Anda di halaman 1dari 13

Gingivitis merupakan perubahan patologis yang disertai adanya tanda-tanda

inflamasi. Gingivitis dapat kita kenal dengan istilah gusi bengkak atau gusi
yang meradang. Miroorganisme mampu menghasilkan produk berbahaya
yang dapat menyebabkan kerusakan pada epitel dan sel sel jaringan
penghubung (conective tissue ) seperti halnya unsur unsur pokok
interseluler yaitu : colagen, faktor pertumbuhan dan glikolis.
Hasil pelebaran dari sel-sel junctional epitelium pada awal terjadinya gingivitis
adalah merupakan tempat masukknya agen yang berbahaya yang berasal
dari bakteri atau bakteri itu sendiri akan menyebar ke jaringan penghubung
Daftar isi
[sembunyikan]

1Tahapan Gingivitis
o

1.1GINGIVITIS TAHAP I

1.2GINGIVITIS TAHAP II

1.3GINGIVITIS TAHAP III

2Pembagian Gingivitis
o

2.1a. Menurut durasinya

2.2b. Menurut penyebarannya :

3TANDA KLINIS GINGIVITIS

4Penyebab paling utama dari perdarahan gingiva:

5Perubahan warna pada gingiva

6Sumber

Tahapan Gingivitis[sunting | sunting sumber]

Gingivitis tahap I
Gingivitis tahap II
Gingivitis tahap III

GINGIVITIS TAHAP I[sunting | sunting sumber]


Terjadi pelebaran pembuluh darah hal ini merupakan awal terjadinya
gingivitis, akan tetapi secara klinis belum terlalu jelas (sub klinis). Gambaran
histologi : leukosit dan netrofil PMN meninggalkan kapiler dengan cara
bermigrasi melewati dinding kapiler sehingga jumlahnya meningkat pada
jaringan penghubung Junctional epitelium dan sulcus gingiva.

GINGIVITIS TAHAP II[sunting | sunting sumber]


Tanda klinis: Adanya kemerahan ( hiperemi sudah terlihat ) terjadinya
pendarahan pada saat probing . Histologi : infiltrasi leucosit dalam jaringan
konektive dibawah junctional epitelium leukasit +_ 75% dan netrofil yang
bermigrasi sebagai mana juga sel-sel plasma.

GINGIVITIS TAHAP III[sunting | sunting sumber]


Bertambah beratnya lesi inflamasi, aliran darah bertambah lambat, warna
gingiva menjadi merah kebiruan. Perbedaan gingivitis tahap II dan III
meningkatnya jumlah sel plasma yang berubah menjadi sel inflamasi sel
plasma akan menginvasi ke konective tissue tidak hanya dibawah junctional
epitelium , akan tetapi ke jaringan yang lebih dalam sekitar pembuluh darah
terjadinya pelebaran pada junctional epitelium dan pada ruangan interseluler
diisi dengan granuler seluler yaitu lisosom yang berasal dari netrofil yang
hancur, limfosit dan monosit, lisosom ini mengandung asam hidrolase yang
dapat merusak komponen jaringan. Aktivitas genolitic meningkat pada
inflamasi jaringan gingiva oleh enzim kologenase. Enzim kologenase ini
secara normal terdapat pada jaringan gingiva yang dapat di produksi oleh
beberapa bakteri yang berada di dalam mulut dan oleh PMN

Pembagian Gingivitis[sunting | sunting sumber]


a. Menurut durasinya[sunting | sunting sumber]
1. Gingivitis akut
Adalah suatu kondisi yang sangat nyeri datang tiba-tiba dan durasi waktu
yang singkat.
2. Gingivitis subakut
Merupakan fase lebih ringan dari gingivitis akut.
3. Gingivitis rekuren
Adalah gingivitis yang muncul kembali setelah dirawat / hilang dengan
sendirinya kemudian muncul kembali
4. Gingivitis kronis
Yaitu : gingivitis yang munculnya perlahan-perlahan, durasi lama, tidak begitu
nyeri kecuali bila disertai eksaserbasi akut. Gingivitis kronis merupakan tipe
yang paling sering dijumpai.

b. Menurut penyebarannya :[sunting | sunting sumber]


Gingivitis lokalis : mengenai 1 gigi / sekelompok gigi
Gingivitis general : dapat mengenai seluruh gigi
Gingivitis marginalis : mengenai marginal gingiva dan juga sebagian attach
gingiva.
Gingivitis papillari : melibatkan papilla interdental sering meluas ke marginal
gingiva. Papilla interdental yang paling sering diserang terutama peradangan
bila dibandingkan marginal gingiva.
Gingivitis difuse : yang terserang marginal, attache, papilla interdental.

