Masalah besar pada kanker paru adalah kurangnya sarana pengujian yang
berguna secara klinis untuk diagnosis penyakit secara cepat dan pemeriksaan saringan
pada pasien dengan prosedur diagnostik yang tidak invasif. Hal ini dilaporkan karena
kira-kira 2/3 pasien keganasan paru-paru sudah dalam kondisi metastasis (menyebar)
pada saat didiagnosis. Pemeriksaan saringan keganasan paru-paru dengan foto
rontgen dada dan sitologi dahak telah terbukti tidak efektif untuk memperbaiki angka
ketahanan hidup pasien, yang mengarah ke pencarian jenis pemeriksaan yang lebih
sensitif
dan
spesifik.
Satu
pendekatan
yang
menjanjikan
adalah
dengan
Hasil
Konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1 pada cairan bilasan bronkus dan
alveoli adalah lebih tinggi secara signifikan pada pasien dengan keganasan paru-paru
dibandingkan dengan pasien dengan penyakit jinak / bukan keganasan (18,2 [8,446,4] g/mL berbanding 8,4 [3,5-17,0] g/mL, P = 0,003; gambar 1A). meski
demikian, tidak ada perbedaan signifikan konsentrasi interleukin 6 pada cairan
bilasan bronkus dan alveoli (4,3 0,4 g/mL pada pasien keganasan paru-paru
berbanding 4,1 0,4 g/mL pada pasien bukan keganasan, P = 0,61; gambar 1B) atau
faktor pembunuh tumor (1,4 0,2 g/mL pada pasien keganasan paru-paru
berbanding 1,2 0,3 g/mL pada pasien bukan keganasan, P = 0,72; gambar 1C)
antara pasien keganasan paru-paru dan pasien bukan keganasan sebagai kontrol.
Meski demikian, tidak ada perbedaan signifikan konsentrasi faktor perubah
pertumbuhan 1, interleukin 6, dan faktor pembunuh tumor pada cairan bilasan
bronkus dan alveoli antara perokok maupun bukan perokok pada kedua kelompok
(data tidak ditampilkan).
perbedaan
statistik
konsentrasi
faktor
perubah
Diskusi
Membedakan penyakit paru-paru bukan keganasan dari keganasan paru-paru
melalui pendekatan non-invasif seperti penanda tumor yang berguna adalah sangat
penting untuk menghindarkan pasien untuk menjalani operasi karena kondisi bukan
keganasan. Pada laporan kami yang sebelumnya, kami menemukan konsentrasi
sitokin spesifik keganasan pada cairan bilasan bronkus dan alveoli meningkat sejak
awal dan menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang didapat pada darah
perifer. Dengan demikian, pendeteksian penanda biologis pada cairan bilasan bronkus
dan alveoli dapat menjadi metode penting untuk mendiagnosis keganasan paru-paru.
Pada penelitian saat ini, kami melakukan penelitian prospektif untuk memeriksa
apakah konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1, interleukin 6, dan faktor
pembunuh tumor pada cairan bilasan bronkus dan alveoli dapat berguna untuk
membedakan penyakit keganasan paru-paru dari penyakit bukan keganasan.
Secara keseluruhan ada 78 pasien yang dicurigai dengan keganasan paru-paru
dilibatkan dalam penelitian kami. Konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1,
interleukin 6, dan faktor pembunuh tumor ditentukan dengan alat ELISA (enzymelinked immunosorbent assay / pemeriksaan serapan imun terkait enzim) berlapis
komersial yang tersedia. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi faktor perubah
pertumbuhan 1 pada cairan bilasan bronkus dan alveoli lebih tinggi pada pasien
dengan keganasan paru-paru dibandingkan pada pasien dengan bukan keganasan.
Sebagai tambahan, ada hubungan antara konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1
dan interleukin 6 pada cairan bilasan bronkus dan alveoli. Meski demikian, tidak ada
perbedaan yang signifikan yang didapatkan pada interleukin 6 dan faktor pembunuh
tumor dalam cairan bilasan bronkus dan alveoli antara pasien keganasan paru-paru
dan pasien bukan keganasan yang dijadikan kontrol.
