Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1. LATAR BELAKANG .......................................................................
2. TUJUAN PENULISAN .....................................................................
3. MANFAAT PENULISAN ................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
1. KONSEP AKUNTANSI ISLAM ......................................................
2. PRINSIP UMUM AKUNTANSI SYARIAH ................................
3. LAPORAN LABA / RUGI ...............................................................
4. PENGEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI ..............
BAB III PENUTUP .......................................................................................
1. KESIMPULAN ...................................................................................
2. SARAN ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

KONSEP AKUNTANSI ISLAM


PRINSIP UMUM AKUNTANSI SYARIAH
LAPORAN LABA / RUGI
PENGEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Pada tahun 1930 tekanan-tekanan timbul dari para individu dan

kelompok di luar profesi akuntansi yang tidak merasa puas terhadap para
akuntan praktek dan para akademisi. Akibat masalah tersebut American
Institute of Accountants membentuk komite yang bekerja sama dengan New
York Stock Exchange untuk memecahkan masalah tersebut. Peraturan
pertama yang dikeluarkan New York Stock Exchange adalah yang
menyangkut praktek akuntansi, yaitu deviden saham perusahaan anak tidak
boleh dimasukkan ke dalam laba perusahaan induk melebihi jumlah yang
dibebankan terhadap laba yang ditahan (retained earnings) dari perusahaan
anak.
Pada awal tahun 1930-an pulalah mulai terjadi pergeseran dalam
pemikiran akuntansi, yaitu perubahan tujuan akuntansi dari penyajian
informasi bagi manajemen dan kreditor ke penyediaan informasi keuangan
bagi para investor dan pemegang saham. Selain itu, terjadi pula perubahan

penting dalam akuntansi yaitu pergeseran penekanan dari neraca ke


perhitungan rugi laba yang timbul di Amerika Serikat..

1.2.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ialah :


1. Untuk mengetahui pengertian konsep akuntasi dalam dunia islam
2. Untuk mengetahui pelaksanaan konsep akuntansi dalam dunia islam

1.3.

Manfaat Penulisan

Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi :


a. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin
dicapai melalui penelitian
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum,
sifatnya lebih operasional dan spesifik yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian konsep akuntasi dalam dunia islam
2. Untuk mengetahui pelaksanaan konsep akuntansi dalam dunia islam

BAB II
KONSEP AKUNTANSI DALAM DUNIA ISLAM

KONSEP AKUNTANSI ISLAM


Dalam menganalisis mi kita kesulitan dalam mendapatkan bahan literatur
yang tersedia dalam materi pustaka. Kernungkinan besar telah iterrnasuk
dalam literatur yang dibakar oleh tentara Gengis Khan. Saat mi hanya
diperoleh dan hasil penelitian arkeologi dan untuk mi juga kita belum
banyak mendapatkan hasil konkret. Pendekatan yang akan kita pakai adalah
rationing atau pendekatan logika.
Akuntansi sebenarnya merupakan domain muamalah dalam kajian
Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk
mengembangkannya. Namun karena pentingnya permasalahan ini maka
swt. bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al Quran. Al-Baqarah
ayat 282. Penempatan ayat ini juga unik dan relevan dengan sifat Akuntansi
itu. Ia ditempatkan dalam Surat Sapi Betina sebagai lambang komoditi
ekonomi.

PRINSIP UMUM AKUNTANSI SYARIAH


Nilai pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat
dalam sistem akuntansi syariah. Ketiga nilai tersebut tentu saja telh
menjadi prinsip dasar yang universal dalam operasional akuntansi syariah.
Apa makna yang terkandung dalam tiga prinsip umum tersebut? Berikut
uraian ketiga prinsip yang terdapat dalam surat Al-Baqarah: 282.
1. Prinsip Pertanggungjawaban
Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang
tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu
berkaitan denngan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah
merupakari hasil transaksi manusia dengan sang Khaliq mualai dan alam
kandungan. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi.
Manusia dibebani amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi
kekhalifahannya. Inti kekhalifahan adalah menjalarikan atau menunaikan
amanah.
Banyak ayat A1-Quran yang menjelaskan tentang proses
pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka
bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu
yang

terlibat

dalam

praktik

bisnis

harus

selalu

melakukan

pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat

kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud pertanggungjawabannya


biasanya dalam bentuk laporan akuntansi
2.

Prinsip Keadilan
Jika ditafsirkan lebih lanjut, ayat 282 surat Al-Baqarah mengandung
Prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak
saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial
dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat
dalam fitra manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya
memiliki kapasitas berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.

Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat
AlB aqarah, secara sederhana dapatberarti bahwa setiap transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai
transaksi adalah sebesar Rp. 100 juta, maka akuntansi (perusahaan) akan
mencatatnya dengan jumlah yang sama; Dengan kata lain, tidak ada
window

dressing

dalam

praktik

akuntansi

perusahaan.

Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi


mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama, adalah berkaitan dengan
praktik moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat
dominan.Tanpa kejujuran mi, informasi akuntansi yang disajikan akan
menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat

lebih fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan


moral). Pengertian kedua inilah yang lebih merupakan sebagai
pendorong untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap
bangun akuntansi modern menuju pada bangun akuntansi (alternatif)
yang lebih baik.

3. Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya hedak dapat dilepaskan dengan
prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan
selalu

dihadapkan

pada

masalah

pengakuan,

pengukuran

dan

pelaporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan balk apabila


dilandaskan

pada

nilai

kebenaran.

Kebenaran

mi

akan

dapat

menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan


transaksi-transaksi ekonomi.
Kebenaran di dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampur
adukkan dengan kebathilan. Namun, barangkali ada pertanyaan dalam
din kita, siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Alat operasional
apa yang dapat dijadikan ukuran tujuan praktis kebenaran? Untuk halini
tampaknya kita masih terkendala, namun sebagai muslim, selayaknyalah
kita tidak risau atas hal tersebut. Sebab A1-Qurart telah menggariskan,
bahwa ukuran, alat atau instrumen untuk menetapkan kebenaran
tidaklah didasarkan pada nafsu.

LAPORAN LABA / RUGI


a. Pengertian Laporan Laba / Rugi
Laporan laba / rugi adalah laporan mengenai pendapatan dan bebanbeban suatu perusahaan selama priode tertentu.

a. Manfaat Laporan laba / rugi :


Evaluasi kinerja masalah perusahaan.
Memberikan dasar untuk kinerja masa depan.
Membantu nilai resiko / ketidak pastian pencapaian arus kas masa
depan.

b. Keterbatasan laporan laba / rugi :


Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat.
Angka-angka di pengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Peningkatan laba.

c. Metode Laporan laba / rugi :

Metode satu tahap ( Single Step )


Metode Bertahap ( Multiple Step )

PENGEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI


1. Komite-komite Khusus
Pada

tahun

1927

komite-komite

khusus

dari

AIA

bekerja

untuk

mengembangkan definisi earned surplus (laba yang ditahan), dan pada


tahun 1929 komite khusus lainnya melaporkan mengenai penilaian aktiva di
dalam neraca, sedangkan komite khusus yang lain lagi mempelajari topiktopik seperti terminologi dan prinsip-prinsip akuntansi dalam pertukaran
mata uang asing.

Dalam surat yang tertanggal 22 September 1932, komite IAI menyatakan


bahwa dengan makin rumitnya unit usaha, pengukuran kemajuan
perusahaan dari tahun ke tahun berdasarkan penilaian tahunan tidak praktis
lagi. Pada tahun 1933 AIA mengeluarkan aturan sebagai berikut:

a. Laba yang belum direalisasikan tidak boleh dikreditkan


kedalam perkiraan laba,

b. Surplus modal tidak boleh digunakan untuk menghilangkan


perkiraan laba suatu tahun kecuali dalam reorganisasi atau
kuasi reorganisasi,
c. Laba ditahan dari perusahaan anak yang sudah ada sebelum
perusahaan itu dibeli bukanlah bagian laba konsolidasi dari
perusahaan induk dan perusahaan anak, demikian pula
deviden yang diumumkan dari laba ditahan perusahaan anak
tidak boleh dikredit secara layak ke perkiraan laba perusahaan
induk,
d. Deviden atas saham yang dibeli kembali (treasury stock) tidak
boleh dikredit ke laba, dan
e.

Piutang dagang atau wesel tagih yang jatuh tempo dari


pejabat, pegawai, atau perusahaan anak harus ditunjukkan
secara terpisah.

10

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan double entry.
Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku
Teori Akuntansi, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir
dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis
buku Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita dengan memuat
satu bab mengenai Double Entry Accounting System. Dengan demikian
mendengar kata Akuntansi Syariah atau Akuntansi Islam, mungkin
awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir bahwa hal itu sangat
mengada-ada.
Namun apabila kita pelajari Sejarah Islam ditemukan bahwa setelah
munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW
dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan
oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang

11

diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan,


akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran
negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik
secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan
sebutan hafazhatul amwal (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran
sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu
masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah AlBaqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi,
dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh
kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut.
Sebagaimana pada awal ayat tersebut menyatakan Hai, orang-orang yang
beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya

SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan maklah ini msih banyak
kesalahan dan kekurangan baik dari segi pengeditan dan penyusunan
kalimatnya dari itu kritik dan saran sangatlah di harapkan demi
kesempurnaan malah ini dimasa yang akan datang.

12

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafari. 2001. Akuntasi Islam Ed 1. Jakarta: Bumi Mandala


Habib, Nazir dan Muhammad Hasanudin. 2008.Islamic Finance Keuangan Islam
Dalam Perekonomian Global. Terj. Andriyadi Ramli. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ibrahim, Warde 2009. Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah. Bandung: Kafa
Publish.

13

Anda mungkin juga menyukai