TANDA KLINIS GINGIVITIS[sunting | sunting sumber]

1. Adanya pendarahan pada gingiva


2. Perubahan warna gingiva
3. Perubahan tekstur pemukaan gingiva
4. Perubahan posisi dari gingiva : resesi dan attofi gingiva
5. Perubahan kontur dari gingiva
6. Adanya rasa nyeri
Dalam mengevaluasi tanda klinis gingivitis perlu cara yang sistimatis dan di
fokuskan pada perubahan jaringan yang hampir tidak kelihatan.
Perdarahan pada gingiva dapat disebabkan oleh ;
1. Faktor lokal
2. Faktor sistemik

Penyebab paling utama dari perdarahan gingiva:


[sunting | sunting sumber]

Adanya inflamasi kronis


Perdarahan yang bersifat kronis dan rekuren dapat diperperah oleh adanya
trauma mekanik , misalnya : menyikat gigi, food impaksi, mengigit makanan
yang keras, bruxism.
Perdarahan yang bersifat akut
Terjadinya oleh karena adanya perlukaan dapat pula terjadi secara spontan
pada penyakit gingiva yang akut perdarahan oleh perlukaan terjadinya oleh
adamya laserasi gingiva oleh bulu sikat gigi pada saat penyikatan yang
agresif. Bagian tajam dari makanan yang keras dapat menyebabkan
perdarahan tanpa adanya penyakit gingivalis. Terbakarnya gingiva oleh
makanan yang panas , bahan kimia. Perdarahan spontan atau perdaranan
pada ransangan ringan terjadinya pada ANUG.

Faktor Sistemik
Yaitu dipicu oleh adanya factor mekanik akan tetapi terjadi secara spontan
yang sulit dikontrol kelainan vaskuler ( defisiensi vitamin c ), adanya alergi.
gangguan platelet (idiopatik trombasitopenia purpura), trombasitopenia
purpura perlukaan pada sumsum ), hipoprotrombinemia ( defisiensi vitamin
k ), akibat penyakit lever kelainan pembekuan (hemafilia , leukemia ) .
Kekurangan platelet tromboplastik faktor ( PF III ) akibat oleh uremia, , post
rubella purpura pemberian obat secara berlebihan misalnya : salisilat,
heparin, antikoagulan.

Perubahan warna pada gingiva[sunting | sunting sumber]


Merupakan tanda klinis yang penting. warna normal oral pink, yang memiliki
jaringan vaskuler yang dimodifikasi oleh jaringan ikat yang melapisinya. Oleh
karena gingiva akan menjadi :
Warna merah apabila :
1. Adanya peningkatan vaskularisasi.
2. Derajat keratinisasi epitel berkurang / hilang
Warna lebih pucat apabila :
1. Vaskularisasi tereduksi akibat adanya jaringan.
2. Peningkatan keratinisasi epitel.

PENGERTIAN GIGI BERJEJAL


Pertumbuhan rahang yang tidak normal menyebabkan gigi geligi tumbuh berjejal,
karena tidak seimbangnya ukuran rahang dengan gigi geligi. Bertambahnya ukuran
semacam ini jelas terlihat dengan membesarnya ukuran rahang ke semua dimensi,
khususnya ke dimensi lateral dan anterio posterior (Depkes, R.I., 1999).
Menurut Harty dan Ogston (1995), gigi berjejal (crowding) adalah maloklusi akibat
tidak teraturnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan
ukuran maksila dan mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung
rahang. Keadaan lengkung rahang kadang-kadang mempengaruhi erupsi molar
pertama (M1) tetap, biasanya mengakibatkan impaksi dari molar pertama (M1)
tetap terhadap permukaan distal dari molar ke dua sulung (m2).
PENYEBAB GIGI BERJEJAL
1) Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan
tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara
fisiologis. Tetapi ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa
hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini
menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi
penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung rahang
(Rachman, 2006).
2) Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama
dan kedua, premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami
kelainan ini, maka pada lengkung rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan
kosong sehingga tampak celah antara gigi/diastema (Rachman, 2004).

