
dan dibuat dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, analisa data, perencanaan )
dan juga digunakan evalusi hasil (sumatif) untuk menilai tujuan yang
diharapkan. Pada kasus evaluasi yang didapatkan adalah diagnosa satu, tujuan
belum tercapai, masalah belum teratasi, sedangkan pada diagnosa dua, tujuan
belum tercapai dan masalah belum teratasi, diagnosa tiga tujuan tercapai
sebagian dan masalah mulai teratasi. Pada diagnosa empat tujuan tercapai
sebagian dan masalah mulai teratasi. Faktor pendukung yang mempengaruhi
keberhasilan asuhan keperawatan adalah klien mempunyai keinginan yang
tinggi untuk sembuh dan mau berpartisipasi dalam tindakan yang diberikan.
Sedangkan faktor penghambat yang menyebabkan tujuan belum tercapai dan

33

masalah belum teratasi adalah kurang pekanya perawat ruangan terhadap respon
klien dan keterbatasan waktu penulis memberikan asuhan keperawatan. Dari
faktor penghambat yang penulis temukan maka penulis mengambil alternatif
dalam pemecahan masalah ini yaitu mendelegasikan semua rencana tindakan
keperawatan kepada perawat ruangan.

BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.H yang dirawat diruang
Edellweiss Di RSU.UKI mulai dari pemdahuluan sampai pembahasan, maka
pada bab ini penulis menyimpulkan serta memberikan beberapa saran yang
mungkin berguna untuk perbaikan dan kemajuan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan congestive heart failure waktu yang akan datang.
Berdasarkan dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada
tanggal 25 sampai 27 Juni 2013.

A. Kesimpulan
Pada pengkajian penulis memperoleh kesimpulan bahwa pada manifestasi
klinis tidak ditemukan perbedaan antara teori dan kasus, pemeriksaaan
penunjang tidak ditemukan perbedaan antara teori dan kasus, dan pada
penatalaksanaan tidak ditemukan perbedaan antara teori dan kasus. Dalam
merencanakan asuhan keperawatan penulis tidak mengalami kesulitan karena
sesuai tujuan yang diharapkan dan yang membahas tentang congestive heart
failure.
Pada diagnosa keperawatan dalam teori ada sembilan diagnosa, sedangkan
pada kasus hanya ditemukan empat diagnosa.
Pada perencanaan prioritas dalam dan kasus sama-sama memprioritaskan
utamanya yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitasmiocard, perubahan frekuensi.
Pada pelaksanaan intervensi teori dan kasus sama, tetapi pada kasus lebih
mempehatikan kondisi klien.
Pada evaluasi data subjektif dan objektif sangat membantu penulis
melakukan asuhan keperawatan, masalah keperawatan hanya sebagian yang
teratasi.
Saran.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan
Congestive heart failure, maka penulis ingin menyampaikan saran yang
34

35

kiranya dapat membantu dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada


klien dengan congestive heart failure..
Adapun saran penulis adalah :
1. Untuk diri sendiri, harus lebih meningkatkan pengetahuan dan memperluas
wawasan dengan lebih banyak membaca buku dan mencari tahu tentang
perkembangan ilmu keperawatan tentang diabetes mellitus sebelum
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan congestive heart failure..
2. Untuk klien diharapkan lebih banyak meluangkan waktu untuk istirahat, dan
menjaga pola makan, dan kontrol secara teratur.
3. Untuk keluarga diharapkan mampu merawat anggota keluarga yang
menderita diabetes mellitus dengan cara memeriksakan ke pelayanan
kesehatan secara teratur, dan melaksanakan semua program yang di berikan
dari rumah sakit, terutama dalam mengontrol pola makan klien.
4. Untuk perawat ruangan Edelweiss, diharapkan dapat memberikan asuhan
keperawatan lebih baik lagi dan efesien sehingga klien yang dirawat di ruang
Edelweiss RSU UKI mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
5. Untuk Institusi pendidikan, penulis mengharapkan agar Institusi pendidikan
lebih menambah dan menyediakan buku buku diperpustakaan yang terbitan
terbaru agar pemahaman mahasiswa semakin meningkat, terutama mengenai
congestive heart failure.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


Pokok Bahasan

: Mengenal Gagal Jantung.

Sub Pokok Bahasan

: Mengenal diit pada gagal jantung.

Hari/Tanggal

: Rabu, 26 Juni 2013.

Waktu

: 15 menit.

Tempat
Sasaran

: Ruang Edellweiss kamar XI.


: Klien dan anggota keluarga.

36

I.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang gagal jantung peserta
diharapkan mampu menjelaskan tentang diit tentang gagal jantung.

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan tentang perawatan ispa pada anak keluarga
mampu:
1. Menjelaskan definisi dari gagal jantung
2. Menyebutkan penyebab gagal jantung
3. Menyebutkan tanda dan gejala gagal jantung.
4. Menyebutkan komplikasi bila tidak segera ditangani pada gagal jantung.
5. Menyebutkan cara pencegahan.
6. Menyebutkan contoh menu makanan sehari-hari.

IV.

KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN PENYULUH
A. Pendahuluan
1. Memberikan salam
1. Memperkenalkan diri/perkenelan

KEGIATAN PESERTA
1. Menjawab salam
2. Menyimak dan memperkenalkan

2. Mengkomunikasikan pokok

diri
3. Menyimak dan memperhatikan

bahasan dan sub pokok bahasan


3. Mengkomunikasikan tujuan
4. Menjelaskan kegiatan penyuluhan

4. Menyimak
5. Menyimak

B. Kegiatan Inti
1. Menjelaskan tentang pengertian

1. Menyimak dan memperhatikan.

CHF.
2. Menjelaskan penyebab CHF
3. Memberi kesempatan peserta

2. Menyimak dan memperhatikan.


3. Mengajukan pertanyaan

untuk bertanya.
4. Menjelaskan tanda dan gejalan

4. Memperhatikan

dari gagal jantung.


5. Menjelaskan komplikasi CHF.
6. Menjelaskan cara pencegahan

5. Menyimak dan memperhatikan


6. Menyimak dan memperhatikan

CHF.
7. Menyebutkan contoh menu

7. Menyimak

makanan sehari-hari CHF.


8. Memberi kesempatan peserta

8. Bertanya

37

untuk bertanya
C. Penutup
1. Menyimpulkan materi pengajaran

1.

secara bersama-sama.
2. Memberikan evaluasi secara
V.

Menyimak dan ikut


berpartisipasi

2.

Mengerjakan evaluasi.

tertulis
METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

VI.

MEDIA
1. Leaflet (brosur)
2. Booklet

VII.

ALAT
Penggaris, spidol, dan kertas.

VIII.

SUMBER
1. Smeltzer, suzane.c. (2001/). Buku Ajar Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth .Alih bahasa; Agung waluyo. Edisi 8 vol.2 Jakarta:EGC.

IX.

EVALUASI

Prosedur

: post test

Waktu

: 10 menit

Bentuk soal

: lisan

Jumlah soal

: 5 soal

Jenis soal

: lisan (Tanya jawab)

X.

BUTIR SOAL
1. Apa pengertian dari gagal jantung ?
2. Apakah tanda dan gejala dari gagal jantung?
3.Apakah penyebab dari gagal jantung ?

XI.

KUNCI JAWABAN
1. Congestive Heart Failure ( Gagal Jantung) adalah ketidakmampuan jantung
memompa darah yang cukup untuk kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh.
2. Sesak nafas, batuk-batuk, tekanan darah tinggi, cepat lelah dan kulit, tangan atau
kaki bengkak.

38
3. Bawaan/ genetik, kerusakan otot jantung, pelebaran ventrikel yang dapat
menimbulkan kematian, radang pada otot jantung, pembuluh darah vena melebar.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Sp : I
Pertemuan: pertama
Nama Pasien : Tn. H
Hari /tanggal : Rabu 26 juni 2013
Ruangan :Edellweiss.
A. Proses Keperawatan
1. kondisi pasien
a. data subjektif :
klien mengatakan : sesak nafas, tidak mengerti tentang penyakitnya.
B. Data Objektif
Klien tampak
Tampak sakit sedang
02 nasal : 3 lpm.
2. diagnosa keperawatan
Pola nafas tidak efektif.

39

3. tujuan khusus
1. klien mampu mengerti tentang penyakitnya.
4. tindakan keperawatan
1. memberikan penyuluhan tentang gagal jantung.
B. Strategi keperawatan .
1.fase orientasi
a. salam terapeutik
selamat pagi pak, perkenalan nama saya suster romaida senangnya dipanggil
suster ida, sesuai janji kontrak kita kemarin memberikan penyuluhan tentang
gagal jantung, kira-kira waktunya 15 menit . dimulai ya pak. Heri
b. evaluasi / validasi
bagaimana perasaan bapak hari ini?
c. kontrak
1. topic : hari ini kita memberikan penyuluhan tentang gagal jantung.
2. tempat : di kamar XI ruang Edellweis
3. waktu : kira-kira 15 menit, yak pagi.
4. Tujuan : agar bapak mengerti tentang gagal jantung.
2. fase kerja
Pengertian dari gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung memompa
darah yang cukup untuk kebutuhan 02 dan nutrisi jaringan tubuh, tanda dan
gejala dari gagal jantung: sesak nafas, cepat lelah, tekanan darah tinggi, kulit
dan tangan bengkak, penyebab gagal jantung : genetik, kerusakan otot
jantung. Bagaimana bapak sudah mengerti ?
3. fase terminasi
a. evaluasi subjektif :
bagaimana perasaan bapak , setelah suster berikan penyuluhan tentang gagal
jantung?
b. evaluasi objektif :
tadi, sr. Sudah menjelaskan, sekarang coba bapak sebutkan lagi pengertian,
tanda dan gejala pada gagal jantung .
c. rencana tindak lanjut
Suster harap bapak dapat mengerti dan memahami tentang gagal jantung.
d. kontrak yang akan datang .
topik: nanti suster balik lagi apakah bapak masih mengingat tentang
penyuluhan tadi suster berikan.
Tempat : masih dikamar xi bapak saja.
Waktu: kira-kira 30 menit yak pak.

Anda mungkin juga menyukai