Kemunculan faktor perubah pertumbuhan 1 yang lebih tinggi secara
signifikan pada pasien keganasan paru-paru yang dibandingkan dengan pasien bukan
keganasan, mengindikasikan faktor perubah pertumbuhan 1 dari cairan bilasan
bronkus dan alveoli mungkin dapat menjadi penanda biologis yang berguna.
Pemeriksaan pada karakteristik penerima operasi dilakukan lebih jauh untuk
mengetahui kemampuan diagnostik dari faktor perubah pertumbuhan 1 untuk
memprediksi keganasan paru-paru. Hasilnya menunjukkan batas konsentrasi
diagnostik pada pemeriksaan karakteristik penerima operasi adalah 10,85 g/mL.
Dengan batas
dengan kontrol sehat yang sejenis kelamin dan seumuran. Oleh karena itu, kami gagal
mendapatkan perbedaan yang signifikan dalam konsentrasi faktor pembunuh tumor
dari cairan bilasan bronkus dan alveoli antara kelompok keganasan dan bukan
keganasan. Sebagai tambahan, ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara
faktor perubah pertumbuhan 1 dan faktor pembunuh tumor pada cairan bilasan
bronkus dan alveoli. Hasil kami menunjukkan bahwa pengukuran konsentrasi faktor
nekrosis tumor pada cairan bilasan bronkus dan alveoli melalui bronkoskopi
fleksibel mungkin tidak berguna untuk mendiagnosis keganasan paru-paru.
Sejumlah batasan pada penelitian kami adalah pantas didiskusikan. Pertama,
ada perbedaan yang signifikan pada status rokok antara pasien dengan keganasan dan
yang bukan keganasan. Merokok telah diketahui sebagai faktor resiko untuk
keganasan paru-paru dan dapat mempengaruhi respon imun manusia. Meski
terdeteksi tidak ada perbedaan konsentrasi sitokin antara perokok dan bukan perokok
pada penelitian kami, faktor lingkungan juga diketahui dapat memicu keganasan
paru-paru. Kedua, nilai prognostik (kecendrungan keluaran klinis pasien) dari faktor
perubah pertumbuhan 1, interleukin 6, dan faktor pembunuh tumor pada cairan
bilasan bronkus dan alveoli tidak dijelaskan dalam penelitian kami. Beberapa sitokin
mungin menyediakan informasi mengenai keluaran klinis pasien. Di sisi lain,
penanda biologis juga dapat membantu klinisi dalam memilih penanganan anti
keganasan yang paling efektif untuk setiap pasien. Dibutuhkan penelitian di
kemudian hari yang disertai dengan kontrol berkarakteristik sama untuk mendeteksi
sitokin-sitokin ini dan nilai prognostiknya (kecendrungan keluaran klinis pasien),
yang mungkin mengarahkan kita untuk lebih mengerti mengenai karakteristik
penanda biologis keganasan paru-paru.
Metode
Subyek penelitian. Satu penelitian prospektif yang dilakukan di rumah sakit
cabang dari universitas Ningbo di Cina dari bulan Februari 2011 hingga bulan juli
2013. Protokol penelitian telah disetujui oleh institusi pemeriksa di bidang penelitian
manusia dari rumah sakit cabang fakultas kedokteran universitas Ningbo. Surat
persetujuan tertulis didapatkan dari setiap pasien yang dilibatkan dalam penelitian.