3) Ukuran gigi dan rahang yang tidak proporsional


Biasanya dikaitkan dengan perkawinan antar suku. Bisa terjadi giginya berukuran
besar-besar namun ukuran rahangnya kecil sehingga tidak sanggup menampung
semua gigi yang ada, sehingga gigi menjadi berjejal
PERAWATAN GIGI BERJEJAL
Perawatan gigi berjejal atau crowded agar kembali pada lengkung oklusi yang
normal dilakukan dengan cara pemasang kawat gigi, perawatan ini biasa disebut
dengan perawatan orthodontik. Perawatan orthodontik mencakup banyak hal
mulai dari pengetahuan yang lebih mendalam tentang tumbuh kembang,
penetapan diagnosis, hingga pemasangan alat itu sendiri. Jadi pemasangan alat
orthodontik sebaiknya oleh dokter gigi spesialis orthodontik, bukan oleh dokter
gigi umum (general practitioner).
Kapan dirawat orthodontik?
Perawatan orthodontik lebih baik dilakukan pada saat pasien masih dalam tahap
tumbuh kembang. Bila perawatan ini dilakukan pada orang dewasa, kemungkinan
waktu perawatan akan lebih panjang karena tulang rahangnya lebih padat. Namun
ada juga resikonya bila perawatan dilakukan pada saat masih anak-anak atau
remaja, yaitu dapat terjadi rekurensi dimana setelah perawatan selesai gigi
kembali memiliki susunan yang tidak beraturan karena proses tumbuh kembang
masih terus berlanjut.

Stomatitis berasal dari Bahasa Yunani, stoma yang berarti mulut dan itis yang
berarti inflamasi (radang).[1] Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari
struktur apa pun pada mulut; seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis),
[2]

bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa

berarti inflamasi pada mulut. Inflamasi dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu
sendiri (seperti oral hygiene yang buruk, susunan gigi yang buruk), cedera
mulut akibat makanan atau minuman panas, atau oleh kondisi yang
memengaruhi seluruh tubuh (seperti obat-obatan, reaksi alergi, atau infeksi).
Deskripsi[sunting]

Stomatitis adalah inflamasi lapisan struktur jaringan lunak apa pun pada
mulut. Stomatitis biasanya merupakan kondisi yang menyakitkan, yang terkait
dengan kemerahan, pembengkakan, dan kadang-kadang perdarahan dari
daerah yang terkena. Bau mulut (halitosis) juga mungkin menyertai keadaan
ini. Stomatitis terjadi pada semua kelompok umur, dari bayi hingga dewasa
tua.
Sebab dan Gejala[sunting]

Sejumlah faktor dapat menyebabkan stomatitis, masalah umum pada


populasi orang dewasa di Amerika Utara. Peralatan gigi yang kurang pas, pipi
tergigit, atau gigi bergerombol dapat mengiritasi struktur mulut secara terusmenerus. Pernapasan mulut kronis karena saluran hidung yang tersumbat
dapat menyebabkan jaringan mulut kekeringan, yang selanjutnya akan

menjadi iritasi. Minum minuman yang terlalu panas dapat membakar mulut,
dan berlanjut pada iritasi dan nyeri. Penyakit-penyakit seperti infeksi herpes,
gonorrhea, campak, leukemia, AIDS, dan kekurangan vitamin C dapat
menimbulkan tanda-tanda oral. Penyakit sistemik lain yang berkaitan dengan
stomatitis termasuk Inflammatory bowel disease (IBD) dan Sindrom Behet,
suatu kelainan inflamasi multisistem dengan sebab yang tidak diketahui
(idiopatik).
Stomatitis aftosa, juga dikenal sebagai Stomatitis aftosa rekuren (SAR),[2]
[3]

adalah jenis spesifik stomatitis yang muncul dengan ulkus yang dangkal

dan nyeri yang biasanya ada di bibir, pipi, gusi, atap atau dasar mulut.
Rentang diameter ulkus ini dari bintik kecil hingga 1 inchi (2,5 cm) atau lebih.
Walaupun penyebab SAR tidak diketahui; yang diduga adalah defisiensi
nutrisi, khususnya vitamin B12, folat, atau besi. Stomatitis generalisata atau
stomatitis kontak dapat terjadi akibat penggunaan berlebihan dari alkohol,
merica, makanan panas, atau produk tembakau. Sensitivitas terhadap obat
kumur, pasta gigi, dan lipstik, dapat mengiritasi lapisan mulut. Paparan
terhadap logam berat, seperti merkuri, timah, bismut, dapat menyebabkan
stomatitis.[3]
Stomatitis mikotik atau lebih dikenal sebagai Kandidiasis oris[4] adalah
suatu jenis stomatitis yang disebabkan oleh infeksi jamur.[3]
Stomatitis herpetika adalah herpes simpleks yang mengenai mukosa oral
dan bibir, ditandai dengan pembentukan vesikel kekuningan yang pecah dan
menghasilkan ulkus tidak rata, nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu
dan dikelilingi oleh halo yang eritematous.[2]
Stomatitis medikamentosa adalah stomatitis akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan yang ditelan, diabsorbsi lewat kulit atau mukosa, atau diberikan

dengan injeksi hipodermik. Gejala utama antara lain vesikel, erosi, ulkus,
eritema, purpura, angioedema, rasa terbakar, dan gatal.[2]
Diagnosis[sunting]

