Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Langkah Pengerjaan


4.1.1
Membuat Rangka
1. Memotong Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
Besi hollow 35 x 35 x 2 bahan ST-37
Besi plat U 69 x 40 x 4,5

Gambar 4.1 Konstruksi Rangka


a. Kaki Meja

33

34

Potong besi hollow 35 x 35 x 2 mm sepanjang 800 mm sebanyak 4


buah
b. Penyangga Alas Meja
1) Potong besi hollow 35 x 35 x 2 mm sepanjang 700mm sebanyak 3
buah
2) Potong besi hollow 35 x 35 x 2 mm sepanjang 500mm sebanyak 6
buah
c. Landasan Aktuator
1) Potong besi plat U 69 x 40 x 4,5 mm sepanjang 790 mm sebanyak
2 buah
2) Potong besi plat U 69 x 40 x 4,5 mm sepanjang 500 mm sebanyak
2 buah
2. Proses Pengelasan
a. Las kaki meja dengan rangka alas meja 500mm atas dan bawah
sebanyak 8 kali

Gambar 4.2 Proses Pengelasan Rangka


b. Las kaki meja dengan rangka alas meja 700mm atas dan bawah
sebanyak 6 kali
c. Las landasan aktuator 790 mm dengan 500 mm sebanyak 4 kali

35

Gambar 4.3 Proses Pengelasan Landasan Aktuator


d. Las kaki landasan aktuator dengan rangka sebanyak 2 kali
3. Proses Pengecatan
a. Bersihkan seluruh permukaan rangka dengan amplas dan air untuk
menghilangkan korosi.
b. Dempul bagian yang cacat untuk menambal bagian-bagian yang
berlubang.

Gambar 4.4 Proses Dempul Rangka


c. Amplas sisa dempulan yang tidak rata. Dengan amplas kasar dan
halus, finishing menggunakan amplas halus dan air.

36

d. Lakukan pengecatan warna hijau untuk rangka dan hitam untuk


landasan

Gambar 4.5 Proses Pengecatan


4.1.2 Perakitan
Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan
pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk
menempatkan dan memasang bagian-bagian dari suatu mesin yang digabung
menjadi satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi mesin yang
siap digunakan sesuai dengan fungsi yang direncanakan.
Sebelum melakukan perakitan hendaknya memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Komponen-komponen yang akan dirakit, telah selesai dikerjakan dan
sesuai ukuran perencanaan
2. Komponen-komponen standart siap pakai ataupun dipasangkan.
3. Mengetahui jumlah yang akan dirakit dan mengetahui

cara

pemasangannya.
4. Mengetahui tempat dan urutan pemasangan dari masing-masing
komponen yang tersedia.
5. Menyiapkan semua alat-alat bantu untuk proses perakitan.

37

Langkah-langkah perakitan :
1. Menyiapkan rangka (meja) yang telah dikerjakan dengan proses
pengelasan sesuai desain.
2. Memasang alas meja sebagai landasan menggunakan rivet.
3. Memasang motor, gear pump, selenoid valve, pressure gauge dan tangki.

Gambar 4.6 Perakitan Power Pack


4. Memasang aktuator pada besi profil U.
5. Memasang pengunci (mur,baut,ring) pada motor dan aktuator.
6. Memasang selang penghubung antar komponen dan

pastikan

kekencangan antar bagian penghubung agar benar-benar kencang.


7. Memasang colokan tiga phase (male) dan saklar menggunakan kabel.
8. Memasang wiring pada motor menggunakan rangkaian bintang.
4.2 Estimasi Biaya Pembuatan Modul Hidrolik
Tabel 4.1 Perhitungan Biaya
No.
1.
2.
3.
4.

Nama/Jenis Barang
Motor 3 phase 1 HP
Pompa 1,5cc
Tangki 3 liter
Selenoid Valve 4/3

Jumlah
1
1
1
1

Harga Satuan
2.400.000
1.200.000
400.000
850.000

Total Harga
2.400.000
1.200.000
400.000
850.000

38

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Pressure Gauge
Niple
Selang
Aktuator 500x300
Oli
Sealtape
Baud & Mur M8x100mm
Baud & Mur M8x20mm
Baud & Mur M10x50mm
Saklar
Kabel
Colokan 3 phase (male)
Cat
Roda 2
Gerinda Potong
Gerinda Rata
Amplas
Dempul
Besi Hollow 35 x 35

1
4
2
1
4 liter
2
4
16
4
1
5 meter
1
3 kaleng
1 set
3
1
4 lembar
1 kaleng
2 batang

