inflamasi. Gingivitis dapat kita kenal dengan istilah gusi bengkak atau gusi
yang meradang. Miroorganisme mampu menghasilkan produk berbahaya
yang dapat menyebabkan kerusakan pada epitel dan sel sel jaringan
penghubung (conective tissue ) seperti halnya unsur unsur pokok
interseluler yaitu : colagen, faktor pertumbuhan dan glikolis.
Hasil pelebaran dari sel-sel junctional epitelium pada awal terjadinya gingivitis
adalah merupakan tempat masukknya agen yang berbahaya yang berasal
dari bakteri atau bakteri itu sendiri akan menyebar ke jaringan penghubung
Daftar isi
[sembunyikan]
1Tahapan Gingivitis
o
1.1GINGIVITIS TAHAP I
1.2GINGIVITIS TAHAP II
2Pembagian Gingivitis
o
6Sumber
Gingivitis tahap I
Gingivitis tahap II
Gingivitis tahap III
Faktor Sistemik
Yaitu dipicu oleh adanya factor mekanik akan tetapi terjadi secara spontan
yang sulit dikontrol kelainan vaskuler ( defisiensi vitamin c ), adanya alergi.
gangguan platelet (idiopatik trombasitopenia purpura), trombasitopenia
purpura perlukaan pada sumsum ), hipoprotrombinemia ( defisiensi vitamin
k ), akibat penyakit lever kelainan pembekuan (hemafilia , leukemia ) .
Kekurangan platelet tromboplastik faktor ( PF III ) akibat oleh uremia, , post
rubella purpura pemberian obat secara berlebihan misalnya : salisilat,
heparin, antikoagulan.
Stomatitis berasal dari Bahasa Yunani, stoma yang berarti mulut dan itis yang
berarti inflamasi (radang).[1] Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari
struktur apa pun pada mulut; seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis),
[2]
bibir, dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa
berarti inflamasi pada mulut. Inflamasi dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu
sendiri (seperti oral hygiene yang buruk, susunan gigi yang buruk), cedera
mulut akibat makanan atau minuman panas, atau oleh kondisi yang
memengaruhi seluruh tubuh (seperti obat-obatan, reaksi alergi, atau infeksi).
Deskripsi[sunting]
Stomatitis adalah inflamasi lapisan struktur jaringan lunak apa pun pada
mulut. Stomatitis biasanya merupakan kondisi yang menyakitkan, yang terkait
dengan kemerahan, pembengkakan, dan kadang-kadang perdarahan dari
daerah yang terkena. Bau mulut (halitosis) juga mungkin menyertai keadaan
ini. Stomatitis terjadi pada semua kelompok umur, dari bayi hingga dewasa
tua.
Sebab dan Gejala[sunting]
menjadi iritasi. Minum minuman yang terlalu panas dapat membakar mulut,
dan berlanjut pada iritasi dan nyeri. Penyakit-penyakit seperti infeksi herpes,
gonorrhea, campak, leukemia, AIDS, dan kekurangan vitamin C dapat
menimbulkan tanda-tanda oral. Penyakit sistemik lain yang berkaitan dengan
stomatitis termasuk Inflammatory bowel disease (IBD) dan Sindrom Behet,
suatu kelainan inflamasi multisistem dengan sebab yang tidak diketahui
(idiopatik).
Stomatitis aftosa, juga dikenal sebagai Stomatitis aftosa rekuren (SAR),[2]
[3]
adalah jenis spesifik stomatitis yang muncul dengan ulkus yang dangkal
dan nyeri yang biasanya ada di bibir, pipi, gusi, atap atau dasar mulut.
Rentang diameter ulkus ini dari bintik kecil hingga 1 inchi (2,5 cm) atau lebih.
Walaupun penyebab SAR tidak diketahui; yang diduga adalah defisiensi
nutrisi, khususnya vitamin B12, folat, atau besi. Stomatitis generalisata atau
stomatitis kontak dapat terjadi akibat penggunaan berlebihan dari alkohol,
merica, makanan panas, atau produk tembakau. Sensitivitas terhadap obat
kumur, pasta gigi, dan lipstik, dapat mengiritasi lapisan mulut. Paparan
terhadap logam berat, seperti merkuri, timah, bismut, dapat menyebabkan
stomatitis.[3]
Stomatitis mikotik atau lebih dikenal sebagai Kandidiasis oris[4] adalah
suatu jenis stomatitis yang disebabkan oleh infeksi jamur.[3]
Stomatitis herpetika adalah herpes simpleks yang mengenai mukosa oral
dan bibir, ditandai dengan pembentukan vesikel kekuningan yang pecah dan
menghasilkan ulkus tidak rata, nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu
dan dikelilingi oleh halo yang eritematous.[2]
Stomatitis medikamentosa adalah stomatitis akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan yang ditelan, diabsorbsi lewat kulit atau mukosa, atau diberikan
dengan injeksi hipodermik. Gejala utama antara lain vesikel, erosi, ulkus,
eritema, purpura, angioedema, rasa terbakar, dan gatal.[2]
Diagnosis[sunting]
Fissure salant
Sealant ini akan sangat berguna jika diaplikasikan pada gigi anak-anak
untuk mencegah terjadinya karies pada gigi belakang. Gigi belakang
permanen (gigi molar tetap) akan tumbuh di usia 6 tahun, dan pada saat
itu pula tingkat kesadaran anak usia 6 tahun untuk membersihkan
giginya masih kurang. Selain letak gigi tersebut yang berada di paling
belakang sehingga gigi tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi,
anak-anak juga sering mengkonsumsi makanan manis. Jadi sebelum
terjadi karies, sangat direkomendasikan agar giginya diberi fissure
sealant, terutama pada anak yang memiliki resiko karies yang tinggi.
Lain halnya dengan gigi susu, yang jika tanggal akan tumbuh gigi
penggantinya, gigi tetap tidak ada penggantinya lagi. Oleh sebab itu,
diperlukan perhatian ekstra untuk menjaga gigi tersebut sejak usia dini.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan tim dokter gigi kami agar
mendapat tindakan pencegahan terhadap karies sedini mungkin,
terutama bagi anak yang rentan mengalami karies.
perlu kita pahami antara lain ; permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik)
dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian
kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam
yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit
sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah garis berupa celah yang dalam pada
permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974). Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan
kedalamannya, dapat berupa tipe U(terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit);
tipe I (bentuk seperti leher botol). Bentuk pit dan fisura bentuk U cenderung dangkal, lebar
sehingga mudahdibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisura
bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies.
Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris. Morfologi
permukaan oklusal gigi bervariasi pada tiap individu.