Percobaan dilakukan berdasarkan panduan praktik universitas kedokteran dada
amerika berdasarkan bukti klinis. 78 pasien yang dirujuk ke rumah sakit ini dengan
kecurigaan keganasan paru-paru dimasukkan dalam penelitian. Informasi klinis
berdasarkan karakteristik pasien didasarkan pada catatan pemeriksaan dan catatan
indentitas pasien. Semua pasien menjalani pemeriksaan histology dan dikeluarkan
dari penelitian apabila mereka menerima terapi radiasi atau terapi kimia sebelum
operasi. Karakter dasar pasien dirangkum pada tabel 1. Ada 45 pasien keganasan
(60,8 1,2 tahun) dan 33 pasien bukan keganasan (58,2 1,7 tahun). Jenis patologi
meliputi 18 pasien dengan keganasan sel skuamosa, 11 pasien dengan keganasan sel
kelenjar, 10 pasien dengan keganasan sel kecil, dan 6 pasien dengan keganasan jenis
lain. Ada 31 pasien dengan pneumonia, 2 pasien dengan tuberculosis, 1 pasien dengan
sarkoidosis pada kelompok kontrol. Kebiasaan merokok ditentukan 1 tahun sebelum
diagnosis untuk pasien keganasan atau 1 tahun sebelum wawancara untuk kelompok
kontrol.
Bilasan bronkus dan alveoli. Cairan bilasan bronkus dan alveoli
dikumpulkan dan metodenya didasarkan pada penelitian sebelumnya. Bilasan
dilakukan untuk pembersihan atau biopsi untuk menghindari pencemaran oleh darah.
Bronkus di sisi yang sakit dibilas dengan dua kali 50 mL NaCl 0,9% steril. Kemudian
cairan dihisap keluar secara perlahan ke wadah silicon daan ditempatkan di air
sedingin es. Hasil cairan bilasan bronkus dan alveoli diatas 60 mL dianggap cukup
untuk memberi kualitas yang baik. Cairan bilasan yang didinginkan disaring di
penyaring nilon untuk menyingkirkan lender saluran napas dan di sentrifus selama 10
menit dengan kecepatan 3000 putaran per menit. Endapan sel dipisahkan dari
cairannya dan disimpan pada temperatur -80C
Pengukuran konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1, interleukin 6,
dan faktor pembunuh tumor . Konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1,
interleukin 6, dan faktor pembunuh tumor (g/mL) diukur dengan alat ELISA
(enzyme-linked immunosorbent assay / pemeriksaan serapan imun terkait enzim)
berlapis komersial yang tersedia. Semua reagen yang digunakan dalam pemeriksaan
adalah bahan kimia dengan standar kualitas tinggi dari perusahaan internasional
(faktor perubah pertumbuhan 1: sistem R&D, Mineapolis, amerika serikat;
interleukin 6 dan faktor pembunuh tumor : eBiologi sains, San Diego, amerika
tengah, Amerika Serikat). Pemeriksaan dilakukan berdasarkan tuntunan pabrik.
Sampel diperiksa secara berkelompok untuk meminimalisir perbedaan antar
pemeriksaan.
Pemeriksaan statistik. Data ditampilkan dalam bentuk rerata kesalahan
rerata standar. Konsentrasi faktor perubah pertumbuhan 1 tidak tersebar secara
normal dan ditunjukkan dalam bentuk median dan jarak per seperempat. Kalau
distribusi data normal, perbandingan antar kelompok yang berbeda dilakukan
menggunakan uji T siswa; sebaliknya, uji U bukan parametric Mann-Whitney yang
digunakan. Hubungan antara penanda yang berbeda ditentukan dengan menggunakan
hubungan Pearson. Sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi
negatif dihitung untuk merangkum kekuatan diagnostik dari faktor perubah
pertumbuhan 1. Pemeriksaan karakteristik penerima operasi dilakukan untuk
memeriksa kemampuan diagnostik dari faktor perubah pertumbuhan 1 untuk
memprediksi keganasan paru-paru. Semua uji dugaan teori dilakukan secara dua sisi,
dengan hasil signifikan secara statistik ditentukan dengan mendapatkan nilai P kurang
dari 0,05. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan GraphPad Prism 5,0
(program GraphPad, San Diego, Amerika tengah, Amerika Serikat) atau SPSS untuk
Windows (versi 13, SPSS, Chicago).