Diagnosis stomatitis bisa saja sulit. Riwayat pasien mungkin menyingkap


defisiensi nutrisi, penyakit sistemik, atau kontak dengan bahan yang
menyebabkan reaksi alergi. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi
lesi oral dan masalah kulit lainnya. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk
menentukan jika ada infeksi. Apusan mukosa mulut dapat dikirim ke
laboratorium untuk evaluasi mikroskopik, atau kultur mulut juga dapat
dilakukan untuk menentukan jika kemungkinan agen infeksius adalah
penyebab masalahnya.

Fissure salant

Gigi belakang ternyata merupakan gigi yang paling sering mengalami


karies/ bolong baik pada gigi susu maupun gigi tetap. Hal ini disebabkan
karena gigi belakang memiliki banyak fissure. Fissure sebenarnya
merupakan bentuk anatomi normal dari gigi yang berbentuk seperti paritparit kecil yang terdapat pada permukaan kunyah gigi-gigi belakang.
Pada beberapa orang, bentuk fissure ini cukup dalam sehingga
menyebabkan plak dan sisa makanan dapat menempel di daerah
tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi . Hal ini menjadikan parit
tersebut merupakan tempat yang paling rentan mengalami karies.
Pit and fissure sealant atau yang lebih dikenal dengan nama FISSURE
SEALANT adalah sebuah bahan yang diaplikasikan pada parit tersebut
sehingga tercipata lapisan tipis yang berguna untuk menjaga permukaan
kunyah gigi bebas dari karies. Dengan bahan sealant ini, fissure yang
dalam akan ditutup sehingga tidak lagi menjadi tempat perlekatan plak
dan sisa makanan dan gigi menjadi lebih mudah dibersihkan.

Sealant ini akan sangat berguna jika diaplikasikan pada gigi anak-anak
untuk mencegah terjadinya karies pada gigi belakang. Gigi belakang
permanen (gigi molar tetap) akan tumbuh di usia 6 tahun, dan pada saat
itu pula tingkat kesadaran anak usia 6 tahun untuk membersihkan
giginya masih kurang. Selain letak gigi tersebut yang berada di paling
belakang sehingga gigi tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi,
anak-anak juga sering mengkonsumsi makanan manis. Jadi sebelum
terjadi karies, sangat direkomendasikan agar giginya diberi fissure
sealant, terutama pada anak yang memiliki resiko karies yang tinggi.
Lain halnya dengan gigi susu, yang jika tanggal akan tumbuh gigi
penggantinya, gigi tetap tidak ada penggantinya lagi. Oleh sebab itu,
diperlukan perhatian ekstra untuk menjaga gigi tersebut sejak usia dini.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan tim dokter gigi kami agar
mendapat tindakan pencegahan terhadap karies sedini mungkin,
terutama bagi anak yang rentan mengalami karies.

Penutup Pit & Fisur (Pit and Fissure


Sealants)
Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada gigi yang secara
anatomis mempunyai pit dan fissure yang dalam yang karenanya lebih gampang terserang
karies, untuk dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi tersebut menjadi
lebih tahan terhadap serangan karies gigi. Hal ini sering kita temui pada gigi geraham, gigi
geraham adalah gigi belakang di dalam rongga mulut kita yang mempunyai peranan
sangat penting yaitu untuk melakukan pengunyahan di permukaannya yang lebar untuk
menghaluskan partikel makanan yang sudah kita potong dengan gigi depan. Sang geraham
mempunyai peranan dan bentuk istimewa yang kemudian menghadirkan kelebihan dan
juga kendala yang harus kita atasi dengan bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat
terjaga dengan baik. Posisi gigi geraham dalam rongga mulut yang sulit terjangkau juga
menyulitkan pembersihan dengan sikat gigi. Beberapa karakteristik gigi geraham yang

perlu kita pahami antara lain ; permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik)
dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian
kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam
yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit
sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah garis berupa celah yang dalam pada
permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974). Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan
kedalamannya, dapat berupa tipe U(terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit);
tipe I (bentuk seperti leher botol). Bentuk pit dan fisura bentuk U cenderung dangkal, lebar
sehingga mudahdibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisura
bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies.
Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris. Morfologi
permukaan oklusal gigi bervariasi pada tiap individu.

Anda mungkin juga menyukai