PENDAHULUAN
1.3.2
1.3.3
BAB II
PEMBAHASAN
perimbangan atau bagi hasil yang diperolah dari kegiatan pertambangan, hasil hutan dan
perikanan, (4) Pinjaman daerah dalam negeri dan atau luar negeri (Gani, 2001).
b. Sumber Dana Swasta dan Masyarakat
1. Asuransi Kesehatan Swasta
Asuransi kesehatan swasta (asuransi sukarela) merujuk kepada asuransi kesehatan dimana polis
asuransi disediakan oleh perusahaan asuransi swasta dan dapat dibeli oleh konsumen dalam pasar
swasta yang berorientasi laba ataupun nirlaba (Murti, 2000).
2. Pembiayaan Asuransi oleh Perusahaan
Perusahaan secara langsung membiayai keperluan pelayanan kesehatan para pekerjanya.
Masalah yang timbul dalam jenis pembiayaan ini adalah kaitan dengan kualitas pelayanan yang
disediakan, dan kesulitan untuk memberlakukan kewajiban kepada karyawannya (Mills &
Gilson,1990).
3. Pengeluaran Langsung dari Rumah Tangga
Yang tergolong dalam pembayaran ini adalah setiap pembayaran yang dilakukan konsumen
kepada penyedia pelayanan kesehatan kesehatan (Mills & Gillson, 1990).
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
JPKM merupakan pengembangan sistem pembiayaan dan pemeliharaan kesehatan yang
dilaksanakan secara paripurna dan berjenjang dengan pembayaran pra upaya berdasarkan azas
kekeluargaan dan azas gotong royong yang mencerminkan peran serta masyarakat (Depkes Rl,
2000).
c. Pinjaman Luar Negeri
Sumber dana luar negeri saat ini masih diperlukan karena merupakan sumber pendapatan untuk
kegiatan-kegiatan yang tidak menarik bagi sektor swasta seperti pembangunan sumber daya
manusia dan pembangunan prasarana di luar jawa.
2.2.2 Sumber-Sumber Pembiayaan Kesehatan (Setelah Desentralisasi)
Pada masa desentralisasi pembiayaan kesehatan terdiri dari :
1. Pembiayaan pusat dan dana dekonsentrasi
2. Pembiayaan melalui dana propinsi
3. Pembiayaan melalui dana kabupaten/kota
Anggaran harus dibuat serealistis dan secermat mungkin, artinya tidak terlalu rendah
atau tinggi. Anggaran yang terlalu rendah tidak menggambarkan kondisi yang
2.
3.
penyusunan anggaran.
Anggaran yang dibuat harus mencerminkan prinsip keadilan, sehingga pelaksana
4.
anggaran tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi untuk mencapai tujuan anggaran.
Laporan realisasi anggaran perlu disajikan secara akurat dan tepat waktu, sehingga
bila terdapat penyimpangan yang bersifat merugikan dapat diantisipasi sejak dini.
penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran merupakan suatu proses sejak dari tahap
persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data
dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana, implementasi
rencana sampai pada tahap evaluasi hasil pelaksanaan rencana tersebut. Menurut Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia (2000), sebelum desentralisasi, perencanaan dan penganggaran
kesehatan di Indonesia merupakan proses top down dan terkotak-kotak. Dinas kesehatan
kabupaten membuat perencanaan kesehatan berdasarkan arahan dan panduan yang diberikan
pusat. Pelatihan kurang diberikan terhadap kebutuhan daerah. Desentralisasi akan menghasilkan
kebutuhan baru terhadap pelayanan kesehatan kabupaten, khususnya dalam hat administrasi,
manajemen keuangan dan perencanaan kesehatan. Dinas kesehatan kabupaten diharapkan
mampu melakukan kegiatan berikut :
1. Perencanaan dan penganggaran terpadu, mengintegrasikan segala sumber dana dalam bentuk
paket block grant dan menggunakannya untuk memecahan masalah kabupaten.
2. Dalam proses perencanaan, atau analisis situasi, harus berdasarkan hasil survailans, atau data
yang berbasis masyarakat.
3. Menggali sumber dana potensial (pemerintah, swasta dan masyarakat) sehingga mendapatkan
dana yang cukup untuk mengimplementasikan kegiatan.
2.5 LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penganggaran adalah :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
penetapan tujuan,
mengevaluasi sumber-sumber daya yang tersedia,
negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka anggaran,
persetujuan akhir,
pendistribusian anggaran yang disetujui (Slim dan Siegel, 2000).
BAB III
KESIMPULAN
Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang bertujuan untuk
mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Proses
advokasi ini sangat penting bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil kajian dan isu-isu
penting, dilakukan dengan perencanaan strategis dengan target utama adalah pengambil
kebijakan dan korporasi. Pembiayaan kesehatan (WHO, 2002). Proses perencanaan menyeluruh
terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) perumusan strategi, (2) perencanaan stratejik, (3) penyusunan
program, (4) penyusunan anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19404/4/Chapter%20II.pdf
6