120.000
35.000
100.000
600.000
40.000
4.000
1.500
1.000
2.000
75.000
10.000
75.000
15.000
75.000
19.000
25.000
5.000
15.000
150.000

120.000
140.000
200.000
600.000
160.000
8.000
6.000
16.000
8.000
75.000
50.000
75.000
45.000
75.000
57.000
25.000
20.000
15.000
300.000
Jumlah 6.845.000

4.3 Perhitungan Kerja Aktuator


Perhitungan kerja aktuator ini berdasarkan hasil pengujian dan pengamatan
langsung terhadap modul hidrolik yang telah dibuat.
4.3.1
Menghitung Debit Aliran Fluida (Q)
Fluida yang melewati saluran dengan luas penampang A (m 2) dengan
kecepatan fluida mengalir V (m/dtk), maka akan memiliki debit aliran Q (m3/dtk)
sebesar A (m2) x V (m/dtk).
Qm /dtk = A m .V m /dtk
3

A= d 2
4

39

Gambar 4.7 Perhitungan Aliran Fluida


Bila melewati melalui saluran yang memiliki perbedaan luas penampang A, maka
debit fluida akan tetap, namun kecepatannya akan berubah, sebanding dengan
perubahan luas penampangnya
Q1=Q2 sehinggs

V 1 A2
=
V 2 A1

Dimana :
V = kecepatan torak (m/s)
Q = debit aliran fluida (ltr/mnt)
A = luas penampang torak (m2)
Untuk mengukur aliran fluida yang bekerja pada aktuator digunakan persamaan :
Q = A. V
= 1,6 m2 x 0,03 m/s
= 0,048 m3/dtk

4.3.2
Menghitung Gaya Torak (F)
Fmaju = P . A (N)
Fmundur = P . An (N)

40

Gambar 4.8 Perhitungan Gaya Torak


Dimana :
F = gaya torak (N)
P = tekanan kerja/efektif (N/m2)
A = luas penampang (m2)
An = A-Ak (m2)
Ak = luas batang torak (m2)
4.3.2.1

Gaya Torak Maju Tanpa Beban

Untuk menghitung gaya tekan dari silinder hidrolik saat maju


menggunakan persamaan :
Fmaju

= P . A (N)

P = tekanan oli yang terbaca dalam pressure gauge = 12066 kPa (N/m2)
A = Luas penampang piston = 1,6 m2
F = 12,25 MPa (N/mm2) x 1661 mm2
F = 19306 N
4.3.2.2
Gaya Torak Maju Bending
Untuk menghitung gaya tekan dari silinder hidrolik maju bending
menggunakan persamaan :
Fmaju

= P . A (N)

P = tekanan oli yang terbaca dalam pressure gauge = 5171,25 kPa (N/m2)
A = Luas penampang piston = 1,6 m2
F = 5171,25 kPa (N/m2) x 1,6 m2
F = 8274 N

41

4.3.2.3

Gambar 4.9 Gaya Silinder Maju Bending


Gaya Torak Mundur

Untuk menghitung gaya tekan dari silinder hidrolik pendorong plunyer


menggunakan persamaan :
Fmundur

= P . An (N)

P = tekanan oli yang terbaca dalam pressure gauge = 12066 kPa (N/m2)
A = Luas penampang piston = 0,4 m2
F = 12066 kPa (N/m2) x 1,2 m2
F = 14479 N
4.4 Temuan-Temuan dari Hasil Percobaan
Setelah dilakukannya percobaan pada modul hidrolik yang digunakan
sebagai alat bending plat ini, penulis mendapatkan beberapa temuan, yaitu:
1. Ditemukan masalah pada kerja aktuator yang tidak maksimal. Temuan
tersebut dapat dilihat pada pressure gauge. Yaitu ketika adanya
perbedaan tekanan saat hidrolik melakukan press pelat dengan profil dan
ketika hidrolik di jalankan tanpa beban plat. Besarnya tekanan saat
hidrolik melakukan press pelat adalah sekitar 1750 psi tetapi berbanding
jauh ketika melakukan press tanpa beban pelat yang hanya mampu
menghasilkan tekanan sekitar 750 psi.
2. Adanya oli pada meja tepat ada pada bagian bawah aktuator, yang
diindikasikan terdapat kebocoran pada aktuator.
3. Rangkaian kelistrikan pada motor menggunakan rangkaian bintang 380V,
bila menggunakan rangkaian segitiga 220V motor tidak akan bekerja.

42

Gambar 4.10 Rangkaian Bintang Motor Listrik

Anda mungkin juga menyukai